Claim Missing Document
Check
Articles

TINGGALAN ARKEOLOGIS BENTENG LIWU WAWONO DI KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Watlada Rauf; Aslim Aslim; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 1: June 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i1.1687

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Menjelaskan Latarbelakangi Sejarah situs benteng Liwu Wawono di Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. (2)Menjelaskan apa saja tinggalan Arkeologi di situs benteng Liwu Wawono (3) Menjelaskan FungsiBenteng Liwu Wawono Sebagai Pertahanan dan pemukimanKesultanan Buton di Mawasangka.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Latar belakangipembangunan Benteng Liwu Wawono yaitu sebagai strategi pertahanan dan keamanan guna melindungi masyarakat dari gangguan serangan yang akan datang (musuh) yang bermukim di Benteng Liwu Wawono. (2) Tinggalan arekeologis yang ada di Benteng Liwu Wawono terdiri atas Makam Kuno, dan Baruga, liang kuno serta temuan-temuan lepas berupa pecahan kramik, moluska dan pecahan gerabah. (3) Fungsi Benteng Liwu Wawono adalah sebagai tempat pertahanan pada Kesultanan Buton di bagianBarat Benteng Keraton Buton guna melindungi dari gangguan serangan musuh yang akan datang. selanjutnya Benteng ini sekarang dijadikan sebagai tempat pemukiman dan perkebunan masyarakat setempat.
PELATIHAN JURNALISTIK DALAM MENULIS BULETIN DENGAN KONTEN BUDAYA Salniwati Salniwati; Komang Wahyu Rustiani; Faika Burhan; Nurtikawati Nurtikawati; Wa Ode Heli; Laode Alimin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i2.5932

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan implementasi Program MBKM yang mengangkat judul pelatihan jurnalistik dalam menulis buletin dengan konten budaya. Tujuan kegiatan ini Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tahapan pelatihan jurnalistik dalam menulis buletin dengan konten budaya dan mendeskripsikan dan menjelaskan konten budaya yang berhasil diliput untuk menulis buletin oleh peserta kegiatan pelatihan jurnalistik. Sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa pada salah satu program studi di Universitas Kota Kendari yang memiliki minat dan bakat jurnalistik namun belum memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis jurnalistik yang baik. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi pembekalan tentang konsep jurnalistik, etika dan cara kerja jurnalis, cara peliputan berita dan cara menuliskannya dalam bentuk buletin dengan konten budaya. Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah applikasi whatsApp, google meet dan peralatan pembekalan materi dan perlengkapan meliput berita. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah terwujudkan tahapan pelatihan jurnalistik yang meliputi tahap tutorial pembekalan jurnalistik, Pelatihan Meliputan berita tentang warisan budaya tangible di lapangan, rapat redaksi penyusunan naskah buletin dengan konten budaya dan tahap penerbitan buletin pada media cetak. Konten buletin budaya yang dihasilkan berupa deskripsi warisan budaya tangible penggalan masa kolonila Jepang di Kota Kendari. Inilah salah satu dampak positif dari program MBKM yang membuka ruang dan kreatifitas dosen dan genersi muda untuk berkarya memajukan Indonesia, khususnya melalui dunia pendidikan.
STRATEGI PERTAHANAN JEPANG BERDASARKAN TINGGALAN ARKEOLOGI DI KECAMATAN POLEANG SELATAN KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Naswir Naswir; Aswati Aswati; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 2: December 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i2.1910

