Claim Missing Document
Check
Articles

STABILITAS EKSTRAK KASAR PIGMEN KLOROFIL, BETA KAROTEN, DAN CAULERPIN ALGA HIJAU (Caulerpa racemosa) PADA SUHU PENYIMPANAN YANG BERBEDA Fajar, Ahmad; Ibrahim, Ratna; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.791 KB)

Abstract

Caulerpa racemosa termasuk jenis alga hijau yang terdapat di perairan Indonesia. Kandungan senyawa bioaktif dalam rumput laut yang sangat berguna adalah pigmen klorofil dan beta karoten. Caulerpa racemosa mengandung pigmen klorofil a, klorofil b, beta karoten dan caulerpin. Pigmen sangat labil terhadap suhu. Penggunaan suhu 4°C dapat mempertahankan klorofil kacang hijau selama 18 hari, sedangkan pada suhu 20 °C terjadi degradasi klorofil hingga mencapai 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan ekstrak kasar pigmen klorofil, beta karoten, dan caulerpin Caulerpa racemosa pada suhu 0oC, 5 oC, 10 oC dan 30 oC terhadap stabilitasnya serta mengetahui suhu optimum penyimpanan yang dapat menjaga stabiltas ekstrak kasar pigmen klorofil, beta-karoten serta senyawa caulerpin Caulerpa racemosa selama penyimpanan 48 jam. Ekstraksi klorofil menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan laboratoris menggunakan pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasarnya acak kelompok. Sebagai main plot adalah lama waktu penyimpanan (0 dan 48 jam) dan sebagai sub plot adalah suhu penyimpanan (0oC, 5 oC, 10 oC, dan 30 oC). Pengukuran nilai absorbansi dilakukan pada jam ke-0 dan jam ke-48. Penyimpanan ekstrak kasar pigmen dari Caulerpa racemosa pada suhu dingin selama 48 jam menyebabkan penurunan kadar klorofil, beta karoten dan caulerpin lebih rendah secara sangat nyata dibandingkan pada suhu ruang. Sedangkan nilai pH ekstrak kasar klorofil dan caulerpin naik secara sangat nyata. Tetapi tidak ada perubahan yang nyata pada nilai kecerahan ekstrak kasar klorofil dan beta karoten. Suhu penyimpanan ekstrak kasar pigmen dari Caulerpa racemosa yang optimum selama 48 jam adalah pada suhu 0°C dimana masih mengandung klorofil (83,6%), beta karoten (93,4%), dan caulerpin (72,9%).
EFEKTIVITAS DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Deviyanti, Pramitha Nurma; Dewi, Eko Nurcahya; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.74 KB)

