Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANEMIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK MALNUTRISI Zulaekah, Siti; Purwanto, Setiyo; Hidayati, Listyani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDi Indonesia masalah gizi kurang atau malnutrisi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Masalah penelitian adalah apakah ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan antara anak malnutrisi yang anemia dan tidak anemia. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan pertumbuhan dan perkembangan antara anak malnutrisi yang anemia dan tidak anemia. Lokasi penelitian di Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Data sosial ekonomi yang dikumpulkan adalah pendapatan keluarga ,umur ayah, umur ibu, dan jumlah anak. Data karakteristik anak meliputi kadar Hb anak, data pertumbuhan anak (berat badan, tinggi badan dan nilai Z-Score BB/U), dan perkembangan anak (motorik kasar, motorik halus, dan perkembangan bahasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada anak malnutrisi sebesar 25%. Anak malnutrisi yang anemia mempunyai berat badan, tinggi badan, dan Z-Score BB/U yang lebih rendah dibandingkan dengan anak malnutrisi yang tidak anemia. Skor perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan perkembangan bahasa anak malnutrisi yang anemia lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak anemia. Simpulan penelitian, tidak terdapat beda nyata laju pertumbuhan dan tingkat perkembangan antara anak malnutrisi yang anemia dengan yang tidak anemia. In Indonesia, lack of nutrition or malnutrition remains one of the major public health prob-lems. Research problem was whether difference growth and development between malnutri-tion child with anemic and without anemic. The purpose to analyze the differences growth and development between malnutrition child with anemic and without anemic. Research location Semanggi and Sangkrah Village, Pasar Kliwon District, Surakarta City. Socio-eco-nomic data collected were family income, father’s age, mother’s age, and number of children. Data child characteristics include hemoglobin level of children, child growth data (weight, height, and the Z-Score value of W/A), and child development (gross motor, fine motor, and language development). The result showed that the prevalence of anemia in malnourished children as 25%. Child malnutrition anemia have weight, height, and Z-Score W/A lower than the malnourished children without anemic. Score gross motor development, fine mo-tor, and language development child malnutrition with anemic lower than children without anemic. The conclusions, there was no significant growth and development difference of malnutrition children with anemic or not.
Gambaran Karakteristik Anak dan Karakteristik Keluarga Anak Malnutrisi di Wilayah Perkotaan Kota Surakarta Hidayati, Listyani; Purwanto, Setiyo; Zulaekah, Siti
Jurnal Penelitian Sains Teknologi Volume 13, No. 1, April 2012
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malnutrisi merupakan masalah utama yang menimpa anak-anak didunia, yang membahayakan baik bagi anak-anak tersebut maupunnegara. Beberapa akar permasalahan malnutrisi adalah kemiskinan,tingkat pendidikan yang rendah, serta rendahnya akses ke pusat-pusatpelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuigambaran karakteristik anak dan karakteristik keluarga anakmalnutrisi di kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Jenis penelitianini adalah penelitian observasional dengan pendekatan crossectional.Populasi pada penelitian ini yaitu anak batita yang mengalamimalnutrisi atau beresiko malnutrisi. Hasil penelitian menunjukkanbahwa lokasi penelitian merupakan wilayah padat penduduk dengantingkat ekonomi berada pada tingkat ekonomi yang rendah. Pola makandan pola asuh ibu terhadap anak di wilayah ini masih kurang baik..Selain itu rata-rata tingkat konsumsi energi, vitamin C, besi dan senganak tidak baik, sedangkan tingkat konsumsi protein dan vitamin Aanak sudah baik. Hasil pemeriksaan menunjukkan 25 % anak malnutrisimenderita anemia dan frekuensi sakit pada anak malnutrisi masihsering terutama frekuensi batuk pilek.
Persepsi Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi, Kehamilan dan Pernikahan di Usia Remaja: Studi Kualitatif Pada Siswi SMA Pedesaan dan Perkotaan Hidayati, Listyani; Dainy, Nunung Cipta; Rohmatullayaly, Eneng Nunuz; Briawan, Dodik
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2013): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurkes.v6i1.5564

