Claim Missing Document
Check
Articles

Effects of Early Warning Score (EWS) on outcomes of inpatient services Bobonera, Teguh Theryana; Pohan, Vivi Yosafianti; Mubin, Mohammad Fatkhul; Armiyati, Yunie
South East Asia Nursing Research Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.4.3.2022.21-26

Abstract

The decrease in patient morbidity and mortality is influenced by quality inpatient services. Hospitalized patients can be in stable or unstable conditions. There is a phenomenon of patients whose condition is not stable being placed in inpatient, due to the limitations of the intensive care unit. These patients are at risk for worsening clinical conditions that increase morbidity and mortality. One of the efforts to improve quality related to patient safety in hospitals is the application of the Early Warning Score (EWS) including in inpatient installations. An early warning score is one of the assessment parameters in hospital accreditation and quality of care.  The aim of this literature review is to explain effects of early warning score (EWS) on outcomes of inpatient services. This study uses a literature study approach with a descriptive review type. The articles used are international with a range of years from 2011-2021. The databases used are Proquest, PubMed, and the Google Scholar search engine. Implementation of EWS has resulted in higher utilization of the rapid response system but a lower incidence of cardiopulmonary arrest; it is associated with lower mortality rates, and improved patient safety and clinical outcomes. The results obtained that there is a correlation between the EWS value with mortality but not with the length of stay. Research results related to the correlation of EWS with referrals to ICU/HCU and activation of code blue cannot be analyzed so that in the future a larger number of samples and case variations are needed. A clinical flow can be created in advance so that good patient management can be carried out if the EWS score is higher. An early Warning Score (EWS) can be used to predict the patient outcome which is an indicator of inpatient services.
Massage effleurage menggunakan virgin coconut oil (VCO) untuk menurunkan risiko dekubitus pada penderita stroke Putra, Yudha Muaska; Kurnia, Anna; Armiyati, Yunie
Holistic Nursing Care Approach Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/hnca.v4i1.13717

Abstract

Stroke adalah disfungsi neuro assesories dan fungsi motorik menurun sehingga terjadi hemiplegia otot membuat pasien stroke tirah baring dan menyebabkan terjadinya dekubitus. Dekubitus dapat diecegah dengan intervensi keperawatan mandiri yaitu menggunakan massage effleurage dan menggunakan minyak virgin coconut oil. Tujuan penelitian ini melakukan asuhan keperawatan pada pasien stroke dengan massage effleurage menggunakan virgin coconut oil untuk pencegahan dekubitus. Desain studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan. Subyek pada studi kasus ini 2 pasien stroke di wilayah kerja Puskesmas Rowosari. Metode yang digunakan yaitu dengan terapi massage effleurage menggunakan virgin coconut oil selama 4-5 menit pada pagi hari dan sore hari selama 5 hari. Hasil dari penerapan di dapatkan data skor resiko braden pada kedua subyek studi berada dalam resiko tinggi dan setelah diberikan massage effleurage selama 5 hari skor skala braden mengalami peningkatan yaitu subyek studi 1 meningkat 2 poin dan subyek studi 2 meningkat 3 poin. Dari hasil data pengukuran skala braden, Massage effleurage menggunakan virgin coconut oil menjadi salah satu terapi komplementer yang efektif dapat menurunkan resiko dekubitus pada penderita stroke.
Bibliometric Analysis: Effectiveness of Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Leaves in Wound Healing Setyaningtyas, Rahma Julia; Soesanto, Edy; Armiyati, Yunie
Media Keperawatan Indonesia Vol 6, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/mki.6.4.2023.317-328