Abstract

Kemunduran mutu yang sering terjadi pada ikan adalah pertumbuhan bakteri karena penanganan yang kurang tepat. Perendaman daun kemangi pada ikan Kembung Lelaki dapat dijadikan alternatif pengawet, karena pada daun kemangi mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi daun kemangi terhadap nilai total plate count (TPC), total volatile basa nitrogen (TVBN), aktivitas air (Aw) dan pH pada ikan Kembung Lelaki selama penyimpanan suhu dingin (4ºC). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Kembung Lelaki segar, daun kemangi, aquadest, es curai dan plastik seal. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola terbagi oleh waktu “Split plot in time”. Faktor konsentrasi daun kemangi (0%; 20%; 25% dan 30%)  sebagai sub plot dan lama penyimpanan (hari ke-0, 3, 6, 9, dan 12) sebagai main plot. Data nilai uji organoleptik dianalisis dengan uji Kruskal Wallis, sedangkan uji total plate count (TPC), total volatil basa nitrogen (TVBN), Aw dan pH dianalisis menggunakan uji ANOVA, dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ), jika ada interaksi perlakuan.Hasil penelitian didapatkan nilai logaritma TPC berkisar antara 3,36 – 6,79 koloni/g; nilai TVBN antara 7,28 mgN/100g – 19,87 mgN/100g; nilai Aw antara 0,91 – 0,94; nilai pH antara 6,55 – 6,87; nilai organoleptik antara 6,68 – 7,76. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi antara konsentrasi daun kemangi dan lama penyimpanan yang berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai TPC, TVBN, Aw dan pH, sehingga dapat disimpulkan bahwa perendaman daun kemangi berpengaruh dalam mempertahankan mutu ikan Kembung Lelaki selama penyimpanan dingin. Konsentrasi daun kemangi 30% merupakan konsentrasi terbaik, mampu mempertahankan ikan Kembung Lelaki hingga hari ke 12. The quality of deterioration that often occur on fish is bacteria, may occur due to handling. The soaked basil leaves on a short bodied mackerel can be an alternative preservative because the basil leaves contain flavonoid, tannin and saponin can be function as antibacterial. The purpose of this research is to know the influence of using differences concentration basil leaves in maintaining the total plate count (TPC) value, total volatile base nitrogen (TVBN), water activity (Aw) and pH of striped mackerel during cold storage (4ºC). The material used in this study were fresh striped mackerel, basil leaves, aquadest, slurry ice and plastic seal. Research methods used are experimental laboratories by using a Complete Randomized Design (CRD) divided by the time pattern “Split plot in time”. Concentration factors basil leaves (0%; 20%; 25% and 30%) as sub plot and storage time (0, 3, 6, 9, and 12 days) as main plot. The data of sensory test was analyzed by Kruskal Wallis test, while the total plate count (TPC), total volatile base nitrogen (TVBN), pH and Aw were analyzed using ANOVA test, followed by Honestly Significant Difference (HSD), if there was a interaction in treatment. Based on the results obtained logarithmic TPC ranged between 3,36 – 6,79 colony/g;  total volatile base nitrogen range 7,28 mgN/100g – 19,87 mgN/100g; Aw value of 0,91 – 0,94; the pH between 6,55 – 6,87; the value of sensory between 6,68 – 7,76. The results showed that interaction between concentration basil leaves and storage time gave significant effect (p<0,05) for TPC, TVBN, Aw and pH, with the result that it can be concluded that a soaked basil leaves can influence in maintaining the quality of striped mackerel. Concentration basil leaves 30% is best able to maintain of striped mackerel up to day 12 days.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DALAM PEMBUATAN COOKIES KAYA KALSIUM Hapsoro, Mahadika Tjiptaning; Dewi, Eko Nurcahya; Amalia, Ulfah
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2017): Periode Wisuda Bulan Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.48 KB)

Abstract

Salah satu pemanfaatan cangkang rajungan adalah dengan mengolahnya menjadi tepung cangkang rajungan. Tepung cangkang rajungan mengandung kalsium dalam jumlah tinggi. Cookies merupakan jenis makanan ringan yang digemari oleh masyarakat, baik dewasa maupun anak-anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang rajungan dengan konsentrasi yang berbeda pada mutu cookies dan mengetahui konsentrasi terbaik tepung cangkang rajungan terhadap karakteristik cookies khususnya kandungan kalsium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor konsentrasi tepung cangkang rajungan antara lain : 0%, 2.5%, 5% dan 7.5%. Data non parametrik (tingkat kesukaan panelis) dianalisis dengan Kruskal-Wallis. Data parametrik (kekerasan, kadar air, kadar protein, kadar kalsium dan kadar fosfor) dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNJ yang terdapat perbedaan antara sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cookies dengan penambahan tepung cangkang rajungan memberikan pengaruh pada mutu cookies dan hasil semua perlakuan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan SNI tentang cookies yaitu kadar air maksimal 5% dan kadar protein minimal 9%. Konsentrasi 5% menghasilkan kadar kalsium terbaik karena dapat terserap baik bagi tubuh yaitu perbandingan kalsium:fosfor tidak melebihi 3 : 1. Konsentrasi 7.5% memiliki nilai kekerasan tertinggi (2,099 gf), kadar air terendah (3.70%), kadar protein terendah (9.65%), kadar kalsium tertinggi (3.31%), dan kadar fosfor tertinggi (1.08%).  
PERBEDAAN KARAKTERISTIK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) CABUT DURI DALAM KEMASAN BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN BEKU Meiriza, Yulisa; Dewi, Eko Nurcahya; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.735 KB)

