Claim Missing Document
Check
Articles

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI (PLAATSVERVULLING) DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PEMECAHANNYA Zaelani, Abdul Qodir
ADHKI: JOURNAL OF ISLAMIC FAMILY LAW Vol. 2 No. 1 (2020): ADHKI: Journal of Islamic Family Law
Publisher : Indonesian Association of Islamic Family Law Lecturers

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37876/adhki.v2i1.32

Abstract

Hukum waris Islam, terkhusus ahli waris pengganti dalam perundang-undangan (Kompilasi Hukum Islam) di Indonesia merupakan hal unik. Berdasarkan analisis yuridis, ditemukan eksistensi ahli waris pengganti merupakan pertemuan ekletisisme hukum Islam dan local wisdom. Maka dalam menyelesaikan persoalan ahli waris bisa memakai KHI, local wisdom, putusan hakim (jurisprudensi).
Joint Property Inheritance Distribution Practiced by Community of Bandar Lampung Abdul Qodir Zaelani; Syamsul Hilal; Abdul Hanif
Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam Vol 5, No 1 (2021): Vol. 5, No. 1, Oktober 2021
Publisher : Sultang Agung Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jua.v5i1.15561

Abstract

Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 96 ayat (1) dinyatakan bahwa apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama. Ketentuan pasal ini bila ditelusuri tampaknya sedikit kontradiksi dengan hukum waris Islam dalam al Qur’an, dimana dalam ketentuan hukum waris Islam seorang suami ataupun istri tidak dapat langsung dipastikan mendapat bagian separo dari harta peninggalan, akan tetapi seorang suami atau istri bisa mendapatkan bagaian separo dari harta peninggalan kalau suami atau istri tersebut tidak memiliki anak. Ketentuan pasal 96 KHI diberlakukan secara universal tanpa melihat kontribusi istri dalam menghasilkan harta kekayaan dalam suatu rumah tangga tentu ketentuan ini akan banyak merugikan pihak istri dan ahli warisnya bila yang meninggal dalam rumah tangga tersebut adalah istri. Berdasarkan persoalan tersebut, maka artikel ini bertujuan mendeskripsikan konsep pembagian kewarisan pasal 96 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam dan mendeskripsikan praktik pembagian kewarisan pasal 96 ayat (1) dalam Kompilasi Hukum Islam pada masyarakat kota Bandar Lampung. Setelah hasil wawancara dengan berbagai tokoh dan masyarakat ditemukan fakta bahwa implementasi pembagian waris harta bersama di Bandar Lampung sangat variatif. Adakalanya istri atau suami mendapatkan harta gono gini, sebagaimana dalam ajaran Islam. Adakalanya istri yang memiliki penuh harta untuk dikelolanya. Adakalanya istri tidak mendapatkan apa-apa, yang mendapatkan adalah anak pertama laki-laki, atau anak bungsu dalam keluarga (tergantung adat atau suku). Adakalanya suami atau istri dan anak-anak yang dilahirkannya dapat warisan, sebelum suami atau istrinya meninggal dunia. Adakalanya pula, harta warisan dibagikan setelah kedua orang tuanya meninggal. Latar belakang terjadinya system kewarisan pembagian harta gono gini disebabkan beberapa factor yakni adat, etika, pemahaman hukum dan agama dan factor inkulturasi.
Tradisi Nyorog Masyarakat Betawi dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam (Studi Masyarakat Betawi di Kota Bekasi Jawa Barat) Abdul Qodir Zaelani
Al-Ulum Vol. 19 No. 1 (2019): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1476.91 KB) | DOI: 10.30603/au.v19i1.697

