Claim Missing Document
Check
Articles

Sinergitas Aktor Pentahelix dalam Pembangunan Inklusif Pada Sektor Pariwisata Berbasis Agrowisata Kampoeng Kopi Fitria Lestari; Dian Kagungan; Intan Fitri Meutia
Jurnal Administrativa Vol 4 No 1 (2022): Administrativa: Jurnal Birokrasi, Kebijakan dan Pelayanan Publik
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administrativa.v4i1.111

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan daerah maupun pembangunan nasional. Saat ini pembangunan pada sektor pariwisata mayoritas hanya mengedepankan pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang tidak jarang menimbulkan dampak negatif untuk lingkungan maupun untuk masyarakat. Pembangunan inklusif merupakan solusi dari permasalahan tersebut, sebab pembangunan inklusif berorientasi pada pemerataan hak dengan melibatkan seluruh entitas masyarakat dalam pelaksanaannya. Salah satu sektor pariwisata unggulan di Kabupaten Lampung Barat yaitu Agrowisata Kampoeng Kopi yang terletak di Pekon Rigis Jaya, Kecamatan Air Hitam. Pentahelix dipandang sebagai unsur yang memiliki pengaruh dan peran yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke agrowisata kampoeng kopi yang diharapkan akan memperkuat sinergi untuk mendorong program pemerintah pusat maupun daerah melalui pengelolaan destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sinergitas aktor pentahelix dalam pembangunan inklusif pada agrowisata kampoeng kopi serta menganalisis pola pembangunan inklusif pada agrowisata kampoeng kopi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, serta observasi. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, dapat disimpulkan bahwa indikator komunikasi telah berjalan dengan baik antar aktor pentahelix dalam pembangunan inklusif, namun indikator koordinasi belum berjalan secara optimal sebab aktor akademisi hanya melakukan koordinasi dengan masyarakat dan tidak melakukan koordinasi dengan aktor pentahelix lain dalam pembangunan inklusif pada pengembangan agrowisata kampoeng kopi. Indikator pembangunan inklusif sosial belum berjalan secara optimal dan inklusif ekonomi telah dilaksanakan dengan baik oleh aktor-aktor pentahelix.
Analisis Penyelesaian Sengketa Kepemilikan Lahan Antara Masyarakat Lokal Pekon Sukapura Dengan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (Studi Kasus: Kelurahan Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat) Dian Indrawati; Dian Kagungan; Simon Sumanjoyo Hutagalung
Jurnal Administrativa Vol 4 No 1 (2022): Administrativa: Jurnal Birokrasi, Kebijakan dan Pelayanan Publik
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administrativa.v4i1.117

Abstract

Kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar adalah tanah, karena secara langsung maupun tidak langsung hampir seluruh aktivitas manusia di muka bumi ini tidak bisa dipisahkan dengan tanah. Pada kehidupan masyarakat manusia tanah juga memiliki fungsi politik ekonomi, budaya, dan sosial tanpa terkecuali tanah hutan. Di Provinsi Lampung tanah banyak dibutuhkan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan baik untuk perorangan, badan hukum, maupun pemerintah daerah sehingga saat ini banyak konflik pertanahan yang timbul di beberapa Kabupaten di Provinsi Lampung termasuk konflik tanah transmigrasi. Salah satu konflik sengketa tanah transmigrasi yang terjadi di Provinsi Lampung adalah sengketa tanah yang terjadi di Pekon Sukapura tepatnya di Kabupaten Lampung Barat dikarenakan berubahnya peraturan mengenai kepemilikan lahan oleh pemerintah orde baru melalui kebijakan Tatat Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Penelitian ini akan menganalisis upaya penyelesaian sengketa dengan metode penyelesaian permasalahan sengketa jika dilihat dalam lingkup umum terbagi menjadi dua metode yakni litigasi (jalur pengadilan) dan non-litigasi (diluar pengadilan) kemudian mencari tahu hambatan penyelesaian sengketa untuk menjadi pedoman dalam usaha penyelesaian sengketa selanjutnya.
Sinergitas Pelaksanaan Program Smart Village Di Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Sangaji Maulana; Dian Kagungan; Ita Prihantika
Jurnal Administrativa Vol 4 No 1 (2022): Administrativa: Jurnal Birokrasi, Kebijakan dan Pelayanan Publik
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administrativa.v4i1.119

