Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Teknis Pengecilan Partikel Gula Tebu menggunakan Disk Mill Tipe FFC-15 Muhammad Iqbal Abdi Lubis; Andasuryani Andasuryani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.011.2.138-152

Abstract

Alat dan mesin pertanian (Alsintan) dibuat dengan tujuan untuk memudahkan kerja manusia dalam bidang pertanian. Misal, untuk memudahkan proses pengecilan dan mencapai keseragaman ukuran gula tebu dapat digunakan disk mill. Tujuan penelitian ini secara umum adalah melakukan uji teknis terhadap Disk Mill tipe FFC-15, dan secara khusus untuk mengetahui rendemen gula tebu dari hasil pengecilan ukuran menggunakan disk mill. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Manajemen dan Produksi Mesin Pertanian Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas pada bulan September 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan lima kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai rendemen dan kapasitas kerja efektif pengecilan ukuran partikel gula tebu untuk seluruh perlakuan sebesar 88.13% dan 7.62 kg/jam dengan rata-rata kadar air sebelum dan sesudah pengecilan ukuran masing-masing 3.36% dan 2.04%. Nilai rendemen terbaik terdapat pada perlakuan ketiga (90.93%) dengan rata-rata putaran mesin sebesar 2,781.20 rpm. Selain itu, losses tertinggi terdapat pada perlakuan pertama dengan rata-rata nilai sebesar 15.37% pada kecepatan putaran mesin rata-rata 1,733.20 rpm.
Modeling of Sapodilla Fruit (Manilkara zapota (L.) van Royen) Terminal Velocity in Water Andasuryani Andasuryani; Renny Eka Putri
Rona Teknik Pertanian Vol 11, No 2 (2018): Volume 11, No. 2, Oktober 2018
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v11i2.13588

Abstract

Abstract. Terminal velocity is one of the hydrodynamic fruits properties that significant in the development of sorting equipment. The study aimed to determine terminal velocity of sapodilla which could be used while develop a sorter. The terminal velocity of sapodilla fruit was determined experimentally and empirically by considering the theory of KHAT 2. Experimental measurements were made by dropping the fruit into the water column, while the calculations were empirically considering the parameters of physical properties such as differences in density between fruit and water, volume and shape factor. The results showed that the obtained model was vt = 165.370 (ρf -ρw) 0.026 V 0.813 Sh0+ 0.070. The model has maximized the value of R2, minimizing the RMSE value and reducing the chi-square value which were 0.9046, 0.008 and 7.300E-05, respectively. Volume was the most effective parameter while determining terminal velocity of sapodilla fruit. Pemodelan Kecepatan Terminal Buah Sapodilla (Manilkara zapota (L.) van Royen) Pada di Air Abstrak. Kecepatan terminal adalah salah satu sifat buah hidrodinamik yang signifikan dalam pengembangan peralatan penyortiran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecepatan terminal sapodilla yang dapat digunakan saat mengembangkan penyortir. Kecepatan terminal buah sawo ditentukan secara eksperimen dan empiris dengan mempertimbangkan teori KHAT 2. Pengukuran eksperimental dilakukan dengan menjatuhkan buah ke kolom air, sedangkan perhitungan secara empiris mempertimbangkan parameter sifat fisik seperti perbedaan kepadatan antara buah dan faktor air, volume dan bentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang diperoleh adalah vt = 165.370 (ρf -ρw) 0,026 V 0,813 Sh0 + 0,070. Model ini telah memaksimalkan nilai R2, meminimalkan nilai RMSE dan mengurangi nilai chi-square yang masing-masing adalah 0,9046, 0,008 dan 7,300E-05. Volume adalah parameter yang paling efektif saat menentukan kecepatan terminal buah sawo.
Kajian Volume Bahan dan Lama Penyangraian terhadap Karakteristik Kopi Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Renny Eka Putri; Andasuryani Andasuryani; Genni Deea Solehia
Rona Teknik Pertanian Vol 11, No 1 (2018): Volume 11, No. 1, April 2018
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v11i1.8496

