Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PERSEPSI TERHADAP PERANAN BIROKRASI DAN STRESS KERJA PERAWAT Irawan, Ferry; Diah Sari, Erita Yuliasesti
HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia) Vol 7, No 2: Agustus 2010
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.641 KB)

Abstract

This study aim is to determine the relationship between perceptions of the role of bureaucracy and work stress on nurses. A total of 106 respondents participated in this study. Subjects in this study were nurses of general hospital in Central Java. The results showed that there was significant negative relationship between perceptions of the role of bureaucracy and work stress. This relationship was shown by the correlation coefficient (rxy) = - 0.317 with p = 0.0001 (p <0.01). Perceptions of the role of bureaucracy contribute effectively to the work stress of 10.1% and 89.9% were contributed by other factors.
Hubungan antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik dengan Kinerja Karyawan Sarna, Dwi Aprirahmayani; Sari, Erita Yuliasesti Diah
EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi Vol 1, No 1 (2013): Volume 1 no 1, Juli 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik dengan kinerja karyawan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karyawan yang bekerja di PT. PLN Tarakan Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Alat ukur menggunakan Skala Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik sedangkan penilaian kinerja menggunakan Daftar Penilaian Nilai Unjuk Kinerja Pegawai Semester I Tahun 2012 PT. PLN Tarakan Kantor Pusat. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang menggunakan keseluruhan jumlah subjek penelitian sebanyak 88 orang. Metode analisis data menggunakan teknik analisis product moment dengan bantuan komputasi program SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis product moment menunjukkan nilai korelasi rxy = 0,536 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p<0,000). Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik terhadap kinerja karyawan sebesar 28,7%. Kategorisasi variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian yaitu sebanyak 52 (59,09%) subjek memiliki persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik pada kategori sedang dan 54 (61,36%) subjek memiliki kinerja pada kategori sedang. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik dengan kinerja karyawan. Semakin tinggi persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik maka semakin tinggi kinerja karyawan sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik maka akan semakin rendah pula kinerja karyawan.Kata Kunci : Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja KaryawanPersepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.  Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.  Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.  Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.    <w:LsdException Locked
Efektivitas Pelatihan Kebermaknaan Kerja untuk Meningkatkan Keterikatan Karyawan pada Perawat Juniartika, Rifa; Sari, Erita Yuliasesti Diah; Widiana, Herlina Siwi
Mediapsi Vol 6, No 1 (2020): June
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.616 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2020.006.01.4

Abstract

One of the important human resources in hospital is nurses. Nurses with high employee engagement are expected to be able to provide excellent services to patients so that they can increase public trust in hospitals as health care. When demonstrating low sense of  engagement with their job in a hospital, nurses tend to be less friendly towards patients, causing complaints from patients. One effort to increase employee engagement is by providing work meaningfulness training. To this end, the purpose of this study was to examine the effectiveness of work meaningfulness training to improve employee engagement among nurses in hospitals. Participants were 16 nurses who were randomly assigned to either an experimental group or control group. The research design in this study was pretest-posttest control group design. The result showed a significant effect of work meaningfulness training on the level of employee engagement. Perawat adalah salah satu sumber daya penting dalam rumah sakit. Perawat dengan keterikatan karyawan yang tinggi diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima terhadap pasien sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sebagai penyedia jasa layanan kesehatan. Keterikatan karyawan yang rendah pada perawat di rumah sakit menimbulkan perilaku kurang ramah perawat kepada pasien sehingga menyebabkan komplain dari pasien. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterikatan karyawan tersebut ialah memberikan pelatihan kebermaknaan kerja. Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji efektivitas pelatihan kebermaknaan kerja dalam meningkatkan keterikatan karyawan pada perawat di rumah sakit. Subjek dalam penelitian adalah 16 orang perawat di sebuah rumah sakit yang secara random terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian adalah pretest-posttest control group design. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan pelatihan kebermaknaan kerja terhadap tingkat keterikatan karyawan.
IKLIM ORGANISASI, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN UPAH TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN Hadi, Nizarwan; Aulia, Aulia; Sari, Erita Yuliasesti Diah
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.12103.2021