Abstract

Seiring dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, Pemerintah mulai melakukan pengembangan suatu inovasi kebijakan yang memanfaatkan teknologi yang bernama smart village. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Pelaksanaan program kegiatan smart village, 2). sinergitas pelaksanaan program smart village, dan 3) faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan sinergitas program smart village di Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang informan dan teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang ditemukan bahwa: 1) mengenai pelaksanaan program kegiatan smart village berdasarkan teori Herdiana (2019) dapat dikatakan baik karena Pemerintah Desa Hanura telah membuat program kegiatan yang mencakup pemerintah yang cerdas (smart government), masyarakat yang berpartisipasi (smart community), memanfaatkan lingkungan (smart environment). 2) mengenai sinergitas pelaksanaan program smart village berdasarkan teori Doctoroff (Dewi, 2020) dapat dikatakan sudah cukup baik dikarenakan baik dari Pemerintah Desa Hanura, masyarakat dan stakeholders sudah melakukan suatu hubungan berapa komunikasi, umpan balik, kepercayaan dan kreativitas dalam dari awal proses perencaanan hingga pelaksanaan program smart village. 3) mengenai faktor-faktor penghambat yang di temukan dalam sinergitas program smart village di Desa Hanura adalah 1. Sekelompok masyarakat yang masih mempertahankan cara pandang yang tidak mau maju dan 2. Keadaan yang masih pandemi covid-19.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN POTENSI UNGGULAN PARIWISATA KAMPOENG KOPI BAGI KELOMPOK SADAR WISATA DESA RIGIS JAYA KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN LAMPUNG BARAT Feni Rosalia; Dian Kagungan; Dodi Faedlulloh
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 10: Maret 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i10.1599

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan kemampuan kelembagaan kelompok sadar wisata melalui pendidikan pelatihan dan pendampingan dalam rangka pengembangan potensi unggulan pariwisata berbasis agrowisata di kampung kopi Rigis Jaya Kabupaten Lampung Barat. Metode yang digunakan: focus grup discussion, pendidikan dan pelatihan, pendampingan/advokasi dalam kegiatan pemberdayaan yang diharapkan terus berlanjut. Berdasarkan, hasil dan evaluasi kegiatan dapat disimpulkan kemampuan analisis peserta ini secara singkat dapat ditingkatkan terutama dalam aspek kognitif dan afektif. Secara kognitif rata-rata mengalami kenaikan tertinggi sekitar 40% dari kemampuan dasar peserta. Antusiasme dan semangat peserta pelatihan merupakan salah satu idikator bahwa pelaksanaan kegiatan bisa di katakan “berhasil” dan adanya keinginan untuk tetap dilanjutkan di tahun yang akan datang.
Pendidikan dan Pelatihan bagi Kaum Milenial sebagai Cross Cutting Interpreters dalam Pengembangan Desa Wisata Dian Kagungan; Yulia Neta; Feni Rosalia
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 3, No 3 (2022): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v3i3.301

