Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

EDUKASI LANSIA DENGAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL: LANSIA “SERASI” (SEHAT DENGAN MAKAN SAYUR DAN BUAH SETIAP HARI) Rosyanne Kushargina; Nunung Cipta Dainy; Inne Indraaryani Suryaalamsah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.914 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6430

Abstract

Abstrak: Asupan serat pada lansia sangat penting untuk dipenuhi. Namun faktanya di lapangan asupan serat pada lansia masih rendah. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi tentang pentingnya konsumsi serat untuk mewujudkan lansia SERASI (Sehat dengan Makan Sayur dan Buah Setiap Hari). Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan pada 37 lansia di Poslansia Subadra, Desa Sinarsari, Kecamatan Dramaga, Bogor. Kegiatan yang dirancang berupa kegiatan pengukuran status gizi dan asam urat, edukasi, demo pembuatan jus SERASI, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Materi edukasi mencakup manfaat serat, pangan sumber serat, berbagai olahan sayuran dan buah-buahan yang dapat diterapkan di rumah untuk dikonsumsi dari bahan bahan yang mudah ditemui sehari-hari, serta penyakit akibat kurang konsumsi serat. PMT diberikan berupa biskuit yang aman dan dapat dikonsumsi oleh lansia. Hasil kegiatan ini sebanyak 80% lansia mengalami peningkatan pengetahuan setelah dilakukan edukasi dengan perbedaan nilai pre-test dan post-test yang signifikan (p<0.05). Diharapkan dengan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pendekatan HBM terjadi perbaikan asupan serat pada lansia.Abstract: Consumption of fiber is important for the elderly. However, the elderly continue to consume a little amount of fiber. As a consequence, education about the need for a fiber-rich diet is necessary to attain elderly’s SERASI (healthy by eating vegetables and fruits every day). 37 elderly citizens benefitted from this community service initiative in Poslansia Subadra, Sinarsari Village, Dramaga District, Bogor. The activities designed are in the form of measuring nutritional status and uric acid, education, demonstration of making SERASI juice, and Supplementary Food Provision (PMT). The educational materials included information about the health benefits of fiber, diseases linked with a lack of fiber intake, fiber-rich meals, and various processed vegetables and fruits made at home using easily available ingredients. The PMT was given to the elderly in the form of safe-to-eat cookies. The results of this exercise showed that 80% of elderly participants acquired knowledge after teaching, with a significant change in pre-and post-test scores (p<0.05). The HBM approach was expected to result in an increase in fiber intake among the elderly.
PEMBENTUKAN TIM DASHAT (DAPUR SEHAT ATASI STUNTING) DAN INTERVENSI GIZI CEGAH STUNTING Nunung Cipta Dainy; Hasnabila Esti Ardiani; Dwi Aulia Fitri; Endang Puspitasari; Idal Musdalifa
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12451