Abstract

Abstrak. Proses penyangraian pada mengkudu dapat meningkatkan aroma dan cita rasa kopi mengkudu yang dihasilkan. Asumsi masyarakat tentang aroma mengkudu yang tengik bisa hilang setelah dilakukan proses penyangraian. Pengujian dilakukan dengan pengamatan volume bahan (500 gram dan 250 gram) dengan lama waktu penyangraian (10 menit, 15 menit, dan 20 menit) sedangkan pengamatannya meliputi kadar air, perubahan suhu, rendemen penyangraian, drajat kehalusan, nilai (oHue), kandungan vitamin C dan uji organoleptik non konsumsi. Hasil dari penelitian didapatkan nilai kadar air mengkudu berpengaruh terhadap volume dan lama penyangraian yang dibuktikan dengan semakin menurunnya kadar air yang didapatkan. Kadar air mengkudu sangrai 9,791 % sampai 9,301% dan kadar air kopi mengkudu 9,677 % sampai 9,277 %. Berbeda dengan nilai rendemen, nilai oHue dan Vitamin C mengkudu yang tidak ada pengaruhnya terhadap volume bahan penyangraian. Study of Volume and Duration of Roasting Process affects the Characteristics of Noni Coffee (Morinda citrifolia L.) Abstract. Roasting is one of process that can improved the aroma and taste of noni coffee generated. Community assumptions about the smell of rancid noni can be lost after the roasting. The test was done by observing the volume (500 gram and 250 gram) with the duration roasting (10 minutes, 15 minutes, and 20 minutes) while the observations include moisture content, temperature changes, yield, value (oHue), vitamin and non-consumption sensory test. The result of this research showed that the moisture content of noni content influenced the volume and duration roasting as evidenced by the decreasing of moisture content obtained. Water content is from 9.791 % to 9.301 % and water content of noni coffee is from 9.677 % to 9.277 %. In contrast to the value of rendemen, the value of oHue and Vitamin C has no effect on the volume of the material.
Pengaruh Ketinggian Jatuh Terhadap Kerusakan Mekanis Buah Sawo (Achras zapota L.) Berdasarkan Parameter Mutu syafiyata asrarin nas; Andasuryani Andasuryani; Khandra Fahmy
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.2.267-278.2023

Abstract

Buah sawo termasuk salah satu buah klimaterik dengan laju respirasi yang cepat sehingga rentan terhadap kerusakan mekanis terutama ketika proses grading, dimana buah sawo akan dijatuhkan dari ketinggian tertentu secara manual tanpa memperkirakan ketinggian yang tepat. Hal ini tentu akan menyebabkan kerugian dari segi ekonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kerusakan mekanis pada buah sawo akibat penjatuhan saat grading berdasarkan perubahan parameter mutu (energi tumbukan, susut bobot, total padatan terlarut persentase luas memar dan kadar vitamin C) sehingga dapat ditentukan ketinggian yang sesuai untuk buah sawo ketika proses grading nantinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen untuk pembuktian hipotesis melalui rangkaian data hasil pengamatan perubahan parameter mutu (energi tumbukan, susut bobot, total padatan terlarut persentase luas memar dan kadar vitamin C) akibat pengaruh ketinggian penjatuhan. Ketinggian jatuh yang dipakai saat penelitian yaitu 0 cm (kontrol), 20 cm dan 40 cm yang dipilih dari hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis ANOVA diperoleh hasil penelitian bahwa perlakuan ketinggian jatuh mempengaruhi perubahan parameter mutu buah sawo yang ditunjukkan dengan nilai sig < 1% dan nilai R square > 0,7 untuk masing-masing parameter mutu dengan kesimpulan akhir bahwa ketinggian saat grading yang sesuai untuk buah sawo yaitu maksimal 20 cm.Kata kunci— Buah sawo, grading, kerusakan mekanis, parameter mutu.
Application of Time-of-Flight (ToF) Laser Sensor for Real-Time Cutting Width Monitoring System on Mini Combine Harvester Renny Eka Putri; J P Geraldo; Andasuryani Andasuryani
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 12, No 4 (2023): December 2023
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v12i4.840-851

Abstract

Yield monitoring is a precision farming technology that monitors crop yields in real-time. The cutting width is one of the variables gathered by yield monitoring. The cutting width is measured using the sensor by subtracting the width of the header from a distance reading from the sensor to the rice installed on the left and right sides of the mini combine harvester header. This research aims to design a cutting width measurement system using the VL53L1X ToF sensor on a mini combine harvester. The VL53L1X ToF Sensor is used as a distance sensor, followed by an ESP-32 microcontroller and a WiFi module. These are linked to the database and interpreted into digital form using an I 2 C LCD so that the user may see the results afterward. The accuracy of the two sensors (left and right) is evaluated by comparing distance measurement results on an object with an R 2 value of 1. For static testing on rice plants (Oryza sativa L), ten data collecting variations with three repetitions were conducted, with an average R2 of 0.9975 throughout the three repetitions. The dynamic test system includes an Ublox GPS tracker used to read coordinates for variability mapping of cutting width on ArcGIS application using the kriging method. The kriging result shows five different cutting width classes and the difference in variability in harvesting on the field. Keywords:   Sensor, Mini Combine Harvester, Accuracy, Cutting Width
Kinetika Reaksi Warna Gula Merah Tebu Cetak dengan Penambahan Bubuk Kayu Manis Sari, Cindy Fatika; Andasuryani, Andasuryani; Cherie, Dinah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 18, No 2 (2024): TEKNOTAN, Agustus 2024
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol18n2.1