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan kemampuan kaum millennial (kaum muda) sebagai cross cutting interpreters (kelompokyang mampu bertemu dan diterima oleh semua pemangku kepentingan pariwisata baik di internal desa wisata maupun dengan pihak eksternal, seperti wisatawan, pemerintah daerah, pihak swasta (investor) maupun kelompok kepentingan tertentu. Karena dapat diterima oleh semua pihak, kaum millenial juga memiliki peran sebagai sang penafsir (interpreter group), melalui pendidikan pelatihan dan pendampingan dalam rangka pengembangan potensi unggulan pariwisata berbasis agrowisata di kampung kopi Rigis Jaya Kabupaten Lampung Barat
Pelatihan Dasar Sumber Daya Manusia Kepariwisataan bagi Kelompok Sadar Wisata, Pemuda dan Karang Taruna (Goes To Digital Tourism) Dian Kagungan; Bambang Utoyo Sutiyoso; Rahayu Sulistiowati; Intan Fitri Meutia
Seandanan: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Seandanan: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/seandanan.v2i2.35

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Peningkatan kemampuan/skill bagi kelembagaan kelompok sadar wisata, pemuda dan karang taruna melalui pelatihan dan pendampingan dalam rangka pengembangan pariwisata berbasis digital (goes to digital tourism). Target Khusus yang akan di capai : pengembangan pariwisata melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat (pelatihan kemampuan SDM) yang pada akhirnya akan bermuara pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat lokal, metode yang digunakan: ceramah, focus grup discussion, pendampingan/advokasi. Lokasi kegiatan desa Rigis jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat. Peserta kegiatan ini berjumlah 20 orang meliputi: Kepala Desa beserta aparatur, ketua dan anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Rigis Jaya, anggota Pemuda, dan Karang taruna dan stakeholder yang concern terhadap peningkatan kemampuan SDM dalam rangka pengembangan pariwisata desa Rigis Jaya.
DEVELOPMENT POLICY INNOVATION IN INDONESIA: THE APPLICATION OF SMART RURAL FOR THE DEVELOPMENT OF TOURIST VILLAGES Dian Kagungan; Feni Rosalia
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 7, No 2 (2022): JWP (Jurnal Wacana Politik) October
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jwp.v7i2.40892

Abstract

The study of village development is currently popular in political and government discourse in Indonesia. The innovative steps in village development in Indonesia is the application of the smart rural concept. Smart rural is defined as a rural area that is built sustainably with a potential specialization approach, the use of technology, and a bottom-up planning process to improve the regional economy. Therefore, this study will try to look at the development of smart rural areas in Indonesia with focus on developing smart rural-based villages and tourism, precisely in Hanura Village, and Harapan Jaya Village, Pesawaran Regency. The research was conducted by conducting observations, interviews, and documentation. The results of this study are: the Innovation Program for the Prosperous Village Movement (GaDIS) in Jarapan Jaya Village has the aim of creating a strong and independent village in the business unit under the Village Owned Enterprise (BUMDes) that utilizes the local potential of the village (tourism), the use of technology, and the GaDIS Program to encourage community empowerment which leads to increased community welfare. The commitment of BUMDes managers, tourism awareness groups and economic actors is carried out appropriately based on the business plan of the program’s final destination. Meanwhile, Hanura Village has utilized information technology into its government (smart government). participating communities (smart community), utilizing the environment (smart environment) Synergy in the implementation of smart rural-based development is good, the pattern of good communication relationships, feedback, trust and creativity since planning process to the implementation of the smart rural program.
Implementasi Kebijakan Pembuatan Kartu Identitas Anak di Kota Bandar Lampung Andre Ridho Illahi; Dian Kagungan; Vina Karmilasari
Jurnal Administrativa Vol 5 No 1 (2023): Administrativa: Jurnal Birokrasi, Kebijakan dan Pelayanan Publik
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administrativa.v5i1.132