Abstract

The use of medicinal plants as a complementary therapy or adjuvant treatment is also increasingly popular among people who are looking for a holistic and natural treatment approach. Belimbing wuluh leaves have potential as a natural ingredient for wound healing. Research mapping related to the effectiveness of starfruit leaves in the wound healing process with a bibliometric analysis approach is needed to see how much and to what extent research has been carried out and to find updates that can be carried out for further research. The aim of this research is to explore the trend of the number of publications, which fields are most approved for publication, network visualization, overlay visualization, and density visualization on the topic of the effectiveness of starfruit leaves and wound healing through bibliometric analysis. This research method uses bibliometric data analysis. The data source used in this study was based on an online search via https://app.dimensions.ai/. Data collection was carried out on July 14, 2023. The literature search used the stages following the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses flowchart. A search for publications related to the effectiveness of starfruit leaves and wound healing resulted in 709 articles. After screening through the specified criteria, a total of 23 articles were obtained. Research on the effectiveness of starfruit leaves and wound healing is not only carried out by the fields of medicine, veterinary medicine, public health or nurses but also by other fields. Fields such as chemistry, biological sciences, agriculture, food science, and biomedical sciences. In addition, current trends in the effectiveness of starfruit leaves and wound healing focus on the effects of treatments, traditional medicines and plants in Indonesia.
Menurunkan intensitas nyeri pemasangan arteriovena fistula pada pasien hemodialisis menggunakanteknik valsava maneuver Suramadhan, Suramadhan; Khoiriyah, Khoiriyah; Sukraeny, Nury; Armiyati, Yunie
Ners Muda Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v5i1.12158

Abstract

Hemodialisis (HD) adalah pilihan utama dalam perawatan pada pasien penyakit ginjal kronis (PGK). Sejak menjalani HD pasien biasanya mengalami dua kanulasi di fistula mereka dua kali per minggu dan mengalami nyeri jarum setidaknya 192 kali setahun. Nyeri pada pemasangan arteriovena fistula (AVF) merupakan sumber ketidaknyamanan yang dirasakan pasa pasien dalam menjalankan perawatan kesehatan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penurunan intensitas nyeri pemasangan arteriovena fistula pada pasien hemodialisis menggunakan teknik  valsava  meneuver. Jenis studi kasus ini adalah analisis deskriptif dengan metode singlecase . Subyek dalam studi kasus ini sebanyak 1 pasien dengan mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan valsava meneuver pada duakali periode hemodialisis dengan menggunakan instrumen numerical pain rating scale. Nyeri yang dialami subyek studi kasus sebelum tindakan valsava meneuver berada diskala 6 sedangkan nyeri yang dirasakan setelah tindakan valsava meneuver berada diskala 4. Valsava meneuver yang dilakukan dapat menurunkan intensitas nyeri pemasangan AVF pada pasien yang menjalani hemodialisis. Valsava meneuver dapat diterapkan pada pasien yang menjalani hemodialisis sebagai tindakan nonfarmakologis untuk menurunkan intensitas nyeri pemasangan AVF.
Interdialityc exercise menurunkan interdialityc weight gain pada pasien hemodialisis Chasanah, Cahyaningrum; Lazuardi, Nugroho; Armiyati, Yunie; Sarinti, Sarinti
Ners Muda Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v5i1.14020

Abstract

Peningkatan berat badan antar sesi dialisis atau yang dikenal interdialytic weight gain (IDWG) dapat menyebabkan komplikasi intradialisis. Komplikasi yang terjadi seperti hipotensi dan gangguan pernafasan tentu dapat mengancam nyawa. Latihan fisik/interdialytic exercise dapat menurunkan IDWG dan mengontrol berat badan, sehingga tujuan karya ilmiah ini adalah interdialytic exercise menurunkan interdialytic weight gain pasien Hemodialisis di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Desain studi kasus pada karya ilmiah akhir Ners ini adalah studi kasus multiple case dengan  mengaplikasikan intervensi interdialytic exercise pada pasien HD di RSUP Dr. Kariadi Semarang sebanyak 5 subjek. Latihan dilakukan 2 kali dalam setiap sesi dengan durasi latihan 20 menit dan konsisten sampai dengan 4 sesi. Evaluasi dilakukan dengan mengukur kenaikan berat badan dengan indikator batas kenaikan tidak lebih dari 3%. Terdapat penurunan IDWG dari pre sesi 4,79% menjadi 0,15% di akhir sesi. Interdialityc exercise menurunkan IDWG pasien Hemodialisis di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan diharapkan kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai SOP untuk menunjang pelayanan keperawatan.
Lifestyle Differences Between Rural and Urban Communities In Hypertension Prevention Baidhowy, Arief Shofyan; Maftuhah, Wahyu Haniq; Armiyati, Yunie; Soesanto, Edy
Media Keperawatan Indonesia Vol 7, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/mki.7.4.2024.243-350

