Claim Missing Document
Check
Articles

Upaya Peningkatan Komunikasi Interprofesional Melalui Interprofessional Collaborative Practice (ICP) (Systematic Review) Raihany Sholihatul Mukaromah; Luky Dwiantoro; Agus Santoso
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.395 KB) | DOI: 10.32584/jkmk.v1i1.70

Abstract

The role and function of interdisciplinary care providers in health services is still fragmented so that interdisciplinary health services provided to patients become overlapping. Interdisciplinary fragmentation can be overcomed through Interprofessional Collaborative Practice (ICP). Good collaboration between the team of health professionals is needed, in order to exchange information clearly and comprehensively. The core competency in Interprofessional Collaborative Practice (ICP) is effective interprofessional communication. The purpose of this systematic review is to find out whether ICP can improve the ability of health workers to carry out interprofessional communication. The method used by Systematic review was by searching literature databases from Ebscho, Sciendirect, PubMed and Google scholar by using advanced search keywords. The keywords chosen were Interprofessional Collaborative Practice (ICP), Interprofessional Communication, health workers. The searching was limited in 2006 - 2016, full text pdf and English. The inclusion criteria from the article was the health workers as the respondents, intervention with Interprofessional Collaborative Practice (ICP), the outcome measured was interprofessional communication skills of health workers. There were 6 articles that correspond to the inclusion criteria. Those 6 articles were reviewed. Results: each article gives an outcome to the improvement of interprofessional communication and 2 articles produce 3 themes. ICP can effectively improve the ability of health workers to carry out interprofessional communication. It is expected that the head of the hospital can make a special policy related to the implementation of ICP and design a model for ICP involving all health professions so that it can be applied in health services as an effort to develop effective interprofessional communication and improve the quality of health services so that the professional role of each discipline runs well.
Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan Dan Perencanaan Karir: Strategi Meningkatkan Komunikasi Interprofesional Yang Efektif Nunung Rachmawati; Luky Dwiantoro; Agus Santoso
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.614 KB) | DOI: 10.32584/jkmk.v1i1.71

Abstract

Interprofessional collaboration will be realized if two or more people from different professions interact to produce a shared understanding that would not have been possible if those professions worked independently. How each profession views the meaning of collaboration must be understood by both parties so that the same perception can be obtained. The application of collaboration between professions is currently limited to traditional or multiprofessional collaboration models. A high level of knowledge is needed by the nursing profession to be able to provide nursing services independently and collaborate with other health workers. This level of education and knowledge gap will hinder the effective communication process among health professionals. Continuous nursing education can be used as a strategy to eliminate the knowledge and education gaps between professions so that it will improve the effective communication process among health professionals. Collaboration is a complex process that requires special attention accompanied by high knowledge in exchanging ideas in discussing patients. Nurses who always try to improve their knowledge and skills to achieve their desired career will have an impact on their ability to exchange ideas (communicate) with other professions or collaborate with other professions. Continuous nursing education and career planning are two strategies that can increase nurses’ knowledge and skills to improve nurses' confidence in exchanging ideas with other professions.
Peningkatan Kualitas Timbang Terima Di Instalasi Gawat Darurat Era Revolusi Industri 4.0 Tri Andri Pujiyanti; Luky Dwiantoro; Muhammad Hasib Ardani
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.058 KB) | DOI: 10.32584/jkmk.v2i2.243