Abstract

Abstrak: Stunting adalah salah satu kondisi akibat kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan linier pada balita. Penyebab umum stunting adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang stunting serta rendahnya perilaku pemberian MPASI berkualitas pada bayi usia 6-12 bulan. Oleh karena itu, program yang dilakukan berupa upaya percepatan penurunan stunting dengan peningkatan pengetahuan ibu serta kader tentang stunting, pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), pelatihan pengelolaan MPASI, serta intervensi gizi pada bayi berisiko stunting. Metode pelaksanaan yakni dengan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan Tim DASHAT. Program berlangsung pada bulan Juni hingga September 2022 di Kelurahan Padasuka. Hasil kegiatan ini terbentuknya Tim DASHAT yang dikukuhkan dengan SK Lurah Padasuka. Terselenggaranya penyuluhan stunting kepada kader dan ibu bayi. Tim DASHAT mendapatkan pelatihan pengelolaan MPASI dan melakukan intervensi gizi berupa pemberian MPASI kepada bayi beresiko stunting selama 60 hari. Pengetahuan kader meningkat saat post-test rata-rata sebanyak 11 poin dari skor pre-test. Keterampilan kader dalam pengelolaan penyelenggaraan MPASI bagi bayi usia 6-9 bulan meningkat 100% dari yang awalnya tidak memahami menjadi dapat melaksanakan. Rata-rata konsumsi MPASI sebesar 84.7% dikonsumsi habis oleh bayi sasaran dengan rata-rata kenaikan berat badan bayi sebesar 544.4 gram. Program ini berhasil meningkatkan keterampilan pengetahuan dan keterampilan kader, meningkatkan berat badan bayi sesuai standar usia sehingga dapat mencegah terjadinya stunting. Abstract: Stunting is a condition caused by malnutrition that inhibits linear growth in toddlers. The common cause of stunting is the lack of maternal knowledge about stunting and the low behavior of providing quality complementary food to infants aged 6-12 months. Therefore, this program aims to accelerate the reduction of stunting by increasing cadres' knowledge about stunting, forming a Healthy Kitchen to Overcome Stunting (DASHAT), training in complementary food management, and nutritional interventions for infants at risk of stunting. The implementation method is counseling, training, and mentoring the DASHAT Team. The program took place from June to September 2022 in Padasuka Village. The results of this activity were the formation of the DASHAT Team, which the Decree of the Padasuka Urban Village Head confirmed—organized stunting counseling to cadres and baby mothers. The DASHAT team received training in complementary food management and conducted nutritional interventions in the form of complementary food provision to infants at risk of stunting for 60 days. Cadre knowledge increased during the post-test by an average of 11 points from the pre-test score. The skills of cadres in managing the provision of complementary food for infants aged 6-9 months increased 100% from not understanding to being able to implement the program. The average consumption of complementary food was 84.7% consumed by target infants, with an average weight gain of 544.4 grams. This program succeeded in increasing the knowledge and skills of cadres, increasing baby weight according to age standards to prevent stunting.  
SENAM OTAK SERTA EDUKASI KONSUMSI PANGAN SUMBER VITAMIN B12 DAN OMEGA-3 UNTUK CEGAH ALZHEIMERS Nunung Cipta Dainy; Inne Indraaryani Suryaalamsah; Dadang Herdiansyah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13258

Abstract

Abstrak: Lansia berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif atau alzheimers yaitu ketika mengalami kesulitan mengingat, mempelajari hal-hal baru, berkonsentrasi, atau membuat keputusan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Salah satu upaya mencegah terjadinya penurunan fungsi kognitif adalah dengan mengonsumsi pangan sumber vitamin B12, omega-3 dan aktivitas senam otak. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan pralansia dan lansia tentang upaya pencegahan penyakit alzheimers. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Desember 2022 dengan menggunakan metode penyuluhan, diskusi dan praktik senam otak. Peserta kegiatan ini adalah anggota Posbindu Subadra Desa Sinar Sari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor sebanyak 59 orang. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pengisian kuesioner pre-test dan post-test yang diisi oleh peserta dan kuesioner kepuasan mitra dalam hal ini kader Posbindu Subadra. Hasil dari kegiatan ini telah tercapai peningkatan pengetahuan peserta dari skor rata-rata 58.9 saat pre-test menjadi rata-rata nilai 90,0 saat post-test. Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan lansia dan pralansia tentang mencegah penyakit alzheimers dan pentingnya memenuhi asupan gizi vitamin B12 dan Omega-3. Senam otak sebaiknya dilakukan secara berkala atau menjadi program rutin Posbindu agar para lansia tetap terjaga kesehatan fungsi kognitifnya. Abstract: The elderly are at risk of cognitive decline or Alzheimer's when they have difficulty remembering, learning new things, concentrating, or making decisions that affect their daily lives. One of the efforts to prevent cognitive decline is consuming food sources of vitamin B12 and omega-3 and brain exercise activities. This activity aims to increase the knowledge of the pre-elderly and the elderly to prevent Alzheimer's disease. The action was carried out in December 2022 using the method of counseling, discussion, and brain exercise practice. The participants of this activity were members of Posbindu Subadra Sinar Sari Village, Dramaga District, Bogor Regency, totaling 59 people. Evaluation of activities was carried out by filling out pre-test and post-test questionnaires by participants and partner satisfaction questionnaires. This activity has increased participant knowledge from an average score of 58.9 during the pre-test to an average score of 90.0 during the post-test. This community service activity has succeeded in increasing the knowledge of the elderly and pre-elderly about preventing Alzheimer's disease and the importance of fulfilling nutritional intake of vitamin B12 and Omega-3. Brain gymnastics should be done regularly or become a routine Posbindu program so the elderly can maintain their cognitive function and health.  
PENERAPAN GIZI SEIMBANG DAN KEAMANAN PANGAN BAGI KELUARGA DIASPORA INDONESIA DI SENDAI JEPANG Kushargina, Rosyanne; Dainy, Nunung Cipta; Kusumaningati, Walliyana; Mustakim, Mustakim
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 3 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i3.30968