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa fungsi setiap tinggalan Jepang dan bagaimana strategi pertahanan Jepang berdasarkan tinggalan arkeologi di Kecamatan Poleang Selatan Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan teori Arkeologi, medan pertempuran dan teori Arkeologi Ruang. Metode penelitian berupa kuantitatif sebagai teknik pengumpulan data berupa studi pustaka. Metode kualitatif metode yang dilakuakan dilapangan yaitu survei permukaan, perekaman data setiap tinggalan dan wawancara. Pengolahan dan Analisis data menggunakan analisis data sejarah, analisis morfologi dan analisis kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggalan arkeologi yang ditemukan di Kecamatan Poleang Selatan berjumlah 42 tinggalan yaitu Wales berumlah 1, Revetment berjumlah 38, Bunker berjumlah 1, dan terowongan buatan Jepang berjumlah 2. Pembangunan setiap tinggalan arkeologis Jepang tersebut menunjukan strategi Jepang dalam menghadapi dan menghalau serangan sekutu. Strategi yang di gunakan Jepang yaitu memabanguna dan menempatkan sarana militer Jepang di area penting dan strategis yaitu area bendara, jety (dermaga) dan jalan utama.
IDENTIFIKASI KOMPLEKS MAKAM KUNO PONGGAWA MOITA DI DESA BAROWILA KECAMATAN TONGAUNA UTARA KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Susi Susanti; Abdul Alim; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 2: December 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i2.1912

Abstract

Penelitian ini mengkaji variasi bentuk dan unsur budaya yang mempengaruhi Kompleks makam kuno ponggawa moita di Desa Barowila, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk makam kuno pada kompleks makam ponggawa moita dan unsur budaya apa yang mempengaruhi bentuk kompleks makam kuno kuno ponggawa moita di desa barowila, kecamatan tongauna utara, kabupaten konawe. Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji bentuk makam, dan unsur budaya yang mempengaruhi makam tua di Desa Barowila, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Tahap pengumpulan data dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Studi Pustaka. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan analisis morfologi (bentuk) dan analisis teknologi (pembuatan dan bahan baku). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 7 makam. Dari 7 makam pada kompleks makam ponggawa moita ini memiliki 3 jenis tipe makam yaitu (pertama) Tipe A1 makam dengan jirat dan nisan tanpa gundukan dengan jumlah makam sebanyak 4 makam. (Kedua) Tipe A2 dengan gundukan tanpa jirat dan nisan dengan jumlah 2 makam. (ketiga) Tipe A3 dengan gundukan dan nisan tanpa jirat dengan jumlah makam sebanyak 1 makam. Unsur budaya pada kompleks makam Ponggawa Moita adalah unsur budaya megalitik. Hal ini dibuktikan pada jirat makam yang terbuat dari sususan batu alam dan adanya ziarah kubur masyarakat, yang dipengaruhi oleh unsur budaya pra-Islam masuk di Kabupaten Konawe. Dari hasil penelitian ini dapat di jelaskan bahwa terdapat nilai kultural, historis dan arkeologis yang tinggi pada kompleks makam Ponggawa Moita
ANALISIS BENTUK KERUSAKAN DAN UPAYA PENANGANANNYA BENTENG BONE-BONE DI DESA BONE KECAMATAN BATUKARA Burhan Alwi; Salniwati Salniwati; Akhmad Marhadi
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kerusakan dan upaya penanggulangan kerusakan yang terdapat pada Benteng Bone-Bone yang terletak di Kecamatan Batukara Kabupaten Muna. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif didukung dengan bentuk penalaran induktif. Analisis data yang digunakan dalam pemecahan rumusan permasalahan dalam penenlitian ini memnggunakan analisi kerusakan dan analisis konservasi. Selain analisis data, dalam upaya pemecahan rumusan permasalahan juga menggunakan landasan konseptual yaitu konsep kerusakan, pelapukan, vandalisme dan konsep konservasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bentuk kerusakan yang terdapat pada Benteng Bone-Bone terdiri atas empat yakni (1) kerusakan mekanis ditandai dengan runtuhan-runtuhan dinding Benteng Bone-Bone,(2) pelapukan fisis yautu adanya rongga dan lubang pada lapisan material batu, (3) pelapukan biologis yaitu kerusakan akibat akar tumbuhan pohon yang merusak dinding benteng dan (4) vandalisme yaitu adanya pencurian nisan makam dan pengrusakan pada jirat makam. Upaya penanganan kerusakan pada benteng tersebut yaitu dengan melakukan pembersihan, restorasi atau reparasi, pemberian pagar keliling dan penataan lingkungan serta pemberian dan penguatan payung hukum.
SEBARAN GUA DAN CERUK PRASEJARAH DI DESA PADALERE UTAMA Hendra Saputra; Syahrun Syahrun; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2179