Abstract

Pengemasan terhadap ikan bandeng cabut duri selama penyimpanan beku dapat mempertahankan kualitas lebih lama. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama penyimpanan beku dengan perlakuan perbedaan kemasan terhadap perubahan kualitas terutama tekstur ikan bandeng cabut duri berdasarkan nilai uji drip loss, PLG dan organoleptik. Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola Faktorial. Perlakuan yang diterapkan terhadap pengemasan ikan bandeng cabut duri beku vakum dan non vakum masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah drip loss, PLG dan organoleptik. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengemasan ikan bandeng cabut duri yang dibekukan dengan kemasan vakum dan kemasan non vakum selama penyimpanan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai PLG, drip loss dan organoleptik. Hasil uji kualitas terhadap penyimpanan beku selama 2 bulan mendapatkan rata-rata nilai pada uji PLG kemasan non vakum 7,827% dan vakum 8,513%. Sedangkan drip loss kemasan non vakum 7,567% dan vakum 6,813% dan nilai organoleptik kemasan non vakum sebesar 7,676 dan vakum sebesar 7,790. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik yaitu pada kemasan vakum terhadap ikan bandeng cabut duri selama penyimpanan beku. Packaging to boneless milkfish during frozen storage can extent shelf-life. The purpose of this study was to know the effect of frozen storage time with different packaging treatment to the quality changes on texture of boneless milkfish by drip loss test value, PLG and organoleptic. The research method used was an experimental laboratory with experimental design Completely Randomized Design (CRD) with Factorial pattern. The different treatment was applied to the packaging of frozen milkfish boneless i.e. vacuum and non vacuum in triplicates. All Parameters measured were drip loss, PLG and organoleptic. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). The results showed that the vacuum packaging and non vacuum packaging of frozen milkfish boneless during storage no significantly affect (p<0.05) to the value of drip loss, PLG and organoleptic. The results on the quality of frozen storage for 2 months showed that the average value of the test PLG for non vacuum packaging and vacuum were 7.827% and 8.513%. respectively. Meanwhile drip loss non-vacuum packaging 7.567% and vacuum 6.813%, and non-vacuum packaging organoleptic value of 7.676 and a vacuum of 7.790. The research showed that vacuum packaging was tbe best treatment for milkfish boneless during storage.
SIFAT FISIKA KIMIA FISH SNACK EKSTRUSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN GRIT BUAH LINDUR (Bruguiera gymnorrizha) Utari, Kurnia Suci Tri; Dewi, Eko Nurcahya; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Periode Bulan Oktober 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.502 KB)

Abstract

Fish snack ekstrusi adalah makanan ringan yang dibuat melalui proses ekstrusi dari bahan baku tepung kasar (grit) dengan atau tanpa melalui penggorengan. Buah lindur memiliki kandungan karbohidrat tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku fish snack ekstrusi sebagai pengganti beras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika kimia fish snack ekstrusi dengan penambahan buah lindur. Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan konsentrasi penambahan buah lindur, yaitu 0%, 2%, 3%, dan 4% dengan 3 kali ulangan. Parameter pengujian adalah kadar proksimat, serat pangan, kerenyahan, warna dan uji hedonik. Data parametrik dianalisa menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan data non-parametrik menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan grit buah lindur memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar air, protein, lemak, karbohidrat, serat pangan, kerenyahan dan warna, sedangkan kadar abu fish snack ekstrusi tidak berbeda nyata (P>0,05). Fish snack ekstrusi dengan penambahan grit buah lindur 3% merupakan produk yang paling disukai panelis dengan selang kepercayaan 7,93 < µ < 8,31 dan dengan nilai kadar air 3,710%, kadar abu 1,228%, protein 14,836%, karbohidrat 82,422%, lemak 1,714%, serat pangan 18,778%, kerenyahan 4,573% dan °Hue 86,357 menunjukan warna kuning-merah.
KAJIAN POTENSI EKSTRAK ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Marfuah, Isnaini; Dewi, Eko Nurcahya; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.931 KB)

