Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menstruasi terhadap Perilaku Remaja Putri dalam Penanganan Dismenorea Zurriyatun Thoyibah; Haryani; Zuhratul Hajri
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Teknologi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56467/jptk.v6i1.60

Abstract

Dismenore terjadi secara alami dan tidak ada pencegahannya serta sebagian besar remaja putri tidak dapat menghindari dismenorea saat menstruasi. Para remaja perlu memiliki pengetahuan dismenorea agar saat penatalaksanaannya dapat berhasil secara maksimal. Remaja putri yang mendapat informasi tentang dismenorea akan mampu menerima setiap gejala dan keluhan yang dialami dengan positif. Sebaliknya remaja yang kurang pengetahuannya tentang dismenorea akan merasa cemas dengan stress yang berlebihan dalam menghadapi gejala dan keluhan yang dialami, atau cenderung bersikap negatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap perilaku remaja putri tentang penanganana disminore. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental rancangan one group pretest-posttest without a control group design. Sampel sebanyak 50 yang diambil dengan Teknik total sampling. Hasil analisis didapatkan nilai p value = 0.000 α (< 0.05) menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap perilaku remaja remaja putri dalam penanganan Disminore. Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan untuk memaksimalkan penyediaan sarana dan prasarana untuk menambah informasi tentang Kesehatan reproduksi remaja.
Penyuluhan penyakit diare pada masyarakat di desa Gunugsari Kecamatan Gunungsari Lombok Barat Bahjatun Nadrati; Zurriyatun Thoyibah; Zuhratul Hajri; Baiq Ruli Fatmawati; Melati Inayati Albayani; Marthilda Suprayitna; Kurniati Prihatin; Lalu Dedy Supriatna
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 1 No. 1 (2021): Promosi Kesehatan dalam penanganan penyakit Rematik, Gastritis, Hipertensi dan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2534.171 KB) | DOI: 10.56922/phc.v1i1.59

Abstract

Diarrhea is an infectious disease that causes death in infants and toddlers. Diarrhea is currently still a difficult problem to solve in tropical countries like Indonesia. Diarrhea in children is the major cause of death and morbidity in children in the world. The primary cause is contaminating food and water sources. The purpose of counseling is to increase public knowledge about the dangers of diarrhea, its causes, signs, how to prevent it and how to handle it. Participants who attended were 5 peoples involve of men and women. There are limited places for counseling related to the Covid-19 pandemic, which must adjust health protocols. The media used in this counseling were flip charts and leaflets. The results can improve their knowledge about diarrhea. Suggestion; health education program by the health team from the local Public health centre deliveries sustainably with the achievements of the community and still follow health protocols during the Covid-19 pandemic. Keywords: Diarrhea; Community; Health counseling; Health promotion Diare merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan kematian pada bayi dan balita. Diare saat ini masih menjadi masalah yang sulit diatasi di negara tropis seperti Indonesia. Diare pada anak merupakan penyebab utama kematian pada anak di dunia. Penyebab utamanya adalah sumber makanan dan air yang tercemar. Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya diare, penyebabnya, tanda-tandanya, cara pencegahannya dan cara menanganinya. Peserta yang hadir sebanyak 5 orang melibatkan laki-laki dan perempuan. Tempat konseling masih dibatasi terkait pandemi Covid-19, yang harus menyesuaikan protokol kesehatan. Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah flip chart dan leaflet. Hasilnya dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang diare. Saran; program penyuluhan kesehatan oleh tim kesehatan dari puskesmas setempat supaya disampaikan secara berkelanjutan dan tetap mengikuti protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Determinants of Dental and Oral Hygiene in School-Aged Children Zurriyatun Thoyibah; Haryani; Zuhratul Hajri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 01 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v16i01.3693