Abstract

Employee commitment is an important factor in improving organizational performance. There are several factors that affect employee commitment, one of which is the organizational climate.The organizational climate is an effective management device for integrating employee motivation with the tasks and objectives of the organization.The purpose of this study is to empirically examine the role of organizational climate, work motivation, and wage satisfaction on employee organizational commitment. The method used in this study is a quantitative method with a correlation approach. The participants of this study were permanent employees of company "X" with an age range of 25-50 years, having a minimum service period of two years with a total of 160 subjects. The analytical technique used to test the hypothesis is multiple regression analysis technique. The results showed that the variables of organizational climate, work motivation and wage satisfaction simultaneously played a role in organizational commitment. The effective contribution of organizational climate, work motivation and wage satisfaction simultaneously is 69.7%. While partially, each variable of organizational climate, work motivation, and wage satisfaction has a positive role with organizational commitment. Komitmen karyawan merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja organisasi. Ada beberapa faktor yang memengaruhi komitmen karyawan, salah satunya adalah iklim organisasi. Iklim organisasi adalah suatu perangkat manajemen yang efektif untuk mengintegrasikan motivasi karyawan dengan tugas dan tujuan dari organisasi.  Tujuan penelitian ini adalah menguji secara empiris peran iklim organisasi, motivasi kerja, dan kepuasan upah terhadap komitmen organisasi karyawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Partisipan penelitian ini adalah karyawan tetap perusahaan “X” dengan rentang usia 25-50 tahun, memiliki masa kerja minimal yaitu dua tahun dengan jumlah subjek sebanyak 160 orang. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan upah secara simultan berperan terhadap komitmen organisasi. Sumbangan efektif iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan upah secara simultan adalah sebesar 69.7%. Sementara secara parsial, masing-masing variabel iklim organisasi, motivasi kerja, dan kepuasan upah memiliki peran positif dengan komitmen organisasi.
Pengaruh Workplace Spirituality dan Perceived Organizational Support Terhadap Burnout dimediasi Oleh Kepuasan Kerja Mekar Dwi Indah Sari; Herlina Siwi Widiana; Erita Yuliasesti
Jurnal Sains Psikologi Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.723 KB)

Abstract

Personil kepolisian merupakan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pelayanan terhadap masyarakat, yang menjadikannya sebagai salah satu profesi yang rentan terhadap burnout. Burnout merupakan kondisi yang diduga dapat tertangani dengan pemenuhan terhadap kepuasan pekerjaan, perceived organizational support dan adanya workplace spirituality. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh workplace spirituality, perceived organizational support terhadap burnout yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Responden dalam penelitian ini adalah personil kepolisian Polres Teluk Bintuni dengan jumlah respon 73 personil. Penelitian  menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis melalui software SEM- PLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  perceived organizational dan kepuasan kerja berpengaruh secara langsung terhadap burnout, sementara workplace spirituality tidak berpengaruh secara langsung terhadap burnout. Pengaruh secara tidak langsung baik antara workplace spirituality dan perceived organizational support terhadap burnout melalui mediasi oleh kepuasan kerja tidak signifikan.  Kata Kunci: Burnout; Kepuasan kerja; Perceived organizational support; Workplace spirituality.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um023v8i22019p248
Predicting managerial styles: Is the Myers-Briggs Type Indicator still useful? Erita Yuliasesti Diah Sari; Khoiruddin Bashori
Journal of Education and Learning (EduLearn) Vol 14, No 4: November 2020
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.59 KB) | DOI: 10.11591/edulearn.v14i4.14582

Abstract

The managerial ability for leaders becomes a critical matter to achieve organizational effectiveness. This study aims to describe the profile of school principals in Yogyakarta. A total of 39 principals in elementary school and senior high school participated in this study. Data was collected using the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) and Management Style Diagnostic Test (MSDT). The results showed that the dominant personality character is the components of openness, relationships, confidence, persistence, and combined with opportunities for creative and macro thinking. The principal's management style is dominated by Bureaucrat's type, which signifies compliance with the organization's rules and regulations and, combined with the Developer that allows a harmonious relationship between subordinate superiors to make efforts to develop.
Validitas dan Reliabilitas Konstruk Komitmen Organisasi dengan Pendekatan Confirmatory Factor Analysis (CFA) Agus Sulistiawan; Erita Yuliasesti Diah Sari; Nina Zulida Situmorang
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 10, No 1 (2021): Volume 10, Issue 1, Maret 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v10i1.5478

