Claim Missing Document
Check
Articles

Mangrove Estimasi Stok Karbon Pada Tegakan Mangrove Di Desa Sukamandi Kabupaten Belitung Timur Sapriyadi Sapriyadi; Arthur M. Farhaby; Sudirman Adibrata
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 17 No 2 (2023): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/akuatik.v17i2.4043

Abstract

Sukamandi is a village located in East Belitung Regency which has a mangrove ecosystem area of 351.33 ha. Mangrove ecosystems play an important role in carbon sequestration as one of the blue carbon concepts. This study aims to analyze the type and density of mangroves and to analyze the value of aboveground biomass and the value of carbon stock in mangrove stands in Sukamandi Village, East Belitung Regency. This research was conducted in January-February 2023 in the Mangrove Forest of Sukamandi Village, East Belitung. Analysis of the value of biomass and carbon stock was carried out based on SNI 7724 of 2011. The results of the research that had been carried out were 5 mangrove tribes consisting of 10 species with the highest density of mangrove vegetation types at station III, which was 4,841 ind/ha and the lowest at station IV, namely 1,943 ind/ha with Very Dense criteria. The average value of standing mangrove biomass is 509.34 tons/ha, the average value of carbon stock in mangrove stands is 239.39 tons/ha. Keywords: Mangrove Stand, Biomass, Carbon Stock, Sukamandi Village
Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Objek Wisata Pantai Tapak Hantu Ditinjau Dari Aspek Rekreasi Wisata Pantai Kabupaten Bangka Tengah Okto Supratman; khudori mustofa; Okto Supratman; Arthur M farhaby
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 17 No 1 (2023): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/akuatik.v17i1.4104

Abstract

Tapak Hantu Beach has the potential to be developed into a leading tourist attraction in Bangka Tengah Regency. However, to accommodate this, it is necessary to conduct research. This study aims to analyze the quality of services and facilities on the Tapak Hantu beach, Bangka Tengah Regency. The research time was carried out in November 2022 which was carried out for two weeks the research method was carried out using theImportance and Performance Analysis Method (IPA). Based on the results obtained for the level of importance of service quality, namely with an average of x Ì… 3.71 and y Ì… 4.78 while for the value of the level of importance of the facility x Ì… 3.97 and y Ì… 4.55. So it can be concluded that the level of consumer satisfaction is actually lower than the level of expectations
Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Di Desa Tanjung Kelumpang Kabupaten Belitung Timur jebri jebri; Kurniawan Salim; Arthur M Farhaby
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 17 No 1 (2023): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/akuatik.v17i1.4244

Abstract

East Belitung Regency is one of the regions in the Province of Bangka Belitung Islands that has the potential for tourism, one of which is Punai Beach, Pandan Island Beach and Pengkalan Limau Beach located in Tanjung Kelumpang Village, Simpang Pesak District. Although it is known that the IKW value of the tourism suitability index and its management strategy, therefore the method used in this study uses the purposive sampling method with IKW analysis supported by SWOT analysis. Data collection is carried out by field observations and tourist interviews which are determined based on the LTF (Linear Time Function) formula. The results of this study punai beach has an IKW of 100%, IKW of Pandan Island beach of 87%, IKW of Pengkalan Limau beach of 87% and the results of SWOT analysis have values of x 0.49 and y 0.37 including kuadran I. Punai Beach has parameters that are very suitable to be used as a place of hardening because there are no weaknesses of the measurement that
PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KOSITEM PESISIR (MANGROVE ) DAN SOSIALISASI PERPRES NO 73 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI DESA TANAH BAWAH KAB.BANGKA Arthur M Farhaby; Andi Gustomi; Kurniawan Kurniawan; Wahyu Adi; Siti Aisyah; Okto Supratman; M.Rizza Muftiadi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpu.v5i1.674

Abstract

Desa Tanah Bawah merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Kab.Bangka., Kepulauan Bangka Belitung. Desa Tanah Bawah memiliki potensi besar di ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove yang terdapat di muara sungai upang, Ekosistem-ekosistem pesisir ini, menujang kehidupan masyarakat Desa Tanah Bawah dimana sekitar 30% masyarakat hidup bergantung ke ekosistem tersebut yang berprofesi sebagai penangkap ikan di sepanjang sungai upang. Saat ini masyarakat juga belum mengerti dan mengetahui adanya aturan Perpres No 73 Tahun 2012, yang melarang melakukan penebangan di area hutan mangrove sekaligus mengatur mengenai pelaksanaan dan pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Karena keberadaan ekosistem mangrove merupakan habitat tempat tinggal berbagai macam sumberdaya yang bernilai ekonomis. Selain itu sudah terdapat aturan mengenai sanksi yang akan dikenakan ketika masyarakat terbukti tertangkap sedang melakukan kegiatan penebangan mangrove. Sungai upang yang mengalir di daerah Desa Tanah Bawah menyimpan potensi jenis ikan yang sangat tinggi baik itu yang dapat digunakan untuk ikan konsumsi maupun untuk ikan hias. Masyarakat Desa Tanah Bawah mayoritas belum begitu mengetahui ikan apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian warga. Sungai upang menyimpan potensi jenis ikan sebanyak 14 spesies, terdiri dari ikan konsumsi 7 spesies, hias 3 spesies dan konsumsi-hias 4 spesies
OPTIMALISASI PENGELOLAAN WISATA SUNGAI UPANG DAN PERIKANAN BUDIDAYA SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN DI DESA TANAH BAWAH KABUPATEN BANGKA Andi Gustomi; Arthur M Farhaby; Irma Akhrianti
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpu.v6i1.1425