Abstract

Dental disease is an essential concern due to the vulnerability of the school-age group to dental and oral health problems. This study analyzes the correlation between knowledge and attitude toward oral and dental hygiene, tooth brushing behavior, and parental roles with dental and oral hygiene in school-aged children (10-12 years). This research method was descriptive-analytic with a cross-sectional design. The population in this study were students in grades 4, 5, and 6 at SDN 30 Mataram, totaling 120 people. There were 50 respondents with a simple random sampling. Instruments to assess knowledge, attitude, and parental roles were a questionnaire. In addition, Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) to measure dental and oral hygiene, and an observation sheet to evaluate brushing teeth practice. The data analysis technique used Chi-Square to determine oral and dental health determinants in school-age children. There was a significant correlation between knowledge and attitude toward dental and oral health, tooth brushing behavior, and parental roles with dental and oral hygiene in school-aged children with significant values sequentially, p=0.006, p=0.000, p=0.000, p=0.000. In conclusion, The determinant of dental and oral hygiene in school-aged children are knowledge and attitude toward oral and dental health, teeth brushing practice, and parental roles.
Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian ISPA pada Balita Haryani Haryani; Zurriyatun Thoyibah; Sri Hardiani; Zuhratul Hajri
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 4 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.82 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v4i2.859

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the health problems in developing countries because of the high morbidity and mortality due to ARI in children under five. ARI is included in the top 10 disease category in NTB with the highest number of visits, namely 174,213. There are 3 risk factors for ARI, namely environmental factors, individual child factors and behavioral factors. Behavioral factors can be changed by increasing knowledge through health education. This study aims to determine the effect of health education on the physical environment of the house on the incidence of ARI in toddlers. The research design used was pre-experiment with the One Group Pretest-Posttest Design approach. The population in this study were all mothers who have toddlers aged 0-59 months with a sample size of 20 people obtained using purposive sampling technique. Collecting data using a questionnaire and observation sheet.Data analysis using Paired T-Test. The results showed the total score before being given health education was a mean of 4.2500 with a standard deviation of 0.96655 and a p-value of 0.000 and the incidence of ARI was 20 people (100%). While the total score after being given health education was a mean of 6.3000 with a standard deviation of 1.12858 and a p-value of 0.000 and the incidence of ARI was 7 people (35%). Based on these results, it can be concluded that there is an effect of health education on the physical environment of the house on the incidence of ARI in children under five in the work area of the Ampenan Community Health Center, Ampenan Village, Karang Ujung Environment.AbstrakInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang karena tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA pada balita. Penyakit ISPA masuk dalam kategori 10 penyakit terbanyak di NTB dengan jumlah kunjungan tertinggi yaitu 174.213. Terdapat 3 faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak dan faktor perilaku. Faktor perilaku dapat diubah dengan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimental designs dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan Kelurahan Ampenan Lingkungan Karang Ujung, Kota Mataram. pada 8 Maret – 15 Mei 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita berusia 0-59 bulan dengan jumlah sampel 20 orang yang didapat menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan Paired T-Test. Hail penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari sebelum diberikannya pendidikan kesehatan dan setelah ddiberikannya pendidikan kesehatan engan kejadian ISPA pada balita dengan hasil  yaitu dari kejadian ISPA sebanyak 20 orang (100%) menjadi  sebanyak 7 orang (35%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ampenan Lingkungan Karang Ujung.
Hubungan Nilai Sosial Budaya dengan Penggunaan Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Dini Sri Hardiani; Haryani Haryani; Nurul Hikmah Annisa; Zurriyatun Thoyibah; Humaediah Lestari
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 4 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.991 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v4i1.860

Abstract

Kebudayaan sebagai konsep dasar dapat menjelaskan kaitan dengan gejala-gejala sosial dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kesehatan maupun non kesehatan yang terkait seperti pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana. Sehubungan dengan hal tersebut, gagasan-gagasan budaya dapat menjelaskan hubungan timbale balik antara gejala sosial dan pelayanan kesehatan (kalangie, 1994 dalam sirait (2012)).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai sosial budaya dengan penggunaan kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Bonjeruk Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah  wanita kawin usia dini yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Bonjeruk Kabupaten Lombok Tengah menggunakan teknik stratifide propotional random sampling. Data sebanyak 179 responden dengan menggunakan perhitungan jumlah sampel Lameshow. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Data dianalisis secara univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan menggunakan uji chi square dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis bivariat, variabel nilai sosial budaya signifikan berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi yaitu (p<0,05).
Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Nurul Hikmah Annisa; Zurriyatun Thoyibah; Haryani; Sri Hardiani
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 4 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.825 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v4i2.1096

