Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)

Hubungan Jumlah Obat dengan Potensial Kejadian Interaksi Obat pada Pasien Skizofrenia di Salah Satu Rumah Sakit di Kulon Progo, Yogyakarta Khoirunnisa M. Jannah; Haafizah Dania; Imaniar N. Faridah
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 18 No. 02 Desember 2021
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v18i2.9304

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan propinsi kedua tertinggi untuk proporsi skizofrenia di Indonesia. Terapi utama skizofrenia dengan antipsikotik tipikal maupun atipikal. Terapi kombinasi antipsikotik banyak digunakan terutama pada pasien yang kurang respon dengan monoterapi antipsikotik. Kecenderungan praktik polifarmasi, memungkinkan terjadinya potensi interaksi yang dapat meningkatkan atau menurunkan efek obat sehingga dapat merugikan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi interaksi obat berdasarkan mekanisme, keparahan, onset, dokumentasi klinis, level signifikansi, dan hubungan antara jumlah obat dengan potensi interaksi obat. Penelitian ini merupakan observasional analitik cross sectional yang bersifat retrospektif. Sampel sebanyak 87 pasien skizofrenia periode Januari-Desember 2017. Analisis data interaksi obat berpedoman buku Tatro Drug Interaction Facts tahun 2012, Stockley’s Drug Interactions tahun 2010, dan digunakan situs internet Medscape.com. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square dan odds ratio untuk mengetahui seberapa besar potensi interaksi obat pada pasien yang memperoleh jumlah obat ≥3. Potensi interaksi obat yang paling banyak adalah haloperidol-trihexyfenidil sebanyak 56 kejadian (43,07%). Potensi interaksi paling banyak berdasarkan monografi interaksi obat yaitu, berdasarkan mekanisme farmakodinamik 110 kejadian (84,52%), tingkat keparahan moderat 100 kejadian (76,93%), onset kejadian delayed sebanyak 113 kejadian (86,92%), dokumentasi klinis suspected sebanyak 81 kejadian (62,31%), dan level signifikansi 2 sebanyak 71 kejadian (54,62%). Hasil uji chi square menunjukkan p-value 0,000 dan nilai odds ratio sebesar 14,857. Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah obat dengan potensi interaksi obat, dengan pasien yang menerima jumlah obat ≥3 obat memiliki kemungkinan 14,857 kali lebih besar berpotensi mengalami interaksi obat.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BEDAH SESAR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA Haafizah Dania; Faridah Baroroh; Moch Saiful Bachri
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 13 No. 02 Desember 2016
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan antibiotika pada pasien bedah sesar perlu dicermati untuk memperkecil adanya resiko infeksi luka operasi. Antibiotika yang diresepkan seharusnya dipilih secara bijaksana, dengan tepat dosis, cara pemberian dan lama pemberian yang sesuai dengan kebutuhan pasien, dan efek samping yang minimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotika dan mengevaluasi penggunaan antibiotik pasien bedah sesar di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data retrospektif. Subyek penelitian adalah semua pasien bedah sesar pada periode 1 Januari–31 Maret 2014. Data diperoleh dari rekam medik dan catatan medik lain secara restrospektif di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Data pasien yang dianalisis meliputi ketepatan pemilihan antibiotik, dosis, dan lama pemberian. Analisis ketepatan pemilihan antibiotik dengan perhitungan persentase berdasarkan pada guideline dan pedoman terapi di rumah sakit sedangkan analisis dosis, frekuensi, dan lama pemberian berdasarkan pada Drug Information Handbook edisi 19 tahun 2010-2011. Total pasien yang masuk dalam kriteria inklusi adalah sejumlah 59 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik profilaksis sejumlah 3 pasien (5,08%), antibiotik terapi pascabedah sesar sejumlah 10 pasien (16,95%), dan antibiotik kombinasi profilaksis dan terapi sejumlah 46 pasien (77,97%). Antibiotik profilaksis yang digunakan adalah ceftriaxone sejumlah 48 pasien dan ferotam (sulbactam Na 500 mg, cefoperazone Na 500 mg) sejumlah 1 pasien. Jenis antibiotik terapi pascabedah yang paling banyak digunakan adalah amoxicillin sejumlah 25 pasien (44,64%) kemudian diikuti dengan kombinasi ceftriaxone dan amoxicillin sejumlah 20 pasien (35,71%). Kesesuaian jenis antibiotik yang digunakan berdasarkan pada pedoman terapi di rumah sakit adalah 100%, sedangkan kesesuaian jenis antibiotik berdasarkan pada Guideline Antibiotic Prophylaxis in Obstetric Procedures tahun 2010 adalah 0%. Kesesuaian dosis dan frekuensi antibiotik berdasarkan Drug Information Handbook edisi 19 tahun 2010-2011 adalah 100%. Antibiotic usage for cesarean section have to be observed to minimize the risk of wound infections. The prescribed antibiotics should be selected correctly, with exact doses, appropriate method and term of administration regarding patient needs, and with minimum side effect. This research was intended to find a description of antibiotic usage and evaluate the use of antibiotics for caesarean patients at PKU Muhammadiyah hospital in Bantul Yogyakarta. The type of this research was a descriptive research using retrospective data. The subject of this research were all caesarean patients within the period of 1 January-31 March 2014. The data were collected from medical records and other medical history retrospectively at PKU Muhammadiyah hospital, Bantul Yogyakarta. Patients data were analyzed including appropriate antibiotics choice, doses, and term of administration. Analysis on correct antibiotics choice was based on guidelines and therapy handbook at the hospital, while the analysis on doses, frequency dan term of administration was based on Drug Information Handbook edition 19th. The amount of patient included in inclusion criteria is 59 patients. The results of the research showed that the use of antibiotic prophylaxis involved 3 patients (5.08%), post-caesarean therapy antibiotics involved 10 patients (16.95%), and combined prophylaxis and therapy antibiotics involved 46 patients (77.97%). Prophylaxis antibiotics used were ceftriaxone for 48 patients and ferotam (sulbactam Na 500 mg, cefoperazone Na 500 mg) for 1 patient. The most used antibiotic for therapy was amoxycillin for 25 patient (44.64%) and then combination of ceftriaxone+amoxicillin for 20 patients (35.71%). The appropriateness of antibiotics usage based on hospital therapy handbook was 100%, while the correctness of antibiotics type based on Guideline Antibiotic Prophylaxis in Obstetric Procedures was 0%. The appropriateness of antibiotic doses and frequency based on Drug Information Handbook edition 19th was 100%.