Abstract

Gula merah tebu cetak merupakan produk olahan nira tebu yang dihasilkan melalui proses penguapan. Penambahan bubuk kayu manis pada gula tebu memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan tubuh. Salah satu kriteria mutu gula merah tebu cetak adalah warna. Warna gula tebu cetak mengalami perubahan selama masa penyimpanan; gula menjadi lebih berwarna coklat. Kinetika reaksi dengan metode Arrhenius digunakan untuk menentukan laju perubahan warna gula tebu cetak dengan penambahan bubuk kayu manis (0,255%) dan tanpa penambahan bubuk kayu manis (0%, kontrol). Gula merah tebu cetak disimpan pada tiga suhu berbeda: 7°C, 27°C, dan 45°C selama periode 30 hari, dengan pengamatan  setiap tiga hari. Hasil analisis kinetika warna gula tebu cetak menunjukkan nilai laju penurunan (k) sebesar         0,1512; 0,1815 dan 0,2177 berturut-turut pada suhu 7°C, 27°C, dan 45°C untuk parameter light. Sementara itu, nilai laju penurunan (k) sebesar         0,7861; 0,8147 dan 0,9747 berturut-turut pada suhu 7°C, 27°C, dan 45°C untuk parameter hue. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kualitas gula merah tebu cetak yang ditambahkan bubuk kayu manis berdasarkan parameter warna lebih cepat menurun dibandingkan gula merah tebu cetak kontrol. Hasil ini juga menunjukkan bahwa suhu penyimpanan 7°C memiliki laju penurunan warna gula merah tebu cetak yang lebih lambat dibandingkan dengan suhu 27°C dan 45°C. Persamaan penurunan mutu warna (light) gula merah tebu cetak pada perlakuan  kontrol yaitu k = 28,7489 e^((-407.74)1/T)) dan pada perlakuan gula merah tebu cetak kayu manis yaitu k = 1,9971 e^((-719.54)1/T)). Selanjutnya persamaan penurunan mutu warna (hue) gula merah tebu cetak pada perlakuan kontrol yaitu k = 1,1638 e^((-1276.1)1/T)) dan pada perlakuan gula merah tebu cetak kayu manis yaitu k = 3,3026 e^((-405.54)1/T)).
Kajian Suhu Pengeringan dan Ketebalan Irisan Terhadap Mutu Tepung Batang Tanaman Buah Naga (Hylocereus sp.) Ifmalinda, Ifmalinda; Harjuniati, Weni; Andasuryani, Andasuryani
AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian Vol 12 No 2 (2023): AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jagritekno.2023.12.2.135

Abstract

Cactus plants include the stems of dragon fruit plants (Hylocereus sp.), which have nutrients that may be good for human health. These can also be used to make flour because they have the ability to replace wheat flour by up to 25% and have been used in a variety of processed goods, including noodles, yoghurt, cakes, puddings, cookies, and jelly drinks Abundant dragon fruit plant stems will come to waste if not utilized optimally, so it is necessary to process dragon fruit stems by processing them into flour. One of the stages of making flour is drying, which aims to remove the water content of the material to a certain extent to get maximum results and can extend the shelf life of flour. This study aimed to examine the effect of the appropriate drying temperature and slice thickness on the quality of dragon fruit stem flour using a rack-type oven with gas as a heat source. This study used an experimental method with a Completely Randomized Design arranged in a factorial manner consisting of 2 factors: drying temperature and slice thickness. The results showed that the best treatment was at a drying temperature of 60°C with a thickness of 2 mm, as seen from the observations, namely the relative humidity of 28,51 and the fineness modulus of 1,030.
MODEL KINETIKA KEKERASAN GULA CETAK TEBU DENGAN PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS SELAMA PENYIMPANAN Sari, Cindy Fatika; Khairani, Lisma; Fauziah, Rahmi; Andasuryani
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v12i2.2819