Abstract

The IDHS shows a decrease in the percentage of unmet need for women aged 15-49 years who need family planning services, from 12.7% in 1991 to 8.5% in 2012. However, this percentage has not been able to reach the target of unmet need in the 2014 RPJMN of 6. 5%. According to the 2014 Indonesian Health Profile, the use of the IUD as a contraceptive device in Indonesia is still relatively low at 11.07% of all contraceptive use. Contraception is one method to reduce AKI. Data from the Indonesian Demographic Health Survey in 2012 shows that the trend in the use of contraceptives or the contraceptive prevalence rate (CPR) in Indonesia from 1991 to 2012 tends to increase, while the trend of the total fertility rate (TFR) tends to decrease. An Intrauterine Contraceptive Device (IUD) is a device made of a safe material (plastic which is sometimes wrapped in copper) and is inserted into the uterus by a trained midwife or doctor. Intrauterine contraception is a long-term contraceptive (10 years) and has a high effectiveness to space the birth of children. Intrauterine contraception (IUD) type CuT-380A is a long-term contraceptive that has a high effectiveness for spacing the births of children which has side effects such as heavier and longer menstrual bleeding patterns. The purpose of the study was to determine the characteristics of the menstrual pattern of mothers using intrauterine devices in the Lingkar Asri Housing, West Lombok in 2020. This study was a descriptive research design with a cross sectional survey approach. or data collection all at once. The population and sample in this study were mothers who used Cu-T 380A intrauterine devices after 3 months of use, which were recorded in the register book, amounting to 30 respondents. Sampling was done with a total sampling approach. The results showed that after 3 months of using contraceptives, 50% of respondents experienced heavy menstruation, 66.7% of respondents experienced bleeding for 1 week, 43.3% of respondents experienced spotting, 43.4% of respondents experienced blood such as spotting. . Based on these results, it can be concluded that there are side effects that often occur in the use of copper-type intrauterine devices such as menstrual patterns in the form of a large number of menstruation and using 2-4 sanitary napkins / day, the duration of the blood for 1 week, the color of the blood is red, and the shape of the blood is red. blood such as spots or spots. Suggestions for health workers, must explain to prospective contraceptive acceptors that there are side effects from using intrauterine contraceptives related to menstrual patterns. Abstrak SDKI menunjukkan adanya penurunan persentase unmet need pada wanita usia 15-49 tahun yang membutuhkan pelayanan KB, yaitu 12,7% pada 1991 menjadi 8,5% pada 2012. Walaupun demikian persentase ini belum dapat mencapai target unmet need pada RPJMN 2014 sebesar 6,5%. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, penggunaan IUD sebagai alat kontrasepsi di Indonesia relatif masih sangat rendah yakni 11,07% dari seluruh pemakaian alat kontrasepsi.  Kontrasepsi merupakan salah satu metode untuk menurunkan AKI. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan tren prevalensi penggunaan kontrasepsi atau contraceptive prevalence rate (CPR) di Indonesia tahun 1991-2012 cenderung meningkat, sementara tren angka fertilitas total atau total fertility rate (TFR) cenderung menurun. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim  (AKDR) adalah suatu alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang kadang dililit oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi jangka panjang (10 tahun) dan memiliki evektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) jenis CuT-380A merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki efektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak yang memiliki efek samping seperti pola perdarahan menstruasi lebih banyak dan lebih lama. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Perumahan Lingkar Asri Lombok Barat Tahun 2020.  Penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan survey cross sectional bertujuan untuk mengetahuai karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim jenis Cu-T 380A setelah 3 bulan pemakaian yang tercatat dalam buku register berjumlah 30 responden. Pengumpulan sampel dilakukan dengan pendekatan  total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi 50% responden mengalami haid menjadi banyak, 66,7% responden mengalami perdarahan selama 1 minggu, 43,3% responden mengalami bercak / spotting, 43,4% responden mengalami darah seperti bercak / spotting. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada efek samping yang sering terjadi pada pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim jenis tembaga seperti pola haid berupa jumlah haid menjadi banyak dan menggunakan 2-4 pembalut / hari, lamanya darah terjadi selama 1 minggu, warna darah merah, dan bentuk darah seperti bercak atau spotting. Saran bagi petugas kesehatan, harus menjelaskan kepada calon aseptor kontrasepsi bahwa ada efek samping dari pemakaian kontrasepsi dalam rahim terkait dengan pola haid.
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETEPATAN PERILAKU MAKAN PADA ANAK SEKOLAH Henny Yolanda; Melati Inayati Albayani; Haryani Haryani; Zurriyatun Thoyibah; Kusniyati Utami
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 3 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i3.15118