Abstract

C. racemosa merupakan salah satu jenis makroalga yang berpotensi sebagai antibakteri. Senyawa bioaktif pada anggur laut C. racemosa seperti senyawa tannin, fenol, flavonoid, alkaloid berpotensi sebagai senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung pada anggur laut dan pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak kasar anggur laut terhadap zona hambat bakteri E. coli dan S. aureus. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter pengujian pada penelitian ini meliputi uji fitokimia kuantitatif yang dilakukan pada ketiga jenis ektrak anggur laut pelarut etanol, etil asetat, dan n-hexane. Pengujian zona hambat anggur laut menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 5%, 10%, dan 15% dengan tiga kali ulangan. Data diameter zona hambat dianalisis menggunakan uji ANOVA dan apabila terdapat perbedaan antar perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji fitokimia kuantitatif terbaik didapatkan pada senyawa tannin ekstrak kasar etanol anggur laut yaitu sebesar 5,65%, fenol 5,30%, flavonoid 1,70%, alkaloid 0,20%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol anggur laut merupakan ekstrak terbaik. Pengujian zona hambat antibakteri ekstrak anggur laut terhadap bakteri E. coli didapatkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 15% 6,95±0,28 mm dan terendah pada konsentrasi 5% 3,53±0,28 mm. Pada bakteri S. aureus didapatkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 15% 9,00±0,25 mm dan terendah pada konsentrasi 5% 6,92±0,21 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak anggur laut memberikan pengaruh terhadap diameter zona hambat bakteri E. coli dan S. aureus.
PENGARUH PENAMBAHAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI YANG BERBEDA DAN KARAGENAN TERHADAP KARAKTERISTIK SOSIS IKAN PATIN (Pangasius pangasius) Kharisma, Mega; Dewi, Eko Nurcahya; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.339 KB)

Abstract

Sosis ikan dapat dibuat dengan produk berbasis surimi, hal ini disebabkan protein miofibril dalam ikan Patin dapat berperan dalam pembentukan gel. Kekuatan gel sosis yang dihasilkan rendah sehingga dapat ditambahkan dengan isolat protein kedelai (IPK) yang berfungsi menstabilkan emulsi dan karagenan berfungsi pembentuk gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan penambahan IPK dan karagenan terhadap karakteristik sosis ikan Patin selain itu untuk mengetahui konsentrasi IPK serta karagenan terbaik pada sosis ikan Patin. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Patin. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor, tiap perlakuan tiga kali pengulangan. Perlakuan pada pembuatan sosis yaitu penambahan IPK 4%, 5% dan 6% serta karagenan 0,5%. Variabel mutu yaitu kekuatan gel, stabilitas emulsi, kadar air, kadar protein dan kadar lemak. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Data pengujian sensori sosis ikan, uji lipat dan uji gigit diuji dengan uji Kruskall-Wallis dilanjutkan dengan uji Multiple Comparison. Hasil penelitian menunjukkan sosis ikan dengan konsentrasi isolat protein kedelai 4% dan karagenan 0,5% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: kekuatan gel 761,36 g.cm; uji gigit 7,73; uji lipat 4,90 (A); kadar air 68,34%; kadar protein 59,42% (bk); kadar lemak 4,04% (bk) dan stabilitas emulsi 83,51%. Nilai rata-rata pengujian sensori diperoleh nilai kenampakan 8,40; aroma 7,80; rasa 7,93; tekstur 8,40. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan IPK dan karagenan memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakteristik sosis ikan Patin. Fish sausage can be made from surimi based product, it possibly caused by Patin fish’s myofibril protein function is as a gel former. However, gel strength from catfish sausage is low, therefore it can be added with Soy Protein Isolate (SPI) which have function to stabilized the emulsion and carrageenan that can form a gel. The purposed of this study were to determine the influence of various addition of SPI and carrageenan to catfish sausage characteristics and to choose the best concentration of SPI and carrageenan addition to catfish sausage based on it’s characteristics. The material of this study was catfish. The method used was completely randomized design with one factor, in triplicates on each treatments. The main study was using the various SPI concentrations about 4%, 5%, 6%  and carrageenan about 0.5%. The parameters measured were gel strength, emulision stability, water content, protein content and lipid content. Data analized by ANOVA and Honestly Significant Difference Test (HSDT). The data of fish sausage sensory test, folding test and teeth cutting test used Kruskall-Wallis test then continued by Multiple Comparison test. The result showed that fish sausage with SPI concentration about 4% and carrageenan about 0,5% was the best product with the parameters value : gel strength 761.36 g.cm; teeth cutting test 7.73; folding test 4.90 (A); water content 68.34%; protein content 59.42% (dw); lipid content 4.04% (dw) and emulsion stability 83.51%. The average value of sensory test showed general appearance 8.4; odor 7.8; flavor 7.93; texture 8.4. Based on the research result, the addition of SPI and carrageenan significantly affect on the characteristics of sausage Patin fish.
AKTIVITAS ANTIJAMUR SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK Gelidium latifolium TERHADAP Candida albicans Lutfiyanti, Rosiska; Ma'ruf, Widodo Farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Pengolahan dan bioteknologi hasil perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.782 KB)