Abstract

Population data collection is one of the rights that must be fulfilled by a country. Realizing this, the Indonesian government also conducted data collection by requiring people over the age of 17 to produce an e-KTP, while for people under 17 the Ministry of Home Affairs has issued Permendagri No. 2 of 2016 concerning Identity Cards. as a fulfillment of children's rights to obtain a legal identity and has integrated the population administration information system (SIAK) and requires children throughout Indonesia to make an identity card in the form of MCH which is carried out by the Disdukcapil of Bandar Lampung City as one of the implementers of the policy. This study aims to describe how the implementation of the policy of making child identity cards in Bandar Lampung City. This study uses theory to measure the level of success of implementation according to Charles O. Jones, namely by looking at how it is organized, interpreted and applied. This type of research is descriptive research with a qualitative approach using data collection techniques with interviews, documentation and observation and using data analysis techniques with data presentation, data reduction, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the implementation of the policy of making child identity cards in Bandar Lampung City which has been carried out by the Department of Population and Civil Registry of Bandar Lampung City has been going well but there are still factors that hinder implementation such as lack of socialization and several other problems.
Optimalisasi Fungsi Keluarga dalam Rangka Membentuk Generasi Berkualitas di Pulau Tegal Kec. Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Lampung. Dewie Brima Atika; Nana Mulyana; Yulianto Yulianto; Dian Kagungan
Jurnal Mitrawarga Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Mitrawarga
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jmw.v1i2.25

Abstract

This service aims to increase participants' knowledge about family functions, and increase understanding of children's rights. Optimization of family functions is an important factor for the future development of the child's personality. One of them is instilling moral and religious values in children from an early age. By giving and instilling moral and religious values from an early age, it is hoped that children will be able to distinguish between good and bad actions, right and wrong so that they can be applied to children's daily lives. So that a generation that is physically and mentally healthy is formed, as one of the main assets for the sustainability of Indonesia's development. The PKM method consists of three stages: a) Situation analysis is carried out through research tracing and studies of related themes; b) Object intervention through lectures, focus group discussions, and mentoring for two months. The target of this PKM activity is mothers on Tegal Island, Pesawaran Regency.
Penguatan Kapasitas Kelembagaan Desa dan Kelompok Sadar Wisata melalui Kemitraan Strategis Aktor Heptahelix dalam Pengembangan Desa Wisata Kunjir Kabupaten Lampung Selatan Dian Kagungan; Anna Gustina Zainal; Yulia Neta; Feni Rosalia
Seandanan: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Seandanan: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/seandanan.v3i1.53

Abstract

Pengembangan pariwisata di Propinsi Lampung hanya melibatkan beberapa aktor saja, cenderung berjalan sendiri-sendiri dan belum adanya regulasi tentang kerjasama serta belum memiliki tema sentral yang layak jual, termasuk memaksimalkan promosi dan pemasaran produk-produk pariwisatanya tidak terkecuali di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Pentingnya jalinan kerjasama yang sinergis antara pemerintah (sebagai regulator), academic (sebagai konseptor), bussiness (sebagai investor), local community (sebagai operator), media (sebagai promosi), non gvernment organization (sebagai educator) serta keterlibatan milenial (sebagai consumer)  disebut Heptahelix. Konsep ini menawarkan keterlibatan NGO dan keterlibatan millenial, dalam pengembangan desa wisata Kunjir yang dikemas dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Hasil  pengabdian (1) aspek ketercapaian pelaksanaan pelatihan desa wisata Kunjir berada dalam kategori baik dimana ketercapaian target jumlah peserta pelatihan, ketercapaian tujuan pelatihan, ketercapaian target materi yang telah disiapkan dan kemampuan peserta dalam penguasaan materi berada dalam kategori baik, 80% (2) aspek perubahan pengetahuan kelompok khayalak telah terjadi perubahan ketiga indikator yang digunakan mengalami kenaikan dalam rentang 10% hingga 35%, Saran/rekomendasi yang penting dari kegiatan ini: (1) kegiatan dengan tema serupa lebih sering diadakanl; (2) perlunya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan agar memberikan kesempatan kepada kelompok sadar wisata untuk mengikuti berbagai pelatihan mempelajari kesuksesan di daerah tujuan wisata lainnya; (3) perlunya inisiasi kerjasama yang sinergis dengan kalangan bisnis yang membantu pemasaran produk pariwisata