Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGGUNAAN PODCAST DALAM (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA MATA KULIAH LISTENING I PRODI TADRIS INGGRIS JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO Toyib, Muhammad; Humaisyi, Syafiq; Muzakki, M.Harir
Kodifikasia Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan menyimak yang merupakan proses interaktif harus disampaikandalam pembelajaran sebagai sebuah proses interaktifuntuk meningkatkan motivasi mahasiswa. Pada umumnya, pelajaranlistening di perguruan tinggi sangat bergantung pada kegiatan yangmonoton. Masalah serupa muncul di mata kuliah Listening I padaprodi Tadris Inggris Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo. Oleh karenaitu, penelitian berkaitan dengan strategi pengajaran yang memotivasiyang dapat meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa. Strategiyang diusulkan di sini termasuk penggunaan (STAD) dengan menggunakanmedia podcast. Untuk memecahkan permasalahan diatasmaka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yangdisajikandalam 2 (dua) siklus. Dalam setiap siklusnya melaluialur PTK yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan,pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkanbahwa penggunaan podcast dalam strategi (STAD) dapatmeningkatkan: (1) partisipasi mahasiswa dalam diskusi kelompok,(2) prestasi belajar dan (3) respon positif.
RELASI GURU DAN MURID (PEMIKIRAN IBNU ‘ATHAILLAH DALAM TINJAUAN KAPITALISME PENDIDIKAN) Nurdin, Muhammad; Muzakki, Muhammad Harir; Sutoyo, Sutoyo
Kodifikasia Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.096 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v9i1.463

Abstract

Kapitalisme pendidikan telah merubah orientasi pendidikan dan pola relasi guru-murid ke arah yang materialis dan mekanis. Sebaliknya, tujuan pendidikan dan model hubungan guru-murid dalam pendidikan yang Islami lebih bersifat spiritual dan berupa penghambaan demi meraih ridla Allah. Penelitian kepustakaan ini mengkaji pandangan Ibnu ?Athaillah tentang relasi guru-murid ditinjau dari perspektif kapitalisme pendidikan. Sumber data utamanya adalah buku-buku karangan Ibnu ?Athaillah tentang relasi guru-murid, terutama kitab al- Hikam, dan buku-buku karangan penulis lain yang mengulas tentang kapitalisme pendidikan. Artikel ini menyimpulkan bahwa pandangan Ibnu ?Athaillah tentang relasi guru-murid secara khusus dan hakekat pendidikan secara umum perlu direvitalisasi di masa sekarang, karena kapitalisme pendidikan dalam beberapa segi telah menghilangkan spirit ruhaniah dalam pendidikan dan justru mendukung proses-proses yang mengarah kepada dehumanisasi.
PRILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI KABUPATEN PONOROGO PERSEPKETIF INTERAKSIONALISME SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD Muzakki, M. Harir
Kodifikasia Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.864 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v4i1.749

Abstract

Abstraks: Penelitian ini berusaha mengungkap proses terjadinya prilaku seks bebas di kalangan remaja dalam interaksionalisme simbolik George Herbert Mead dan pola interaksi seks bebas di kalangan remaja di kabupaten Ponorogo. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis dan didesain dengan pendekatan kualitatif. Data diambil dengan cara wawancara dengan para pelaku sek bebas. Ada beberapa tahapan sebelum aktor melakukan tindakan atau hubungan seks yaitu, impuls, persepsi,manipulasi dan terakhir konsumasi. Dari hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya seks bebas pada awalnya mereka tertarik dengan lawan jenisnya. Kemudian melakukan pendekatan, saling melirik, berkenalan, kemudian pacaran. Tahap berikutnya mereka saling berpegangan, berciuman, meremas payudara, kedudian melakukan hubungan seks. Sementara pola interaksi seks bebas di kalangan remaja ada dua: pertama, remaja melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya sendiri. Kedua, remaja tersebut melakukan hubungan dengan membeli atau menyewa wanita lain.
SAMANID DYNASTY DEVELOPMENT, GOVERNMENT ADMINISTRATION, RACE AND SCIENCE Meirison, Meirison; Muzakki, Muhammad Harir
Journal of Islamic Studies and Humanities Vol 6, No 2 (2021): Journal of Islamic Studies and Humanities
Publisher : UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.645 KB) | DOI: 10.21580/jish.v6i2.8545

