p-Index From 2020 - 2025
6.845
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Description of Selective Behavioral Experience of Choosing Covid-19 information In Mass Media Television Maylanny Christin; Rico Kurnia Yudhaswara; Dasrun Hidayat
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 25, No 1 (2021): JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK - Juli 2021
Publisher : BPSDMP Kominfo Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33299/jpkop.25.1.3273

Abstract

Television is one of the media that delivers information about COVID-19. In the midst of the COVID- 19 emergency, television deserves to be the foremost, quality and reliable source of information. Researchers are interested in researching how people experience selective behavior in choosing COVID-19 information in television mass media. The existence of selective behavior is expected by society to be able to reduce anxiety due to media exposure. The purpose of this study was to find out how the community experiences selective behavior in choosing information about COVID-19 on television media. The research used a descriptive- qualitative approach with the type of phenomenological research. Data collection techniques through interviews with 5 informants with criteria that have been determined by the researcher. The results of the study focus on the behavioral experiences of selectively selecting COVID-19 information including ensuring information is in accordance with needs, adjusting the frequency of accessing COVID-19 information, and cross-checking information from other sources. The results of this study are expected to have implications for the level of awareness of the importance of media literacy. Selective behavior reflects that the audience is smart in determining the appropriate media channels and content.
Pengaruh Daya Tarik, Kualitas Pesan, dan Frekuensi Penayangan Terhadap Efektivitas Iklan Azizah Ainun Fitriani; Maylanny Christin
Jurnal Digital Media dan Relationship Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Digital Media & Relationship
Publisher : LPPM Universitas ARS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh daya tarik, kualitas pesan, serta frekuensi penayangan terhadap efektivitas iklan layanan masyarakat Stunting Itu Penting, baik secara parsial maupun simultan. Penelitian dilakukan terhadap 30 responden berdomisili di Kota Tasikmalaya dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji validitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, uji T, serta uji F. Dari hasil uji diperoleh persamaan regresi Y= 4,783 + 0,347X1 + 0,585X2 – 0,170X3. Uji T menujukkan kualitas pesan berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas iklan, sementara daya tarik dan frekuensi penayangan tidak memberikan pengaruh secara signifikan. Uji F menunjukkan ketiga variabel independen berpengaruh secara simultan terahadap efektivitas iklan dengan koefisien determinasi sebesar 48,3%. Kata kunci : daya tarik; kualitas pesan; frekuensi penayangan; efektivitas iklan ABSTRACT This research was conducted to find out the effect of attractiveness, message quality, and ad frequency on Stunting Itu Penting PSA, partially and simultaneously. This research used 30 respondents from Tasikmalaya as sample by using purposive sampling technique. The methods used were normality test, validity test, classic assumption test, multiple linear regression analysis, T-test, and F-test. The result shows regression equation as follow: Y= 4,783 + 0,347X1 + 0,585X2 – 0,170X3. T-test shows that message quality affects ad effectiveness significantly, while attractiveness and ad frequency don’t affect ad effectiveness significantly. F-test shows the independent variables affect ad effectiveness simultaneously with coefficient of determination 48,3%. Keywords : attractiveness; message quality; ad frequency; ad effectiveness
Konsep Diri Polisi Wanita (Polwan) dalam Konteks Komunikasi Interpersonal di Polres Metro Bekasi Kadek Alda Rahmawati; Maylanny Christin
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 02 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i2.4617