Abstract

This article examines the tradition of Nyorog in Betawi communities living in the City of Bekasi, West Java. Even though they live in West Java, the Betawi communities continue to maintain their own culture, including the Nyorog culture that can be found when welcoming Ramadan and Eid al-Fitr. The Nyorog tradition is full of social values, even including the values of Islamic family law. Based on the interview results with several figures, this study finds out that some of the values contained in the Nyorog tradition can be understood substantively as an effort to care for family harmony, as well as a means of physical, spiritual, and social education. In conflict situations or estrangement of relations within the family, the Nyorog tradition may function as a medium of reconciliation between conflicting family members, knitting back the broken relationship to a Sakinah Mawaddah wa Rahmah (serene, peaceful, prosperous) family.
Analisis Faktor Pemakaian Jasa Bantuan Hukum Probono Legal Aid di Pengadilan Agama Kelas 1A Tanjung Karang Kota Bandar Lampung Abdul Qodir Zaelani
AL-ISTINBATH : Jurnal Hukum Islam Vol 5 No 1 May (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.563 KB) | DOI: 10.29240/jhi.v5i1.1434

Abstract

The purpose of this study is to uncover the factors underlying the use of probono legal aid legal aid services in the Class 1A Religious Court of Tanjung Karang, Bandar Lampung City. This research is a field research (field research), primary data taken from service users, service managers and officials in the Class 1A Religious Court of Tanjung Karang in Bandar Lampung City, through structured free interviews. This research found the fact that the presence of Legal Aid Posts which provide probono legal aid services is very helpful for people who need legal assistance because of their limitations with the factors that become the reasons for using legal aid services for probono legal aid. For those who do not understand the law, the presence of Posbakum in the Class 1A Religious Court of Bandar Lampung City is very helpful in the process of resolving legal issues, as well as for those who do not have sufficient budget and funds to resolve legal issues that are being passed through, the presence of Posbakum is very helpful and reduce their financial expenses. The presence of Posbakum also facilitates and accelerates the resolution of legal issues.
Ethics of Da'wah Communication Through Social Media During the COVID-19 Pandemic in Indonesia Rosidi Rosidi; Mubasit Mubasit; Abdul Qodir Zaelani
AL-TAHRIR Vol 22, No 2 (2022): Islamic Studies
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/altahrir.v22i2.3678

Abstract

In normal situations, da’wah can be done face-to-face through ta’lim or Friday prayers, where the da’i and audience (mad’u) meet in a forum. However, such da’wah cannot be carried out in the Covid-19 pandemic situation, which has been running for almost two years. Instead, the preachers use social media such as Youtube, Instagram, WhatsApp, Facebook, and others to greet and provide enlightenment in the community. The problem is often found in social media content used by preachers with unethical language, sarcasm and lack of wisdom, especially those related to government prohibitions to reduce the risk of spreading the virus in houses of worship. Such as the prohibition of holding Friday prayers, Eid al-Fitr, Eid al-Adha, the prohibition of homecoming, holding ta’lim, and the commemoration of religious holidays, especially in the red zone category for the spread of Covid-19. This study examines the language content of da’wah communication on social media during the Covid-19 pandemic. Primary data sources are obtained from YouTube, Instagram, WhatsApp, and Facebook during the Covid-19 season. Secondary data is obtained from books, e-books, and relevant journals. This research is descriptive qualitative, with deductive and inductive thinking techniques. The research findings show that some preachers conveyed da’wah messages on social media with unethical, rude, and inappropriate languages to convey messages of a great and holy religion.
Penggunaan Jalan Umum untuk Acara Walimatul U’rs Dalam Perspektif Hukum Islam Abdul Qodir Zaelani; Andi Armi
As-Syar'i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga Vol 5 No 1 (2023): As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.101 KB) | DOI: 10.47467/as.v5i1.2607

