Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PKMI KELOMPOK PEMECAH BATU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN (SANITASI BERBASIS MASYARAKAT) DI WILAYAH PESISIR DESA MEKAR JAYA KECAMATAN MORAMO UTARA Siti Rabbani Karimuna; Fithria Fithria; Irma Yunawati; La Ode Ahmad Saktiansyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i1.28713

Abstract

Program Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Permasalahan yang kerap terjadi di Desa Mekar Jaya Kecamatan Moramo Utara yakni terkait kurangnya akses terhadap sanitasi lingkungan seperti sumber air bersih, saluran pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah, jamban keluarga serta rumah sehat. Beberapa  hal yang masih menjadi masalah yaitu masih ada beberapa rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan terkait status jamban keluarga dan sebagian besar penilaian status rumah sehat, saluran pembuangan air kotor, tempat pembuangan sampah, dan status kualitas air masyarakat tidak memenuhi syarat kesehatan. Kegiatan dalam PKMI ini meliputi penyuluhan dan pendampingan masyarakat Desa Mekar Jaya terkait sanitasi lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan masyarakat untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat
SOSIALISASI BAHAYA MENGONSUMSI AIR YANG TIDAK BERKUALITAS DAN PEMBUATAN SARINGAN PASIR LAMBAT Irma, Irma; Wa Ode Salma; Healthy Hidayanty; Fithria; Febriana Muchtar; Fifi Nirmala; Syawal Kamiluddin Saptaputra; La Ode Ahmad Saktiansyah
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 3 (2024): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i3.992

Abstract

Pengabdian ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat pesisir Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabuapaten Konawe tentang cara penjerniahan air dengan metode Saringan  Pasir Lambat untuk mendapatkan air yang layak pakai yaitu air yang jenih/tidak keruh. Pengabdian ini menggunakan metode sosialisasi dan pelatihan, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya penggunaan air yang tidak berkualitas serta untuk melatih mereka dalam pembuatan saringan pasir lambat (SPL) sebagai solusi untuk menjernihkan air. Metode yang digunakan meliputi ceramah dengan penggunaan laptop, power point, dan proyektor, yang dilanjutkan dengan demonstrasi praktis dalam pembuatan SPL. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan menggunakan pre-test dan post-test, serta observasi terhadap hasil pembelajaran peserta. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan responden mengenai bahaya penggunaan air yang tidak berkualitas, dengan nilai rata-rata meningkat dari 43,478 sebelum pelatihan menjadi 73,043 setelah pelatihan. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa peserta, terutama laki-laki, mampu memahami dan mengimplementasikan pembuatan SPL untuk menjernihkan air. Simpulan, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir di Desa Tapulaga dalam mengatasi permasalahan krisis air bersih yang telah lama dihadapi. Kata Kunci : Sosialisasi, Air, Saringan Pasir Amba
KONDISI FISIK RUMAH SEBAGAI DETERMINAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) PADA BALITA Irma, Irma; Harleli; La Ode Ahmad Saktiansyah; Rezky Anggraini Halik
Journal of Public Health Science Vol. 1 No. 3 (2024): September
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70248/jophs.v1i3.1434

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia. Angka penyakit ISPA di Puskesmas Poasia sebanyak 60,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel dalam penelitian yang diperoleh dengan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dan selanjutnya dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil uji statistik pada tingkat signifikan α = 0,05 diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara ventilasi rumah (ρ value = 0,000), dan jenis dinding rumah (ρ value = 0,000), dan tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah (ρ value = 0.087). Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara ventilasi rumah dan jenis dinding rumah, dan tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian ISPA.
EDUKASI GIZI MELALUI PEMANFAATAN KELOR (MORINGA OLIEFERA LAM) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Harleli, Harleli; Suhadi, Suhadi; Wa Ode Salma; Nurnashriana Jufri; Syefira Salsabila; Lade Albar Kalza; La Ode Ahmad Saktiansyah
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 5 (2024): Oktober
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i5.1400

Abstract

Remaja putri rentan mengalami anemia karena menstruasi yang menyebabkan kehilangan zat besi dua kali lipat dibandingkan remaja putra, sehingga sering berakibat pada rendahnya kadar hemoglobin (Hb). Kondisi ini dapat memicu kesulitan belajar, mudah lelah, mengantuk, pusing, dan menurunnya daya konsentrasi, yang pada akhirnya menghambat proses belajar dan prestasi mereka. Tujuan pengabdian ini ialah untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang pemanfaatan daun kelor sebagai upaya pencegahan anemia. Metode yang digunakan adalah ceramah dan edukasi gizi yang difokuskan pada remaja putri di Desa Mekar, Kelurahan Soropia, Kabupaten Konawe. Hasil kegiatan menunjukkan adanya perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi, dengan nilai p-value = 0,000 < α = 0,05, yang mengindikasikan bahwa edukasi gizi berperan positif dalam meningkatkan pemahaman remaja putri tentang manfaat daun kelor sebagai pencegah anemia. Kesimpulannya, edukasi gizi efektif dalam meningkatkan kesadaran remaja putri mengenai pentingnya daun kelor dalam mencegah anemia. Kata Kunci: Edukasi Gizi, Pemanfaatan Kelor, Anemia, Remaja Putri  
Gambaran Kesehatan Lingkungan dan Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia 0-2 Tahun di Desa Ambesea Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan Helvinawati Helvinawati; Hartati Bahar; LA Ode Ahmad Saktiansyah
Jurnal Siti Rufaidah Vol. 3 No. 3 (2025): :Jurnal Siti Rufaidah
Publisher : PPNI UNIMMAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57214/jasira.v3i3.204

Abstract

Background: Stunting remains a serious public health issue in Indonesia, particularly in rural areas such as Ambasea Village, Laeya Sub-district, South Konawe Regency. Stunting, or chronic growth failure in children due to prolonged malnutrition, generally occurs during the first 1,000 days of life. In Ambasea Village, this problem is exacerbated by irregular eating patterns among toddlers, consumption of low-nutrient foods, and poor hygiene behaviors. Toddlers frequently consume unhealthy snacks, reject main meals such as rice and side dishes, and rarely wash their hands with soap before eating or after using the toilet. Furthermore, limited access to basic sanitation—such as the lack of proper latrines and adequate wastewater disposal systems (SPAL)—also contributes to the high risk of infections that disrupt nutrient absorption, increasing the likelihood of stunting in children. Objective: This study aims to describe the environmental health conditions contributing to the incidence of stunting among children aged 0–2 years in Ambasea Village. Methods: The research used an observational analytic method with a quantitative cross-sectional design. The study involved 54 toddlers identified as stunted. Data were collected through structured interviews with parents or caregivers and direct observation of the household and surrounding environmental conditions. Results: The results showed that 66.5% of households did not have access to proper latrines, and 70% lacked adequate wastewater disposal systems. However, 87% had access to clean water, and 85% of respondents demonstrated good handwashing behavior. Conclusion: The environmental health conditions in Ambasea Village reveal ongoing challenges related to latrine ownership and wastewater management. Although clean water access is relatively good and hygiene practices among residents are fairly positive, improving sanitation infrastructure remains crucial. Enhancing these conditions is expected to significantly reduce the risk of stunting among toddlers in the area. Collaborative efforts involving local government, health workers, and the community are essential to create a healthier environment for early childhood development.
Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa SDN 104 Kendari Elsa Elsa; Hartati Bahar; La Ode Ahmad Saktiansyah
The Journal General Health and Pharmaceutical Sciences Research Vol. 3 No. 3 (2025): September :The Journal General Health and Pharmaceutical Sciences Research
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/tjghpsr.v3i3.824

Abstract

Clean and Healthy Behavior (CHB) is an essential aspect of improving public health, particularly among school-aged children. At SDN 104 Kendari, there are still challenges related to students’ behavior, especially the habit of buying snacks from unregulated vendors near the school, which increases the risk of exposure to foodborne diseases. This study aims to examine the effect of health education on students’ knowledge of CHB. The research employed a quantitative approach with a quasi-experimental design using a one-group pre-test and post-test method. The sample consisted of 42 students, selected through stratified random sampling to ensure representation across different classes and initial knowledge levels. The research instruments included pre-test and post-test questionnaires to measure students’ knowledge, complemented by educational videos designed to be engaging and informative, enhancing students’ understanding of CHB principles. Results indicated that prior to the educational intervention, the majority of students’ knowledge was categorized as sufficient (57.1%) and good (42.9%). Following the intervention, there was a significant increase in knowledge, with 69% of students categorized as good, reflecting improved understanding of CHB principles. Statistical analysis using a paired sample t-test revealed a significant effect of the educational intervention on students’ knowledge of CHB (p-value <0.05). These findings highlight that health education through video media is an effective strategy to enhance students’ knowledge of CHB and promote healthy behaviors within the school environment. The implementation of audiovisual-based educational programs can be recommended as part of ongoing school health activities and sustainable promotive-preventive efforts.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Tudungano Melalui Pengembangan Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Upaya Kemandirian Kesehatan Kamrin; La Ode Liaumin Azim; Lade Albar Kalza; La Ode Ahmad Saktiansyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat - PIMAS Vol. 4 No. 4 (2025): November (on process)
Publisher : LPPM Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/pimas.v4i4.2063

Abstract

Upaya peningkatan kemandirian kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA). Desa Tudungano memiliki potensi lahan pekarangan rumah yang luas, namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk penanaman tanaman obat sebagai pencegahan dan penanganan penyakit ringan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya TOGA sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan penyakit secara mandiri. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan kesehatan, pelatihan teknik budidaya TOGA, pendampingan kelompok, serta distribusi bibit tanaman. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 87% terkait manfaat TOGA, terbentuk dua kelompok binaan TOGA, serta realisasi penanaman lebih dari 350 bibit tanaman di 40 rumah sasaran. Masyarakat juga mulai menerapkan tanaman herbal untuk penanganan batuk, demam, dan masalah pencernaan ringan. Program ini berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan sehat serta kemandirian kesehatan berbasis rumah tangga. Program berpotensi dilanjutkan dengan produksi simplisia dan pengembangan produk herbal.