Abstract

A handover is an application form for improving effective communication which is part of the patient safety goal. Ineffective handover has been shown to increase the risk of preventable side effects, length of stay and rates of complications. High patient mobilization, a lot of time taken, and increased workload are reasons why nurses do not have time for handover. While the ER Nurses are also required to develop, improve their knowledge and skills to improve quality services in line with the technological development of the era industrial revolution 4.0. The objective of this review to identify efforts for improving quality of handover in Emergency Departement in accordance with the development of the industrial revolution era 4.0. This review source search through CINAHL Ebsco, Science Direct, and pubmed from 2010 to 2019, in English, and full text. Searching keywords are Improvemenr, Quality Handover, Technology, and Emergency Department. From this literature review, it was found that efforts to improve quality of handover in the emergency departement included the establishment of appropriate communication / protocol tools / frameworks, developing multi-disciplinary teams, recognizing the influence of culture and implementing training. These efforts cannot be separated, all are interrelated to realize quality handover. Facing the digital revolution 4.0 based on Cyber Physical Systems in the health sector, improving quality handover may use electronic communication framework. Materials handover is using patient data in the medical record (RM) or electronic medical record (ERM). Electronic Handover tool aswer the challenges for facing the digital revolution 4.0. Efforts to improve the quality of handover in the emergency department are established effective communication tools / frameworks, Multidicipline Team meetings, training / coaching and recognizing cultural influences.
Faktor-faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat Eni Nuryani; Luky Dwiantoro; Devi Nurmalia
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jkmk.v4i1.572

Abstract

Perawat sebagai petugas yang langsung memberikan pelayanan kepada pasien, diharapkan mampu mengembangkan dan memelihara prosedur pemberian obat yang aman guna memberikan pelayanan dan proteksi terbaik bagi pasien. Tujuan studi literatur ini yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat. Metode penulisan yang digunakan yaitu Systematic Literatur Review untuk menelusuri berbagai faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam pemberian obat. Data yang diambil adalah artikel seputar enam benar prinsip pemberian obat dan faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat. Literatur dari sumber terpercaya dalam Bahasa Inggris dan Indonesia dengan rentang penerbitan 2004-2019. Data yang terkumpul dilakukan critical appraisal tool sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai menjadi 9. Hasil review menunjukan terdapat beberapa faktor terkait kepatuhan perawat dalam pemberian obat yaitu pengetahuan dan sikap yang baik, adanya SOP dan kebijakan, beban kerja yang tidak terlalu berlebihan serta perawat yang bekerja sudah lama. Kesimpulan studi literatur ini yaitu faktor yang dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat adalah tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan SOP, beban kerja dan lama kerja perawat.
Pengembangan Sistem Aplikasi Online untuk Penerapan Evidence Based Nursing Practice Anggit Prasetyo Mituhu; Luky Dwiantoro; Tri Nur Kristina
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jkmk.v4i1.839

Abstract

Evidence-Based Nursing Practice  (EBNP) adalah  pendekatan  sistematis  untuk  meningkatkan  kualitas  praktik keperawatan  dengan  mengumpulkan  bukti  terbaik dalam pengambilan keputusan praktik yang telah menjadi tuntutan pada tatanan rumah sakit. Pada kenyataanya masih banyak kendala dalam penerapan EBNP, misalnya: kurangnya pengetahuan, terbatasnya waktu, dan terbatasnya sarana dan prasarana. Perkembangan teknologi memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut agar EBNP lebih masif penggunaannya. Studi ini merupakan metode penelitian pengembangan dengan 3 langkah yang dimulai dengan need assessment berupa wawancara dengan 9 perawat klinik; wawancara dengan ekspert dalam bidang Teknologi Informasi; dan pengembangan aplikasi online dengan mengadaptasi tujuh (7) langkah penerapan EBNP. Penggunaan teknologi untuk mengembangkan aplikasi dalam penerapan EBNP bersama tim IT tentang catatan digital dan masukan dari expert tentang metode input (voice to text), maka tercipta sebuah aplikasi berbasis Dynamic Website bersifat personal dengan nama online START EBP. Fitur aplikasi yang dimiliki meliputi menu registrasi, menu profile, menu tujuh langkah pencarian bukti (searching journals, appraisal, share link review expert dan partisipan, monitoring dan evaluasi), resume pdf, link media Jurnal club. Aplikasi Online START ringan dan dapat digunakan diberbagai platform digital dengan setiap tahapan EBNP yang tersimpan dengan baik kedalam database. Penggunaan aplikasi Online START EBP dapat menjadi alternatif modern dalam upaya promosi EBNP bagi perawat klinik.
Implementasi Koordinasi Perawatan Pasien Perioperatif oleh Perawat Hendrik Kurniawan; Luky Dwiantoro; Madya Sulisno
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 10 No 2 (2020): April 2020
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.382 KB)