Abstract

Abstract Working as policewomen is a challenging profession. As women, policewomen must be prepared to face a plethora of issues and conservative opposition from society, perform activities that are typically associated with men, have a feminine side in acting and protecting the community, and face domestic responsibilities. Policewomen are expected to have a strong self-concept in dealing with the risks of their job. This study aimed at understanding and determining the detailed description of policewomen self-concept in the context of interpersonal communication at the Bekasi Metro Police. This research employed a qualitative method with a phenomenological approach. The theory of self-concept and interpersonal communication was applied in this study. The four key informants were chosen using a purposive sample technique based on several criteria, including having served for at least four years and each representing one rank to ensure that there were differences in service experience. Observation, in-depth interviews, and documentation were used to collect data. After going through the data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing processes, details of the policewoman's positive self-concept were discovered, which were characterized by five characteristics: being confident in their abilities, feeling equal to others, receiving praise without shame, understanding that everyone has different opinions, and having the ability for self-improvement. In interpersonal communication, a positive self-concept is required to strengthen the communication abilities of the informant both at work and in daily life, and it also plays critical role in enhancing informant's confidence to take the opportunity in honing their interpersonal skills. In addition, the researcher obtained fourteen symbolic meanings packaged from the experiences and pure thoughts of policewomen.Keywords: policewomen; self-concept; symbolic meaningAbstrak Bekerja menjadi seorang polisi wanita (polwan) bukanlah hal yang mudah. Sebagai wanita, polwan harus siap menghadapi berbagai macam tantangan konservatif masyarakat, mengemban tugas yang bermakna maskulin, memiliki sisi fenimin dalam bertindak dan mengayomi masyarakat dan memiliki beban domestik dalam keluarga. Polwan diharapkan memiliki konsep diri yang kuat dalam menghadapi resiko pekerjannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui detail gambaran dari konsep diri polwan dalam konteks komunikasi interpersonal di Polres Metro Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dianalisis dengan pendekatan fenomenologis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konsep diri dan komunikasi interpersonal. Keempat informan kunci dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu minimal telah berdinas selama 4 tahun dan setiap informan mewakili satu pangkat yang ada sehingga terdapat perbedaan pengalaman selama berdinas. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Setelah melalui proses data collection, data reduction, data display dan conclusion drawing, ditemukanlah detail konsep diri positif polwan yang ditandai dengan lima hal, yaitu yakin dengan kemampuan dirinya, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, memahami bahwa setiap orang memiliki pendapat yang berbeda dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri. Pada komunikasi interpersonal, konsep diri positif dibutuhkan untuk mengasah kemampuan komunikasi informan baik saat berdinas maupun dalam kehidupan sehari-hari dan mengambil peran penting dalam kepercayaan diri informan untuk mengambil peluang pengalaman mengasah kemampuan interpersonalnya agar lebih baik. Peneliti juga mendapatkan empat belas makna simbolis yang dikemas melalui pengalaman dan hasil pemikiran murni polwan.Kata Kunci: konsep diri; makna simbolis; polwan.
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SEBAGAI ALAT UNTUK PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN ANGGOTA KOMUNITAS RIOT BANDUNG Glenn Petroliunanda; Maylanny Christin
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 01 (2021): FEBRUARI 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i01.4397