Abstract

This paper aims to describe the worth noting that the Samanids had prominent civil and political roles. During their reign, writing appeared in the Persian language and the Arabic language. The Samanid era witnessed an industrial renaissance manifested in ceramics, paper, carpets, and textiles. From a political point of view, the Samanids defended the eastern border region and extended Islamic influence to the countries of the Turks. They never departed from the subordination of the Abbasid Caliphate in Baghdad. We conducted a literature study to discuss the development of the Samanid dynasty, starting from its power, administration, and distinction in science and the race that developed in this Sunni dynasty. He also endeavoured to bring scholars to the presence of his kingdom and honoured them, benefited and rewarded them. During the years of his rule, which exceeded thirty years, this prince was just, benevolent, and wise. The cities of his state flourished, namely: Nishapur, Merv, Balkh, Bukhara, Samarkand, and others. But after the death of Prince Ismail al-Samani, a conflict erupted between members of the Samanid house in greed for power. The influence of politicians increased, and the weakness of the state began to appear and gradually increase
Implementing The Spirit of Jihad in Sufism Meirison Meirison; M. Harir Muzakki
Jurnal Theologia Vol 31, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/teo.2020.31.1.5379

Abstract

This paper aims to illustrate that Sufism does not fully lead to scepticism and passivity in fighting for the benefit of Muslims. Sufism was originally a zuhud (ascetic) movement in Islam, and in its development, gave birth to the tradition of Islamic mysticism. Some Islamic thinkers argue that Sufism is an exile from the people who are more concerned with spiritual life so that they no longer think about the problems of Muslims. Sufism experts, as described the Sufis do not care about what is happening around them, let alone strive for the religion of Allah and also as defined by the public. This article is a literature study and uses the content analysis method from several documents about the history of Sufism. This paper proves that not all accusations about Sufism are true. It could see from the reality on the ground, and it turns out that the Sufis and their students play a lot of roles in helping the struggle of Muslims. Both in eradicating evil, re-implementing the Islamic Shari'a, abolishing polytheism, and Jihad. Jihad that has long been forgotten by Muslims in the late Ottoman period. The struggle of heroic Sufis will never fade from the pages of history. True Sufism is Sufism, which follows the instructions of Allah and His Messenger towards the cleanliness of the spirit, the glory of morals and manners, which finally knows Allah with bright eyes. The Holy Jihad is for the sake of perfection, Jihad against self, greed, against tyranny.
Tinjauan Hukum Islam tentang Praktik Jual Beli Sayur Melalui Wakālah di Desa Krisik Ponorogo M. Harir Muzakki; Siti Nurhayati
Islamica: Jurnal Studi Keislaman Vol. 10 No. 2 (2016): Maret
Publisher : Postgraduate Studies of Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.583 KB) | DOI: 10.15642/islamica.2016.10.2.522-543

Abstract

The article seeks to analyze the transaction of vegetables through wakālah method in Krisik Village Ponorogo from Islamic legal perspective. Wakālah requires four important elements: the person who gives a trust (muwakkil), the trustee (muwakkal or wakīl), the deed (muwakkal fīh), and the transaction statements (ijāb-qabūl). The transaction of vegetables in Krisik Village is done in an unusual way. In many areas, the brokers usually buy all farmers’ crops at once and pay for the farmers in-cash. In Krisik Village, the brokers, however, first of all, sell farmers’ vegetables into markets. The brokers will pay the farmers for their vegetables afterward. It means that the brokers do not pay for the farmers in-cash. It is also found that the farmers and brokers in Krisik Village make an uncommon agreement ('aqd), in which they agree to reduce the scale. The practice seems to violate a number of Quranic verses, which ask people to enhance the scales. Such a practice of reducing scale has been a "common agreement" among the Krisik people for decades. On the one hand, the practice aims at preventing the brokers from loss, while on the other the farmers do not feel aggrieved from the reduction of the scale.
SAMANID DYNASTY DEVELOPMENT, GOVERNMENT ADMINISTRATION, RACE AND SCIENCE Meirison Meirison; Muhammad Harir Muzakki
Journal of Islamic Studies and Humanities Vol 6, No 2 (2021): Journal of Islamic Studies and Humanities
Publisher : UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.645 KB) | DOI: 10.21580/jish.v6i2.8545

