Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Relaksasi BENSON Dalam Mengatasi Kecemasan Lansia Hipertensi Liyanovitasari; Umi Setyoningrum; Wulansari Wulansari
Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2023): November: Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jpikes.v3i3.2775

Abstract

ABSTRAK Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Penyakit hipertensi ini menyebabkan dampak pada perubahan psikologis lansia seperti kecemasan yang dikarenakan penyakit fisik yang tidak kunjung sembuh. Salah satu penatalaksanaan kecemasan yaitu dengan terapi relaksasi benson. Terapi Relaksasi Benson merupakan teknik relaksasi dengan melibatkan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata keyakinan yang dianut oleh pasien. Pada masa lansia ini cenderung untuk lebih meningkatkan spiritualnya dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sasaran program pengabdian kepada masyarakat ini yaitu lansia sejumlah 35 orang di Desa Gogik Ungaran Barat. Pengabdian ini dilakukan melalui tiga tahap, tahap pertama adalah pengukuran tekanan darah dan kecemasan menggunakan alat ukur HARS (Hamilton anxiety rating scale), tahap kedua penyampaian materi berupa pemberian edukasi konsep hipertensi lansia, konsep kecemasan, dan mengajarkan terapi relaksasi benson. Setelah pengabdian ini, lansia diminta untuk mempraktikkan secara mandiri di rumah dengan cara melakukan terapi benson dua kali dalam sehari selama sepuluh hari. Tahap ketiga adalah evaluasi dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai terapi relaksasi benson yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan lansia mengenai terapi ini. Hasil skrining kecemasan didapatkan 25 dari 35 lansia (71,4%) mengalami kecemasan. Hasil pengabdian ini terdapat peningkatan pengetahuan lansia setelah diberikan relaksasi benson,yaitu dari rata-rata 6,00 meningkat menjadi 9,56. Lansia disarankan untuk dapat mengelola kecemasan dengan cara melakukan relaksasi benson. Selain dapat membuat tekanan darah menjadi normal, juga dapat meningkatkan kesehatan mental lansia. Kata kunci : Lansia, kecemasan, relaksasi benson
Dukungan Sosial dengan Kebermaknaan Hidup pada Pasien ODHA: Social Support with Meaning of Life in PLHIV patients Arini Akmilatun Nisak; Liyanovitasari
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 6 No. 1 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i1.359

Abstract

HIV/AIDS is a chronic disease, if this condition is experienced for a long period of time it can lead to thoughts of life being meaningless. The meaning of life is important for someone to understand the nature and purpose of life in the world. External factors that influence the meaning of life include material things, work and social support. Through the social support they receive, PLWHA feel part of society because they feel loved, appreciated and function in their social environment. Objective: To determine the relationship between social support and the meaning of life in PLWHA patients. Method: This research uses a correlational descriptive design with a cross sectional approach. The population of this study were all PLWHA outpatients at the Bergas Community Health Center with a total of 146 people. The sampling technique used was purposive sampling with a sample size of 107 respondents. The questionnaire for support was adapted from the Social Provision Scale developed by Cutrona & Rusel (1987) while the meaningfulness of life questionnaire was adapted from the Purpose in Life Scale (PIL-R) developed by Crumbaugh & Maholick (1964). Data analysis in this research used Spearman Rho. The research results showed that the majority of respondents received high category social support, 56 respondents (52.3%). Meanwhile, the meaning of life is also in the high category, as many as 57 respondents (53.3%). The group of respondents who received good social support tended to find the meaning of a good life 64% greater than the group of respondents with less social support. Conclusion: There is a relationship between social support and the meaning of life in PLWHA patients with a p value of 0.001 < 0.05 with an r value of 0.311 which shows the strength of the relationship in the medium category. Suggestion: PLWHA patients are expected to receive social support from the surrounding environment so they can find meaning in life.   ABSTRAK HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit kronis, apabila kondisi tersebut dirasakan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan pemikiran hidup tidak bermakna. Kebermaknaan hidup penting bagi seseorang untuk memahami bagaimana hakikat dan tujuan hidup di dunia. Faktor eksternal yang mempengaruhi kebermaknaan hidup berupa material, pekerjaan dan dukungan sosial. Melalui dukungan sosial yang diterima, maka ODHA merasa menjadi bagian dari masyarakat karena merasa dicintai, perasaan dihargai dan berfungsi pada lingkungan sosialnya. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kebermaknaan hidup pada pasien ODHA. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini seluruh pasien ODHA rawat jalan di Puskesmas Bergas dengan jumlah 146 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 107 responden. Kuesioner untuk dukungan diadaptasi dari Social Provision Scale yang dikembangkan oleh Cutrona & Rusel (1987) sedangkan kuesioner kebermaknaan hidup diadaptasi dari Purpose in Life Scale (PIL-R) yang dikembangkan oleh Crumbaugh & Maholick (1964). Analisis data pada penilitian ini menggunakan Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden mendapatkan dukungan sosial kategori tinggi sebanyak 56 responden (52,3%). Sedangkan kebermaknaan hidup juga pada kategori tinggi sebanyak 57 responden (53,3%). Kelompok responden yang mendapat dukungan sosial baik cenderung mendpatkan kebermaknaan hidup baik sebesar 64% lebih besar dibandingkan dengan kelompok responden dengan dukungan social kurang. Kesimpulan: Ada hubungan antara dukungan sosial dengan kebermaknaan hidup pada pasien ODHA dengan p value 0,001 < 0,05 dengan nilai r 0,311 yang menunjukkan kekuatan hubungan dalam kategori sedang. Saran: Pasien ODHA diharapkan mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan sekitar agar dapat menemukan kebermaknaan hidup dengan baik.
Gambaran Kualitas Hidup Orang dengan HIV/ AIDS Liyanovitasari; Setyoningrum, Umi
Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Vol. 2 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jkbs.v2i2.3138

