Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Veteriner

The Response of Local and Verenigde Deutch Lanvarken Pigs to Corypha gebanga Feeding Supplementation (RESPONS BABI LOKAL DAN BABI VERENIGDE DEUTCH LANVARKEN TERHADAP PENAMBAHAN PAKAN PUTAK) Asnath Maria Fuah; William Arthur Pattie
Jurnal Veteriner Vol 15 No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.224 KB)

Abstract

Study to examine the growth of local breed pigs and Verenigde Deutsch Lanvarken(VDL) pigssupplemented with Corypha gebanga pith and maize have been conducted for 14 weeks. A total of 32neutered pigs (16 local breed and 16 VDL pigs) were used in the study. The average initial live weight was8.0 kg for the local breed and 12.1 kg for VDL pigs. Four feeding treatments were applied: T1-60% C.gebanga+15% maize; T2- 65% C.gebanga + 10% maize; T3-70% C.gebanga + 5% maize; and T4- 75% C.gebanga + nomaize, respectively. Live weights and feed consumption were analyzed using repeated measures, analysisof variance. The results showed that feed supplemented with different composition of C.gebanga andmaizehad no effect towards the growth of local breed pigs. However, this phenomenon was not seen in VDLpigs. The growth of VDL pigs supplemented with 75% was significantly lower (P<0.01) compared to thelocal breed pigs. It can be concluded that substitution of maize with C.gebanga has no influence towardsthe growth of local breed pigs. However, its effects on the growth of VDL pigs need further observation.
Performa Produksi Sapi Bali Berbasis Agroekosistem di Pulau Timor Fellyanus Habaora; Asnath Maria Fuah; Luki Abdullah; Rudy Priyanto; Ahmad Yani; Bagus Priyo Purwanto
Jurnal Veteriner Vol 21 No 3 (2020)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.372 KB)

Abstract

Pulau Timor merupakan daerah produksi sapi Bali di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisi lahan adalah tipe kering sehingga pembatas utama produktivitas sapi adalah pakan. Manajemen pemeliharaan ternak masih tradisional sehingga input dari peternakan pun rendah. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa agroekosistem memengaruhi produktivitas ternak. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian tentang performans produksi sapi Bali berbasis agroekosistem sejak bulan Januari-Desember 2018. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui performans produksi sapi Bali di empat agroekosistem di Pulau Timor, yaitu agroekosistem padang rumput, pertanian, perkebunan, dan hutan. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yang mewakili agroekosistem padang rumput, pertanian, perkebunan, hutan. Penentuan responden adalah 5-10% dari jumlah peternak pada setiap agroekosistem yang memiliki sapi Bali >10 ekor. Responden diwawancarai menggunakan daftar kuisioner yang telah disiapkan. Disamping wawancara, juga dilakukan observasi ke lapangan untuk pengukuran performans produksi sapi Bali. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan performa produksi sapi Bali di agroekosistem padang rumput dan agroekosistem perkebunan lebih baik dibandingkan ternak sapi Bali di agroekosistem pertanian dan hutan pada rentang umur 3,5-3,9 tahun. Ukuran badan terpanjang dihasilkan oleh sapi-sapi yang dipelihara pada agroekosistem hutan, sedangkan ukuran lingkar dada terbesar ditampilkan oleh sapi-sapi yang berada di agroekosistem padang rumput, dan ukuran pundak tertinggi dicapai oleh sapi-sapi yang berada di agroekosistem hutan. Secara umum nilai skor kondisi tubuh (SKT) tubuh sapi Bali pada empat agroekosistem menunjukkan kondisi tubuh yang cukup gemuk sampai dengan gemuk. Dengan demikian performa produksi sapi Bali di Pulau Timor sangat dipengaruhi oleh agroekosistem.