Claim Missing Document
Check
Articles

Optimization Making Glucosamine Hydrochloride (HCl GlcN) of Crab Shell Waste through Chemical Hydrolysis Alfiana Nurjannah; Darmanto Darmanto; Ima Wijayanti
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 1 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.847 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v19i1.11689

Abstract

Processing of glucosamine from crab shell chitin can be done by chemical hydrolysis with hydrochloricacid (HCl). The purpose of this research was to determine the effect of chitin immersion by variousconcentrations of HCL toward glucosamine generated and the selected concentration of HCL to glucosaminechemical hydrolysis process. The material used in this study is crab shells from Betahwalang village, Demak,and the solvent is HCl and NaOH. Parameters are glucosamine yield, melting point, loss on drying (LoD),PH and spectrum analysis with FTIR method. Research using experimental design completely randomizeddesign three times treatment with repetition. The results were analyzed using analysis of variance (ANOVA)to determine the differences between treatments concentration of 27%, 32% and 37%. The selected weretested with honestly significant difference test. The results showed differences in the concentration of HClused cause differences in the characteristics of the resulting glucosamine. The higher HCl concentrationsused, the lower the rendemen results and melting point. The selected HCL treatment concentration was at27% observed from glucosamine yield (18.39%) and the melting point (192-195oC). The treatment of 37%produces LoD (0.647%), pH (4.01) and spectrum glucosamine is an O-H group (3297.75/cm), the group ofN-H (1617.53/cm), the group of C-N (1394.94/cm).Keywords: crab shells, chitin, melting point, glucosamine
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (SIPAWA) DI UNIVERSITAS WIDYA KARTIKA SURABAYA Fransiska Kurniawati; Yulius Hari; Darmanto Darmanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.385 KB)

Abstract

Universitas Widya Kartika (UWIKA) sebagai salah satu institusi perguruan tinggi memandang organisasi kemahasiswaan (ORMAWA) memiliki peran yang penting untuk pengembangan diri mahasiswa. Ormawa UWIKA saat ini memiliki 21 ormawa yang wajib dibina dan diawasi. Dalam pelaksanaannya, seringkali timbul kendala oleh karena pengelolaan data yang belum optimal. Manajemen pengelolaan data ormawa yang berjalan kurang efektif dan tidak jarang terjadi kelalaian yang dilakukan anggota sehingga data pertanggungjawaban kegiatan rusak atau hilang sehingga dapat menimbulkan tendency berkurangnya akuntabilitas dari ormawa. Sistem pengelolaan administrasi organisasi kemahasiswaan (SIPAWA) diperlukan untuk membantu institusi melakukan pengawasan keuangan dalam ormawa. Sistem ini juga menunjang budaya paperless di lingkungan perguruan tinggi. Sistem dibangun menggunakan pendekatan kaidah waterfall. Secara garis besar, sistem ini membantu setiap ormawa dalam mengajukan proposal kegiatan yang di dalamnya telah dianggarkan dalam rencana kegiatan tahunan (RAPBM). Kemudian dari BLM mahasiswa melakukan validasi dari proposal tersebut beserta juga dengan rencana anggaran kegiatannya. Hasil sistem ini diharapkan meningkatkan akuntabilitas dan transparancy keuangan dalam kegiatan kemahasiswaan di lingkungan universitas Widya Kartika Surabaya.Kata kunci : akuntability system, management information system, sistem informasi keuangan. 
EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG MIKRO PADA OLEORESIN KAYU MANIS DENGAN SOLVENT ETANOL DAN 2-PROPANOL Laeli Kurniasari; Darmanto Darmanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.075 KB)