Abstract

ABSTRAK Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Gua dan Ceruk Prasejarah apa saja yang ada di Desa Padalere Utama, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara (2) Bagaimana karakteristik Gua dan Ceruk Prasejarah di Desa Padalere Utama, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara. Penelitian ini menggunakan metode penalaran induktif yaitu pernyataan secara khusus yang disimpulkan secara umum. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data kepustakaan, data lapangan (observasi), dan wawancara. Selain itu, teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis morfologi dan analisi kontekstual. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa ada sekitar 14 gua dan 2 ceruk yang ada di desa Padalere Utama ini dan masing- masing gua dan ceruk memiliki potensi adanya tinggalan arkeologis di dalamnya. Beberapa tinggalan arkeologis yang dapat ditemukan adalah moluska, tulang belulang, gerabah, alat batu,keramik dan gambar cadas. Dari banyaknya gua dan ceruk yang ditemukan, tinggalan arkeologis yang mendominasi adalah berupa moluska. Selain itu, karakteristik gua dan ceruk dapat dilihat dari keadaan morfologi, keadaan lingkungan dan keadaan tinggalan arkeologisnya. Sebaran gua dan ceruk prasejarah di Desa Padelere Utama dengan lingkungan yang mendukung kehidupan manusia prasejarah saai itu, menunjukan adanya budaya dan peradaban manusia serta imigrasinya. Kata Kunci: Sebaran; Gua; Ceruk; Karakteristik; Tinggalan Arkeologis
SOSIALISASI NILAI PENTING TINGGALAN ARKEOLOGI PRASEJARAH DI DESA SAWAPUDO, KECAMATAN SOROPIA Salniwati Salniwati; Abdul Alim; Arie Tourisno Hadi; Sandy Suseno; Syahrun Syahrun; La Ode Aspin; M. Hafiz Sukri; Bainuddin Bainuddin; Cisilia Saragi; Muh. Syawal Zul Saputra
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19704

Abstract

Sosialisasi Nilai Penting Tinggalan Arkeologi Prasejarah di Desa Sawapudo, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang nilai penting cagar budaya dan manfaatnya terdadap kehidupan masyarakat. Faktor alam dan juga manusia sangat erat kaitannya dalam eksistensi dan pelestarian cagar budaya. Dari nilai yang terkandung di dalamnya, maka dapat berperan untuk pebentukan kareakter masyarakat. Karakter yang dimaksud adalah tumbuhnya cinta terhadap warisan budaya bendawi (tangible) dan implementasi nilai-nilai di dalamnya yang berguna untuk kehidupan saat ini dan masa yang akan datang. Untuk itu, perlu dilakukan sosialisasi nilai-nilai tersebut khususnya kepada masyarakat tentang nilai-nilai penting tinggalan Arkeologi Prasejarah di Desa Sawapudo. Adapun metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi survey kawasan situs prasejarah di Desa Sawapudo, Tutorial langsung kepada masyarakat, serta presentasi situs Tinggalan Arkeologi Prasejrah berupa temua karakteristik bentukdan ragam hias tembika yang terdapat di Gua Sawapudo Desa Sawapudo. Langka terkahir adalah wawancara terhadap masyarakat terkait manfaat pelaksanaan kegiatan sosialisasi nilai penting tinggalan Arkeologi Prasejarah didesa tersebut. Dari hasil kegiatan ini mampu menanamkan kembali nilai-nilai luhur warisan leluhur dan budaya Indonesia yang kaya akan karakter seni dan adanya kesadaran masyarakat Desa Sawapudo untuk ikut serta melestarikan cagar budaya Bangsa Indonesia sudah mulai terbentuk. Untuk itu, kegatan seperti ini diharapkan dapat terus diterapkan untuk menjaga kekaayan warisan budaya Indonesia
TRADISI LOLA’A PADA MASYARAKAT DESA LANGGE KECAMATAN KALEDUPA SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Syahrun Syahrun; Fera Margawati; Salniwati Salniwati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli-Desember 2020
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v3i2.1349