Abstract

HIV/AIDS selalu menjadi permasalahan kesehatan global diseluruh dunia, dengan prevalensi pada tahun 2022 mencapai sekitar 39 juta orang yang hidup dengan HIV. Kondisi fisik yang buruk ditambah adanya stigma buruk masyarakat menyebabkan ODHA mengalami masalah psikologis seperti stress, depresi hingga menyakiti diri sendiri yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidup. Penelitian untuk mengetahui gambaran kualitas hidup penderita ODHA. Jenis pendekatan kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Populasi adalah penderita ODHA di Puskesmas Bergas sejumlah 117 orang. Jumlah sampel 90 responden dengan teknik convenience sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner WHOQOL-HIVBREF sebanyak 31 butir pertanyaan. Hasil penelitian didapatkan kualitas hidup pasien ODHA dengan kualitas hidup buruk sebesar 51,1%, kualitas hidup sedang sebesar 27,8%, kualitas hidup baik sebesar 14,4%, dan kualitas hidup sangat buruk sebesar 6,7%. Simpulan kualitas hidup penderita ODHA sebagian besar adalah buruk. Diharapkan kepada ODHA agar memperhatikan kualitas hidup yang baik dengan cara menjaga pola hidup sehat dengan makanan yang bernutrisi, olahraga seimbang, berfikir positif, minum obat secara teratur serta mampu menerima diri sendiri dengan segala perubahan pada diri ODHA.
Upaya Peningkatan Dan Monitoring Obat, Kesehatan Fisik Serta Psikologis Pada Pasien Penyakit Kronis Selama Pandemi Covid-19 Sunnah, Istianatus; Pujiastuti, Anasthasia; Liyanovitasari, Liyanovitasari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment November Vol.2 No.2
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.427 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i2.763