Abstract

Teenage pregnancy may result poor birth outcomes , such as the risk of stunting , infantmortality, premature and Low Birth Weight ( LBW ) . This study aimed to determine the perceptions ofhigh school girls in two different environments , namely rural and urban areas regarding teen pregnancy.The data included perceptions about nutrition and reproductive health , marriage and teen age pregnancy, premaritalpregnancy , as well as nutrition and health during pregnancy.This study was conductedin SMA Negeri 1 Lewiliang, Bogor Regency and SMA Negeri 1 Bogor City with total subjectsweresix people. The result of this study showed a similar perception of the reproductive health of youngwomenin both rural and urban area . Subjects from the countryside can still tolerate teenage marriageandpregnancy if there is readiness of teenagers. In contrast, the subjects in urban areas do not thinkofan excuse to get married in young age . Youngwomen in the village can express more detailaboutfoodthat should be consumed or avoided , including food relating to taboo. In addition, young womeninthe village can provide more in-depth opinion about health care during pregnancy.
ANEMIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK MALNUTRISI Zulaekah, Siti; Purwanto, Setiyo; Hidayati, Listyani
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i2.2837

Abstract

AbstrakDi Indonesia masalah gizi kurang atau malnutrisi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Masalah penelitian adalah apakah ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan antara anak malnutrisi yang anemia dan tidak anemia. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan pertumbuhan dan perkembangan antara anak malnutrisi yang anemia dan tidak anemia. Lokasi penelitian di Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Data sosial ekonomi yang dikumpulkan adalah pendapatan keluarga ,umur ayah, umur ibu, dan jumlah anak. Data karakteristik anak meliputi kadar Hb anak, data pertumbuhan anak (berat badan, tinggi badan dan nilai Z-Score BB/U), dan perkembangan anak (motorik kasar, motorik halus, dan perkembangan bahasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada anak malnutrisi sebesar 25%. Anak malnutrisi yang anemia mempunyai berat badan, tinggi badan, dan Z-Score BB/U yang lebih rendah dibandingkan dengan anak malnutrisi yang tidak anemia. Skor perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan perkembangan bahasa anak malnutrisi yang anemia lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak anemia. Simpulan penelitian, tidak terdapat beda nyata laju pertumbuhan dan tingkat perkembangan antara anak malnutrisi yang anemia dengan yang tidak anemia. In Indonesia, lack of nutrition or malnutrition remains one of the major public health prob-lems. Research problem was whether difference growth and development between malnutri-tion child with anemic and without anemic. The purpose to analyze the differences growth and development between malnutrition child with anemic and without anemic. Research location Semanggi and Sangkrah Village, Pasar Kliwon District, Surakarta City. Socio-eco-nomic data collected were family income, father’s age, mother’s age, and number of children. Data child characteristics include hemoglobin level of children, child growth data (weight, height, and the Z-Score value of W/A), and child development (gross motor, fine motor, and language development). The result showed that the prevalence of anemia in malnourished children as 25%. Child malnutrition anemia have weight, height, and Z-Score W/A lower than the malnourished children without anemic. Score gross motor development, fine mo-tor, and language development child malnutrition with anemic lower than children without anemic. The conclusions, there was no significant growth and development difference of malnutrition children with anemic or not.
Pengaruh Suplementasi Minuman Mikronutrien Terhadap Status Besi dan Status Vitamin A Anak Usia Dini Malnutrisi Jangka Panjang di Wilayah Miskin Perkotaan Zulaekah, Siti; Hidayati, Listyani; Purwanto, Setyo; Kusumawati, Yuli
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 2 No 2 (2021): JPPKMI: November 2021
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jppkmi.v2i2.52117