Abstract

Hasil penulisan ini memberikan gambaran bahwa penyebab masyarakat menggunakan jalan umum untuk acara Walimatul ‘Urs yaitu, tidak adanya lahan, belum adanya modal, terdapat gedung yang bisa disewa terlalu jauh dari rumah yang memiliki acara Walimatul Urs, tidak adanya komunikasi antara pemerintah setempat serta perizinan yang tidak dilakukan kepada dinas perhubungan maupun kepada kepolisian. Penggunaan jalan untuk acara Walimatul ‘Urs, belum sesuai dengan aturan yang ada kerena masih ada masyarakat yang tidak melaporkannya kepada pihak dinas terkait maupun kepada pihak kepolisan untuk meminta izin penggunaan jalan untuk acara Walimatul ‘Urs , namun demikian tetap ada jalan alternatif disediakan oleh pihak pelaksana, tidak adanya izin tersebut karena kurang pahamnya masyarakat mengenai tata cara mendapatkan izin penggunaan jalan tersebut. Terkadang hal tersebut baru disampaikan pada saat kurang 2 hari acara akan dilaksanakan, jika penggunaan jalan untuk kepentingan pribadi tersebut mengakibatkan tidak tercapainya suatu rasa aman dan nyaman di dalam masyarakat, apalagi bagian jalan tersebut merupakan bagian yang sangat penting bagi pengguna jalan, bila bagian jalan tersebut terganggu oleh masyarakat yang menyelenggarakan acara untuk kepentingan pribadinya, tentu fungsi jalan tidak tercapai secara optimal. Pandangan hukum Islam terhadap penggunaan jalan umum untuk acara Walimatul ‘Urs , tidak bertentangan dengan hukum Islam karena sudah sejalan dengan aturan hukum Islam yang dimana tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang lainnya karena tetap memberikan jalan alternatif tidak semua badan jalan ditutup, ada izin maupun tidak ada izin dari pihak desa, dinas terkait maupun dari pihak kepolisian dalam artian kemaslahatan tetap diutamakan karena itu merupakan hal yang paling utama.
Tinjauan Hukum Keluarga Islam Terhadap Fenomena Aplikasi Datting Tinder Dan Pengaruhnya Terhadap Keharmonisan Keluarga (Studi Kasus Di Lingkungan Pemerintahan Aparatur Sipil Negara Kota Bandar Lampung) Eva Fitriyanah; Linda Firdawaty; Abdul Qodir Zaelani
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.1709

Abstract

Di era kemajuan tekhnologi dan informasi banyak sekali manfaat yang bisa digunakan khususnya untuk berkomunikasi dengan sesame manusia baik dengan jarak dekat maupun jarak jauh hanya menggunakan satu alat komunikasi yang dinamakan handphone/telephone genggam yang didalam nya banyak fitur-fitur yang bisa digunakan untuk memudahkan aktivitas untuk mengakses dan menjelajahi dunia maya atau lebih sering dikenal jejaring media sosial , seperti Whatapps, Instagram, Facebook, Line, Telegram, dan aplikasi dating seperti Tinder, Michat, Nearby, Tantan, Bumble dan lain sebagainya, Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan didalam nya sering kali memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi pengguna nya, terlebih pada jejaring sosial media, yang terkadang membuat penggunanya berlebih-lebihan dalam mengekspresikan diri dan mencari perhatian didunia maya, Didalam kehidupan keluarga karena pengaruh kemajuan tehknologi dan informasi inilah pasangan suami istri lebih banyak berkomunikasi menggunakan handphone baik untuk jarak dekat maupun jarak jauh yang terkadang sering kali menimbulkan konflik kesalah pahaman dan lepas dari tanggung jawab sebagai suami dan istri, Islam tidak melarang secara mutlak akan adanya kemajuan tekhnologi dan informasi ini terlebih jika manfaat nya digunakan dengan baik dan positif dalam kehidupan sehari-hari, Jika dilihat pada era sekarang ini sudah banyak pengguna aplikasi dating sebagai alat untuk sekedar mencari teman maupun relasi tetapi seringkali disalah gunakan, seperti terjadinya pornografi, penipuan, pemerasan bahkan perselingkuhan. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan Teori Fenomenologi realistik oleh Max Scheler dan teori Saddud Al –Dzari’ah sebagai pisau analisis dan rujukan serta memperkuat argument dalam menganalisis data, Adapun tekhnik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi pada beberapa pengguna aplikasi dating dilingkungan kerja aparatur sipil negera Disdukcapil Kota Bandar Lampung.
Endogamous Marriage of Prophet's Descendants on the Perspective of Sociology of Islamic Law Fauzan; Abdul Qodir Zaelani; M. Harir Muzakki; Imam Syafi'i; Bustomi
Al-Ihkam, Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Vol 18 No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Sharia IAIN Madura collaboration with The Islamic Law Researcher Association (APHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/al-lhkam.v18i1.7132