Abstract

Indonesian society is undergoing an epidemiological transformation as the burden of disease shifts from infectious diseases to non-communicable diseases. Hypertension has become a global problem and is one of the non-communicable diseases that requires special attention. The management of risk factors for hypertension is lifestyle. Rural and urban play an important role in lifestyle changes so that people in both places are at risk of hypertension. So it is necessary to see the differences in the lifestyles of urban and rural communities to prevent hypertension. The purpose of this study was to determine the differences in lifestyle that occur in urban and rural communities in preventing hypertension. This research is a type of descriptive analytic with a cross-sectional design. The sample in this study were 150 respondents selected by stratified random sampling technique. The results of this study show there is a significant relationship between lifestyle in rural and urban communities. Rural and urban lifestyles affect the prevention of patients with hypertension.
Peningkatan Peristaltik Usus pada Pasien Post-Laparotomy dengan Mengunyah Permen Karet Xylitol Putri, Oktavia Rizkya; Armiyati, Yunie
Ners Muda Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v5i3.11084

Abstract

Pasien yang akan menjalani proses laparotomy akan menerima anestesi guna meringankan rasa nyeri. Efek anestesi yang diberikan kepada pasien dapat memperlambat motilitas gastrointestinal pasca operasi yang menyebabkan kehilangan peristaltik. Peristaltik yang hilang dalam waktu lama akan menghambat pemulihan kondisi pasien dan proses penyembuhan luka. Mengunyah permen karet pasca operasi dapat merangsang motilitas usus melalui refleks vagal sefalik dan dengan meningkatkan produksi hormon gastrointestinal yang bisa mengatasi difungsi motilitas gastrointestinal pasien post-laparotomy. Tujuan penulisan studi kasus ini adalah menggambarkan penerapkan intervensi mengunyah permen karet Xylitol® untuk meningkatkan peristaltik usus pada asuhan keperawatan pasien post-laparamoty. Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus ini berupa metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dengan intervensi utama mengunyah permen karet xylitol. Subyek studi adalah tiga oran pasien post operasi laparotomy dengan general anastesi, telah sadar penuh (2-3 jam setelah operasi), dapat mengunyah permen karet, tidak alergi terhadap permen karet, tidak menggunakan nasogastric tube dan memiliki keluhan mual, belum bisa flatus. Subyek studi diminta mengunyah permen karet Xilytol® sebanyak 4 butir (5,8 mg) selama 10 menit, dilakukan tiap 8 jam dengan cara mengunyah 2 butir selama 5 menit kemudian dibuang dan kemudian dilanjukan 2 butir selanjutnya. Peristaltik usus setiap jam diukur dengan menggunakan stetoskop melalui pemeriksaan auskultasi abdomen. Hasil yang didapatkan peristaltik usus membutuhkan waktu 2 jam untuk kembali setelah mengunyah permen karet dengan rata- rata suara peristaltik usus yang muncul 2 kali permenit. Mengunyah permen karet Xylitol® dapat dijadikan intervensi untuk mengatasi masalah disfungsi motilitas gastrointestinal pada pasien post laparotomy.
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Menggunakan Pisang Ambon Wijaya, Indra; Soesanto, Edi; Armiyati, Yunie
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada Vol 10 No 2 (2024): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : LPPM STIKes BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37848/jurnal.v10i2.223

