Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Peningkatan Kesehatan Mata Melalui Pendidikan Kesehatan “Save Your Eyes, You Must Know Hasniatisari Harun; Yusshy Kurnia Heliani; Siti Ulfah Rifa’atul Fitri; Hesti Platini; Cepi Restiadi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 3 (2022): Volume 5 No 3 Maret 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i3.5504

Abstract

ABSTRAK  Sebagian besar pekerjaan yang ada pada abad ke 21 melibatkan penggunaan komputer dan lebih dari 90 juta orang dewasa di dunia yang menggunakan komputer dalam kehidupannya. Di samping memudahkan berbagai pekerjaan manusia, komputer juga memberikan dampak negatif bagi para penggunanya terutama terhadap masalah kesehatan. Kumpulan gejala yang sering dikeluhkan para pengguna komputer dikenal sebagai Computer Vision Syndrome. CVS dapat dikatakan sebagai penyebab berbagai efek yang sangat mengganggu produktivitas, kebugaran dan kualitas hidup sehari-hari. Oleh sebab itu program pengabdian masyarakat ini adalah pendidikan dalam bentuk penyuluhan kesehatan yang dilakukan evaluasi melalui pretest dan posttest mengunakan media zoom dalam bentuk webinar. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 34 orang. Metode pendidikan kesehatan dilakukan dengan menyiapkan area pertemuan yaitu zoom meeting sebagai media untuk pertemuan virtual, menyiapkan media edukasi yang diperlukan serta memberikan link pre-test dan post test untuk menilai pengetahuan dan pemahaman peserta sebelum dan sesudah diberikannya pendidikan Kesehatan. Data demografi responden menjukkan bahwa banyak peserta yang menggunakan laptop >4 jam (94,1%) dan dari presentase tersebut banyak pula yang merasakan tanda gejala dari comupter vision syndrome sebanyak 88,2%. Hasil kegiatan yaitu terdapat perubahan dalam pengetahuan (100%). Diharapkan informasi yang telah disampaikan dalam bentuk pendidikan kesehatan ini dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat umum serta meningkatkan pencegahan terhadap kejadian Computer Vision Syndrome. Kata Kunci: Computer Vision Syndrome, Pendidikan Kesehatan, Tingkat Pengetahuan ABSTRACT Most of the work that exists in the 21st century involves the use of computers and more than 90 million adults in the world use computers in their lives. In addition to facilitating various human jobs, computers also have a negative impact on their users, especially on health problems. A collection of symptoms that computer users often complain about is known as Computer Vision Syndrome. CVS can be said to be the cause of various effects that greatly interfere with productivity, fitness and quality of daily life. Therefore, this community service program is education in the form of health counseling which is evaluated through pretest and posttest using zoom media in the form of webinars. The number of participants who attended was 34 people. The health education method is carried out by preparing a meeting area, namely a zoom meeting as a medium for virtual meetings, preparing the necessary educational media and providing pre-test and post-test links to assess participants' knowledge and understanding before and after the Health education is given. Demographic data of respondents showed that many participants used laptops >4 hours (94.1%) and from that percentage, many felt the symptoms of computer vision syndrome as much as 88.2%. The result of the activity is that there is a change in knowledge (100%). It is hoped that the information that has been conveyed in the form of health education can become useful knowledge for the general public and increase the prevention of the occurrence of Computer Vision Syndrome. Keywords: Computer Vision Syndrome, Health Education, Knowledge
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Psikologis Pada Anak Dan Remaja Di Masa Pandemi Covid-19 Melalui Virtual Konseling Nursiswati Nursiswati; Santi Rukminita Anggraeni; Yanti Rubiyanti; Deasy Silvya Sari; Siti Ulfah Rifa’atul Fitri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6493

