Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KAJIAN STILISTIKA-PESANTREN PADA WASIAT RENUNGAN MASA PENGALAMAN BARU TGKH. ZAINUDDIN ABDUL MAJID Ernaliana Ernaliana; Rusdiawan Rusdiawan; Saharudin Saharudin
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 7, No 3 (2021): Jurnal Ilmiah Mandala Education
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v7i3.2105

Abstract

The research aims to analyze the islamic boarding school language and the meaning of Zainuddin Abdul Majid poems with a literature study and analyzed using content analysis methodology by using the semiotic perspective of Charles Sanders Peirce theory. The results of the study found several things including: 1) the poems used a lot of islamic typical words/phrases, namely key words in Islamic treasures that were identical to Arabic; 2) the form of words/phrases Islamic typical words which the author used tended to be simple, namely from 50 words/phrases. typical phrases of Islamic typical are 25 elements of icons, 20 elements of indexes, and 5 elements of symbols, 3) The typical words/phrases of islamic in poetry have different meanings according to the text and context.
ASSEMBLING THE ISLAMIC MOSAIC OF THE SASAK TRIBE THROUGH TRADITIONAL CLOTHING Dina Hartini; Baiq Rosida Hidayati; Dwina Rahmayani; Fadhilatul Nahdiah; Eka Putra Hariadi; Saharudin Saharudin
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 7 No. 1 (2024): The Interplay of Religion, Culture, and Community Engagement in Promoting Socia
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v7i1.9159

Abstract

The traditional clothing of the Sasak tribe is clothing that the people of Lombok usually wear at various events such as weddings, traditional ceremonies, or welcoming guests. Men's traditional clothing is called pegon, while women's traditional clothing is called lambung. When wearing traditional Sasak clothing, there are also several accessories such as keris, slewoq, dodot, and sapuq for men and pangkak, tongkak, and bendang/slewoq for women. The traditional clothing used by the Sasak tribe in daily life cannot be separated from religion, especially Islam which is the religion of the majority of the people of the island of Lombok. The aim of this research is to find out what Islamic meanings are contained in the traditional clothing of the Sasak tribe. This research is a type of qualitative descriptive research conducted in the Central Lombok area, specifically in Bebuak Village, Kopang District. The data collection techniques used in this research were direct observation and interviews. The research results show that there are many Islamic meanings contained in the traditional clothing of the Sasak-Lombok tribe, such as monotheism, purity, gentleness, tranquility, and so on. Thus, the traditional clothing of the Sasak-Lombok tribe not only has an aesthetic function but also has a religious function.
Tahfiẓ Al-Qur'an as Brand Image of Modern Islamic Education in Lombok Muhamad Hilmi; Mohamad Abdun Nasir; Saparudin Saparudin; Fathurrozi Dahlan; Saharudin Saharudin
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol. 15 No. 2 (2023): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v15i2.2389

Abstract

This research explores the widespread and trending phenomenon of al-Qur'an memorization (tahfiẓ) programs in Islamic education, encompassing traditional and modern settings such as Islamic boarding schools and public schools. Using a qualitative approach and drawing on Kotler's (2002) and Keller's (2001) brand image theory, data is collected through observation, interviews (with key figures in educational institutions, including leaders, teachers, parents, students, alumni, and government agencies in West Nusa Tenggara), and documentation. The findings highlight distinct types of tahfiẓ programs in the three selected educational institutions: Al-Aziziyah Islamic Boarding School requires the precise memorization of the entire Qur'an (30 chapters), Abu Hurairah Islamic Boarding School integrates the program within the formal curriculum, covering 13 chapters, and SDIT Anak Sholeh Mataram includes the program in the formal curriculum, completing two chapters (30 and 29). Theological, pragmatic, and sociological factors influence public responses to these institutions. The study suggests that the theological aspects play a significant role in shaping the perception of the Qur'an tahfiẓ program as an Islamic educational brand, which extends beyond the attributes, benefits, values, culture, personality, and users emphasized in existing brand image theories.
AKOMODASI BAHASA MASYARAKAT KECAMATAN ALAS SUKU SAMAWA-SASAK-BAJO DALAM RANAH PERDAGANGAN Raudhatil Maulani Lani; Burhanuddin; Mahsun; Saharudin; Ahmad Sirulhaq
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 1 (2025): Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i1.414

Abstract

Akomodasi bahasa pertama kali dikembangkan oleh Howard Giles yang berfokus pada penyesuaian tingkatan percakapan, aksen, dan jeda dalam berbicara. Kemudian dikembangkan menjadi teori komunikasi antar budaya. Akomodasi Bahasa merupakan kemampuan untuk menyesuaikan, memoodifikasi, atau mengatur prilaku seseorang dalam merespon orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud pilihan bahasa, mendeskripsikan pola akomodasi bahasa, dan penyimpulan hasil analisis data. Data dikumpulkan dengan metode simak dan teknik sadap sebagai teknik dasarnya, kemudian diteruskan dengan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik rekam. Wujud pilihan bahasa yang digunakan meliputi tunggal bahasa, alih kode, dan campur kode. Pola akomodasi bahasa yang dilakukan suku Samawa melakukan divergensi sebab berperan sebagai mayoritas dan suku asli tersebut. Suku Sasak dan suku Bajo melakukan konvergensi sebab berperan sebagai minoritas dan suku pendatang.
Studi Antropolinguistik Terhadap Nama Makanan Begawe Di Kecamatan Praya Barat Daya Rona Restu Victoria; Burhanuddin Burhanuddin; Saharudin Saharudin
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/japendi.v6i4.7486

Abstract

Tradisi begawe orang Sasak di Praya Barat Daya mencerminkan nilai-nilai sosial-budaya dan spiritual yang mendalam, dengan leksikon kuliner berfungsi sebagai penanda identitas simbolis. Terlepas dari penelitian sebelumnya tentang penamaan makanan tradisional, tidak ada yang secara sistematis menganalisis hierarki semantik mereka dalam konteks ritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan istilah-istilah kuliner begawe menggunakan teori hiponimi-hipernimi, menjelaskan signifikansi budaya dan bahasanya. Diterapkan pendekatan deskriptif kualitatif, menggabungkan data primer (wawancara dengan informan) dan data sekunder (literatur), dianalisis melalui empat tahap: pengumpulan, pengurangan, presentasi, dan verifikasi. Studi ini mengidentifikasi 62 leksikon kuliner, mengkategorikannya berdasarkan metode persiapan (misalnya, tedang, tekulup), bahan, dan makna simbolis. Analisis semantik mengungkapkan begawe urip (perayaan) dan begawe pati (berkabung) sebagai hipernim, dengan sub-ritual (misalnya, nyongkol, nelung) sebagai hiponim, menunjukkan bagaimana bahasa mengkodekan nilai-nilai budaya. Penelitian ini berkontribusi untuk melestarikan warisan kuliner Sasak dan menawarkan model studi interdisipliner yang menghubungkan linguistik, antropologi, dan pengarsipan digital.