Abstract

Abstrak: Secara nasional, prevalensi masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak 0 – 59 bulan menurut indeks berat badan menurut umur tahun 2013 adalah 19,6%, dan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 17,7%, namun masih di atas target RPJMN tahun 2019, yaitu 17%. Berdasarkan hasil diskusi terfokus berkelompok yang dilakukan penulis ditemukan bahwa perilaku anak dalam makan masih tidak tepat, kebiasaan anak makan snack, variasi makanan anak setiap kali makanan tidak mematuhi kaidah gizi seimbang. (1) Tujuan pengabdian: Tujuan dari pengabdian ini adalah memanfaatkan media audio visual dalam meningkatkan hard skill anak berupa ketepatan perilaku makan pada anak sekolah ; (2) Metode: Pengabdian ini merupakan pendampingan promosi kesehatan yang dilakukan mahasiswa dengan metode penyuluhan menggunakan audio visual kepada 38 anak SD usia 7-9 tahun; dan (3) Hasil yang ditemukan setelah dilakukan evaluasi dengan observasi setelah tindakan adalah terdapat peningkatan perilaku makan pada anak sekolah setelah diberikan edukasi melalui media audio visual yaitu sebesar 37%.Abstract: Nationally the prevalence of undernutrition and malnutrition in children 0-59 months according to the weight-for-age index in 2013 was 19.6%, and in 2018 it decreased by 17.7%, but it was still above the 2019 RPJMN target, i.e. 17%. Based on the results of the disturbed group discussion conducted by the author, it was found that the child's eating behavior was still inappropriate, the child's habit of eating snacks, the variety of children's food at each meal did not comply with the rules of balanced nutrition. (1) Purpose of service; The purpose of this service is to utilize audio-visual media to increase the satisfaction of eating behavior in school children; (2) Method: This service is health promotion assistance carried out by students using counseling methods using audio-visual to elementary school children aged 7-9 years; and (3) The results found were that there was an increase in eating behavior in school children after being given education through audio-visual media.
Peningkatan Pengetahuan Orangtua Tentang Komunikasi Efektif pada Anak dalam Mencegah Kenakalan Remaja Zurriyatun Thoyibah; Zuhratul Hajri; Haryani Haryani; Henny Yolanda; Melati Inayati Albayani
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7369