Abstract

ABSTRAK Virtual konseling merupakan salah satu upaya guna meningkatkan kesejahteraan psikologis selama masa pandemi Covid-19, khususnya bagi anak dan remaja sebagai sasaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertema Who Am I. Kegiatan virtual konseling ini ditujukan mengenalkan teknik pengenalan diri, wellbeing therapy dan untuk mengetahui apakah kegiatan virtual konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar anak dan remaja untuk memelihara kesejahteraan psikososial yang dimilikinya. Metode kegiatan ini adalah konseling secara virtual melalui platform zoom dengan memberikan materi, latihan, dan permainan yang disusun untuk menjadi katalis peningkatan kesejahteraan psikologis. Konsep teoretis yang mendasari kegiatan ini adalah kesejahteraan psikologis, self-concept, self-image, life-skill, dan juga privasi. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa virtual konseling yang ditata materinya guna meningkatkan kesejahteraan psikologis mampu menjadi sarana edukasi awal bagi anak dan remaja untuk mengenali diri mereka sendiri. Latihan mandiri secara berkelanjutan perlu dilakukan para peserta agar pengetahuan yang didapat dari kegiatan dapat diolah menjadi keterampilan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan psikologis yang telah dimiliki. Salah satunya adalah dengan melakukan dan mendalami aspek keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: kesejahteraan psikologis, anak, remaja, pandemi Covid-19, virtual konseling  ABSTRACT Virtual counseling is one of the efforts to improve psychological well-being during the Covid-19 pandemic, especially for children and adolescents as targets in community service activities with the theme of Who Am I. This virtual counseling activity aims to introduce self-awareness techniques, deliver well-being therapy, and determine whether virtual counseling can improve children and adolescents' basic knowledge and skills in maintaining their psychosocial well-being. The method of this activity is virtual counseling through the zoom platform by providing materials, exercises, and games that are designed to be a catalyst for increasing psychological well-being. This activity's theoretical concepts are psychological well-being, self-concept, self-image, life skills, and privacy. This activity showed that virtual counseling delivery using organized materials to improve psychological well-being could be a means of initial education for children and adolescents to identify themselves. Continuous independent training needs to be carried out by the participants so that the knowledge gained from the activities can be processed into individual skills to maintain and improve the psychological well-being that they already have, for example, by doing and exercising religious aspects in everyday life. Keywords: Psychological Well-being, Children, Adolescent, Covid-19 Pandemic, Virtual Counseling
Edukasi Kesehatan Diet Tinggi Kalori Tingki Protein pada Pasien Pasca Operasi di Ruang Jasmin RSU Sumedang Hasniatisari Harun; Hartiah Haroen; Siti Ulfah Rifa’atul Fitri; Yusshy Kurnia Herliani; Andang Cahyadi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 2 (2023): Volume 6 No 2 Februari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i2.8548

Abstract

ABSTRAK  Dalam proses penyembuhan luka diperlukan Kebutuhan nutrisi yang adekuat agar masa penyembuhan singkat dan tidak terjadi perburukan. Kadar nutrisi yang kurang baik akan menyebabkan proses penyembuhan luka yang lebih lama dengan adanya proses inflamasi yang berkepanjangan, penurunan daya tahan tubuh, peningkatan angka kejadian infeksi luka. Oleh sebab itu tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk melakukan pendidikan kesehatan mengenai Diet tinggi kalori dan tinggi protein pada pasca operasi. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberian edukasi mengenai diet tinggi kalori dan tinggi protein pada pasien pasca operasi. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 13 orang yang terdiri dari pasien pasca operasi dan keluarga. Hasil yang didapatkan dari nilai pretest penyuluhan yaitu nilai tertinggi 80, nilai terendah 50, nilai rata-rata 65,8. Hasil yang didapatkan nilai posttest penyuluhan yaitu nilai tertinggi 100, nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata 77. 15. Berdasarkan hasil posttest kegiatan pengabdian masyarakat, pengetahuan responden tentang Diet Tinggi Kalori dan Tinggi Protein meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa responden dapat memahami dari apa yang sudah dijelaskan pada saat pendidikan Kesehatan. Pendidikan kesehatan terkait Nutrisi yang tepat untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi sangat bermanfaat untuk pasien dan keluarga pasien yang merawat sehingga dapat mencegah timbulnya beberapa masalah seperti perburukan luka, penyembuhan luka yang lebih lama dengan adanya proses inflamasi yang berkepanjangan, penurunan daya tahan tubuh, peningkatan angka kejadian infeksi luka Kata kunci: Pasca Operasi, TKTP, Tinggi Kalori Tinggi Protein ABSTRACT In the process of wound healing, adequate nutritional needs are needed so that the healing period is short and no worsening occurs. Poor nutritional levels will lead to a longer wound healing process with a prolonged inflammatory process, decreased body resistance, increased incidence of wound infections. Therefore the purpose of this community service activity is to conduct health education regarding a high-calorie and high-protein diet post-surgery. The method used in this activity is the provision of education regarding a high-calorie and high-protein diet in postoperative patients. The number of participants who attended were 13 people consisting of postoperative patients and their families. The results obtained from the counseling pretest score are the highest score 80, the lowest score 50, the average value is 65.8. The results obtained for the counseling posttest score are the highest score 100, the lowest score 60 with an average value of 77. 15. Based on the posttest results of community service activities, the respondent's knowledge about the High Calorie and High Protein Diet increased, it means that the respondent can understand what which has been explained in health education. Health education related to proper nutrition to accelerate wound healing after surgery is very beneficial for patients and their families so that they can prevent the emergence of several problems such as worsening of wounds, longer wound healing in the presence of a prolonged inflammatory process, decreased immune system, increased mortality. wound infection Keywords: Postoperative, TKTP, High Calorie, High Protein
Simulasi Penanganan Korban Tenggelam dan Launching Satgas Nawasena Berbasis Sistem Informasi Geografis untuk Meningkatkan Keselamatan Wisata di Pantai Pangandaran Nurhamsyah, Donny; Fitri, Siti Yuyun Rahayu; Putra, Pringgo Kusuma Dwi Noor Yadi; Marya, Nenden Nur Asriyani; Fitri, Siti Ulfah Rifaatul; Khan, Alexander M.A; Maziyya, Nur; Setiawan, Setiawan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 6 (2025): Volume 8 No 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i6.19400