Abstract

This paper aims to describe the worth noting that the Samanids had prominent civil and political roles. During their reign, writing appeared in the Persian language and the Arabic language. The Samanid era witnessed an industrial renaissance manifested in ceramics, paper, carpets, and textiles. From a political point of view, the Samanids defended the eastern border region and extended Islamic influence to the countries of the Turks. They never departed from the subordination of the Abbasid Caliphate in Baghdad. We conducted a literature study to discuss the development of the Samanid dynasty, starting from its power, administration, and distinction in science and the race that developed in this Sunni dynasty. He also endeavoured to bring scholars to the presence of his kingdom and honoured them, benefited and rewarded them. During the years of his rule, which exceeded thirty years, this prince was just, benevolent, and wise. The cities of his state flourished, namely: Nishapur, Merv, Balkh, Bukhara, Samarkand, and others. But after the death of Prince Ismail al-Samani, a conflict erupted between members of the Samanid house in greed for power. The influence of politicians increased, and the weakness of the state began to appear and gradually increase
RELASI GURU DAN MURID (PEMIKIRAN IBNU ‘ATHAILLAH DALAM TINJAUAN KAPITALISME PENDIDIKAN) Muhammad Nurdin; Muhammad Harir Muzakki; Sutoyo Sutoyo
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v9i1.463

Abstract

Kapitalisme pendidikan telah merubah orientasi pendidikan dan pola relasi guru-murid ke arah yang materialis dan mekanis. Sebaliknya, tujuan pendidikan dan model hubungan guru-murid dalam pendidikan yang Islami lebih bersifat spiritual dan berupa penghambaan demi meraih ridla Allah. Penelitian kepustakaan ini mengkaji pandangan Ibnu ‘Athaillah tentang relasi guru-murid ditinjau dari perspektif kapitalisme pendidikan. Sumber data utamanya adalah buku-buku karangan Ibnu ‘Athaillah tentang relasi guru-murid, terutama kitab al- Hikam, dan buku-buku karangan penulis lain yang mengulas tentang kapitalisme pendidikan. Artikel ini menyimpulkan bahwa pandangan Ibnu ‘Athaillah tentang relasi guru-murid secara khusus dan hakekat pendidikan secara umum perlu direvitalisasi di masa sekarang, karena kapitalisme pendidikan dalam beberapa segi telah menghilangkan spirit ruhaniah dalam pendidikan dan justru mendukung proses-proses yang mengarah kepada dehumanisasi.
PENGGUNAAN PODCAST DALAM (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA MATA KULIAH LISTENINGI PRODI TADRIS INGGRIS JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO Muhammad Toyib; Syafiq Humaisi; M. Harir Muzakki
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v6i1.766

Abstract

Kegiatan  menyimak  yang  merupakan  proses  interaktif  harus  disampai kan  dalam  pembelajaran  sebagai  sebuah  proses  interaktif untuk meningkatkan motivasi mahasiswa. Pada umumnya, pelajaran listening di perguruan tinggi sangat bergantung pada kegiatan yang monoton. Masalah serupa muncul di mata kuliah Listening I pada prodi Tadris Inggris Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo. Oleh karena itu, penelitian berkaitan dengan strategi pengajaran yang memotivasi yang dapat meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa. Strategi yang diusulkan di sini termasuk penggunaan (STAD) dengan menggunakan  media  podcast.  Untuk  memecahkan  permasalahan  diatas maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang di sajikan  dalam  2  (dua)  siklus.  Dalam  setiap  siklusnya  melalui alur  PTK  yang  terdiri  dari  4  (empat)  tahap,  yaitu  perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan podcast dalam strategi (STAD) dapat meningkatkan:  (1)  partisipasi  mahasiswa  dalam  diskusi  kelompok, (2) prestasi belajar dan (3) respon positif.
PRILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI KABUPATEN PONOROGO PERSEPKETIF INTERAKSIONALISME SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD M. Harir Muzakki
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v4i1.749

Abstract

Abstraks: Penelitian ini berusaha mengungkap proses terjadinya prilaku seks bebas di kalangan remaja dalam interaksionalisme simbolik George Herbert Mead dan pola interaksi seks bebas di kalangan remaja di kabupaten Ponorogo. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis dan didesain dengan pendekatan kualitatif. Data diambil dengan cara wawancara dengan para pelaku sek bebas. Ada beberapa tahapan sebelum aktor melakukan tindakan atau hubungan seks yaitu, impuls, persepsi,manipulasi dan terakhir konsumasi. Dari hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya seks bebas pada awalnya mereka tertarik dengan lawan jenisnya. Kemudian melakukan pendekatan, saling melirik, berkenalan, kemudian pacaran. Tahap berikutnya mereka saling berpegangan, berciuman, meremas payudara, kedudian melakukan hubungan seks. Sementara pola interaksi seks bebas di kalangan remaja ada dua: pertama, remaja melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya sendiri. Kedua, remaja tersebut melakukan hubungan dengan membeli atau menyewa wanita lain.