Abstract

Kayu manis merupakan rempah-rempah yang digunakan sebagai salah satu bahan pemberi aroma (flavoring) pada produk pangan, obat, kosmetik dan  aromaterapi. Produksi kayu manis menjadi oleoresin kayu manis merupakan salah satu potensi yang layak dikembangkan, mengingat produk oleoresin memiliki beberapa keuntungan yaitu lebih ekonomis, lebih mudah dikontrol, lebih bersih dan flavornya tahan terhadap panas. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak oleoresin kayu manis dengan alat berbantu gelombang mikro. Ada dua solvent yang digunakan yaitu etanol dan 2-propanol. Tahap penelitian terdiri dari penyiapan bahan baku, proses ekstraksi berbantu gelombang mikro dan analisa produk oleoresin. Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa etanol dan 2-propanol dapat digunakan sebagai solvent pada proses ekstraksi oleoresin kayu manis dengan alat berbantu gelombang mikro. Warna dan bau oleoresin yang dihasilkan pada penggunaan kedua solvent tersebut tidak berbeda jauh, yaitu warna coklat kemerahan dan berbau khas kayu manis. Yield tertinggi diperoleh pada penggunaan etanol 70% sebesar 42,8%. Nilai indeks bias tertinggi sebesar 1,4289 yang diperoleh pada penggunaan solvent 2-propanol 96%. Adapun kadar cynnamic aldehide tertinggi diperoleh sebesar 15,9% pada penggunaan 2-propanol 96%.Kata kunci: ekstraksi berbantu gelombang mikro, oleoresin, kayu manis
ANALISIS KINERJA KOLEKTOR SURYA ZINCALUM Tabah Priangkoso; Agus Krestanto; Darmanto Darmanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.321 KB)

Abstract

Kolektor surya biasa digunakan untuk memanaskan air guna keperluan rumah tangga, hotel, atau rumah sakit. Kolektor pelat datar banyak dipilih karena konstruksinya yang sederhana, murah, dan dapat dibuat sendiri. Salah satu material yang memiliki potensi sebagai penyerap kalor radiasi surya adalah zincalum yang murah dan mudah didapat. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kemampuan atap zincalume dalam menyerap kalor dari sinar panas matahari dan membandingkannya dengan beberapa kolektor surya buatan pabrik. Kinerja kolektor zincalum tertinggi 433 W/m2 lebih rendah dibanding beberapa kolektor bermerek. Namun demikian, dengan mempertimbangkan harga, kemudahan mendapatkannya, serta sederhana pembuatannya, kolektor zincalum lebih unggul dibanding kolektor lain yang lebih mahal dan rumit konstruksinya.Kata kunci: zincalum, kolektor surya,kinerja kolektor
ANALISIS KEAUSAN BESI COR DENGAN LAPISAN HARDCHROME TANPA PELUMAS MENGGUNAKAN PENGUJIAN PIN-ON-DISC Feri Adi Prayitno; Imam Syafa’at; Darmanto Darmanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i2.3764

Abstract

Gesekan merupakan faktor penting dalam mekanisme operasi sebagian besar peralatan atau mesin. Akibat gesekan antara komponen maka akan timbul adanya pengikisan permukaan komponen atau sering disebut keausan (wear). Hardchrome plating sering dipakai untuk melapisi peralatan atau komponen mesin industri yang bergerak, karena lapisan hardchrome memiliki kekerasan yang tinggi dan lebih tahan terhadap keausan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai keausan permukaan besi cor dengan hardchrome plating. Dua buah spesimen besi cor FCD 50 (disc A) dan FCD 60 (disc B) berbentuk disc diberi perlakuan permukaan hardchrome plating. Kemudian dilakukan pengujian point contact (pin-on-disc) dengan pin identor sesuai standar AISI 52100 berbentuk bola berdiameter 9,5 mm dengan menggunakan pembebanan 10 N dan 20 N tanpa pelumas. Dari hasil penelitian nilai volume keausan terbesar yaitu 8,5387 mm³ dan volume keausan terkecil yaitu 0,2083 mm³. Koefisien keausan terbesar yaitu 7,1156 ×〖10〗^(-7) mm3/N.mm dan koefisien keausan terkecil yaitu 1,48985 ×〖10〗^(-7) mm3/N.mm. tinggi keausan menggunakan penurunan metode Archard (1953) didapat tinggi keausan terbesar yaitu 0,071125222 mm, dan tinggi keausan terkecil yaitu 0,004248622 mm. Kata kunci : Hardchrome, plating, koefisien, wear.
VISUALISASI PENGARUH SUDUT SERANG DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP STALL AIRFOIL NACA 2415 DAN NACA 4424 Muhamad Royan Al Faris; Tabah Priangkoso; Darmanto Darmanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i1.3362