Abstract

AbstrakKomunitas Running Is Our Therapy atau biasa disebut komunitas RIOT adalah sebuah komunitas yang menghimpun orang-orang yang memiliki minat pada olahraga lari. Komunitas RIOT Bandung memiliki harapan bahwa dalam komunitas dapat terjadi komunikasi yang cair, berbaur, akrab, dan non formal sehingga dapat merangkul anggota tanpa batasan. Namun, fenomena yang saat ini terjadi yaitu anggota yang baru bergabung memiliki keraguan untuk bergabung dengan komunitas RIOT Bandung karena ketidakpastian dan keraguan untuk bergabung yang dialaminya. Hal tersebut menjadi tantangan bagi komunitas RIOT Bandung untuk melakukan komunikasi antarpribadi dengan anggota baru yang masih mengalami ketidakpastian, kekhawatiran, dan keraguan untuk mau bergabung dengan Komunitas RIOT Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi digunakan sebagai alat untuk pengurangan ketidakpastian anggota komunitas RIOT Bandung. Penelitian ini dikaji dengan menggunakan teori komunikasi antarpribadi dan teori pengurangan ketidakpastian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi pada anggota komunitas RIOT Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Hasil yang peneliti dapatkan yaitu komunikasi antarpribadi yang dilakukan komunitas RIOT Bandung merupakan komunikasi antarpribadi yang nonformal dan membaur, bersifat apresiatif dan suportif, yang bertujuan agar dapat mengurangi ketidakpastian antar anggotanya. Komunikasi antarpribadi dinilai efektif dalam mengurangi ketidakpastian antar anggota. Kesimpulan dari penelitian ini, komunikasi antarpribadi yang dilakukan komunitas RIOT Bandung dinilai efektif untuk mengurangi ketidakpastian antar anggota, dan dinilai memiliki dampak yang besar dalam hubungan antar anggota komunitas. Komunikasi antarpribadi juga dinilai dapat membangkitkan semangat anggota komunitas karena merasa diberi dukungan oleh komunitas, sehingga anggota dapat merasa nyaman, diterima, dan dianggap oleh komunitas RIOT Bandung. Kata Kunci: Komunikasi antarpribadi; Komunitas RIOT Bandung; Kualitatif; Pengurangan ketidakpastian; Studi fenomenologi.
Efektivitas Teknik Pembelajaran Paired Storytelling Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Intan Nur Azis; Maylanny Christin
Jurnal Politikom Indonesiana Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Politikom Indonesiana
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/jpi.v4i2.3242

Abstract

Anak-anak di Panti Asuhan Bayi Sehat Bandung memiliki perilaku tidak baik. Oleh karena itu perlunya tindakan agar kebiasaan tersebut bisa dihilangkan. Penanaman pembelajaran terhadap anak, baik dilakukan pada saat usia dini. Fadhillah (2012) mengungkapkan cara pembelajaran yang efektif adalah dengan bercerita. Teknik khusus dalam bercerita agar lebih menyenangkan adalah  Paired Storytelling. Dalam bercerita ada hal yang mesti anak kuasai yakni keterampilan menyimak. Berdasarkan data yang diteliti, tingkat korupsi di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia, maka dalam penelitian ini akan dilakukan perlakuan yaitu  mendongeng terhadap anak, dengan bertemakan korupsi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Quasi Eksperimen dengan desain Intact Group Comparisme. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tes dan dokumentasi. Teknis analisis data dengan cara uji validitas, uji reabilitas dan uji normalitas. Untuk uji hipotesis menggunakan Uji Paired Sample T Test. Hasil penelitian menunjukan data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil nilai uji paired sample t test adalah 0,19, itu berarti bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar  0,19 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam keterampilan menyimak cerita anak usia dini di Panti Asuhan Bayi Sehat Bandung Artinya Ho diterima dan Ha ditolak.Kata Kunci: Teknik Paired Storytelling, Quasi Eksperimen, Intact Group Comparisme.
STUDI ETNOGRAFI PADA GURINDAM 12 SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL MASYARAKAT MELAYU KOTATANJUNGPINANG Endang Rahayu; Maylanny Christin
Media Nusantara Vol 15, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Media Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.839 KB) | DOI: 10.30999/medinus.v15i1.578

