Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Transformasi Technological Pedagogical and Content Knowledge Calon Guru dalam Pembelajaran Matematika Dedi Muhtadi; YL Sukestiyarno; Isti Hidayah; Amin Suyitno
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki bagaimana transformasi Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) dari tiga calon guru matematika di sebuah Perguruan Tinggi di Tasikmalaya. Mereka berpartisipasi dalam praktik mengajar di sekolah dengan desain pembelajaran berbasis TPACK yang menjadi tuntutan dalam praktik pembelajaran untuk membangun pendekatan yang lebih efektif terhadap proses belajar siswa. Penelitian ini menyajikan hasil tentang pembelajaran matematika melalui desain yang menunjukkan pengaruh pengajaran desain pada pengetahuan konten matematika, pedagogis, dan teknologi secara khusus.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Calon Guru Ditinjau dari Metakognitif pada Materi Kalkulus Diferensial Eko Andy Purnomo; YL Sukestiyarno; Iwan Junaedi; Arief Agoestanto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegagalan dalam pemecahan masalah disebabkan oleh mahasiswa tidak memaksimalkan kemampuan metakognitif. Jika seseorang memiliki kemampuan metakognitif yang baik, maka akan lebih mudah dan tepat dalam pemecahan masalah. Berdasarkan observasi dilapangan ditemukan banyak mahasiswa mengalami kegagalan dalam menyelesaikan masalah. Pada penelitian ini bertujuan mendeskrepsikan kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari metakognitif. Sampel penelitian diambil mahasiswa prodi pendidikan matematika FMIPA UNIMUS yang terdiri dari mahasiswa kemampua tinggi, sedang dan rendah. Proses metakognitif pada penelitian ini terdiri 3 tahap diantaranya planning, monitoring, dan checking. Pengumpulan data dengan triangulasi data yaitu tes evaluasi, observasi, dan wawancara mendalam. Analisis data terdiri dari reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa berkemampuan tinggi dapat melakukan semua proses metakognitif, mahasiswa berkemampuan sedang dapat melakukan sebagian besar proses kognitif dan mahasiswa kemampuan rendah hanya mampu melakukan sedikit proses kognitif. Proses metakognitif yang tidak dilakukan pada memilih strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah (I4) dan memilih strategi perbaikan yang tepat (I7). Berdasarkan penelitian diharapkan mahasiswa dapat mengoptimalkan metakognitif dalam pemecahan masalah. Penelitian selanjutnya bagaimana mengoptimalkan metakognitif dalam pemecahan masalah.
Kemampuan Calon Guru Matematika dalam Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi pada Pembelajaran Matematika Kelas IX Enika Wulandari; YL Sukestiyarno; Scolastika Mariani; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan calon guru matematika dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi akan mendukung kualitas Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang berkualitas diharapkan dapat menjadi pendukung keberhasilan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan calon guru dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) dari kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai pada pembelajaran matematika kelas IX. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester 6 Program Studi Tadris Matematika IAIN Salatiga tahun akademik 2021/2022. Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen RPP yang telah disusun oleh subjek penelitian. Pengambilan data dilakukan dokumentasi. Data rumusan indikator pencapaian kompetensi diambil dari dokumen RPP lalu ditelaah menggunakan kriteria perumusan indikator pencapaian kompetensi. Data hasil analisis disajikan secara deskriptif mengacu pada kriteria kata kerja operasional yang digunakan dan cakupan materi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Subjek 1 mampu memilih kata kerja operasional yang sesuai dengan kompetensi dasar. Adapun dari segi cakupan materi, terdapat indikator yang belum mencakup materi, terdapat rumusan IPK yang kurang bermakna karena ketidaktepatan penggunaan istilah; Subjek 2 belum mampu memilih kata kerja operasional yang sesuai dengan kompetensi dasar. Adapun dari segi cakupan materi, IPK dari KD pengetahuan sudah mencakup materi, akan tetapi IPK pada kompetensi keterampilan belum mencantumkan materi secara spesifik. Rumusan IPK perlu ditingkatkan kebermaknaannya karena masih terdapat pencantuman 2 kata kerja dan belum ada muatan kontekstual sesuai KD.; Subjek 3 mampu memilih kata kerja operasional yang sesuai dengan kompetensi dasar. Adapun dari segi cakupan materi, subjek 3 belum secara konsisten mencantumkan cakupan secara spesifik. Rumusan IPK perlu ditingkatkan kebermaknaannya karena belum ada muatan kontekstual sesuai KD, adanya ketidaktepatan esensi rumusan IPK jika dikaitkan dengan KD, dan adanya ketidaktepatan pemilihan kata.
