Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMANFAATAN BAHAN ALAM SEBAGAI SKRINING AWAL ZAT ADITIF UNTUK MENJAMIN PRODUK YANG SEHAT DAN HIGIENIS Pramana, Galih Adi; Dyahariesti, Niken; Karminingtyas, Sikni Retno
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Makanan yang sehat sangat diperlukan untuk kesehatan. Faktor kesehatan sering kali terabaikan ketika seseorang memilih makanan dan minuman dan cenderung memilih berdasarkan tampilannya seperti warna yang menarik ataupun  tekstur yang memikat. Program pengabdian  masyarakat dilakukan  di  RW IX, Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2019. Tujuan: Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat cara mengindentifikasi adanya zat aditif (pewarna dan pengawet) dengan memanfaatkan bahan alam. Metode: Metode yang digunakan yaitu penyuluhan dan pelatihan   kepada kader posyandu dan ibu rumah  tangga. Program ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama meliputi kegiatan survey lokasi dan koordinasi, tahap kedua meliputi kegiatan pemberian materi sesuai dengan subtema dan monitoring awal (pretest) dan tahap yang ketiga meliputi evaluasi (postest). Hasil:  Dari  kegiatan ini diperoleh hasil bahwa masyarakat banyak yang belum dapat membedakan makanan dan minuman yang mengandung zat aditif berbahaya, tetapi dengan adanya pelatihan ini  pengetahuan masyarakat mengenai zat aditif (pewarna dan pengawet) berbahaya pada makanan dan minuman sudah ada peningkatan dengan adanya perbaikan hasil postest dibandingkan dengan hasil pretest. Kesimpulan: Adanya peningkatan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat dalam mengidentifikasi zat aditif (pewarna dan pengawet)  dalam makanan dan minuman dengan memanfaatkan bahan alam.
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) Sikni Retno Karminingtyas; Dian Oktianti; Nova Hasani Furdiyanti
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 2, No 1 ( Mei 2018) : Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.684 KB) | DOI: 10.31596/cjp.v2i1.14

Abstract

Bedah sesar (Sectio Caesarea) adalah melahirkan janin melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Wanita yang melakukan persalinan secara bedah sesar memiliki risiko infeksi lebih besar 5-20 kali lipat dibandingkan persalinan normal. Di Indonesia prevalensi bedah sesar meningkat setiap tahunnya, semakin banyak biaya yang dikeluarkan oleh pasien bedah sesar di rumah sakit yang berhubungan dengan biaya medik langsung. Mengetahui gambaran penggunaan antibiotik profilaksis, keefektifan antibiotik profilaksis dan biaya medik langsung pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2016. Penelitian dilakukan secara non eksperimental (observasional), menggunakan metode deskriptif dan data diperoleh dari rekam medik secara retrospektif. Data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 87 pasien dengan metode pengambilan data secara purposive sampling. Analisis data meliputi karakteristik pasien berdasarkan umur, lama perawatan, kondisi keluar rumah sakit, gambaran penggunaan antibiotik profilaksis, keefektifan antibiotik profilaksis yang dinilai dari nilai leukosit, dan suhu tubuh pasien pasca operasi serta biaya medik langsung. Hasil penelitian menunjukkan dari 87 pasien yang diteliti paling banyak terjadi pada umur 20-35 tahun (75,86%), lama perawatan 5 hari (67,82%), dan kondisi keluar rumah sakit dengan status perbaikan (100%). Antibiotik profilaksis yang digunakan adalah Sefotaksim (66,67%), Sefuroksim (32,18%), dan Sefazolin (1,15%). Keefektifan penggunaan antibiotik profilaksis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2016 yakni 100% efektif. Rata-rata biaya medik langsung pada perawatan kelas I sebesar Rp.10.425.014,00, kelas II sebesar Rp. 8.806.403,00 dan kelas III sebesar Rp. 8.733.429,00. Berdasarkan penelitian penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2016 adalah 100% efektif. Rata-rata biaya medik langsung pada perawatan kelas I, II dan III berbeda. Kata kunci      : antibiotik profilaksis, bedah sesar, keefektifan, analisis biaya
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ASMA PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005 Satibi Satibi; Sikni Retno Karminingtyas
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.085 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24043