Abstract

Gurindam 12 is an old poem written and originated from the island of Penyengat,Riau Islands. Gurindam is made by a writer named Raja Ali Haji. Gurindamcontains a simple and rhythmic sentence. The presentation of Gurindam 12 isdone through poetry. Gurindam contains about life advice or instructions aboutworship, the obligation of children to parents, the task of parents to children,Character and social life. Gurindam is preserved and archived in Tanjungpinangcity. In addition, various ways are also done by people in the city of Tanjungpinang to maintain the existence of Gurindam 12. Therefore, the study was conducted in Tanjungpinang city. Furthermore, Gurindam 12 is the Traditional Communication Media used by Malays in Tanjungpinang, Riau Islands. This research intends to explain how this Gurindam can be made CommunicationMedia for Malay society. In this study, research method used is the method ofCommunication Ethnography with Constructivist paradigm. Then, the dataobtained through the results of in-depth interview with a humanist, the winnerof Gurindam race 12, high school students and junior high school students. Inaddition, other data were obtained through participant observation. The data istested by using triangulation data. Then the data results are analyzed by using data reduction, the presentation of data is made in the form of description. The result of this research is that Gurindam 12 is an important communication media in Malay society because Gurindam is an old poem that is preserved. Gurindam 12 in the Malay is Traditional Communication Form Gurindam 12 is the Sound of Poems which is the sound or tone, created to support the message delivered Gurindam. Gurindam is also a Traditional Communication Media because the content of Gurindam is hereditary advice that can be used as a life guide. Gurindam 12 is a culture that must be preserved for its sustainability in Malay society.
Sara Mills Model Critical Discourse Analysis on the Peaky Blinders Serial Evira Ayustin; Maylanny Christin
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 3 (2022): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i3.6644

Abstract

The research entitled Critical Discourse Analysis of Sara Mills Model in Peaky Blinders Serial (Case Study of Gender in Audio Visual Media) was conducted on the object of research in the form of audiovisual media as part of the communication media. This study seeks to examine gender issues in the form of discrimination against women which is shown in the Peaky Blinders series which is a text. Peaky Blinders is a drama series from England which is currently finished until season 6 breaths of air on the BBC and Netflix. The drama series was directed by Otto Brust with the main character Cillian Murphy. The researcher conducted this research based on the dominance of patriarchal culture and the series Peaky Blinders which is a crime drama genre featuring several scenes of resistance to patriarchal culture performed by several female characters. Researchers conducted research using a critical discourse analysis approach Sara Mills model. Sara Mills' discourse analysis model is often known as feminist stylistic in linguistic studies because it focuses on examining women's discourse from the perspective of feminism. Sara Mills' approach focuses on the position of the actor in a text which in this study is a film. Based on the critical discourse analysis of the Sara Mills model, the researcher conducted a study of the Peaky Blinders series by dividing it into discrimination against women in the position of the subject (who tells the story), discrimination against women in the position of the object (which is told), and discrimination against women in the position of the audience. In addition, researchers also provide identification of forms of discrimination against women shown in the Peaky Blinders series. The research was conducted by observing the Peaky Blinders series and then reducing the data in the form of a set of scenes to scenes to facilitate research, presenting data with tables, and conclusion drawings with narrative descriptions of the data displayed, then analyzed using triangulation of data sources. 
ANALISIS WACANA KRITIS MODEL SARA MILLS PADA SERIAL PEAKY BLINDERS (ANALISIS GENDER PADA MEDIA AUDIO VISUAL) Evira Ayustin; Maylanny Christin
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i3.2388

Abstract

Penelitian ini berusaha mengkaji isu gender berupa diskriminasi terhadap perempuan yang ditampilkan dalam serial Peaky Blinders yang berupa teks. Peaky Blinders adalah serial drama dari Inggris yang saat ini tamat hingga season 6 mengudara di BBC dan Netflix. Serial drama ini disutradarai oleh Otto Brust dengan pemeran utama Cillian Murphy. Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis model Sara Mills. Model analisis wacana Sara Mills sering dikenal sebagai stilistika feminis dalam kajian linguistik karena berfokus mengkaji wacana perempuan dari perspektif feminisme. Pendekatan Sara Mills berfokus pada posisi aktor dalam sebuah teks yang dalam penelitian ini adalah sebuah film. Berdasarkan analisis wacana kritis model Sara Mills, peneliti melakukan kajian terhadap serial Peaky Blinders dengan membaginya menjadi diskriminasi terhadap perempuan di posisi subjek (yang bercerita), diskriminasi terhadap perempuan di posisi subjek. objek (yang diceritakan), dan diskriminasi terhadap perempuan dalam posisi penonton. Selain itu, peneliti juga memberikan identifikasi bentuk-bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang ditampilkan dalam serial Peaky Blinders. Penelitian dilakukan dengan mengamati serial Peaky Blinders kemudian mereduksi data berupa kumpulan adegan menjadi adegan untuk mempermudah penelitian, menyajikan data dengan tabel, dan penarikan kesimpulan dengan deskripsi naratif dari data yang ditampilkan, kemudian dianalisis menggunakan triangulasi sumber data.
FIGHTING THE DISINFODEMIC: FACT- CHECKING MANAGEMENT OF HOAX COVID-19 IN INDONESIA Dasrun Hidayat; Acep Rohendi; Deri Hanafy D; Maylanny Christin; Nur'aeni Nur'aeni
Profetik: Jurnal Komunikasi Vol 15, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/pjk.v15i2.1996