Abstract

Desa Tanah Bawah merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka. Desa Tanah Bawah memiliki potensi sumberdaya hayati perairan dari Sungai Upang yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sungai Upang menyimpan keanekaragaman sumberdaya ikan air tawar yang cukup beragam dengan jumlah spesies yang sudah teridentifikasi sebanyak 14 jenis. Pemanfaatan Sungai Upang hingga saat ini baru sebatas pada penangkapan ikan sekala kecil dan tradisional untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat dan wisata mancing. Kondisi Sungai Upang yang masih alami membuat arah pengembangan sungai ini tidak hanya terbatas pada wisata mancing saja melainkan dapat dikembangkan dengan wisata edukasi biodiversitas flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema optimalisasi pengelolaan wisata Sungai Upang dan perikanan budidaya sebagai sektor unggulan Desa Tanah Bawah merupakan tahap awal perintisan dan pengembangan potensi Sungai Upang. Untuk mengoptimalkan potensi Sungai Upang sebagai kawasan wisata dan perikanan budidaya dilakukanlah beberapa kegiatan antara lain, 1) Membuat pusat informasi biodiversitas flora dan fauna Sungai Upang sebagai objek pendukung wisata edukasi. 2) Branding wisata sungai upang dengan kemasan lebih milenial, 3) Membangun kesadaran masyarakat untuk mengutamakan K3 dalam beraktivitas di Sungai Upang bagi keselamatan wisatawan maupun pelaku pengelola Sungai. 4) Edukasi potensi pengembangan budidaya ikan dalam bentuk penangkaran ikan-ikan lokal Sungai Upang. Hasil pengabdian mendapat respon dan dukungan yang baik oleh seluruh stageholder antara lain Pemerintah Desa Tanah Bawah, Komunitas Pecinta Sungai Upang, Bangka Flora Society, dan masyarakat calon pembudidaya maupun pengelola Sungai Upang. Kegiatan pengabdian telah menghasilkan pusat informasi flora dan fauna Sungai Upang, adanya kesadaran masyarakat terkait branding wisata Sungai Upang dan K3, adanya keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan penangkaran ikan-ikan lokal Sungai Upang sebagai .penunjang ekonomi pribadi maupun calon kelompok pembudidaya. Adanya sinergitas antara pemerintah desa, komunitas pecinta Sungai Upang, dan akademisi dalam pengelolaan Sungai Upang maka untuk mewujudkan konsep wisata Sungai Upang berbasis ekologi dan pemberdayaan masyarakat secara terpadu bukan hal yang sulit.
Analisis Produksi Karbon Serasah Mangrove di Hutan Mangrove Desa Kurau Timur Kabupaten Bangka Tengah Arthur Muhammad Farhaby; Henri Henri; Randiansyah Randiansyah
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 25, No 1, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/bioma.25.1.11-19