Abstract

Turnover sering terjadi dalam perusahaan, apabila terus mengalami peningkatan, tentunya hal ini akan merugikan. Komitmen organisasi merupakan keadaan psikologis hubungan antara karyawan dengan organisasinya dalam diri karyawan untuk percaya dan dapat menerima tujuan dari organisasi, dan tetap loyal pada organisasi dimana karyawan dapat mengekspresikan seluruh perhatian kepada organisasi secara berkelanjutan. Tujuan penelitian untuk mengukur validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang didasarkan pada teori Allen dan Meyer. Dimensi yang digunakan sebagai acuan pembuatan alat ukur yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif. Penelitian dilakukan terhadap 93 perawat dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur dibuat dengan penskalaan menggunakan penilaian model skala Likert. Uji validitas dan reliabilitas dengan pendekatan confirmatory factor analysis (CFA) menggunakan software PLS 3.3.2. Hasil menunjukkan skala komitmen organisasi telah valid dan reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur. Terdapat 15 item yang gugur dari 24 item yang diujikan.
Validitas Dan Reliabilitas Contextual performance Menggunakan Confirmatory Analisis Faktor (CFA) Januariya Laili; Erita Yuliasesti Diah Sari; Ciptasari Prabawati
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 6, No 2 (2021): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ipteks.v6i2.5689

Abstract

Kinerja adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang memerlukan penilaian yang objektif. Penilaian kinerja harus mencakup kinerja tugas dan contextual performance. Contextual performance merupakan pertunjukan yang dilakukan oleh seorang individu yang bersifat nonformal dan tidak tertulis namun dapat berdampak positif. Dampak tersebut antara lain mendukung lingkungan organisasi, sosial, dan psikologis tetapi tugas inti tetap dilakukan, misalnya menunjukkan usaha, memfasilitasi kinerja rekan dan tim, bekerja sama, dan berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai validitas dan reliabilitas instrumen alat ukur contextual performance berdasarkan teori Borman dan Motowidlo. Dimensi yang dijadikan acuan dalam pembuatan alat ukur terdiri dari antusias, sukarela, kerjasama, menaati peraturan dan mendukung organisasi. Subjek penelitian ini adalah guru SMK Muhammadiyah, proses pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrument ini disusun menggunakan skala semantic differential dan menggunakan teknik Analisa confirmatory factor analysis (CFA). Hasil analisa diperoleh bahwa pengukuran contextual performance valid dan reliabel dengan skor Cronbach alpha 0,946.
Hubungan antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik dengan Kinerja Karyawan Dwi Aprirahmayani Sarna; Erita Yuliasesti Diah Sari
Empathy : Jurnal Fakultas Psikologi Vol 1, No 1 (2013): Volume 1 No 1, Juni 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik dengan kinerja karyawan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karyawan yang bekerja di PT. PLN Tarakan Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Alat ukur menggunakan Skala Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik sedangkan penilaian kinerja menggunakan Daftar Penilaian Nilai Unjuk Kinerja Pegawai Semester I Tahun 2012 PT. PLN Tarakan Kantor Pusat. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang menggunakan keseluruhan jumlah subjek penelitian sebanyak 88 orang. Metode analisis data menggunakan teknik analisis product moment dengan bantuan komputasi program SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis product moment menunjukkan nilai korelasi rxy = 0,536 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p<0,000). Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik terhadap kinerja karyawan sebesar 28,7%. Kategorisasi variabel persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian yaitu sebanyak 52 (59,09%) subjek memiliki persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik pada kategori sedang dan 54 (61,36%) subjek memiliki kinerja pada kategori sedang. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik dengan kinerja karyawan. Semakin tinggi persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik maka semakin tinggi kinerja karyawan sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap gaya kepemimpinan kharismatik maka akan semakin rendah pula kinerja karyawan.Kata Kunci : Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja KaryawanPersepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.  Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.  Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.  Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik, Kinerja Karyawan.    <w:LsdException Locked
Peran Kontrol Diri dan Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswi Selama Pandemi Pengguna Aplikasi Shopee Rizka Ariani Nurjanah; Erita Yuliasesti Diah Sari
Empathy : Jurnal Fakultas Psikologi Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No. 1, Juni 2022
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/empathy.v5i1.22179

Abstract

The Role of Self-Control and Lifestyle on Consumptive Behavior in College Students During a Pandemic Shopee Application Users Many people enjoy the convenience of online shopping transactions, especially during the pandemic. However, this also has negative impacts, such as wasteful behavior. This study examines the relationship between self-control and lifestyle with consumptive behavior in female students. A total of 159 female students who use the Shopee application participated in this study. Data collection uses a consumptive behavior scale, a self-control scale, and a lifestyle scale. The data analysis technique used is multiple regression analysis with the help of the SPSS program. The analysis results show a very significant relationship between self-control and lifestyle with consumptive behavior. Next, there was a very significant negative relationship between self-control and consumptive behavior. Lifestyle has a significant positive relationship with consumptive behavior. Simultaneously, self-control and lifestyle contributed 39.4% to consumptive behavior. Lifestyle contributes more to consumptive behavior than self-control. This research has implications for the need to observe a wiser and more positive lifestyle in buying behavior to reduce the tendency of wasteful behavior.