Abstract

Abstrak: Perbedaan budaya antara Indonesia dan Jepang dapat memengaruhi kebiasan dan pola makan warga diaspora Indonesia di Jepang. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya warga Indonesia yang berada di Jepang mengurangi tingkat konsumsi pangan bergizi karena kesulitan untuk mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan warga diaspora Indonesia di Sendai Jepang terkait dengan penerapan gizi seimbang dan keamanan pangan. Metode pelaksanaan kegiatan ini berupa FGD dan edukasi dengan Teknik ceramah serta diskusi tanya jawab baik secara luring dan hybrid. Peserta kegiatan adalah Warga Negara Indonesia yang berada di Sendai-Jepang yang tergabung dalam Keluarga Muslim Indonesia (KMI) Sendai sebanyak 19 orang. Monitoring dan evaluasi capaian dilakukan dengan menggunakan formulir pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah terjadi peningkatan skor pengetahuan pada minimal 70% peserta. Hasil kegiatan FGD berupa penetapan materi edukasi yang diharapkan oleh peserta. Edukasi yang dilakukan berhasil meningkatkan skor pengetahuan sebanyak 94.7% peserta. Rata-rata skor pre-test adalah 48, sedangkan rata-rata skor post-test adalah 85. Diharapkan kegiatan edukasi dapat dilakukan secara rutin untuk mempertahankan dan memperdalam pengetahuan peserta, sebagai bagian dari program kerja rutin KMI Sendai.Abstract: Cultural differences between Indonesia and Japan may influence the dietary habits and eating patterns of Indonesian diaspora living in Japan. Previous research has shown that Indonesians residing in Japan tend to reduce their consumption of nutritious foods due to difficulties in accessing affordable food ingredients. The aim of this activity was to enhance the knowledge of the Indonesian diaspora community in Sendai, Japan, regarding the application of balanced nutrition and food safety practices. The methods of implementation included Focus Group Discussions (FGD) and educational sessions through lectures and interactive Q&A discussions, conducted both offline and in hybrid formats. The participants of this activity were 19 Indonesian citizens residing in Sendai, Japan, who are members of the Indonesian Muslim Family (KMI) Sendai. Monitoring and evaluation of achievements are carried out using pre-test and post-test forms consisting of 10 multiple-choice questions. The indicator of the success of this activity is an increase in knowledge scores in at least 70% of participants. Monitoring and evaluation were carried out using pre-test and post-test questionnaires. The result of the FGD was the determination of educational topics as requested by the participants. The educational sessions successfully increased the knowledge scores of 94.7% of the participants. The average pre-test score was 48, while the average post-test score was 85. It is recommended that such educational activities be conducted regularly to maintain and deepen the participants' knowledge, as part of KMI Sendai’s ongoing program initiatives.