Abstract

Abstract Gelidium sp. has bioactive compounds which is estimated has potential activity as antifungal. The aim of this study were to know bioactive compounds from Gelidium latifolium with different solvent, to know the potency of Gelidium latifolium extract as antifungal towards C. albicans and to know the effect of different concentration of Gelidium latifolium extract towards antifungal activity. The result showed that the methanol extract is able to produce inhibition zones toward Candida albicans, whereas n-hexane extract and acetone extract could not produce the inhibition zones. The highest inhibition zone was found at concentration of 12 mg/ml, that is 8 mm. The result of phytochemical screening test indicates that there were alkaloid, triterpenoids, and steroid in methanol extract. Gelidium latifolium is considered as potential source of natural antifungal agent, the antifungal agent was polar compound  
PENGARUH SENYAWA BIOAKTIF BUAH MANGROVE Avicennia marina TERHADAP TINGKAT OKSIDASI FILLET IKAN NILA MERAH O. niloticus SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Sipayung, Bobby Septian; Ma'ruf, Widodo Farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.294 KB)

Abstract

Fillet  adalah  salah  satu produk perikanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Kandungan asam lemak  tak  jenuhmya mudah mengalami proses oksidasi lemak, maka diperlukan cara pengawetan  fillet ikan segar yang aman bagi masyarakat yaitu dengan pemanfaatan senyawa bioaktif buah Mangrove (A. marina). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senyawa bioaktif buah Mangrove terhadap tingkat oksidasi  pada  fillet  ikan  Nila Merah selama penyimpanan dingin. Rancangan yang digunakan adalah pola petak terbagi oleh waktu / split plot in time, dimana main plot adalah lama penyimpanan dingin selama 12 hari pada suhu ± 50 C dan pengamatan dilakukan pada hari ke-0, ke-4, ke-8, dan ke-12. Sub plot adalah perbedaan perlakuan  yaitu  fillet tanpa penambahan buah mangrove (A) dan  fillet dengan penambahan buah mangrove (B). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan untuk data uji organoleptik dengan uji Kruskall-Wallis dilanjutkan dengan uji Multiple Comparison. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan terhadap fillet ikan Nila Merah memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai organoleptik, FFA, PV, TBA, pH, Kadar air dan Aw. Secara organoleptik  pada perlakuan A pada hari ke-8 sudah ditolak oleh panelis, sedangkan pada perlakuan B pada hari ke-12 ditolak oleh panelis. Namun dilihat dari parameter FFA, PV, dan TBA kedua perlakuan sampai hari ke-12 pada perlakuan B menghasilkan nilai FFA, PV dan TBA yang lebih rendah dibandingkan perlakuan A, hal ini menunjukkan senyawa bioaktif pada buah Mangrove efektif dalam menghambat laju oksidasi, namun nilai FFA, PV, TBA pada kedua perlakuan sampai hari ke-12 masih dibawah ambang batas, hal ini menyatakan masih sedikit proses oksidasi yang terjadi. Pengaruh lama waktu penyimpanan juga berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai organoleptik, FFA, PV, TBA, pH, Kadar air, dan Aw. Semakin lama penyimpanan semakin tinggi nilai FFA, PV, TBA, Kadar air, Aw dan semakin lama penyimpanan nilai pH semakin menurun. Fillet is one of fishery products which have perishable nature. The content of its unsaturated fatty acids are susceptible to oxidation of fat, so we need some ways to preserve fresh fish fillets which is safe for the people using