Abstract

Changes in disease patterns in Indonesia in the last 30 years show that the biggest causes of death and illness are no longer infectious and contagious diseases, but non-communicable diseases such as diabetes, heart disease, stroke. Various young people to the elderly, with varying economic levels experience this disease. It is feared that the morbidity rate will continue to increase, along with the lifestyle of people who are not physically active. This non-communicable disease (PTM), although it looks like a harmless disease, requires long-term treatment. The conditions during the Covid-19 pandemic caused anxiety both about the course of the disease in prolanis patients and anxiety about exposure to the CoV virus. The purpose of this activity is to provide education, increase prolanis patient adherence to therapy and prevent excessive anxiety that can cause mental health problems during the Covid-19 pandemic. Health monitoring including medication adherence is carried out through the HARMONIC POCKET BOOK. The level of understanding of the participants is obtained from filling out a questionnaire through a link, which is then analyzed using statistics and percentage values. Based on the results of the posttest, through online counseling activities can improve understanding of the material with a p value of 0.00 and some 90% of participants have a level of understanding in the good and very good categories.abstrakPerubahan pola penyakit di Indonesia dalam 30 tahun terakhir ini, menunjukkan bahwa penyebab kematian dan kesakitan terbesar bukan lagi penyakit infeksi dan menular, tetapi penyakit tidak menular seperti DM, jantung, stroke. Berbagai kalangan muda sampai manula, dengan tingkat perekonomian yang bervariasi mengalami penyakit ini. Angka kesakitan dikhawatirkan akan terus meningkat, seiring pola hidup masyarakat yang tidak aktif secara fisik. Penyakit tidak menular (PTM) ini, meski terkesan penyakit yang tidak membahayakan, tetapi membutuhkan pengobatan jangka lama. Kondisi masa pandemi Covid-19, menyebabkan timbulnya kecemasan baik terhadap perjalanan penyakit pada pasien prolanis maupun kecemasan terhadap paparan virus CoV. Tujuan kegiatan ini dalam rangka memberikan edukasi, meningkatkan kepatuhan pasien prolanis terhadap terapi dan mencegah terjadinya kecemasan yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan pada kesehatan jiwa selama pandemi Covid-19. Monitoring kesehatan termasuk kepatuhan pengobatan dilakukan melalui BUKU SAKU HARMONIS. Tingkat pemahaman peserta diperoleh dari pengisian kuisioner melalui link, yang selanjutnya dianalisis menggunakan statistika dan nilai persentase. Berdasarkan hasil postest, melalui kegiatan penyuluhan secara daring dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi dengan p value 0,00 dan sebagian 90% peserta memiliki tingkat pemahaman dalam kategori baik dan sangat baik.
Pengenalan Pencegahan dan Penanganan Psikososial Bullying Pada Remaja Wulansari, Wulansari; Liyanovitasari, Liyanovitasari; Rosalina, Rosalina; Susilo, Eko; Galih, Yunita
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.3 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.121 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i1.872

Abstract

The phenomenon of bullying often occurs in adolescents and can cause teens to end their lives by committing suicide. Therefore, it is necessary to provide health education about the concept of bullying and psychosocial treatment to overcome mental problems such as anxiety, low self-esteem, decreased academic achievement, difficulty concentrating and even suicidal thoughts. The purpose of this activity is to provide education on prevention and psychosocial treatment for adolescents who experience bullying so that adolescent mental health can be improved. Community service activities have been carried out starting on January 12 & 13, 2021 for 50 students through the stages of measuring knowledge data before and after health education provision, material delivery and anxiety management practices such as taking deep breaths and thinking positively to overcome adolescent anxiety on bullying. Increased knowledge is also accompanied by video playback. The measurement results showed that the average knowledge of adolescents before being given health education was moderate knowledge, and the average knowledge of adolescents after being given health education was high knowledge. This shows that there are differences in student knowledge before and after the provision of health education for prevention and psychosocial treatment of adolescents. Keywords: Bullying, Adolescents, Psychosocial TreatmentAbstrak Fenomena bullying merupakan sebuah masalah lama yang masih berlanjut hingga saat ini, sering kali sikap orang tua dan sekolah mengangap bahwa perilaku bullying yang terjadi pada remaja merupakan hal yang alamiah terjadi tanpa memikirkan dampak jangka panjang yang akan mempengaruhi konsep diri remaja dan dampak lain yang muncul dapat menyebabkan remaja mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri.Oleh karena itu perlu pemberian pendidikan kesehatan tentang konsep bullying dan penanganan psikososial untuk mengatasi masalah mental seperti kecemasan, harga diri rendah, penurunan prestasi akademik, sulit berkonsentrasi bahkan sampai berkeinginan untuk bunuh diri.Tujuan kegiatan ini dalam rangka memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan psikososial pada remaja yang mengalami bullying sehingga kesehatan jiwa remaja dapat ditingkatkan. Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilaksanakan mulai tanggal 12 & 13 Januari 2021 pada 50 siswa sekolah menengah tingkat atas,  melalui tahapan pengukuran data pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan, penyampaian materi dan praktik penanganan kecemasan seperti tarik napas dalam dan berpikir positif untuk mengatasi kecemasan remaja pada kejadian bullying. Peningkatan pengetahuan juga disertai dengan pemutaran video.Hasil pengukuran didapatkan hasil bahwa rata-rata pengetahuan remaja sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu pengetahuan sedang, dan rata-rata pengetahuan remaja setelah diberikan pendidikan kesehatan yaitu pengetahuan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pencegahan dan penanganan psikososial remaja.
Manajemen Sitasi (Psikologi, Laktasi, Gizi): Monitoring Kesehatan Fisik Jiwa Ibu Menyusui di Masa Pandemi Covid 19 Liyanovitasari, Liyanovitasari; Oktarina, Natalia Devi
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.053 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1627