Abstract

Latar Belakang: Terdapat beberapa faktor resiko hipertensi pada lansia salah satunya adalah konsumsi kalium yang kurang adekuat atau tidak sesuai dengan rekomendasi jumlah kalium yang harus dikonsumsi perhari oleh lansia. Salah satu tindakan pencegahan hipertensi pada lansia adalah mengkonsumsi buah pisang ambon. Pisang ambon hampir tidak mengandung natrium, tetapi banyak mengandung kalium serta B6, C, dan E. Vitamin E dan kalium berkhasiat meredakan ketegangan di dinding pembuluh darah sehingga mampu menurunkan tekanan darah, dan kalium juga membantu mengurangi kadar garam berelebih dalam tubuh dengan cara mengeluarkan melalui urine. Tujuan: Mengetahui Terapi pisang ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita lansia Hipertensi. Metode: Metode yang digunakan adalah desain deskriptif dengan studi kasus asuhan keperawatan menggunakan terapi pisang ambon pada pasien hipertensi lansia. Responden yang diambil sebanyak dua pasien lanjut usia. Pengambilan data menggunakan spyhmomanometeraneroid dan stetoscope. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan terapi pisang ambon selama 14 hari pagi dan sore hari dalam waktu 20 menit. Hasil: Setelah diberikan terapi terdapat penurunan tekanan darah pada kedua responden dengan nilai rata-rata penurunan nilai sistole 19 mmHg dan nilai diastole 14 mmHG. Kesimpulan: penerapan terapi pisang ambon efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien lansia hipertensi. Rekomendasi: Terapi pisang ambon efektif dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) pada pasien hipertensi. Kata Kunci: Pisang ambon, Hipertensi, Lansia
Discharge planning improved quality of life on stroke patient: a review Laila, Nida; Armiyati, Yunie; Soesanto, Edy
Riset Informasi Kesehatan Vol 13 No 2 (2024): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v13i2.873

Abstract

Background: Discharge planning in stroke patients represents a novel evidence-based intervention strategy when implemented in a systematic and comprehensive manner. The integration of several evidence-based standards or elements has the potential to enhance the clinical outcomes of stroke patients. The objective of this study was to ascertain the evolution of research on discharge planning in stroke patients over the past five years (2019-2024). Method: This research employed a literature review design with a database article search method on EBSCO, ScienceDirect, and PubMed. Result: The majority of the subjects studied were patients with acute stroke disease, and the results of the study demonstrated effective outcomes for the variables under investigation. Conclusion: The literature that indicate the potential of interventions to improve clinical outcomes and quality of life in stroke patients
Unpreparedness in Self-Management: A Description of Self-Management of Type II Diabetes Mellitus Patients in Health Facilities Rahmawati, Femy Melia; Pranata, Satriya; Armiyati, Yunie
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 5 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i5.7110

Abstract

Type 2 diabetes mellitus is a metabolic disorder caused by hyperglycemia. If uncontrolled, it can be fatal. Therefore, effective self-management and self-control activities are necessary for sufferers. Self-management includes behaviors related to diet, exercise physique, monitoring sugar blood And maintenance foot. This study aims to identify self-management on patient DM type 2 in Internal Medicine Polyclinic, Sekarwangi Regional Hospital. This study used a quantitative descriptive method with a survey approach. The instrument used to measure diabetes self-management was the DSMQ (Diabetes Self-Management Questionnaire) questionnaire adapted into Indonesian. The sample size of this study was 120 type 2 DM patients, using a quota sampling method, in accordance with established inclusion and exclusion criteria. Data analysis used in this study was descriptive univariate analysis. This study shows that the characteristics of respondents were on average 53 years old, had suffered from DM for around 4 years, 61.6% were female, 44.1% had secondary education, 65% were married, 80.8% were employed, 73.3% had no family history of the disease, and 74.1% of respondents had never attended DM education . Analysis score s elf-management shared into three category that is Good Enough And bad, The results of this study showed that respondents who performed self-management were fair (42.5%), good (29.1%), and poor (28.3). The average subscales were fair glucose management, adequate dietary control, poor physical activity, and poor health services. This indicates that most respondents have not performed self-management effectively. It is important for nurses to facilitate proper self-management for DM patients and implement specific programs for DM patients.