Abstract

Menurut Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001, penyakit saluran nafas merupakan penyakit penyebab kematian kedua di Indonesia setelah penyakit gangguan pembuluh darah. Di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, asma merupakan penyakit yang menduduki peringkat kelima setelah diabetes melitus, hipertensi, gagal jantung, dan tumor payudara. Asma merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan episode bronkokonstriksi akut yang menyebabkan pernapasan yang singkat, batuk, sesak napas, mengi dan pernapasan yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat, mengevaluasi penggunaan obat asma, serta mengevaluasi keberhasilan pengobatan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif nonanalitik dengan pengambilan data secara retrospektif. Subyek Penelitian adalah pasien asma RS Dr Sarjito tahun 2005, sebanyak 67 subyek penelitian, kemudian dilakukan analisis untuk memperoleh gambaran pola penggunaan obat, evaluasi penggunaan obat, dan evaluasi keberhasilan pengobatan. Evaluasi penggunaan obat dilihat dari tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis, dibandingkan dengan standar pelayanan medis RSUP Dr.Sardjito tahun 2000 dan guidelines dari The National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP, 1997). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa obat antiasma yang paling banyak digunakan adalah golongan kortikosteroid. Evaluasi penggunaan obat asma menunjukkan 97,01% tepat indikasi, 56,72% tepat pasien, 91,43% tepat obat dan 90,77% tepat dosis. Evaluasi keberhasilan pengobatan menunjukkan sebagian besar pasien pulang dalam keadaan sembuh 29 pasien (43,28%) dan membaik 30 pasien (44,12%), sedangkan lama rawat inap sebagian besar pasien adalah 1-5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan asma dapat dikatakan berhasil.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT DESA KOTA AGUNG KECAMATAN SELUMA TIMUR Feby Pramadita; Sikni Rekno Karminigtyas
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 7 No 1 (2022): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antibiotik merupakan obat yang seringkali digunakan sebagai terapi pada infeksi. Ketidaktepatan penggunaan antibiotik pada masyarakat tentunya akan menimbulkan dampak, salah satunya adalah permasalahan resistensi pada antibiotik. Pemahaman masyarakat terkait penggunaan antibiotik masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan dan hubungan karakteristik masyarakat Desa Kota Agung Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma Bengkulu terhadap pengetahuan penggunaan obat antibiotik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskriptif dengan metode prospektif menggunakan kuesioner. Sampel penelitian yaitu bagian dari masyarakat Desa Kota Agung Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma Bengkulu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja pada responden yang memenuhi persyaratan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 165 responden. Analisa data menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian ini tingkat pengetahuan antibiotik sebanyak 108 responden (65,45%) mempunyai pengetahuan cukup. Responden yang termasuk ke dalam kategori kurang sebesar 30 responden (18,18%) dan 27 responden (16,36%) memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji chi square usia dan jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan antibiotik didapatkan nilai p sebesar 0,88, sedangkan pendidikan dan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan antibiotik didapatkan nilai p sebesar 0,001. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan antibiotik sebanyak 108 responden (65,45%) mempunyai pengetahuan cukup dan terdapat hubungan karakteristik responden yaitu pendidikan terakhir dan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan penggunaan obat antibiotik.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT DESA KOTA AGUNG KECAMATAN SELUMA TIMUR Feby Pramadita; Sikni Retno Karminingtyas
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 7 No 2 (2022): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56350/jafp.v7i2.81