Abstract

Malnutrisi merupakan penyebab utama hampir separuh anak-anak meninggal di negara sedang berkembang. Bila tidak ditangani dengan serius, diduga akan terjadi peningkatan anak-anak malnutrisi, yang sangat berkaitan dengan defisiensi berbagai mikronutrien, baik vitamin maupun mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jangka panjang malnutrisi terhadap status besi dan status vitamin A anak usia dini setelah mendapat minuman suplemen. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Subjek penelitian ini adalah anak usia 1-3 tahun yang mengalami malnutrisi. Status hemoglobin anak dianalisis dengan metode cyanmethemoglobin, untuk status Fe dilakukan dengan pengukuran serum ferritin metode ELISA dan mengukur status vitamin A dilakukan dengan metode penentuan serum retinol dengan cara HPLC.Intervensi minuman suplemen diberikan untuk satu kali pemberian pada pagi hari diberikan selama 6 hari dalam 1 minggu selama 12 minggu intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi minuman suplemen dapat menurunkan angka kejadian anemia pada anak yang malnutrisi sebesar 13,2%. Pemberian minuman suplemen dapat meningkatkan status feritin sebesar 23,7%. Hal ini menunjukkan bahwa minuman suplemen efektif meningkatkan status feritin anak yang malnutrisi. Meskipun sudah diberikan intervensi minuman suplemen pada anak yang malnutrisi akan tetapi terdapat peningkatan jumlah subjek yang mempunyai kadar retinol yang tidak normal sebesar 9,2 %.
Hubungan Asupan Vitamin C dan Vitamin B12 dengan Kejadian Suspek Anemia pada Remaja Putri di Kabupaten Sukoharjo Hapsari, Agesti Ayu; Hidayati, Listyani
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia merupakan masalah gizi global yang dapat terjadi pada remaja putri. Prevalensi anemia secara global untuk perempuan usia 15-49 tahun adalah 29%. Kekurangan asupan vitamin B12 dapat mengganggu proses pembentukan sel darah merah. Kekurangan asupan vitamin C dapat menurunkan penyerapan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan vitamin C dan vitamin B12 dengan kejadian suspek anemia pada remaja putri di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan crossectional pada 110 subjek dari 3 SMPN di Sukoharjo (SMPN 2 Sukoharjo, SMPN 5 Sukoharjo, dan SMPN 7 Sukoharjo) yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan multistage sampling. Pengambilan data asupan vitamin C dan asupan vitamin B12 menggunakan FFQ semikuantitatif serta data kejadian suspek anemia menggunakan kuesioner deteksi dini anemia. Analisis uji hubungan yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan subjek dengan asupan vitamin C kurang sebesar 57,3%, asupan vitamin B12 kurang sebesar 61,8%, dan kejadian suspek anemia sebesar 34,5%. Analisis uji chi-square terkait asupan vitamin C didapatkan p-value sebesar 0,924 dan terkait asupan vitamin B12 sebesar 0,007. Tidak terdapat hubungan asupan vitamin C dengan kejadian suspek anemia pada remaja putri serta terdapat hubungan asupan vitamin B12 dengan kejadian suspek anemia pada remaja putri.
Pendidikan Gizi tentang Anemia Secara Online Dapat Meningkatkan Asupan Besi Dan Vitamin C pada Remaja Putri Hermalia Putri Wahyudi, Syarifa Farchamni; Hidayati, Listyani
Jurnal Dunia Gizi Vol 6, No 1 (2023): Edisi Juni
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v6i1.5639

Abstract

Pendahuluan: Penyerapan asupan besi sebagai pencegahan anemia dapat dibantu oleh vitamin C. Pendidikan gizi tentang anemia merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku konsumsi pangan termasuk asupan besi dan vitamin C. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian pendidikan gizi tentang anemia terhadap asupan besi dan vitamin C pada remaja putri. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cluster Randomized Trials (CRTs). Kelompok perlakuan dan kontrol ditentukan secara randomisasi. Didapat hasil 99 subjek kelompok perlakuan dan 101 subjek kelompok kontrol. Pendidikan gizi diberikan secara daring sebanyak 6 sesi selama 2 minggu dan masa refleksi selama 1 bulan. Data asupan besi dan vitamin C diperoleh dengan metode SQ-FFQ. Analisis data menggunakan uji Independent T-test untuk data asupan besi dan uji Mann Whitney untuk data asupan vitamin C. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan asupan besi pada kelompok perlakuan terjadi kenaikan dan penurunan asupan pada kelompok kontrol (3,10 mg/hari vs -0,71 mg/hari; p=0,001) sedangkan asupan vitamin C (7,22 mg/hari vs 3,02 mg/hari; p=0,014). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada asupan besi dan vitamin C antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah diberikan pendidikan gizi. Pendidikan gizi secara daring dapat dimanfaatkan untuk mengubah perilaku makan remaja putri.Kata Kunci : Remaja Putri, Asupan Besi, Asupan Vitamin C, Pendidikan Gizi
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI KOTA SURAKARTA Swastika, Wiedha; Hidayati, Listyani; Puspitasari, Dyah Intan
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.33808