Abstract

ABSTRAK Pantai Pangandaran merupakan salah satu destinasi wisata bahari unggulan di Indonesia yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan laut, terutama insiden tenggelam. Kurangnya kesadaran wisatawan akan potensi bahaya serta keterbatasan sistem pemantauan dan respons cepat menjadi tantangan dalam meningkatkan keselamatan wisata. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan sistem mitigasi berbasis teknologi yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan efektivitas penanganan kecelakaan. Untuk meningkatkan keselamatan wisata di Pantai Pangandaran melalui simulasi penanganan korban tenggelam dan pembentukan Satgas Nawasena. Selain itu, Sistem Informasi Geografis (SIG) diterapkan sebagai alat bantu dalam pemetaan titik rawan kecelakaan dan optimalisasi sistem tanggap darurat berbasis data spasial. Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, tenaga kesehatan, petugas Search and Rescue (SAR), pengelola wisata, dan masyarakat lokal. Metode yang digunakan mencakup: (1) pemetaan area rawan kecelakaan menggunakan SIG, (2) simulasi penanganan korban tenggelam yang melibatkan skenario realistis, dan (3) pembentukan serta pelatihan Satgas Nawasena sebagai satuan tugas keselamatan wisata berbasis komunitas. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penerapan SIG mampu meningkatkan pemahaman peserta mengenai titik-titik rawan kecelakaan serta mempercepat koordinasi dalam situasi darurat. Simulasi yang dilakukan berhasil meningkatkan keterampilan petugas dan masyarakat dalam penanganan korban tenggelam. Pembentukan Satgas Nawasena juga mendapat respons positif dari berbagai pihak, dengan harapan dapat menjadi model keberlanjutan dalam pengelolaan keselamatan wisata bahari di Pantai Pangandaran. Penerapan SIG dalam sistem keselamatan wisata terbukti efektif dalam meningkatkan mitigasi risiko kecelakaan di Pantai Pangandaran. Simulasi penanganan korban tenggelam dan pembentukan Satgas Nawasenamenjadi langkah strategis dalam memperkuat kesiapsiagaan komunitas wisata terhadap potensi kecelakaan laut. Keberlanjutan program ini diharapkan dapat mendukung pengembangan wisata yang lebih aman dan berkelanjutan. Kata Kunci: Keselamatan Wisata, Sistem Informasi Geografis, Keperawatan Pariwisata, Satgas Nawasena, Mitigasi Risiko ABSTRACT Pangandaran Beach is one of Indonesia's premier marine tourism destinations, which has a high risk of maritime accidents, particularly drowning incidents. The lack of awareness among tourists regarding potential dangers, along with limited monitoring and rapid response systems, poses challenges in enhancing tourist safety. To address these issues, a technology-based mitigation system is needed to improve preparedness and the effectiveness of accident handling. To enhance tourist safety at Pangandaran Beach through simulations of drowning victim handling and the establishment of the Nawasena Task Force. Additionally, Geographic Information Systems (GIS) are applied as a tool for mapping accident-prone areas and optimizing emergency response systems based on spatial data. This activity is conducted through a participatory approach involving various stakeholders, including academics, healthcare professionals, Search and Rescue (SAR) personnel, tourism managers, and local communities. The methods used include: (1) mapping accident-prone areas using GIS, (2) conducting drowning victim handling simulations involving realistic scenarios, and (3) establishing and training the Nawasena Task Force as a community-based tourism safety unit. The results indicate that the application of GIS has improved participants' understanding of accident-prone areas and accelerated coordination in emergency situations. The simulations successfully enhanced the skills of both officials and the community in handling drowning victims. The establishment of the Nawasena Task Force also received positive responses from various parties, with hopes that it can serve as a sustainable model for managing marine tourism safety at Pangandaran Beach. The application of GIS in the tourism safety system has proven effective in enhancing risk mitigation for accidents at Pangandaran Beach. The simulations for handling drowning victims and the establishment of the Nawasena Task Force are strategic steps in strengthening the community's preparedness for potential maritime accidents. The sustainability of this program is expected to support the development of safer and more sustainable tourism.  Keywords: Tourist Safety, Geographic Information Systems, Tourism Nursing, Nawasena Task Force, Risk Mitigation