Abstract

This study aims to comprehensively describe the endogamous marriages of the Prophet Muhammad's descendants from the perspective of the sociology of Islamic law. The marriage mainly occurs in syarīfah (the female descendants); they are required to marry the prospectives from ḥabīb (male descendants) groups only. Endogamous marriage will be explored holistically by clarifying the reciprocal relationship between social change and Islamic law among syarīfah. This field research examines the enactment of the law in social life. It used a sociological Islamic law approach to reveal the facts about endogamous marriage in Bangil, East Java, Indonesia, because many of the Prophet's descendants live there. Data collection techniques were interviews and literature search, while the analysis technique used is Miles and Hubermen's analytical procedure. After conducting in-depth research, a conclusion was found that endogamous marriage among syarīfah in Bangil is a form of obedience to customs passed down across generations since their ancestors, namely the tradition of marrying someone of equal lineage. Endogamous marriages have been maintained to this day due to religious teachings, the spirit of protecting the Prophet's family, and the social conditions of those who support its preservation.
PERINTAH MENIKAH DAN LARANGAN MEMBUJANG DALAM TINJAUAN ISTISHLAH Nadiya Ihda Millah; Agus Hermanto Gusher; Abdul Qodir Zaelani
Al-Maslahah : Jurnal Ilmu Syariah Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Syariah (Syari'ah Faculty )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/al-maslahah.v19i1.2517

Abstract

Penelitian ini meneliti perilaku membujang yang banyak kita jumpai di masyarakat. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan, apakah hal ini dibolehkan dalam Islam, sedangkan Islam menganjurkan untuk menikah, sebagai salah satu bentuk ketaatan atas peintah Allah swt. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana perilaku membujang dalam tinjauan istishlah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku membujang dan tinjauan istishlah tentang perilaku membujang. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) atau kualitatif, Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif. Hasil penelitian ini adalah membujang adalah suatu larangan dan juga terdapat banyak mudharatnya. Demikian juga Rasulullah SAW melarang membujang (at-Tabattul) yakni tidak menikah.  Atas dasar itu, selama mampu menikah, maka dianjurkan untuk menikah dan pilih wanita yang memiliki agama yang baik, untuk menjaga keturunan dan membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah atas izin dan jalan yang di ridhai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
POTENSI DAN TANTANGAN MANAJEMEN PEMASARAN SYARIAH DALAM INDUSTRI MARKETPLACE HALAL DI INDONESIA Mutiara Eka Putri; Abdul Qodir Zaelani; Muhammad Iqbal Fasa; Reza Ronaldo
ANALISIS Vol. 14 No. 01 (2024): ANALISIS VOL. 14 NO. 01 TAHUN 2024
Publisher : FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS FLORES UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/als.v14i01.3598

Abstract

The advancement of information technology has given rise to various types of online transactions, one of which is marketplace trading. At present, Indonesia is the country with the largest Muslim population in the world, reaching 86.9% of the total population, and they are also active in online shopping. Although awareness and public interest in halal products is increasing, an understanding of the urgency of transactions in accordance with sharia principles is still needed. The purpose of this research is to identify market opportunities as well as existing challenges in order to formulate strategies for developing sharia marketing management in halal marketplaces to be more optimal and in accordance with sharia principles. The research method used in this study is a literature study method. The results show that halal marketplaces in Indonesia have the potential for a large market and are an innovation from previously existing marketplaces. However, in addition to this potential, there are a number of challenges in developing a halal marketplace, including the lack of public understanding of the sharia economy, lack of involvement in the sharia financial system, and the still limited use of the halal marketplace platform by MSMEs focusing on halal products. It is hoped that this potential and challenges can serve as a guide in formulating and developing policies in this field.