mangrove fruit (A.marina) bioactive compounds. The purpose of this study was to determine the effect of Mangrove fruits bioactive compounds to the oxidation levels on the Red Tilapia fish fillets during cold storage. The design were using plot patterns divided by time/ split plot in time, where the main plot was the cold storage for 12 days at temperature of ± 50 C and observations were done on days 0, 4th, 8th, and 12th. Sub-plots were the diversification in treatment is fillets without addition of mangrove fruits (A) and the fillet with the addition of mangrove fruit (B). To find out the difference between treatments, the data was tested with Honestly Significant Difference (HSD) test, whereas for organoleptic data with the Kruskal-Wallis test followed by Multiple Comparison test. The results showed that the difference in treatments of the Red Tilapia fish fillets have significant effect (p <0.05) to organoleptic value, FFA, PV, TBA, pH, water content and Aw. Organoleptically on treatment A on day 8 had rejected by the panelists, while on treatment B on day 12 was rejected by the panelists. But seen from the parameter FFA, PV and TBA on both treatments until day 12, in the treatment of B generate value of FFA, PV and TBA which lower than treatment A, this indicates bioactive compounds in fruits Mangrove were effective in inhibiting the oxidation rate, but the value FFA, PV, TBA in both treatment until day 12 still below the threshold, it stated that it was still a bit of oxidation processes that occur. Effect of the storage time durations was also significant (p <0.05) to organoleptic value, FFA, PV, TBA, pH, water content, and Aw. The longer the storage the higher the value of the FFA, PV, TBA, water levels, Aw, and the longer storage pH value were decreases.
KAJIAN POTENSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SENYAWA FENOLIK EKSTRAK RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa DARI PANTAI SUNDAK, KABUPATEN GUNUNG KIDUL Heraedi, Arifin; Dewi, Eko Nurcahya; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gracilaria verrucosa seaweed from southern coastal waters, thought to have antioxidant bioactive compounds such as phenolic compounds, pigments and vitamins. The purpose of this study was to determine whether there is any potential antioxidant activity of extracts of seaweed Gracilaria verrucosa and find compounds that contribute to antioxidant activity. This research is an experimental research laboratories using Randomized Block Design (RBD) with treatment of three different types of solvent polarity level of the n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. Parameters measured were qualitative test antioxidants, phytochemical screening, antioxidant activity performed by DPPH method, the measurement of total phenolic content, the levels of chlorophyll and carotenoids. The result showed the highest antioxidant activity present in the ethyl acetate extract with IC50 value of 278.082 ppm. Phytochemical screening test results known alkaloid compounds, phenolic steroid found in all kinds of Gracilaria verrucosa extracts. The highest total phenolic contained in the ethyl acetate extract of 51.09 mg GAE / g extract, levels of chlorophyll a, chlorophyll b and carotenoids highest in ethyl acetate extract is 2.6 mg / g sample; 2.211 mg / g sample, and 1.594 mg / g sample. Gracilaria verrucosa generated are semi-polar, and the dominant compounds of antioxidants are phenolic compounds, chlorophyll b and carotenoids