Abstract

Kegiatan koordinasi perawatan perioperatif meliputi kegiatan pelayanan perawatan fase pre, intra dan post operatif. Beberapa kesalahan dalam menyiapkan pasien untuk diprogramkan operasi elektif dapat menyebabkan masa lama rawat pasien memanjang, readmissions berulang, menurunkan kualitas hidup, mengurangi keselamatan dan kepuasan pasien dan peningkatan biaya. Situasi tersebut memerlukan upaya koordinasi perawatan yang berpusat pada pasien. Penelitian yang digunakan adalah kualitatif diskriptif, dengan analisa data metoda Colaizzi. Sebanyak lima partisipan perawat perioperatif dengan masa kerja lebih dari 3 tahun sebagai narasumber penelitian dengan kriteria tiga perawat ruang rawat inap bedah (katim, penanggung jawab shif dan perawat pelaksana), satu perawat kepala ruang bedah sentral dan satu perawat pelaksana kamar bedah serta satu partisipan sebagai triangulasi sumber yang merupakan dokter spesialis bedah mulut dan selaku kepala instalasi bedah sentral. Hasil didapatkan enam tema yaitu:keterlibatan pasien dan keluarga dalam pengelolaan layanan kesehatan sejak awal masuk rumah sakit, mekanisme penjadualan program operasi elektif, pengkajian pasien sebelum operasi, optimalisasi kelayakan kondisi kesehatan pasien, metode koordinasi yang dilakukan oleh perawat serta keadaan atau situasi yang membutuhkan koordinasi dengan berbagai profesional pemberi asuhan, pasien dan keluarga. Perawat dalam melaksanakan koordinasi perawatan menemukan hambatan atau tantangan dalam mensukseskan koordinasi perawatan yang dilakukan.Perawat dalam melakukan fungsi koordinasi perawatan, berfungsi sebagai care coordinator bukan hanya sebagai perawat pelaksana atau ketua tim. Kata kunci : koordinasi perawatan, perioperatif, perawat THE IMPLEMENTATION OF PERIOPERATIVE PATIENT CARE COORDINATION BY NURSES ABSTRACT Perioperative care coordination activities include pre, intra and post operative care service activities. Some errors in preparing patients for elective surgery programs can cause prolonged hospitalization, repeated readmissions, reduced quality of life, reduced patient safety and satisfaction and increased costs. This situation requires coordinating efforts for patient-centered care. The research used is descriptive qualitative, with Colaizzi method data analysis. Five perioperative nurse participants with a working period of more than 3 years as research sources with the criteria of three nurses inpatient surgery (Katim, person in charge of shif and executive nurse), one head nurse in the operating room and one nurse in the operating room and one participant as a participant as a nurse triangulation of sources who are oral surgeons and as the head of the central surgical installation. The Results obtained six themes, namely: involvement of patients and families in the management of health services from the beginning of the hospital admission, scheduling mechanisms for elective surgery programs, assessment of patients before surgery, optimization of the feasibility of the patient's health conditions, methods of coordination performed by nurses and circumstances or situations that require coordination with various care professionals, patients and families. Nurses in implementing care coordination find obstacles or challenges in the success of the coordination of care performed. Nurses in performing the care coordination function, functions as a care coordinator not just as an executive nurse or team leader. Keywords: care coordination, perioperative, nurse
FAKTOR YANG MENINGKATKAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP: SYSTEMATIC REVIEW Dwi Retnaningsih; Luky Dwiantoro
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 11 No. 2, Juli 2020
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.626 KB) | DOI: 10.34035/jk.v11i2.442

Abstract

Perawat adalah tenaga kesehatan Sumber Daya Manusia yang berhubungan langsung dengan pasien dan memiliki tanggungjawab terhadap perawatan pasien. Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam berorganisasi di rumah sakit adalah kepemimpinan yang mampu menggerakkan perawat melakukan tindakan keperawatan. Tujuan systematic review meninjau penelitian empiris yang dipublikasikan tentang gaya kepemimpinan berkaitan dengan kinerja perawat dan jenis kepemimpinan yang bisa meningkatkan kinerja perawat di ruang rawat inap. Metode dengan melakukan tinjauan sistematis melalui review jurnal tentang gaya kepemimpinan dan kinerja perawat di ruang rawat inap. Strategi pencarian data dengan google scholar, ProQuest dan Sinta, kelayakan studi penelitian dengan melakukan penelitian empiris yang merujuk pada gaya kepemimpinan dan kinerja perawat di rawat inap. Kualitas studi dengan membaca topik, desain dan instrumen penelitian. Prosedur ekstraksi data dilakukan dari hasil penelusuran artikel dengan kata kunci gaya kepemimpinan, kinerja perawat di ruang rawat inap. Literatur 10 tahun terakhir, topik sesuai, dan artikel lengkap. Berdasarkan 12 artikel yang dianalisa, 5 penelitian dengan gaya kepemimpinan demokrasi mampu memberikan hasil kinerja perawat yang baik. 1 penelitian dengan gaya kepemimpinan otoriter, 4 penelitian dengan gaya kepemimpinan kompilasi, dan 2 penelitian dengan gaya kepemimpinan konsultasi memberikan hasil kinerja perawat cukup dan baik. Kecenderungan gaya kepemimpinan otoriter dan demokratik mampu memberikan kinerja yang baik dan cukup. Jadi, tidak ada gaya kepemimpinan yang tidak baik atau buruk. Gaya kepemimpinan yang tepat diperlukan untuk menghindari pemborosan, kebingungan, dan kesalahan. Nurses are health workers who is human resources who deal directly with patients and have responsibility for patient care. One of the critical success factors in organizing at a hospital was leadership that was able to move nurses into performing nurses' actions. The purpose of the systematic review was to review published empirical research on leadership styles related to nurse performance and the types of leadership that can improve nurses' performance in the inpatient room. The method was to conduct a systematic review through a journal review of the leadership style and performance of nurses in the inpatient room. Data search strategies with Google Scholar, ProQuest and Sinta, the feasibility of a research study by conducting empirical research that refers to the leadership style and performance of nurses in hospitalization. Quality of study by reading topics, designs and research instruments. Data extraction procedure was carried out from the results of searching the article with keywords leadership style, nurse performance in the inpatient room. Literature of the past 10 years, relevant topics, and full articles. Based on 12 articles analyzed, 5 studies with a democratic leadership style were able to provide good nurse performance results. 1 research with authoritarian leadership style, 4 research with compilation leadership style, and 2 research with consultative leadership style gives nurses good and good performance results. The tendency of an authoritarian and democratic leadership style was able to provide good and sufficient performance. So, there was no leadership style that was not good or bad. Appropriate leadership style to avoid waste, confusion, and mistakes.
Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Tindakan Perawat Klinik 1 dan 2 di Ruang Rawat Inap RSUP dr. Kariadi Semarang In Rahmad Widiyanto Muhni; Zahroh Shaluhiyah; Luky Dwiantoro
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 10, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.10.2.2022.148-155

Abstract

ABSTRAKPerawat menjadi salah satu faktor penting yang dapat berkontribusi dalam mencegah dan meminimalkan terjadinya insiden keselamatan pasien, kepatuhan perawat dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan kompetenesi dan kewenangan klinis akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan tindakan keperawatan oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Dr.Kariadi Semarang. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat klinik 1 dan 2 di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi sejumlah 124 orang yang ditentukan dengan metode total sampling. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistic. Hasil penelitian dengan menggunakan chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel dukungan sosial dengan kepatuhan perawat PK 1 dan PK 2 dalam menjalankan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan klinisnya dengan nilai signifikansi 0,017. Hasil regresi logistic menunjukkan terdapat pengaruh variabel dukungan sosial dengan nilai signifikansi 0,0006 dan variabel supervisi dengan nilai signifikansi 0,037. Penelitian ini dapat berkontribusi untuk RSUP Dr. Kariadi dalam melakukan evaluasi dan meningkatkan kepatuhan perawat dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan kewenangan klinisnya sehingga dapat meningkatkan patient safety dan mutu pelayanan. Kata kunci: Kepatuhan; Kewenangan Klinis, Perawat Klinik  ABSTRACTNurses are one of the important factors that can contribute to preventing and minimizing patient safety incidents, nurses ' compliance with carrying out their duties and functions as clinical competencies and authority will have an impact on improving the service quality. This study aims to analyze the factors that influence the compliance with the implementation of nursing actions by nurses in the inpatient ward on Dr. Kariadi Hospital, Semarang. The research method used is correlational quantitative with a cross-sectional approach. The samples of this study were clinical nurses 1 and 2 in the inpatient room of Dr. Kariadi in the amount of 124 people which were determined by the total sampling method. Data analysis using chi-square and logistic regression. The results of the study using chi-square showed that there was a relationship between social support variables and the compliance with PK 1 and PK 2 nurses in carrying out nursing care following their clinical authority with a significance value of 0.017. The results of the logistic regression showed that there was an effect on the social support variable with a significance value of 0.0006 and the supervision variable with a significance value of 0.037. This research can contribute to RSUP Dr. Kariadi in evaluating and improving nurse compliance with providing care per their clinical authority to improve patient safety and service quality.Keyword: Compliance; Nurses; Clinical authority   
Pelaksanaan Fungsi Staffing Kepala Ruang Herlina Herlina; Luky Dwiantoro; Megah Andriany
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 1 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i1.5503

Abstract

This study aims to describe the function of the staffing head of the room in the COVID-19 isolation room. The method used is a qualitative case study. The survey results obtained two main themes: proposing additional staff and carrying out arrangements for variations in team composition, duty schedules, and division of tasks into patient rooms and nurse stations. In conclusion, the head of the room carries out the staffing function in the COVID-19 isolation room, including staff recruitment, scheduling, and assignment of nurses. The charge of the room carries out staff recruitment by proposing additional nurses. The schedule setting is adjusted to the conditions and the number of nurses available, making it easier to arrange a guard schedule. The division of tasks is distinguished between nurses caring for patients and nurses at the nurse station. Keywords: Head of Room, COVID-19 Isolation Room, Staffing
TURNOVER INTENTION PERAWAT DI RUMAH SAKIT Monika Steffi Novia Sabatini; Luky Dwiantoro; Nur Setiawati Dewi
Jurnal Surya Muda Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Surya Muda
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38102/jsm.v5i1.150

Abstract

Turnover intention adalah karyawan mempunyai niat untuk meninggalkan pekerjaannya yang sekarang dan mencari pekerjaan yang baru dalam rentang waktu tertentu. Angka kejadian turnover perawat di rumah sakit yaitu jumlah perawat yang keluar pada tahun 2018 adalah 12,7% dan pada tahun 2019 perawat yang keluar adalah 12,4%. Identifikasi turnover intention penting dilakukan untuk meningkatkan retensi perawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi turnover intention di rumah sakit. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 86 perawat yang dipilih secara purposive. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan yang dibagikan kepada 86 perawat di rumah sakit yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dengan hasil t-hitung item 15 pertanyaan kuesioner variabel turnover intention lebih besar dari t-tabel (1,6632) maka pernyataan dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84 perawat (97,67%) berada pada kategori “sedang” sedangkan sisanya yaitu 2 perawat (2,33%) berada pada kategori “tinggi”. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perawat ada kemungkinan untuk keluar dari rumah sakit dijabarkan dengan pertanyaan dalam kuesioner yaitudari rumah sakit lain. Penelitian yang dilakukan pada perawat di rumah sakit terhadap turnover intention memberikan kesimpulan bahwa ada kecenderungan perawat di rumah sakit melakukan turnover intention.