Abstract

Airfoil itu sendiri adalah suatu bentuk geometri yang apabila ditempatkan di suatu aliran fluida akan memproduksi gaya angkat (lift) lebih dari gaya hambatan (drag). Penelitian ini bertujuan untuk memvisualisasi aliran udara melewati airfoil dan pengaruh sudut serang terhadap aliran udara. Jenis airfoil yang di gunakan adalah NACA 2415 dan NACA 4424 dengan sudut serang 0°,5°,10°,15°, 20°,25°, 30°,35°, dan 40° dan dengan kecepatan aliran udara 1.0 m/s, 1.5 m/s, dan 2.0 m/s. Hasil visualisasi memperlihatkan semakin besar sudut serang airfoil maka vortex yang terjadi semakin besar dan wake yang terjadi lebih panjang ke belakang menjauhi airfoil dan di ikuti dengan peningkatan drag yang semakin besar semakin besar kecepatan aliran udara yang melewati airfoil maka separasi akan mulai terlihat pada sudut serang yang paling kecil. semakin besar ukuran airfoil dengan seri yang sama maka semakin besar kecepatan aliran udara yang dibutuhkan Kata Kunci: airfoil, sudut serang, stall.
STUDI OPTIMASI FAKTOR KEAMANAN FOOTREST SEPEDA MOTOR X BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA Imam Syafa’at; Darmanto Darmanto; Endon Priyanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v12i2.1636

Abstract

Di zaman yang sudah modern ini, sepeda motor merupakan moda transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat sehingga keberadaanya sangatlah banyak, untuk itu diperlukan komponen-komponen sepeda motor yang aman digunakan bagi pengendaranya. Footrest merupakan komponen yang mempunyai fungsi untuk pijakan kaki pembonceng agar lebih nyaman dalam berkendara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa tegangan, defleksi, dan faktor keamanan serta optimasi footrest. Berbagai pembebanan dilakukan pada pemodelan antara lain meliputi pembebanan dengan kondisi pembonceng duduk dengan kedua kaki pertumpu pada footrest, Pembonceng berdiri, motor jatuh kesamping, motor dan pengendara jatuh kesamping, motor tertabrak dari belakang dan motor tertabrak dari depan, pemodelan pembebanan menggunakan bantuan software Autodesk Inventor Professional 2013. Hasil yang didapat setelah dilakukan simulasi analisa adalah kekuatan struktur komponen berupa tegangan, defleksi dan faktor keamanan. Pada pembebanan dengan kondisi footrest tertabrak dari belakang beresiko besar terhadap patahnya footrest dengan tegangan von mises 504,8 MPa, faktor keamanannya yaitu 0,54. Defleksi terbesar juga terjadi pada pembebanan tipe ini yaitu 0,7372 mm. Setelah dilakukan optimasi hasilnya pemberian radius menjadi 7 mm pada area yang rawan kegagalan (patah) mendapatkan hasil faktor keamanan yang paling tinggi. Kata kunci: defleksi, faktor keamanan, footrest, optimasi, tegangan.
ANALISIS KEAUSAN CYLINDER BAJA ST 70 MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON-DISC BERPELUMAS SAE 140 DAN VARIASI PEMBEBANAN Oktavian Yudha T.S; Darmanto Darmanto; Imam Syafa’at
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i1.3346