Abstract

Permasalahan kenakalan remaja di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu perhatian dan menjadi tanggungjawab semua pihak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja baik dari sisi internal dari remaja itu sendiri maupun sisi eksternal antara lain pola komunikasi orangtua dengan anak remajanya. Komunikasi orang tua dan remaja yang bermasalah secara konsisten dikaitkan dengan perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan jumlah kasus kenakalan remaja di Indonesia, perlu peningkatan pengetahuan orang tua tentang komunikasi efektif pada anak dan remaja sehingga dapat membantu dalam pencegahan maupun penanganan kenakalan remaja. Metode yang digunakan adalah ceramah disertai dengan pemberian leaflet. Setelah diberikan pengetahuan tentang kenakalan remaja dan komunikasi efektif, didapatkan hasil sebanyak 17% orangtua memiliki tingkat pengetahuan kurang, 40% memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebanyak 43% memiliki tingkat pengetahuan baik, dimana kategori pengetahuan baik meningkat dari 23% menjadi 43%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan orangtua melalui ceramah disertai leaflet berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan orangtua. Program pendidikan kesehatan tentang komunikasi efektif pada remaja untuk mencegah kenakalan remaja harus terus dikembagkan dengan berbagai metode, tidak hanya dengan ceramah, tetapi perlu ditingkatkan dengan memberikan pelatihan secara khusus dan melibatkan pihak terkait yang kompeten dalam bidang komunikasi dan perilaku anak
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG TOILET TRAINING PADA IBU DENGAN ANAK USIA TODDLER DI DESA KEKERI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENIMBUNG Henny Yolanda; Zurriyatun Thoyibah; Melati Inayati Albayani; Haryani
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i1.3679

Abstract

Tugas perkembangan anak di usia toddler dihadapkan pada penguasaan beberapa tugas penting antara kain mengendalikan buang air besar dan kecil menjelang usia tiga tahun. Terdapat 75 juta usia anak sampai prasekolah yang mengalami kesulitan mengontrol BAB dan BAK. ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Penimbung, yaitu di Desa Penimbung dan Desa Kekeri menunjukkan bahwa ibu tidak mengetahui tentang istilah toilet training, ibu mengatakan tidak melatih anak BAB/BAK karena anak secara alami akan bisa BAB dan BAK dengan mandiri, serta masih banyak ibu yang membiarkan anaknya menggunakan pampers hingga usia 5 tahun. Tujuan: meningkatkan pengetahuan tentang toilet training pada ibu dengan anak usia toddler di desa kekeri wilayah kerja puskesmas penimbung. Metode: Pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan kepada Ibu-ibu didesa Penimbung yang memiliki anak-anak usia toddler mengenai Toilet Training dengan metode ceramah yang disertai power point dan pemberian leaflet serta demonstrasi. Hasil: Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan metode ceramah yang disertai power point dan pemberian leaflet serta demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan ibu dengan anak usia toddler tentang toilet training.
Peningkatan Pengetahuan Orangtua Tentang Komunikasi Efektif pada Anak dalam Mencegah Kenakalan Remaja Zurriyatun Thoyibah; Zuhratul Hajri; Haryani Haryani; Henny Yolanda; Melati Inayati Albayani
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7369

Abstract

Permasalahan kenakalan remaja di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu perhatian dan menjadi tanggungjawab semua pihak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja baik dari sisi internal dari remaja itu sendiri maupun sisi eksternal antara lain pola komunikasi orangtua dengan anak remajanya. Komunikasi orang tua dan remaja yang bermasalah secara konsisten dikaitkan dengan perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan jumlah kasus kenakalan remaja di Indonesia, perlu peningkatan pengetahuan orang tua tentang komunikasi efektif pada anak dan remaja sehingga dapat membantu dalam pencegahan maupun penanganan kenakalan remaja. Metode yang digunakan adalah ceramah disertai dengan pemberian leaflet. Setelah diberikan pengetahuan tentang kenakalan remaja dan komunikasi efektif, didapatkan hasil sebanyak 17% orangtua memiliki tingkat pengetahuan kurang, 40% memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebanyak 43% memiliki tingkat pengetahuan baik, dimana kategori pengetahuan baik meningkat dari 23% menjadi 43%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan orangtua melalui ceramah disertai leaflet berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan orangtua. Program pendidikan kesehatan tentang komunikasi efektif pada remaja untuk mencegah kenakalan remaja harus terus dikembagkan dengan berbagai metode, tidak hanya dengan ceramah, tetapi perlu ditingkatkan dengan memberikan pelatihan secara khusus dan melibatkan pihak terkait yang kompeten dalam bidang komunikasi dan perilaku anak