Abstract

Abstrak Antibiotik merupakan obat yang seringkali digunakan sebagai terapi pada infeksi. Ketidaktepatan penggunaan antibiotik pada masyarakat tentunya akan menimbulkan dampak, salah satunya adalah permasalahan resistensi pada antibiotik. Pemahaman masyarakat terkait penggunaan antibiotik masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan dan hubungan karakteristik masyarakat Desa Kota Agung Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma Bengkulu terhadap pengetahuan penggunaan obat antibiotik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskriptif dengan metode prospektif menggunakan kuesioner. Sampel penelitian yaitu bagian dari masyarakat Desa Kota Agung Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma Bengkulu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja pada responden yang memenuhi persyaratan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 165 responden. Analisa data menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian ini tingkat pengetahuan antibiotik sebanyak 108 responden (65,45%) mempunyai pengetahuan cukup. Responden yang termasuk ke dalam kategori kurang sebesar 30 responden (18,18%) dan 27 responden (16,36%) memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji chi square usia dan jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan antibiotik didapatkan nilai p sebesar 0,88, sedangkan pendidikan dan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan antibiotik didapatkan nilai p sebesar 0,001. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan antibiotik sebanyak 108 responden (65,45%) mempunyai pengetahuan cukup dan terdapat hubungan karakteristik responden yaitu pendidikan terakhir dan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan penggunaan obat antibiotik.
Evaluasi Waktu Tunggu Pelayanan Resep BPJS dan Non BPJS di Instalasi Farmasi Rumah Sakit: Evaluation of Waiting Time For BPJS and Non BPJS Prescription Services in Hospital Pharmaceutical Installation Sikni Retno Karminingtyas; Rawandi; Meina Istiharyani
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.176

Abstract

One of the clinical pharmacy services is assessment and prescription services. Reviewing and servicing prescriptions is a series of activities in the preparation of drugs (dispensing) which includes acceptance, review of prescriptions, inspection of product availability, preparation of pharmaceutical preparations, drug review, and delivery accompanied by the provision of information. The purpose of this study was to determine the suitability of waiting times for BPJS and Non BPJS prescription services for outpatients at the pharmacy installation of dr.Murjani Hospital and Pratama Parenggean Hospital. This study used an observational research research design with descriptive analysis in the form of recording prescriptions and waiting times for prescription services. The sample of this study is part of the outpatient prescriptions for BPJS and non BPJS patients who meet the inclusion and exclusion criteria with a total of 100 prescriptions each. The data were analyzed descriptively and statistical test t-test to determine the difference in waiting time for prescription services. The results of this study show that the average waiting time for concoction and non-concoction prescription services, both BPJS and non-BPJS, is 33.29 minutes for concoction recipes and 15.38 minutes for non-concoctions. This is in accordance with the minimum service standards based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 129/Menkes/SK/II/2008. There is a significant difference in the waiting time for concoction and non-concoction recipes with a significance value of 0.000. It can be concluded that the waiting time for BPJS and Non BPJS prescription services for outpatients at the pharmacy installation of dr.Murjani Hospital and Parenggean Pratama Hospital is up to standard. ABSTRAKPelayanan farmasi klinik salah satunya adalah adalah pengkajian dan pelayanan resep. Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam penyiapan obat (dispensing) yang meliputi penerimaan, pengkajian resep, pemeriksaan ketersediaan produk, penyiapan sediaan farmasi, telaah obat, dan penyerahan disertai pemberian informasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian waktu tunggu pelayanan resep BPJS dan Non BPJS pada pasien rawat jalan di instalasi farmasi RSUD dr.Murjani dan Rumah Sakit Pratama Parenggean. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian penelitian observasional dengan analisis deskriptif yaitu berupa pencatatan resep dan waktu tunggu pelayanan resep. Sampel penelitian ini yaitu sebagian dari resep rawat jalan pasien BPJS maupun non BPJS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah masing-masing 100 resep. Data dianalisa secara deskriptif dan uji statistik t-test untuk mengetahui perbedaan waktu tunggu pelayanan resep. Hasil penelitian di instalasi farmasi RSUD dr.Murjani dan Rumah Sakit Pratama Parenggean bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan baik itu BPJS maupun non BPJS yaitu resep racikan 33,29 menit dan non racikan 15,38 menit. Hal ini telah sesuai standar pelayanan minimal berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal waktu tunggu resep racikan dan non racikan dengan nilai signifikansi 0,000. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu pelayanan resep BPJS dan Non BPJS pada pasien rawat jalan di instalasi farmasi RSUD dr.Murjani dan Rumah Sakit Pratama Parenggean sudah sesuai standar.
Pengaruh Pemberian Informasi Obat Dengan Media Video Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Di Ungaran Dian Oktianti; Nova Hasani Furdiyanti; Sikni Retno Karminingtyas
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.642 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v2i2.268