Abstract

Keausan merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan dalam proses perancangan permesinan karena menyebabkan terjadinya perubahan dimensi komponen yang selanjutnya berdampak pada performa komponen. Analisis terhadap keausan dapat dicari menggunakan beberapa metode diantaranya dengan hasil perhitungan secara analitik dan hasil penelitian secara eksperimental. Tribometer pin-on-disc adalah alat untuk mengetahui volume keausan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume keausan dari pin dengan menggunakan variasi pembebanan yakni 19,62 N, 29,43 N dan 39,24 N dengan menggunakan material uji baja karbon rendah ST 70. Volume keausan ketiga percobaan tersebut sama yaitu sebesar 0,0076 mm3, tetapi jarak tempuh yang dibutuhkan berbeda. Sedangkan faktor keausan tertinggi terletak pada pembebanan 39,24 N yaitu sebesar 4,89 × 10-09. sedangkan nilai faktor keausan dari masing-masing pembebanan 19,62 N dan 29,43 N adalah 4,51 × 10-09, dan 4,71 × 10-09. Kata kunci: Keausan pin, Pin-on-disc , Variasi pembebanan
ANALISA KEAUSAN DISC BESI COR DENGAN METODE MATEMATIKA SEDERHANA MENGGUNAKAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC TANPA PELUMAS Imam Syafa’at; Abdul Khalim; Darmanto Darmanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v15i1.2665

Abstract

Semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang mechanical engineering khususnya di bidang tribologi, maka akan semakin banyak terungkap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi umur pemakaian  komponen dari sebuah mesin. Besi cor adalah salah satu bahan untuk membuat komponen dari suatu mesin. Penelitian kali ini menggunakan tribometer pin-on-disc dengan besi cor A (79.5 HRB), besi cor B (82 HRB) dan besi cor A (86.5 HRB) sebagai disc dan bola baja AISI 52100 berdiameter 8,0 mm dengan kekerasan 60 HRC sebagai pin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan material disc dan ukuran diameter pin terhadap nilai lebar kontak keausan, koefisien keausan berdimensi, volume dan tinggi keausan yang terjadi pada besi cor. Kajian juga membandingkan hasil keausan dengan berbagai model yang yang telah ada sebelumnya. Analisa perhitungan menggunakan penurunan geometri berdasarkan rumus matematika dasar sederhana dan menggunakan metode penurunan persamaan Archard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebar kontak keausan, koefisien keausan berdimensi (KD), ketinggian keausan (h) dan volume keausan (V) mempunyai hubungan berbalik nilai dengan kekerasan material dan senilai dengan jarak sliding (s). Ukuran diameter pin mempunyai hubungan sebanding dengan lebar kontak aus, koefisien keausan berdimensi (KD), ketinggian keausan (h) dan volume keausan (V). Semakin keras suatu material maka keausan yang terjadi akan semakin kecil.Kata kunci: keausan, besi cor, pin-on-disc, Archard, metode sederhana
ANALISIS PENGARUH KONSUMSI BBM KENDARAAN PENUMPANG 1200 CC TERHADAP LALU LINTAS KOTA SEMARANG Muhamad Surifil Anam; Tabah Priangkoso; Darmanto Darmanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i2.3774

Abstract

Bahan bakar yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai jenis, jenis-jenis bahan bakar tersebut disesuaikan dengan kebutuhan teknologi yang diterapkan di kendaraan. Sampai saat ini jenis bahan bakar motor bensin ada 4 jenis, yaitu : premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo, berbagai jenis bahan bakar tersebut memiliki karakteristik tersendiri,. Performa dari motor kendaraan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah jenis bahan bakar yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi tiap bahan bakar yang berbeda yaitu Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo pada kendaraan penumpang terhadap lalu lintas di kota Semarang. Pengujian masing-masing jenis bahan bakar di kendaraan penumpang 1200 CC dengan bantuan sistem komputer OBD II ELM 327Mini yang akan menghasilkan data konsumsi bahan bakar pada kendaraan melalui aplikasi pada smartphone. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan bahan bakar Pertamax mencapai jarak tempuh terjauh yaitu sebesar 20,49Km/L pada kecepatan 50Km/h, untuk bahan bakar Pertamax Turbo mampu mencapai jarak 18,79 pada kecepatan 30Km/h posisi gigi 4, sedangkan bahan bakar Pertalite hanya mampu menempuh jarak maksimal sebesar 16,74 Km/L pada kecepatan 36 Km/h. Kata kunci: Konsumsi bahan bakar, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo