Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Perbaikan Teknologi Pengupas dan Perajang Berbasis Teknologi Tepat Guna Untuk Produksi Janeng (Dioscorea hispida Dennst) Di Desa Riting Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Yasar, Muhammad; Mustaqimah, Mustaqimah; Agustina, Raida; Khairi, Khairi; Zulham, Zulham; Lina, Eka Chandra
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 2 No 2 (2025): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 2 Nomor 2,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62671/jp3l.v2i2.80

Abstract

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) ini bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Riting Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dalam memperbaiki teknologi pengupas dan perajang janeng (Dioscorea hispida Dennst) melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) agar memiliki nilai ekonomi dan produksi yang lebih tinggi dibanding konvensional. Pelaksanaan Program dilakukan melalui metode Tutorial/Penyuluhan dan Implementasi/Praktek Langsung di Lapangan. Tutorial/Penyuluhan dilakukan melalui pertemuan tatap muka antara tim pengabdi dengan mitra dan masyarakat penerima manfaat. Sedangkan Implementasi/praktek langsung di lapangan dilakukan melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang disampaikan pada saat tatap muka dengan cara pembuatan alat TTG di lahan/bangunan yang telah disediakan oleh Pemerintah Gampong/Desa. Tahapan pelaksanaan kegiatan terdiri-dari fase persiapan, fase koordinasi, fase pelaksanaan, fase pembinaan dan pendampingan, dan fase evaluasi kegiatan. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat membantu proses pengupas dan perajang janeng masyarakat baik dari segi kuantitas maupun kualitas hasil sehingga mewujudkan desa industri pengolahan janeng yang berkelanjutan guna mendukung program ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Diversifikasi Pangan Lokal: Pemanfaatan Ampas Kelapa Dari Rantai Produksi VCO Menjadi Tepung Kelapa Sebagai Bahan Baku Pangan Alternatif Agustina, Raida; Dinaroe, Dinaroe; Susanti, Elly; Nurba, Diswandi; Anwar, Khairul
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 3 No 1 (2025): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 3 Nomor 1,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62671/jp3l.v3i1.81

Abstract

Pangan alternatif merupakan sarana penting dalam mewujudkan diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan sendiri merupakan strategi kunci dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Pemanfaatan hasil samping industri kelapa menjadi salah satu pendekatan yang dapat mendukung diversifikasi pangan lokal sekaligus meningkatkan nilai tambah produk. Salah satu limbah utama dari proses produksi Virgin Coconut Oil (VCO) adalah ampas kelapa (presscake) yang masih kaya serat pangan, protein, dan sejumlah komponen bioaktif. Program pengabdian ini dilaksanakan di Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang, di mana masyarakat telah memulai pengolahan kelapa menjadi VCO secara mandiri sebagai upaya menambah pendapatan rumah tangga. Namun, masyarakat belum mengetahui potensi pengolahan ampas kelapa sisa pemerasan santan menjadi tepung kelapa yang dapat dijadikan bahan baku pangan alternatif. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan ampas kelapa, mendorong diversifikasi produk pangan sehat, serta membuka peluang usaha baru berbasis kelapa. Metode yang digunakan adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan melibatkan kelompok tani dan mitra usaha setempat melalui pelatihan teori dan praktik langsung. Hasil pengabdian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pengetahuan serta keterampilan masyarakat, khususnya Kelompok Tani Ingin Jaya Kecamatan Sukamakmue, dalam mengolah ampas kelapa menjadi tepung kelapa dan produk diversifikasi pangan seperti cookies kelapa. Peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan mampu melakukan pengolahan secara mandiri, sehingga memunculkan ide usaha baru, meningkatkan nilai tambah hasil samping kelapa, serta membuka peluang lapangan kerja baru. Dengan demikian, pengolahan ampas kelapa menjadi tepung kelapa dan pengolahan tepung kelapa menajdi cookies kelapa terbukti mampu mendukung strategi diversifikasi pangan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan ketahanan pangan lokal
Pelatihan Pembuatan Minuman Sari Buah dan Teh Belimbing Wuluh Di Gampong Cucum, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar Hartuti, Sri; Idkham, Muhammad; Dhafir, Muhammad; Agustina, Raida; Juanda, Juanda
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 1 No 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 1 Nomor 2,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62671/jp3l.v1i2.19

Abstract

Belimbing wuluh merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Gampong Cucum Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar. Beberapa cara pemanfaatan buah belimbing wuluh yang paling populer di masyarakat Aceh adalah pembuatan asam sunti. Selain asam sunti, belimbing wuluh dapat dijadikan minuman sari buah dengan mengurangi rasa asam. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu mengenalkan dan mengembangkan belimbing wuluh menjadi beragam produk olahan yang memiliki nilai jual tinggi, yaitu berupa minuman sari buah dan minuman teh belimbing wuluh. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan metode penyuluhan secara tutorial, diskusi, pembagian brosur serta demonstrasi alat dan produk olahan belimbing wuluh. Hasil dari kegiatan ini adalah respon positif dari peserta dalam mengikuti pelatihan dan adanya minat yang tinggi dari para peserta untuk memanfaatkan belimbing wuluh menjadi minuman sari buah dan teh belimbing wuluh sebagai produk olahan yang diminati oleh konsumen.
Pengolahan Manisan Belimbing Wuluh Sebagai Upaya Diversifikasi Pangan Sehat Agustina, Raida; Yasar, Muhammad; Ferijal, T; Hartuti, Sri; Zikri, Irfan
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 1 No 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 1 Nomor 2,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62671/jp3l.v1i2.21

Abstract

Pemanfaatan dan pengembangan buah belimbing wuluh belum dilakukan secara optimal, karena nilai jual buah yang masih rendah dan tidak diimbangi dengan potensi yang dimiliki buah belimbing wuluh. Beberapa cara pengolahan yang dapat memperpanjang masa simpan belimbing wuluh segar adalah manisan belimbing wuluh. Selama ini masyarakat di Gampong Cucum Kecamatan Kuta Baro hanya mengolah belimbing wuluh tersebut untuk dijadikan asam sunti saja. Oleh karena itu perlu dilakukan diseminasi mengenai produk olahan lain yang berbahan baku dari belimbing wuluh, jika tidak maka dapat dipastikan buah belimbing tersebut akan terbuang sia-sia. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomis tinggi karena proses produksinya menggunakan teknologi yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat seperti mengatasi permasalahan pengolahan belimbing wuluh segar menjadi produk yang memiliki masa simpan relatif lama. Selain itu, meningkatkan pengetahuan dan minat masyarakat Gampong Cucum dalam memproduksi manisan belimbing wuluh yang bermutu dan mempunyai harga tinggi di pasaran yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di Gampong Cucum serta terrciptanya home industry berbahan baku belimbing wuluh. Strategi pengembangan yang dapat direkomendasikan antara lain: 1) melakukan diversifikasi, promosi, dan inovasi; 2) meningkatkan kapasitas SDM melalui pembinaan dan pelatihan berkelanjutan; 3) menjalin kerjasama antara tim pengabdi dengan mitra; 4) melakukan penguatan pasar lokal dan nasional
Pemanfaatan Tumbuhan Bemban Sebagai Bahan Kerajinan Di Desa Lampanah Tunong, Aceh Besar Yasar, Muhammad; Hafsah, Siti; Juliaviani, Noratun; Khalil, Munawar; Jayanti, Dewi Sri; Agustina, Raida; Anwar, Khairul
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 1 No 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 1 Nomor 2,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62671/jp3l.v1i2.45

Abstract

Tumbuhan bemban (Donax canniformis) memiliki arti penting bagi masyarakat di Desa Lampanah Tunong, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Bersama 4 (empat) desa lain disekitarnya, desa ini telah menjadi sentra kerajinan anyaman bemban dengan hasil produksi yang menjadi produk unggulan khas bagi Kabupaten Aceh Besar. Selain mendukung pengembangan sektor pariwisata dan industri kreatif, produk kerajinan anyaman bemban ini telah mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini ditujukan untuk membantu dan membina masyarakat kelompok pengrajin dalam pemanfaatan tumbuhan bemban secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan menjamin kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini meliputi tahap persiapan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap persiapan dilakukan proses identifikasi dan inventarisasi masalah yang dihadapi pengrajin. Lalu permasalahan tersebut dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk dicarikan solusinya dan diterapkan dalam tahap pelaksanaan. Untuk memastikan tingkat keberhasilan program, dilakukan proses evaluasi yang hasilnya dijadikan sebagai dasar perbaikan dan rekomendasi tindak lanjut. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan tingkat antusiasme masyarakat pengrajin dalam mengikuti program sangat tinggi. Para pengrajin mampu meningkatkan produksi dan produktivitasnya melalui diversifikasi produk kerajinan dengan baik. Diharapkan paska kegiatan, masyarakat dapat mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.
PENGGUNAAN CULTIVATOR POWER WEEDER SEBAGAI PENGENDALI GULMA SECARA MEKANIS PADA TANAMAN SAYURAN Hasanuddin, Hasanuddin; ., Jauharlina; Agustina, Raida; Munawar, Agus Arip
JURNAL PENGABDIAN MAHAKARYA MASYARAKAT INDONESIA Vol 2, No 1 (2024): JURNAL PENGABDIAN MAHAKARYA MASYARAKAT INDONESIA
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pemasi.v1i1.35780