Abstract

Transmission of Covid-19 during pregnancy or childbirth is still rare. Global guidelines released by WHO and Unicef believe that until now there is no evidence or case reports of vertical transmission from mother to fetus. In limited studies, there have been no findings of Covid-19 in breast milk in breastfeeding mothers who have been confirmed positive. These two reasons allow mothers with Covid-19 to continue breastfeeding and provide breast milk. Nowadays parents' anxiety increases with the problems of their income, food, and future. The success of breastfeeding will increase if the mother gets support from the family. This community service activity was carried out for 1 day on November 30, 2021, starting from the preparation stage, collecting data on breastfeeding mothers, providing materials, and evaluating. The material delivery stage, where breastfeeding mothers will receive "SITASI" guidelines (psychology, lactation, and nutrition) for breastfeeding mothers to improve understanding and mental and physical health during breastfeeding during the COVID-19 pandemic. At the evaluation stage, breastfeeding mothers will measure their level of understanding and the ability to carry out SITASI by using a questionnaire. The method of activity is carried out with field activities because the condition of the covid-19 pandemic has begun to decline. The media for this activity include power points and leaflets. The results of the evaluation showed that 100% of participants' knowledge increased and 75% of participants' abilities increased and all participants were very enthusiastic and had high motivation to carry out SITATION management in exclusive breastfeeding during the Covid 19 pandemic. It is hoped that this activity can increase mothers' knowledge and abilities in psychological problems, lactation and nutrition when breastfeeding babies during the COVID-19 pandemic.ABSTRAKPenularan Covid-19 selama kehamilan atau persalinan masih langka. Pedoman global yang dirilis WHO dan Unicef meyakini hingga saat ini belum ada bukti atau laporan kasus transmisi vertikal dari ibu ke janin. Dalam penelitian terbatas, belum ada temuan Covid-19 dalam ASI pada ibu menyusui yang terkonfirmasi positif. Kedua alasan tersebut memungkinkan ibu dengan Covid-19 untuk terus menyusui dan memberikan ASI. Saat ini kecemasan orang tua bertambah dengan masalah pendapatan, makanan, dan masa depan mereka. Keberhasilan menyusui akan meningkat jika ibu mendapatkan dukungan dari keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan selama 1 hari pada 30 November 2021 yang dimulai dari tahap persiapan, pendataan ibu menyusui, pemberian materi, dan evaluasi. Tahap pemberian materi, dimana ibu menyusui akan mendapatkan pedoman “SITASI” (psikologi, laktasi, dan gizi) pada ibu menyusui untuk meningkatkan pemahaman dan kesehatan fisik jiwa selama menyusui di masa pandemi covid 19. Pada tahap evaluasi, ibu menyusui akan diukur tinglat pemahamannya dan kemampuan menjalankan SITASI dengan menggunakan kuesioner.Metode kegiatan dilakukan dengan kegiatan lapangan karena kondisi pandemi covid-19 sudah mulai menurun. Media kegiatan ini meliputi power point dan leaflet. Hasil evaluasi menunjukkan 100% pengetahuan peserta meningkat dan 75% kemampuan peserta meningkat serta semua peserta sangat antusias dan memiliki motivasi tinggi untuk melakukan manajemen SITASI dalam pemberian ASI Eksklusif Di Masa pandemi Covid 19. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam masalah psikologis, laktasi dan gizi saat memberikan ASI pada bayi selama masa pandemi Covid 19.
Screening dan Manajemen Stres sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Remaja Liyanovitasari; Puji Lestari; Umi Setyoningrum
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i1.3137

Abstract

Adolescence is a transition phase from childhood to adulthood. This transition process causes stress both physically and mentally for teenagers. Long-term stress can also affect adolescents' adaptation, giving rise to behavior such as attempting suicide (8.5%), sadness and despair (29%), drinking alcohol (45%), and using marijuana/drugs (22%). Progressive muscle relaxation is a technique for dealing with stress by tensing and relaxing the muscles to relax the muscles, relieve pain, anxiety, anxiety, increase comfort and concentration. This activity aims to increase teenagers' knowledge and skills in carrying out progressive muscle relaxation. Community service activities were carried out on Tuesday 5 March 2024. The target of this service program was students at the Sudirman Islamic Vocational School, Ungaran, attended by 40 students. The methods used in this activity are discussion, lecture, question and answer, demonstration and re-demonstration. Educational media are powerpoints, leaflets and videos of progressive muscle relaxation exercises. This activity was carried out in three stages, including the first stage of preparation by obtaining permission to go to the school, preparing media, conducting a pre-test, and conducting stress screening on students. The second stage of implementation is the delivery of educational material on the concept of stress and a demonstration of progressive muscle relaxation. The third stage is evaluation by conducting a post test on students. The measurement results showed that students' knowledge before being given stress management education increased from 2.6 to 5.8. In addition, students' ability in progressive muscle relaxation increased from 3.2 to 6.2. It is hoped that students can carry out progressive muscle relaxation independently so that stress can be overcome and can improve students' mental health.   ABSTRAK                 Remaja merupakan fase transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Proses transisi ini menyebabkan stres baik secara fisik maupun mental remaja. Stres jangka panjang juga dapat mempengaruhi adaptasi remaja sehingga menimbulkan perilaku seperti percobaan bunuh diri (8,5%), sedih dan putus asa (29%), minum alkohol (45%), dan menggunakan ganja/narkoba (22%). Relaksasi otot progresif sebagai teknik mengatasi stres dengan menegangkan dan melemaskan otot untuk membuat otot menjadi rileks, meredakan nyeri, kecemasan, ansietas, meningkatkan kenyamanan dan konsentrasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja melakukan relaksasi otot progresif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari Selasa 5 Maret 2024. Sasaran program pengabdian ini yaitu siswa SMK Islam Sudirman Ungaran diikuti oleh 40 siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu diskusi, ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan re-demonstrasi. Media edukasi adalah powerpoint, leaflet, dan video latihan relaksasi otot progresif. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap mencakup tahap pertama persiapan dengan melakukan perijinan ke sekolah, menyiapkan media, melakukan pre test, dan melakukan screening stres pada siswa. Tahap kedua pelaksanaan yaitu penyampaian materi edukasi konsep stres dan demonstrasi relaksasi otot progresif. Tahap ketiga adalah evaluasi dengan melakukan post test pada siswa. Hasil pengukuran bahwa pengetahuan siswa sebelum diberikan edukasi manajemen stres meningkat dari 2,6 menjadi 5,8. Selain itu kemampuan siswa dalam relaksasi otot progresif meningkat dari 3,2 menjadi 6,2. Diharapkan bagi siswa untuk dapat melakukan relaksasi otot progresif dengan mandiri agar stres dapat teratasi dan dapat meningkatkan kesehatan mental siswa.
Studi Korelasi: Perilaku Penyimpanan dan Penyajian Makanan dengan Kejadian Diare pada Balita Puji Lestari; Liyanovitasari; Mona saparwati
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2023): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, July 2023
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/proheallth.v5i2.2387

Abstract

According to the World Health Organization (WHO) diarrheal disease is the second cause of death in children under five years old and is a potential endemic disease of Extraordinary Events (KLB) which is often accompanied by death in Indonesia. Food can be one of the causes of food poisoning and can be an intermediary in the transmission of diseases including diarrheal diseases. The purpose of this study was to determine the relationship between food storage and presentation behavior with the incidence of diarrhea in toddlers. This study is a correlation study with a cross sectional approach. The variables i.e. storage and presentation of food and incidence of diarrhea were measured using questionnaires. Food storage and presentation includes washing cutlery, selecting foodstuffs, how to cook food and drinking water and how to store food. The population in this study was mothers of toddlers. The respondents of the study as many as 156 toddlers were taken by purposive sampling technique. Data analysis was carried out with chi square test. Research Results: Based on the results of the study, the characteristics of respondents were 77 respondents (49.4%) male and 79 respondents (50.6%) female, 56 (38.9%) aged 12-23 months, 52 (33.3%) aged 24-35 months, 48 (30.8) aged 36-53 months. There is a significant relationship between food storage and serving with the incidence of diarrhea with a meaning value of p = 0.005. It is expected that mothers can pay attention to the storage and presentation of food to prevent an increase in the incidence of diarrhea.   ABSTRAK                 Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah lima tahun dan merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian di Indonesia. Makanan bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya keracunan makanan dan dapat menjadi perantara dalam penularan penyakit termasuk penyakit diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku penyimpanan dan penyajian makanan dengan kejadian diare pada balita. Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel yaitu penyimpanan dan penyajian makanan dan kejadian diare diukur dengan menggunakan kuesioner. Penyimpanan dan penyajian makanan meliputi pencucian alat makan, pemilihan bahan makanan, cara memasak makanan dan air minum serta cara penyimpanan makanan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu balita. Responden penelitian sebanyak 156 balita diambil dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan  karakteristik responden sebanyak 77 responden (49,4 %) berjenis kelamin laki laki dan 79 responden (50,6 %) berjenis kelamin perempuan, usia responden 12-23 bulan sebanyak 56 (38,9%), usia 24-35 bulan sebanyak 52 (33,3%), usia 36-53 bulan sebanyak 48 (30,8). Ada hubungan yang bermakna antara penyimpanan dan penyajian makanan dengan kejadian diare dengan nilai kemaknaan p=0,005. Diharapkan ibu dapat memperhatikan penyimpanan dan penyajian makanan untuk mencegah terjadinya peningkatan kejadian diare.
Hubungan Strategi Koping dengan Kualitas Hidup Ibu yang Memiliki Anak Disabilitas Intelektual: The Relationship between Coping Strategies and Quality of Life of Mothers with Children with Intellectual Disabilities Nur Lu’lu’atul Ahadiah; Liyanovitasari
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i2.406

Abstract

Intellectual disability is a child whose development of intellectual function experiences obstacles accompanied by disabilities in learning and adjusting, which can make parents need special handling and also result in increased burden and stress that can affect the quality of life. A factor affecting the quality of life of the family is coping strategies. The purpose of this study was to determine the relationship between coping strategies and the quality of life of mothers who have children with intellectual disabilities. This research design is descriptive correlational with a cross sectional approach. The population is parents who have children with intellectual disabilities at Ungaran State Special School with a consecutive sampling technique of 64 respondents. The measuring instrument used is a questionnaire. The data analysis used is the chi square test. Results: Most respondents had adaptive coping strategies with a moderate maternal quality of life, which was 32 respondents (78.0%). There is a relationship between coping strategies and the quality of life of mothers who have children with intellectual disabilities. With p value = 0.000 < α (0.05). Suggestion: Parents can improve coping strategies by planning everything about their children, can also control stress well so that it does not interfere with daily activities, for example by cultivating feelings of optimism, always getting closer to God Almighty and always praying.   ABSTRAK Disabilitas intelektual adalah anak yang perkembangan fungsi intelektualnya mengalami hambatan yang disertai ketidakmampuan dalam belajar dan menyesuaikan diri, sehingga dapat membuat orang tua membutuhkan penanganan khusus dan juga mengakibatkan peningkatan beban dan stres yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup keluarga adalah strategi koping. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan strategi koping dengan kualitas hidup ibu yang memiliki anak disabilitas intelektual.  Desain penelitian ini diskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah orang tua yang memiliki anak disabilitas intelektual di Sekolah Luar Biasa Negeri Ungaran sejumlah 87 responden, dan sampel sejumlah 64 responden dengan teknik consecutive sampling. Alat ukur yang digunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square.  Sebagian besar responden memiliki strategi koping adaptif dengan kualitas hidup ibu kategori sedang yaitu sebanyak 32 responden (78.0%). = Ada hubungan strategi koping dengan kualitas hidup ibu yang memiliki anak disabilitas intelektual. Dengan nilai p value = 0,000 < α (0,05). Orang tua dapat meningkatkan strategi koping dengan merencanakan segala sesuatu mengenai anaknya, juga dapat mengendalikan stres dengan baik sehingga tidak mengganggu aktifitas sehari-hari, misalnya dengan menumbuhkan perasaan optimis, selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berdo’a.
Implementasi Pengelolaan Sampah Dengan 3R (Reduse, Reuse, Recycle) sebagai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Akibat Sampah di Dusun Sigade Desa Nyatnyono Puji Lestari; Umi Setyoningrum; Liyanovitasari; Fatikha Rima Syifa; Fathiyatul Hikmah; Berliana Fatha
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3426

Abstract

Waste can have a bad impact on human health conditions. If waste is disposed of carelessly or piled up without proper management, it will cause various serious health impacts. Waste that is not treated will have a bad impact on human health. One of them improves good behavior in disposing of garbage by removing garbage cans made from materials that are easy to get around, namely bamboo. The purpose of making waste from bamboo is to reduce scattered waste. This community service activity will be carried out on July 26, 2024. The target of this activity is the people of Sigade Hamlet, Nyatnyono Village. The methods used in this activity are discussions, questions and answers, demonstration lectures, and direct practice by residents. The media used are powerpoint, leaflets, and educational videos about 3R. This activity is carried out in three stages, namely the first stage of preparation for licensing, preparing media for pre-test, and conducting waste management with 3R. The second stage is implementation, namely the delivery of material on waste management with 3R and demonstrating the creation of waste cans by involving the surrounding community. Furthermore, the last stage is evaluation by conducting a test post on the community. The results of the measurement showed that the community's knowledge before being educated about 3R waste management with good results was 5.6%, for sufficient results as much as 72.2%, and results and results were less as much as 22.2%. In addition, for the results after being educated with good results of 44.4%, and for sufficient results of 55.6%,. It is hoped that the people of Sigade Hamlet can implement waste management in the 3R way, namely reduce reuce and recyle.   ABSTRAK Sampah dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa adanya pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai macam dampak kesehatan yang serius. Sampah yang tidak diolah akan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Salah satu meningkatkan perilaku yang baik dalam membuang sampah dengan pembautan tempat sampah yang terbuat dari bahan yang mudah didapatkan disekitar yaitu bambu. Tujuan pembuatan sampah dari bambu ini untuk mengurangi limbah sampah yang berserakan. kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini di laksanakan pada tanggal 26 Juli 2024. Untuk sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Dusun Sigade, Desa Nyatnyono. Metode yang di gunakan dalam kegiatan ini adalah diskusi, tanya jawab, ceramah demonstrasi, dan praktik langsung oleh warga. Media yang di gunakan yaitu powerpoint, leaflet, dan video edukasi tentang 3R. Kegiatan ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap pertama persiapan melakukan perijinan, menyiapkan media melakukan pre test, dan melakukan pengelolaan sampah dengan 3R. Tahap kedua yaitu pelaksanaan yaitu penyampaian materi tentang pengelolaan sampah dengan 3R dan mendemostrasikan pembuatan tempat sampah dengan melibatkan masyarakat sekitar. Selanjutnya tahap terakhir yaitu evaluasi dengan melakukan pos tes pada masyrakat. Hasil dari pengukuran bahwa pengetahuan Masyarakat sebelum diberi edukasi mengenai pengelolaan sampah 3R dengan hasil baik sebanyak 5,6%, untuk hasil cukup sebanyak 72,2%, hasil dan hasil kurang sebanyak 22,2%. Selain itu untuk hasil setelah diberi edukasi dengan hasil baik sebanyak 44,4%, dan untuk hasil cukup sebanyak 55,6%,. Di harapkan masyarakat Dusun Sigade dapat menerapkan pengelolaan sampah dengan cara 3R yaitu reduce reuce dan recyle.