Abstract

Hutan mangrove memiliki banyak fungsi secara ekologi seperti menahan dan menjebak sedimen, meredam gelombang, memberi perlindungan bagi ikan dan biota lainnya, dan mengasimilasi nutrien. Unsur hara yang dikembalikan ke lantai hutan sebagian besar adalah dalam bentuk serasah. Serasah yang jatuh akan menyediakan karbon organik penting bagi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur produktivitas dan kandungan karbon serasah mangrove di hutan mangrove Desa Kurau Timur. Metode yang digunakan untuk mengukur produksi karbon serasah yaitu dengan pengumpulan serasah menggunakan perangkap (litter trap) yang berukuran 1m x 1m dengan pengambilan serasah setiap 7 hari selama 3 bulan, sedangkan pengukuran kandungan karbon dilakukan dengan metode Loss on Ignition (LOI) pada suhu 550˚C selama 4 jam. Analisis data parameter lingkungan dilakukan dengan PCA (Principal Component Analysis). Komposisi vegetasi pada hutan mangrove Desa Kurau Timur yaitu 6 jenis yang merupakan mangrove sejati. Persentase kandungan karbon dari sampel serasah yang didapatkan adalah sebesar 53,71% dengan perkiraan produksi karbon 2,28 gr/m2/hari atau 6,85 ton/ha/tahun. Lapisan serasah di lantai hutan mangrove Desa Kurau Timur yaitu dengan berat kering rata-rata 85,92 gram, kandungan air 40,92%, dan perkiraan biomassa rata-rata 3,44 ton/ha. Parameter lingkungan yang paling berpengaruh terhadap produksi serasah adalah DO (kadar oksigen), sedangkan  kandungan karbon serasah lebih dipengaruhi oleh pH dibandingkan parameter lainnya. Semakin tinggi pH pada kawasan tersebut, maka hasil produksi   karbon serasah lebih tinggi.
Estimasi Stok Karbon pada Ekosistem Mangrove di Pulau Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Belitung: Estimated Carbon Stock in the Mangrove Ecosystem on Lepar Pongok Island, South Bangka Regency, Bangka Belitung Okto Supratman; Henri, Henri; Farhaby, Arthur Muhammad; Supratman, Okto
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 7 No. 1 (2024): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v7i1.29661

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan salah satu lahan basah pesisir yang berperan penting dalam siklus karbon global terutama karena kapasitas penyimpanan karbonnya yang tinggi. Estimasi penyimpanan karbon menjadi penting sehingga penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi mengenai cadangan karbon pada ekosistem hutan mangrove di Pulau Lepar, Kabupaten Bangka Selatan. Metode pengambilan vegetasi dan biomassa dilakukan secara systematic sampling method dan pengukuran biomassa pohon mangrove mati mengacu pada SNI (7724:2011), sedangkan pengambilan sampel substrat dilakukan dengan metode komposit yang selanjutnya dianalisis kandungan karbon menggunakan metode Loss of Ignition (LOI). Hasil penelitian terdapat sebanyak 11 spesies mangrove pada keempat stasiun dengan Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba yang selalu ada pada setiap stasiun kecuali pada stasiun IV. Kerapatan rata-rata ekosistem mangrove di Pulau Lepar masuk dalam kriteria kerapatan sangat padat (1.689,75 ind/ha). Nilai rata-rata aboveground biomass sebesar 87,55 ton/ha dan stok karbonnya sebesar 41,15 ton/ha, dan yang tertinggi pada stasiun IV sebesar 182,88 ton/ha untuk aboveground biomass dan 85,95 ton/ha untuk stok karbon sedangkan terendah pada stasiun II yaitu 30,90 ton/ha untuk aboveground biomass dan 14,52 stok karbonnya. Potensi stok karbon yang ada dapat dijadikan upaya pentingnya konservasi dan restorasi ekosistem mangrove dalam menghadapi mitigasi perubahan iklim.
Estimation of Biomass and Below Ground Carbon in the Lepar Island Mangrove Ecosystem, South Bangka Regency Okto Supratman; Farhaby, Arthur Muhammad; Aprilita, Desi; Henri, Henri; Supratman, Okto; Adi, Wahyu; ferizal, Jemi
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.52047

Abstract

Mangrove ecosystems are similar to other forest ecosystems in that they play a role in absorbing CO2 from the atmosphere. Mangrove ecosystems can store more carbon compared to most rainforests. This is because mangrove plants utilize CO2 for photosynthesis and store it in the form of biomass and sediments. The purpose of this research is to determine the potential of mangrove ecosystems in absorbing and storing carbon, particularly the content of below-ground carbon and Biomass from several locations on Lepar Island. The data collection method used systematic sampling, where the placement of sampling plots had regular distances from the sea to the land. Substrate samples were taken using a core sampler tool and analyzed using the Loss of Ignition (LOI) method to determine carbon content. The research results showed that the average soil density at all stations was 1.0 g/cm3. The average percentage of organic carbon at all stations was 0.09 C%. The average total carbon content at all stations was 105.73 tons/ha. Mangrove forests are capable of storing a large amount of carbon in both biomass and sediments. Keywords: Belowground, Karbon, Lepar Island Abstrak Ekosistem mangrove sama halnya dengan ekosistem hutan lain yang memiliki peran sebagai penyerap CO2 dari atmosfer. Ekosistem mangrove mampu menyimpan lebih banyak karbon dibandingkan dengan kebanyakan hutan hujan. Hal ini dikarenakan tumbuhan mangrove memanfaatkan CO2 untuk fotosintesis dan menyimpannya dalam bentuk biomassa dan sedimen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi ekosistem mangrove dalam menyerap dan menyimpan karbon terutama kandungan pada Belowground Carbon mangrove dan Biomassa dari beberapa lokasi yang ada di pulau lepar. Metode pengambilan data dilapangan menggunakan systematic sampling method, dimana penempatan plot sampling memiliki jarak yang teratur antar plot dari laut ke darat. Pengambilan sampel substrat menggunakan alat core sampler dan dilakukan dengan metode komposit. kemudian dianalisis kandungan karbon menggunakan metode Loss of Ignition (LOI). Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata densitas tanah seluruh stasiun yaitu sebesar 1,0 g/cm3. Nilai rata-rata presentase karbon organik pada seluruh stasiun yaitu sebesar 0,09 C%. Nilai rata-rata kandungan karbon total pada seluruh stasiun yaitu sebesar 105,73 ton/ha. Hutan mangrove mampu menampung kandungan karbon dengan jumlah besar baik di biomassa dan sedimen. Kata Kunci  :Belowground, Karbon, Pulau Lepar
Mangrove Survival Rate Analysis to Measure Rehabilitation Success in Teluk Limau Village, West Bangka Regency Alamshah, Wahyu; Farhaby, Arthur Muhammad; Adibrata, Sudirman
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 17 No 2 (2023): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/akuatik.v17i2.4584