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi satu prioritas masalah  kesehatan  di  Indonesia  maupun  di  dunia. penyakit hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti dapat menyebabkan oklusi arteri, cedera iskemik dan stroke sebagai komplikasi  jangka  panjang. Maka diperlukannya pemahaman oleh pasien tentang instruksi pengobatan dan peningkatan kepatuhan pasien melalui pemberian informasi obat dengan media video. Penelitian dilakukan secara prospektif dengan pretest-posttest design dan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 40 orang. Data dianalisis menggunakan uji t-berpasangan. Hasil penelitian di Puskesmas Lerep menunjukkan kepatuhan sebelum intervensi kategori sedang 60%, kategori rendah 35% dan kategori tinggi 5%. Kepatuhan sesudah intervensi kategori sedang 20%, kategori rendah 0% dan kategori tinggi 80%. Nilai signifikansi uji t berpasangan yaitu 0,000 (<0,05). Hasil penelitian di Klinik Gracia kepatuhan pasien sebelum intervensi adalah rendah (20%), sedang (55%), dan tinggi (25%), setelah intervensi terjadi peningkatan kepatuhan yaitu rendah (5%), sedang (5%) dan tinggi (90%). Nilai signifikasi uji t-berpasangan dalam penelitian ini yaitu 0,000 < 0,05. Tingkat kepatuhan untuk uji pill count terdiri atas dua kategori yaitu patuh (kepatuhan≥80%) dan tidak patuh (kepatuhan<80%). Seluruh responden, baik pada Puskesmas Lerep maupun Klinik Gracia menunjukkan skor kepatuhan ≥80%, termasuk kategori patuh. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyuluhan dengan media video dapat meningkatkan kepatuhan minum obat hipertensi di puskesmas Lerep dan Klinik Gracia.Kata Kunci : Hipertensi, Media Video, Kepatuhan Minum Obat, MMASHypertension is a chronic disease which is a priority health problem in Indonesia and in the world. Hypertension can cause complications such as can cause arterial occlusion, ischemic injury and stroke as long-term complications. Then there is a need to increase patient compliance by using video to provide drug information in order to increase patient’s understanding. The study was conducted prospectively with pretest-posttest design using cross sectional design. Forty sample was chosen by purposive sampling method. Data were analyzed using paired t-test. The results at Lerep Health Centre showed that the patient’s compliance before the intervention was categorized as moderate (60%), the low (35%) and high (5%). After the intervention, the moderate group was down to 20%, low was down to 0%, and the high group was increased to 80%. The significance value of paired t-test is 0,000 (<0.05). Research results at Gracia Clinic showed that patient’s compliance before intervention was low (20%), moderate (55%), and high (25%), and after intervention there was an increase in patient’s compliance that was low (5%), moderate (5%) and high (90 %). The significance value of paired t-test in this study is 0,000 <0.05. The level of adherence to the pill count test consists of two categories: adherence (80% adherence) and non-adherence (adherence <80%). All respondents, both at the Lerep Health Center and the Gracia Clinic showed a compliance score of ≥80%, including the compliance category. Counseling using video could improve compliance with taking hypertension medication at the Lerep health center and Gracia Clinic.Keywords: Hypertension, Video, Medication Compliance, MMAS
Pengaruh Sediaan Gel Dan Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera Lamk) Terhadap Penurunan Luas Luka Bakar Pada Tikus Agitya Resti Erwiyani; Dedi Haswan; Andre Agasi; Sikni Retno Karminingtyas
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.137 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v3i2.666