Abstract

Farmers in Lieue Village, Darussalam District, Aceh Besar still use the handweeding method to control weeds in vegetable crops. This method takes a long time, making the weed control process less effective. In addition, the small amount of labor is not proportional to the area of vegetable crops, so the weed control method is less efficient. To overcome this, the partner community is offered a solution to the mechanical weed control method, namely by using a cultivator power weeder. The weed control tool offered is an engine-driven tool mounted on an iron frame with two iron wheels equipped with blades that function as soil cultivators and weed cutters. When the machine is turned on and running, the soil will be processed while cutting weeds and controlling weeds. The cultivatorpower weeder offered is an innovation developed by the Weed Management Laboratory of the Agrotechnology Study Program and the Agricultural Equipment and Machinery Laboratory of the Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University. It is hoped that with this weed control tool, the weed control process in vegetable crops can be more effective and efficient and ultimately can increase the yield of vegetable crops of farmers in Aceh Besar.The results of the service showed that the service team had succeeded in making a power weeder cultivator as a mechanical weed controller using a driving machine. However, the tool that has been made turns out to be rather difficult to move. Therefore, wheels were added to the front to make it easier to move. This tool can be used for weed control in horticultural and food crops. To date, farmers have tried and used the power weeder cultivator as a mechanical weed controller to control weeds in vegetable crops in various target villages.
Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Kualitas dan Biaya Pengeringan Irisan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Agustina, Raida; Munawar, Agus Arip; Tasya, Yulia
Rona Teknik Pertanian Vol 18, No 2 (2025): Volume No. 18, No. 2, Oktober 2025
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v18i2.49597

Abstract

Abstrak. Jeruk nipis kering berpotensi digunakan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan infused water yang lebih aman dibandingkan jeruk nipis segar karena masa simpannya lebih panjang dan risiko pertumbuhan mikroorganismenya lebih rendah. Pengeringan turut berperan mempertahankan kualitas serta nilai gizi, sehingga produk tetap bermanfaat saat dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh variasi suhu pengeringan terhadap mutu irisan jeruk nipis sekaligus menganalisis aspek biaya prosesnya. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima taraf suhu, yaitu 40C, 50C, 60C, 70C, dan 80C. Parameter mutu yang diamati meliputi kadar air, laju pengeringan, dan kadar vitamin C. Analisis ekonomi mencakup biaya tetap, biaya variabel, biaya total, biaya pokok pengeringan, dan rasio B/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air akhir, tetapi berpengaruh signifikan terhadap kadar vitamin C. Suhu 80C menghasilkan laju pengeringan tertinggi dengan waktu tercepat (420 menit), namun menurunkan kadar vitamin C lebih besar. Sebaliknya, pengeringan pada 40C mampu mempertahankan kadar vitamin C lebih tinggi, meskipun membutuhkan waktu lebih lama (25 jam). Analisis ekonomi menunjukkan nilai rasio B/C1, yang mengindikasikan bahwa proses pengeringan jeruk nipis kering layak secara finansial dan berpotensi untuk dikembangkan pada skala agroindustri kecil hingga menengah.The Effect of Temperature Variation on the Quality and Cost of Drying Lime Slices (Citrus aurantifolia Swingle)Abstract. Dried lime has the potential to be used as an alternative ingredient in the preparation of infused water, offering greater safety compared to fresh lime due to its longer shelf life and lower risk of microbial growth. The drying process also plays an important role in maintaining the quality and nutritional value of lime, ensuring that it remains beneficial for consumption. This study aimed to evaluate the effect of different drying temperatures on the quality of lime slices as well as to analyze the economic aspects of the drying process. The experiment was arranged using a Completely Randomized Design (CRD) with five levels of drying temperature: 40C, 50C, 60C, 70C, and 80C. The quality parameters observed included moisture content, drying rate, and vitamin C content. The economic analysis covered fixed costs, variable costs, total costs, unit cost of drying, and the B/C ratio. The results showed that drying temperature had no significant effect on the final moisture content but significantly affected the vitamin C content. Drying at 80C produced the highest drying rate with the shortest processing time (420 minutes) but resulted in a greater reduction of vitamin C. Conversely, drying at 40C retained higher vitamin C content, although it required a longer drying time (25 hours). The economic analysis indicated a B/C ratio greater than 1, demonstrating that the lime drying process is financially feasible and has the potential to be developed on a small- to medium-scale agroindustry.