Abstract

West Bangka Regency is an area located in the Bangka Belitung Islands Province, has unique and potential natural resources, and has a coastal ecosystem, namely mangroves. The condition of mangroves is still damaged due to their utilization and management that pays little attention to sustainability aspects. Mangrove rehabilitation carried out in Teluk Limau Village, West Bangka Regency as the main factor preventing abrasion and increasing the economy of coastal communities by planting along the coastline. The purpose of this study was to determine the survival rate and success rate of mangrove rehabilitation and to determine the environmental parameters that affect the survival rate of mangroves in Teluk Limau Village, West Bangka Regency. This research was conducted in July-September 2022 in the Mangrove Rehabilitation area of ​​Teluk Limau Village, West Bangka Regency. Determination of the station using purposive sampling, while for the sampling technique using the transect method squared with a size of 10 m x 10 m. The results obtained are the survival rate of mangroves (Survival rate) ranging from 11.1 to 79.7%. The highest survival rate occurred at station 1 of 79% and the lowest at station 3 of 11.1%. The results obtained indicate a survival rate in the low category or failure in planting. Plant height growth increased by 0.86-1.79 cm/month and leaf growth increased by 1-2 leaves/month. Parameters that affect the survival rate of mangrove rehabilitation is the sand substrate.
Analisis CPUE dan Pola Musim Penangkapan Ikan Tenggiri (Scomberomorus spp.) yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kurau Kabupaten Bangka Tengah Kusnadi, Shania Amelia; Farhaby, Arthur Muhammad; Muftiadi, Muhammad Rizza
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 18 No 1 (2024): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/akuatik.v18i1.5230

Abstract

Tenggiri adalah salah satu jenis ikan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak digemari oleh Masyarakat sebagai bahan baku untuk produk olahan perikanan serta sebagai komoditas ekspor. Kegiatan pemanfaatan perikanan terjadi di pelabuhan, seperti Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kurau Kabupaten Bangka Tengah. Namun, kegiatan pemanfaatan yang tidak tepat dapat membahayakan stok tenggiri di masa mendatang, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai CPUE, pola musim penangkapan, ukuran layak tangkap dan daerah penangkapan tenggiri dengan pancing ulur yang didaratkan di PPI Kurau Kabupaten Bangka Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2024. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan survei dan observasi. Pengumpulan data dengan metode survei dilakukan dengan wawancara nelayan dan dokumentasi data tahun 2019-2023 dari PPI Kurau, sedangkan pengumpulan data observasi dilakukan dengan mengukur panjang tenggiri secara langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CPUE tenggiri tahun 2019-2023 mengalami fluktuasi dengan nilai CPUE berkisar 17,18-30,24 kg/trip. Trend CPUE sedikit meningkat (naik) yang menandakan tingkat eksploitasi masih ditahap berkembang, dengan persamaan y = 0,0009x + 21,23 dan R2 = 0,0367. Musim puncak penangkapannya cenderung terjadi antara bulan November-April. Mayoritas tenggiri yang didaratkan memiliki panjang <65 cm, menandakan bahwa tenggiri yang ditangkap masih belum mencapai ukuran layak tangkap. Daerah penangkapan tenggiri berdasarkan hasil wawancara adalah sekitar Laut Natuna Utara dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 711, seperti Pulau Bebuar, Mugung, Malang, Lemadang, Karang Ular, Karang Kering, Karang Sembilan, Tuing, dan Pulau Gelasa. Kata Kunci : CPUE, Musim Penangkapan, Pancing Ulur, Tenggiri