Persepsi Guru Tentang Etnomatematika (Perspektif Budaya dalam Matematika) Erik Santoso; YL Sukestiyarno; Scolastika Mariani; Isnarto Isnarto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru matematika terhadap etnomatematika. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian guru matematika di Tasikmalaya. Instrumen menggunakan angket dan wawancara mendalam dengan subjek terpilih berdasarkan lama mengajar yaitu kurang dari 2 tahun antara 2-5 tahun dan lebih dari 5 tahun. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data melalui triangulasi data, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan ciri khas suatu daerah yang dapat berupa benda sehari-hari, kegiatan atau adat istiadat. Guru matematika memandang bahwa matematika ada hubungannya dengan budaya; beberapa materi matematika seperti geometri, pengukuran banyak kaitannya dengan matematika. Aplikasi etnomatematika dalam pembelajaran matematika di sekolah dapat diterapkan dengan menggunakan model atau pendekatan yang menghubungkan dunia nyata dan konteks berbasis masalah di awal pembelajaran.
Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan Metode Skrip Kooperatif Berbantuan Boneka Jari Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Aloysius Semarang Fransisca Romana Wuriningsih; Nelly Stefani Natasya; FX. Sugiyana; YL Sukestiyarno
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karena ikut merasakan dampak dari pandemi, maka Sekolah Dasar juga mengubah strategi pembelajaran, dari pembelajaran di dalam ruangan atau tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun, berjalan seiringnya waktu perkembangan covid di Indonesia mengalami penurunan sehingga di berlakukanlah pembelajaran hybrid di SD Santo Aloysius Karang Panas Semarang. Pemberlakuan hybrid tetap saja masih menimbulkan banyak masalah yang diantaranya adalah kurangnya tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Metode dan media yang digunakan oleh guru mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tanggung jawab siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan, pengaruh rasa tanggung jawab terhadap hasil belajar, ketuntasan belajar siswa. Dengan menggunakan menggunakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen One-Group Pretest-Posttest Design, pengumpulan data lembar observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran tesebut mencapai pembelajaran yang efektif yang ditunjukkan kesimpulan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 84,89 secara statisitik uji menunjukkan mencapai melebihi ketuntasan skor minimal 70. Rataan hasil belajar tersebut diuji statara statistika diperoleh bahwa rataana kelas eksperimen lebih baik dari rataan kelas control. Tanggung jawab berpengaruh positif sebesar 90,8%. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan rasa tanggung jawab sesbelum dan sesudah perlakuan, adanya pengaruh rasa tanggung jawab terhadap hasil belajar hingga peningkatan nilai pada post-test siswa setelah perlakuan dilakukan.
Proses Kognitif Siswa dalam Mencari Luas Segitiga melalui Media Sederhana Ditinjau dari Teori APOS Khathibul Umam Zaid Nugroho; YL Sukestiyarno; Sugiman Sugiman; Mohammad Asikin
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Segitiga adalah salah satu konsep yang wajib dipelajari oleh siswa SD. Siswa sering mengalami kesalahan dalam menentukan luas daerah segitiga. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir siswa dalam menemukan luas daerah segitiga. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di Kota Bengkulu, Indonesia. Kami melakukan interview berbasis tugas kepada dua puluh satu orang. Data hasil penyelesaian tugas dianalisis awal untuk menentukan level berpikir mereka. Itu adalah menggunakan dekomposisi genetiknya. Kami mengklasifikasikan merekan ke dalam lima level perkembangan skema. Kami memilih siswa yang berada pada level trans untuk diwawancari lanjutan secara mendalam. Kami menggunakan audio-visual recorder untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat. Data dianalisis dengan menerapkan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini adalah ada 19% subjek penelitian yang berada pada level intra, 33% berada pada level semi-inter, 33% berada pada level inter, dan 10% (= 2 orang) subjek berada pada level inter, serta hanya satu orang yang berada pada level trans (= 5%). Simpulan penelitian ini adalah bahwa siswa yang berada pada level tertinggi mampu membangun keterkaitan antara aksi-aksi, proses-proses, objek-objek, dan previous schema sehingga terbentuk suatu skema yang matang tentang luas daerah segitiga.
Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Pembelajaran Berdeferensiasi dengan Pendekatan MIKIR di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Kristi Liani Purwanti; YL Sukestiyarno; Budi Waluyo; Rochmad Rochmad; Alvina Diah Ayu
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep matematika siswa kelas 5 pada pembelajaran berdeferensiasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan dengan subjek penelitian terdiri dari guru kelas 5 di MI Nashrul Fajar Semarang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada proses pembelajaran, dokumentasi melihat skenario pembelajaran dan lembar kerja serta wawancara. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data mulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil kesimpulan menunjukkan bahwa pemahaman matematika siswa meningkat dengan penggunakan pembelajaran berdeferensiasi dengan pendekatan MIKIR baik pada kelompok diatas rata-rata menyelesaikan operasi pecahan dengan cara KPK, kelompok rata-rata menyelesaikan operasi pecahan dengan kupu-kupu ataupun kelompok dibawah rata-rata menyelesaikan operasi pecahan dengan cara bantuan benda konkrit yaitu kertas origami.
Peta Konsep Sebagai Strategi Reflektif dalam Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Widya Dwiyanti; YL Sukestiyarno; Mulyono Mulyono; Walid Walid; Nur Fatimah; Yusfita Yusuf
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi dapat dikatakan sebagai bagian sentral dari keberhasilan penguasaan matematika. Dimilikinya kemampuan tersebut dapat membantu siswa untuk memperjelas dan mempertajam pemikiran ide-ide kreatif serta mendukung pemecahan masalah. Namun realitanya pengembangan kemampuan komunikasi matematis bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) berbasis reflektif peta konsep dapat menjadi salah satu alternatif dalam mendukung peningkatan kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini ditujukan untuk menginvestigasi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang lebih baik antara yang menggunakan model pembelajaran SFE berbasis reflektif peta konsep dengan model konvensional, dan untuk mengetahui sikap siswa terhadap penerapan model SFE berbasis reflektif peta konsep dalam pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen pada populasi penelitian yang terdiri dari 98 siswa kelas VII SMP Negeri 8 Sumedang. Hasil analisis data indeks gain dalam penelitian ini melalui uji t dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan thitung (7,1854) > ttabel (1,6779) dengan rata-rata indeks gain kelas eksperimen sebesar 0,67 yaitu lebih besar dari kelas kontrol sebesar 0,37. Dengan demikian, peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran SFE berbasis reflektif peta konsep lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil pengolahan data angket, diperoleh rata-rata sebesar 4,07 sehingga dapat disimpulkan sikap siswa positif terhadap penerapan model pembelajaran SFE berbasis reflektif peta konsep dalam pembelajaran matematika.
Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik SMP Berdasarkan Kecemasan Matematika Vita Istihapsari; YL Sukestiyarno; Hardi Suyitno; Rochmad Rochmad
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Literasi matematika merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki peserta didik. Namun kemampuan literasi matematika tidak selamanya semua dapat terwujud atau terpenuhi. Salah satu hambatan dalam kemampuan literasi matematika adalah kecemasan matematika yang bisa saja dimiliki oleh peserta didik. Adanya perasaan cemas, gugup maupun takut terhadap pembelajaran matematika dapat menjadi hambatan pada pelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan literasi matematika siswa pada materi bilangan ditinjau dari kecemasan matematika tinggi, sedang dan rendah. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari enam siswa kelas VII yang memiliki kecemasan matematika tinggi, sedang dan rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket kecemasan matematika, tes dan wawancara. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan 6 subjek dalam penelitian dengan masing-masing kategori kecemasan matematika masing-masing individu tampak memiliki kemampuan literasi matematika meskipun masing-masing kategori memiliki kemampuan literasi matematika berbeda yang terpenuhi.
Applying the Rasch Model to Investigate Habit of Mind Pre-service Teacher Meyta Dwi Kurniasih; YL Sukestiyarno; Rochmad Rochmad; Amin Suyitno
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The habit of mind mathematics is an intelligent behavior that affects individual success because by having this behavior students can quickly and precisely find complex solutions to mathematical problems. This study aims to identify the habit of mind of mathematics teacher candidates based on their indicators. This quantitative study applies the Rasch model with as many as 245 research subjects as prospective teacher students in the 2021/2022 academic year. Rasch analysis is used because it assumes parameter invariance, meaning that the statement item parameters do not depend on the teacher candidate's ability parameters and vice versa. The Habit of mind instrument was used in the form of a questionnaire with 7 (seven) indicators totaling 54 statements. Before the questionnaire is used, face and content validity are carried out by experts. The results of Rasch's analysis show that the habit of mind mathematics possessed by prospective teachers in each class is different. Upper-semester students have a better habit of mind than early-semester students.