Abstract

Indonesia was currently fighting disinfodemic COVID-19. During this situation, several hoaxes related to COVID-19 were circulating. Of course, the hoax news makes people even more worried and afraid. One way to prove the facts in that news is through a fact-checking system. This system is intended to check facts and verify information so that the truth can be identified. Fact-checking needs to be known by the public to suppress the spread of hoax news, especially related to the circulation of COVID-19 in Indonesia. Based on this phenomenon, the purpose of this study is to determine the informants’ experience related to the fact-checking process. The study informant referred to Mafindo, an internationally licensed fact-checking agency. To answer the objective of the research, the researcher used an ethnographic study of public relations with a qualitative approach. The ethnographic study of public relations focuses on examining communication activity planning using analysis units of Insight, Strategic Program, Program Implementation, Action, and Reputation or the IPPAR Model. The results of this study indicate that the Mafindo fact checker interprets the fact-checking for COVID-19 news as important, to reduce public concerns. The lack of reference sources to be used as data and evidence of hoax news becomes a challenge when doing fact-checking. The fact-checking phases include data collection, sorting, analyzing, and checking the results before publishing them to the public. The discussion is an effort to maintain the credibility of the results, image, and reputation of the fact-checker institution.
Strategi Komunikasi Pemasaran Brand Kopi Sabin Banjarnegara dalam Mempertahankan Loyalitas di Masa Pandemi Rahmamia Anggitasari; Maylanny Christin
SEIKO : Journal of Management & Business Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : Program Pascasarjana STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/sejaman.v4i3.2505

Abstract

Abstrak Penelitian ini menggunakan teknik analisis dengan konsep Miles dan Huberman. Miles dan Huberman telah menunjukkan bahwa teknik analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus pada semua tahapan penelitian sampai penelitian selesai. Subjek penelitian merupakan informan yang dipercaya menjadi narasumber atau sumber informasi yang akan memberikan informasi secara akurat untuk melengkapi data penelitian. Pada penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian yaitu Owner Marketing dan Restaurant Manager Kopi Sabin. hasil penelitian yang dilakukan di Kopi Sabin Banjarnegara mengenai strategi komunikasi pemasaran dalam mempertahankan loyalitas di masa pandemi, maka dapat disimpulkan bahwa Kopi Sabin Banjarnegara dalam mempromosikan produknya sudah menggunakan dua strategi efektif yaitu strategi pesan dan strategi media yang dijalankan berdasarkan model bauran komunikasi (advertising, sales promotion, event and experience, direct marketing, interactive marketing, word of mouth marketing and personal selling) yang telah mencapai loyalitas konsumen. Konsumen merekomendasikan produk kepada yang lain melalui kegiatan words of mouth yang merupakan elemen komunikasi yang paling efektif dalam mempertahankan loyalitas dan yang terakhir konsumen menunjukkan kekebalan dari produk pesaing dapat dipengaruhi oleh personal selling dan event & experience menurut loyal customer client dan advocates. Kata Kunci: Komunikasi Pemasaran, Brand image, Loyalitas, Pandemi