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langge Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi dengan tujuan untuk mengetahui Bagaimana latar belakang munculnya tradisi lola’a dan makna simbolik yang terkandung dalam tradisi lola’a pada Suku Buton di Desa Langge kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan (observasi), wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling, forman terdiri dari tokoh adat, imam, tokoh masyarakat, dan informan yang lain yang mengetahui tradisi tersebut. Teknik analisis data penelitian ini terdiri dari empat tahap pengumpulan, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang tradisi lola’a adalah upaya doa untuk menghilangkan penyakit yang ada di kampung dan dilakukan di laut. Munculnya tradisi lola’a memiliki beberapa tahap yaitu tahap persiapan didahului dengan cara menghimbau masyarakat yang lain bahwa akan dilakukan tradisi lola’a karena sudah pergantian musim atau kampung sedang dilanda penyakit musiman, b) Tahap awal yaitu Awal pelaksanaan ritual lola’a adalah mengumpulkan atau mempersiapkan bahan untuk upacara, dan c) Tahap pelaksanaan yaitu melepaskan miniatur perahu yang dilakukan oleh juru kunci tradisi lola’a. 3) Makna yang terkandung dalam tradisi lola’a di Desa Langge Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi meliputi: a) Religi yaitu sebelum perahu dilepaskan diadakan pembacaan doa tolak bala yang dimaksudkan agar semua penyakit musiman ikut bersama miniatur perahu yang telah dilepaskan untuk dibawah serta lautan, b) Sosial yaitu dimana masyarakat sama-sama terlibat dari berbagai aspek pelaksanaan, dari pergi mencari kayu untuk pembuatan perahu, perbaikan perahu, penghiasan perahu, sampai pelepasan miniatur perahu, dan c) Budaya yaitu upacara adat yang tetap dilestarikan sampai sekarang.
Formula Tari Modinggu pada Masyarakat Tolaki Di Desa Benua Utama Kecamatan Benua Kabupaten Konawe Selatan Dian Ardianti; Abdul Alim; Salniwati Salniwati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2022
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v5i1.1662

Abstract

The purpose of this study was to determine and explain the Modinggu dance formula in Benua Utama Village, Benua District, South Konawe District and to know and explain the pattern of inheritance of Modinggu dance for Tolaki people in Benua Utama Village, Benua District, South Konawe District. Methodologically, this study uses a qualitative descriptive approach where information data is collected through observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that: Modinggu dance formula in Benua Utama Village, Benua Subdistrict, Konawe Selatan District is played: as a means of entertainment, as a means of traditional ceremonies, and as a means of performance. Nevertheless some of the dance formulas of the week to the Tolaki tribal community will certainly provide a container for the performance of the Modinggu dance after the rice harvest party to the Tolaki tribal community, as has become the custom of the community. The pattern of inheritance of Modinggu dance for Tolaki people in Benua Utama Village, Benua District, South Konawe Regency covers, family environment, education, and community. Nevertheless the Modinggu dance formula is inherently inherited by the Tolaki tribe community both family, education and community environment in order to preserve the traditional Tolaki dance for the younger generation.
Bentuk Makna dan Fungsi Falia bagi Ibu Hamil di Desa Loghia Kabupaten Muna Salniwati Salniwati; Bilal Akbar Muhammad Arsad; Rahmat Sewa Suraya
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 5 No 2 (2022): Volume 5 Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v5i2.1918

Abstract

The phenomenon of the study of falia is important to investigate because it contains several values of local wisdom in a society, therefore the purpose of this research is to identify the form of falia for pregnant women and to describe the meaning and function of falia for pregnant women in Loghyia Village, Muna Regency. The method used is qualitative research method. The informants in the research consist of traditional leaders, community leaders, and traditional birth attendants (bhisa). The results of this research indicate that the oral tradition of falia for pregnant women is still maintained. The form of falia for pregnant women includes falia in the form of words or speech and falia in the form of actions. The meaning of falia for pregnant women is love, cultural and traditional social values, discipline, and health meanings. Meanwhile, the main function of falia is education, order, and behavior control