Abstract

                                               ABSTRAKLuka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan organik lainnya terutama disebabkan oleh panas atau karena radiasi, radioaktivitas, listrik, gesekan atau kontak dengan bahan kimia. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam mengobati luka bakar adalah kelor. Daun kelor mengandung metabolit sekunder meliputi flavonoid, saponin dan tannin yang dapat menurunkan luas luka bakar.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh sediaan gel dan krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lamk) terhadap penurunan luas luka bakar tikus putih. Metode pada penelitian ini merupakan penelitian eksperimetal dengan rancangan post test control group design. Tikus putih jantan sebanyak 45 ekor dikelompokkan  menjadi 9 kelompok, yaitu kelompok negatif (basis gel dan basis krim), kontrol positif (Bioplacenton), dan 6 kelompok perlakuan sediaan krim dan gel yang mengandung ekstrak etanol daun kelor dengan konsentrasi 5% b/v, 10% b/v dan 15% b/v. Pengukuran diameter luka dilakukan setiap hari selama 7 hari, selanjutnya dihitung penurunan luas luka bakar. Hasil pada sediaan krim dan gel ekstrak etanol daun kelor memenuhi persyaratan dalam uji homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat viskositas dan uji dipercepat. Sediaan krim menghasilkan efek penurunan luas luka lebih baik dibandingkan sediaan gel. Efektivitas paling besar pada sediaan krim ekstrak etanol daun kelor 15% b/v dengan penurunan luas diameter sebanding dengan kelompok kontrol positif.Simpulan penelitian ini sediaan krim mempunyai aktivitas penurunan luas luka bakar lebih tinggi dibandingkan sediaan gel.Kata kunci : gel, krim, daun kelor, Moringa oleifera, luka bakar ABSTRACTBurns are injuries on the skin or other organic tissues mainly due to heat or due to radiation, radioactivity electricity, friction or contact with chemicals. One of the medicinal plants that can be used is Moringa plants. Moringa leaves have flavonoid, saponin an tanin which can be used to reduce the extent of burn. This study aims to evaluated the effect of Moringa leaf extract gel  on the decrease in the extent of burns in white rats.  This research is experimental study with post test control group design. 45 male white rats were divided into 9 groups, namely negative control (gel and cream based), positive control (Bioplacenton), and 6 groups of gel and cream dosage forms containing  ethanolic extract of Moringa leaves with a concentration of 5% w/v, 10% w/v and 15% w/v. Measurement of wound diameter is carried out every day for 7 days, then the reduction in burn area was calculated. Result the cream and gel dosage forms of the ethanolic extract of Moringa leaves have the requirement in the homogeneity, pH, dispersion, viscosity adhesion, and accelerated test. Cream have better effect on reducing the area of the wound than gel dosage form. Moringa leave 15% w/v have greatest effectiveness comparable to the positive control group.  Conclusion : cream dosage form have a higher burn reduction activity than gel dosage form. Keywords : Gel, Moringa leaves, Moringa oleifera,  Burns
Gambaran Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Covid-19 di Instansi Pemerintah Sikni Retno Karminingtyas; Dian Oktianti; Novanita Puspa Kencana; Maulida Hayati
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.058 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v4i1.975