Abstract

The sugar cane juice produced through evaporation is processed into molded cane sugar. Adding cinnamon powder to cane sugar provides additional benefits for body health. One of the quality criteria for molded cane sugar is its hardness. The hardness value of printed cane sugar changes during storage; the sugar becomes softer and less complicated. Reaction kinetics can be used to observe changes in the hardness of printed cane sugar. The Arrhenius method was used in this research to determine how adding cinnamon powder affects the quality of molded cane sugar. This research used molded cane sugar with two concentrations of cinnamon powder, namely 0% and 0.255%. The sugar was then stored at three different temperatures, seven °C, 27 °C, and 45 °C, over 30 days, with daily observations. Kinetic analysis of molded cane sugar shows that when cinnamon powder is added, the quality decreases more quickly compared to control molded cane sugar, which has a k value of 0.3378 N/cm2/day at a temperature of 7°C, 0.4629 N/cm2/day at a temperature of 27°C, and 2.2728 N/cm2/day at a temperature of 27°C. Compared with storage temperatures of 27°C and 45°C, a temperature of 7°C showed a slower decline in the quality of molded cane sugar.
Studi Kinerja Mesin Nutcracker pada Pabrik Kelapa Sawit PTPN VWXYZ Lubis, Muhammad Iqbal Abdi; Andasuryani, Andasuryani; Hasibuan, Halimatus Syahdia
Journal of Tropical Agricultural Engineering and Biosystems - Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 11 No. 2 (2023): August 2023
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.02.04

Abstract

Produk turunan kelapa sawit yang harus dijaga selain CPO (crude palm oil) ialah KPO (kernel palm oil). Minyak kernel (KPO) yang baik tergantung dari hasil pengolahan biji sawit pada stasiun pengolahan biji, tepatnya pada stasiun pemecah biji oleh mesin nutcracker. Penelitian ini telah mengkaji kinerja 4 mesin nutcracker pada pabrik kelapa sawit PTPN VWXYZ sebanyak 3 ulangan per mesin nutcracker (200 g bahan untuk tiap ulangan) dengan tiga perlakuan kadar air (berdasarkan waktu pengambilan data di hari yang sama). Beberapa parameter yang dihitung adalah nilai persentase nilai biji utuh, biji pecah tidak sempurna, kernel pecah, dan efisiensi mesin nutcracker. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengkaji tingkat efisiensi dari mesin nutcracker, sehingga akan dihasilkan kernel dengan kualitas yang baik dan apabila terjadi ketidak sesuaian dengan standar pabrik maka akan dapat dilakukan segera maintenance. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai efisiensi mesin nutcracker sebesar 94% dan nilai kernel pecah pada rentang nilai 0.117-0.593%. Nilai kernel pecah sebagai inti dari pengolahan pada stasiun pengolahan biji di PTPN VWXYZ masih sesuai dengan parameter SNI 01-0002-1987 (maksimal 15%) dan standar pabrik (maksimal 12%). Artinya mesin yang bekerja pada saat pengamatan masih layak untuk beroperasi. Selanjutnya, tetap perlu dilakukan routine maintenance untuk menjaga kualitas pemecahan biji oleh nutcracker agar senantiasa sesuai dengan standar dan menjaga efisiensi kerja mesin tetap di atas 90%.
Model Matematis Massa Buah Markisa Manis (Passiflora ligularis Juss) Berbasis Beberapa Sifat Fisik Hafizulhaq, Fadli; Andasuryani
Journal of Tropical Agricultural Engineering and Biosystems - Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 11 No. 3 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.03.09

Abstract

Sifat-sifat fisik dari buah dapat digunakan untuk mendesain sistem maupun mesin yang dapat digunakan dalam proses pascapanen seperti penyortiran dan pengelompokkan. Penelitian ini memiliki fokus dalam mengembangkan model matematis untuk memprediksi massa dari buah markisa manis (Passiflora ligularis Juss) berdasarkan sifat fisiknya. Semua sifat fisik memiliki hubungan yang signifikan terhadap massa (p<0.01). Model matematis dibuat dengan model linier dan kuadratik. Koefisien determinasi dari model menunjukkan tingkat kecocokan dari model. Hasil menunjukkan bahwa model kuadratik memiliki kecocokan yang lebih baik dibandingkan model linier. Model linier terbaik adalah model dengan sifat fisik panjang dengan koefisien determinasi 0.59, sedangkan model kuadratik terbaik adalah model dengan sifat area proyeksi tegak lurus panjang dengan koefisien determinasi 0.62. Nilai koefisien determinasi dari semua model yang berada di sekitar 0.6 menunjukkan bahwa model matematis yang dibuat tergolong moderat.