Abstract

Remaja putri yang memiliki pengetahuan yang baik akan lebih awas dalam mencegah terjadinya anemia dibandingkan remaja putri yang memiliki pengetahuan yang buruk. Selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi kejadian anemia yakni menstruasi, serta keinginan remaja putri untuk memiliki perut yang langsing sehingga berefek pada pemenuhan gizi. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri dengan kejadian anemia remaja putri di Kota Surakarta. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan dengan pendekatan Cross Sectional yang dilakukan di Kota Surakrta dengan sampel 199 subjek yang diambil dengan metode multistage random sampling. Data pengetahuan anemia diambil dari kuisoner dan kadar hemoglobin diukur dengan menggunakan Cyanmethemoglobin. Uji chi-square digunakan untuk menguji hubungan antar kedua variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 64,8% responden meiliki pengetahuan dengan kategori sedang dan sebanyak 61,8% remaja putri mengalami anemia. Remaja putri yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 56,9% diantaraanya mengalami anemia, dan 64,5% diantaranya tidak mengalami anemia dengan nilai p sebesar 0,088. Kesimpulan tidak terdapat hubungan penegetahuan anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kota Surakarta. Remaja putri diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang anemia, agar remaja putri tidak memilih atau membatasi makanan yang dikonsumsi dapat disebabkan meningkatkan risiko terjadinya anemia. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dapat melanjutkan penelitian dengan memperbanyak studi literatur pada masing-masing variabel.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI KOTA SURAKARTA Kusumaatmaja, Donny Kurniawan; Hidayati, Listyani; Zulaekah, Siti
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.38103

Abstract

Remaja rentan mengalami masalah gizi seperti  kekurangan berat badan dan kelebihan berat badan. Kekurangan asupan energi dalam waktu lama akan menurunnya berat badan dan kekurangan zat gizi lainnya seperti protein dan lemak. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan laju pertumbuhan dan penurunan massa otot tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan  energi, protein dan lemak dengan status gizi pada remaja putri di Kota Surakarta. Metode penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode observasional analitik dan desain Cross Sectional yang berlangsung selama tujuh bulan di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Lokasi penelitian mencakup empat SMP Negeri yang dipilih secara simple random sampling, yaitu SMP Negeri 3, SMP Negeri 9, SMP Negeri 12, dan SMP Negeri 15 Surakarta, dengan tujuan menciptakan populasi yang lebih homogen. Populasi penelitian terdiri dari remaja putri berusia 13–15 tahun yang memenuhi kriteria tertentu, dan total sampel sebanyak 204 orang dipilih melalui metode multistage sampling di tahap awal dan diikuti oleh simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) untuk memperoleh informasi terkait identitas responden serta asupan gizi mereka. Data yang diperoleh diuji normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika data berdistribusi normal (p > 0,05), digunakan uji korelasi Pearson Product Moment, sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal (p < 0,05), digunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian berdasarkan uji dengan Rank Spearman diketahui tidak ada hubungan asupan energi dengan status gizi (p=0,493), tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi (p=0,145), dan tidak ada hubungan lemak dengan status gizi (p=0,230).
HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA PENERIMA PMT CSR DI KABUPATEN SUKOHARJO Levina, Astrid Chanda; Hidayati, Listyani; Muwakhidah, Muwakhidah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.42116

Abstract

Stunting pada anak balita merupakan masalah kesehatan yang sering disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, yang dimulai sejak masa kehamilan hingga masa balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian stunting pada anak usia 12-60 bulan di Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian terdiri dari 100 ibu dan balita, yang dipilih menggunakan teknik multi-stage sampling dan random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang mencakup informasi tentang status gizi ibu selama hamil, serta catatan riwayat Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dari buku KIA. Analisis data dilakukan dengan IBM SPSS Statistik 20 menggunakan uji Chi-square dan menghitung Prevalence Ratio (PR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti usia anak, pendidikan ibu, usia ibu saat hamil, status pekerjaan, dan pendapatan keluarga berperan dalam kejadian stunting pada anak. Anak usia 12-36 bulan dan anak perempuan memiliki prevalensi stunting yang lebih tinggi. Meskipun ibu dengan status gizi KEK dianggap berisiko, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status gizi ibu hamil dan kejadian stunting pada anak dalam penelitian ini. Faktor sosial ekonomi, khususnya pendapatan keluarga, mempengaruhi pemenuhan gizi anak, terutama pada keluarga berpenghasilan rendah.