Abstract

Covid-19 merupakan penyakit infeksi virus yang sangat menular dan disebabkan oleh SARS-CoV-2. Berdasarkan data per tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 414.179 dengan 18.440 kematian. Indonesia melaporkan kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 8607 kasus pada 26 April 2020. Salah satu cara pencegahan dari penyakit ini dengan melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat dan Covid-19. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek dalam penelitian ini pegawai kantor BKSDA Jawa Tengah berjumlah 64 orang dan pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara berjumlah 51 orang. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dalam aplikasi google form. Analisa data menggunakan deskriptif meliputi tingkat pengetahuan PHBS dan Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak di kantor BKSDA berumur 46-55 tahun sebanyak 24 (37,4%) responden dan di dinas kesehatan responden terbanyak berumur 26-35 tahun sebanyak 23 (45,1%) responden. Berdasarkan jenis kelamin responden di kantor BKSDA terbanyak adalah laki-laki sebanyak 36 (56,2%) dan di dinas kesehatan jenis adalah perempuan sebanyak 33 (64,7%). Berdasarakan tingkat pendidikan, responden terbanyak di kantor BKSDA berpendidikan S1/S2/S3 sebanyak 40 (62,4%) dan di dinas kesehatan sebanyak 32 (62,4%). Tingkat pengetahuan PHBS di kantor BKSDA dengan nilai 84,2% dan di dinas kesehatan didapatkan nilai 88,45%. Tingkat pengetahuan tentang Covid-19 di kantor BKSDA dengan nilai 75,52% dan di dinas kesehatan dengan nilai 76,37%. Simpulan penelitian ini tingkat pengetahuan PHBS dan Covid-19 di kantor BKSDA dan dinas kesehatan kategori baik dengan nilai lebih dari 75%.Kata kunci: pengetahuan, PHBS, covid-19Covid-19 is a highly contagious viral infectious disease caused by SARS-CoV-2. Based on data as of March 25, 2020, the total number of confirmed cases was 414,179 with 18,440 deaths. Indonesia reported 8607 confirmed cases of Covid-19 on April 26, 2020. One way to prevent this disease is by implementing a Clean and Healthy Lifestyle (PHBS). This study aims to determine the level of knowledge of clean and healthy living habits and Covid-19. The research design used analytic descriptive with cross sectional approach. The subjects in this study were 64 employees of the Central Java BKSDA office and 51 employees of the North Hulu Sungai District Health Office. This research was conducted by distributing questionnaires in the google form application. Data analysis using descriptive includes the level of knowledge of PHBS and Covid-19. The results showed that most respondents were in the BKSDA office aged 46-55 years as many as 24 (37.4%) respondents and in the health office the most respondents were 26-35 years old as many as 23 (45.1%) respondents. Based on the sex of the respondents in the BKSDA office, 36 (56.2%) were male and 33 (64.7%) were female. Based on the level of education, the largest number of respondents in the BKSDA office have a S1 / S2 / S3 education as many as 40 (62.4%) and at the health office as much as 32 (62.4%). The level of knowledge of PHBS in the BKSDA office with a value of 84.2% and in the health department obtained a value of 88.45%. The level of knowledge about Covid-19 at the BKSDA office with a value of 75.52% and at the health office with a value of 76.37%. The conclusion of this research is that the knowledge level of PHBS and Covid-19 in the BKSDA office and the health service is in a good category with a value of more than 75%.Keywords: knowledge, PHBS, covid-19
Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19 dan Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Siti Hidayati Mukhlis; Sikni Retno Karminingtyas
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.841 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v4i2.1301

Abstract

Covid-19 merupakan penyakit infeksi pernafasan yang disebabkan oleh SARS-COV2. Pandemi Covid-19 dianggap sebagai bencana kesehatan global yang paling krusial pada abad ini dan tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia sejak Perang Dunia ke-2. Jumlah kasus di Indonesia terus meningkat setiap hari dan mengakibatkan ancaman bagi masyarakat dalam hal kesehatan, ekonomi, dan sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 dan perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19 di Desa Montong Beter Kecamatan Sakra Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional Study. Jumlah sampel 100 responden dengan metode pengambilan consecutive sampling  menggunakan kuesioner google form dan disebarkan melalui WhatsApp. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat dalam kategori baik yaitu sebanyak 85 responden (85%). Perilaku masyarakat Desa Montong Beter di masa pandemi Covid-19 terkait upaya dalam pencegahannya dalam kategori cukup baik yaitu sebesar 54 responden (54%). Uji gamma diperoleh nilai p 0,005 (sig <0,05) dan koefisien korelasi 0,657 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan masyarakat dengan perilaku pencegahan Covid-19. Simpulan penelitian ini pengetahuan masyarakat dalam kategori baik, sedangkan perilaku masyarakat dalam kategori cukup baik dan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan Covid-19.