Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pendidikan Karakter Melalui Aktivitas Zikir Syafrudin Syafrudin
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 4, No 3 (2017): Faktor : Jurnal Ilmiah Kependidikan
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.473 KB) | DOI: 10.30998/fjik.v4i3.1793

Abstract

Penelitian ini dilakukan terhadap jamaah pengajian  Al-Idrisiyyah  yang berdomisi di wilayah Jakarta. Hal ini dilakukan karena; pertama, pembinaan pendidikan karakter melalui aktivitas zikir dalam menghadapi perubahan sosial dua dekade terakhir cukup baik dan teruji. Kedua, pengajian dengan aktivitas zikir mampu menjadi madrasah atau sekolah dalam pembentukan karakter. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif, yang dilakukan di pengajian Al-Idrisiyyah Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer melalui wawancara, observasi, informan, dokumentasi dan triangulasi. Sementara data sekunder diperoleh melalui profile pengajian Al-Idrisiyyah Jakarta dan dari pustaka, media internet, jurnal, serta bahan-bahan bacaan lainnya. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa melalui aktivitas zikir akan membentuk karakter kepribadian yang lebih baik. Semakin banyak intensitas zikir yang dilakukan dengan menggunakan metode yang benar, sesuai tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta dalam bimbingan seorang guru mursyid, maka akan semakin banyak menghasilkan manfaat dari zikir. Jasmani dan ruhani menjadi lebih sehat, pikiran semakin cerdas dan jiwa menjadi tenang.
DETAIL ENGINEERING TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) REGIONAL PEKALONGAN Badrus Zaman; Syafrudin Syafrudin; Diah Pratiwi
TEKNIK Volume 29, Nomor 3, Tahun 2008
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.619 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v29i3.1962

Abstract

Regional Final Disposal (Regional Landfill) Pekalongan is place a waste serves 3 surrounding areas. The threeareas that served are Pekalongan City, Pekalongan Regency and Batang Regency. These areas are close enoughso that Regional Landfill concept is suitable to be applied in these areas. This Regional landfill is planned to usethe concept of sanitary landfills. Location of land to be used as Pekalongan Regional Landfill is locatedprecisely at the border village of Sengare-Batursari, District Talun in the administrative area of Pekalongan.The results of this study is the design of a sanitary landfill with landfill leachate channeling system, gasventilation equipment and various other supporting facilities, including weighbridge and procurement ofrequired heavy equipment. Approxymately costs required to build the design is Rp. 88.137.990.883,56
PENGOMPOSAN LIMBAH TEH HITAM DENGAN PENAMBAHAN KOTORAN KAMBING PADA VARIASI YANG BERBEDA DENGAN MENGGUNAKAN STARTER EM4 (EFECTIVE MICROORGANISM-4) Syafrudin Syafrudin; Badrus Zaman
TEKNIK Volume 28, Nomor 2, Tahun 2007
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.661 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v28i2.2143

Abstract

Black tea waste composting needs dryer material to absorb moisture of waste which is to be left. Dryermaterial used is goat manure. To make faster composting proccess and decrease rot smell potency which isout from heap, so used Effective Microorganism 4 (EM4). This research have direction to know characteristicof mature compost, the optimal comparison of mixing composition black tea waste and goat manure withEM4 addition, and cost needed to make compost. Variations taken are control variation (black tea waste), Avariation (black tea waste + 30 ml EM4), and B variation (black tea waste : goat manure + 30 ml EM4). Bvariations include B1 variation (1 : 1), B2 variation (3 : 2), B3 variation (7 : 6), and B4 variation (7 : 8). Theresult of this research shown most optimal composting is B3 variation with content of Organiccarbon:Nitrogen:Phospor:Kalium: C/N ratio: water content is 12,411% :1,063% :0,581 %:K 1,608%:11,68: 46,464 .
ANALISA KANDUNGAN HARMONISA PADA MOTOR AC 3 PHASA 0,12 kW TERKENDALI INVERTER 3 PHASA SYAFRUDIN SYAFRUDIN; ANGGA PRATAMA
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 13 No. 1 (2018): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa putaran motor dengan prinsip – prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip-prinsip induksi elektromagnetik ini membuat motor induksi mempunyai sifat saturasi atau kejenuhan, yaitu suatu keadaan di mana pada titik tertentu, arus listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan kenaikan tegangan yang diberikan pada motor, dan bahkan akan cenderung tetap. Karena sifat kejenuhan tersebut, maka motor induksi dikelompokkan ke dalam jenis beban tak linier. Kajian tentang harmonisa pada motor induksi tiga fasa khususnya tipe rotor sangkar tupai yang dititik beratkan pada sisi beban (motor induksi) dapat dilakukan dengan cara menganalisa apakah tingkat harmonisa yang ditimbulkan oleh motor induksi tiga fasa tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti rating daya motor, tegangan yang diberikan atau kecepatan putar motor. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi tingkat harmonisa yang dihasilkan oleh motor induksi tiga fasa tersebut, dengan cara menghitung THD (Total Harmonic Distortion). Dengan diketahuinya faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat harmonisa pada motor induksi tiga fasa, sektor industri sebagai pengguna beban jenis ini dapat melakukan suatu langkah-langkah tertentu untuk mengurangi tingkat harmonisa yang dihasilkannya. Motor induksi 3 fasa tipe rotor sangkar tupai cenderung menghasilkan harmonisa dominan pada urutan ke-3 hal itu menyebabkan, pemutus beban dapat bekerja dibawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada arus pengenalnya, yang mengakibatkan tripnya CB.
“Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Dan Peningkatan Pendapatan Nasabah” Mariana Mariana; Syafrudin Syafrudin
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/amwal.v9i2.1678

Abstract

Abstrak Keberadaan BMT sangat berperan dan berpengaruh bagi masyarakat kecil karena dapat dijadikan sebagai sumber modal yang dapat digunakan untuk meningkatkan usaha agar menjadi berkembang dari sebelumnya serta terjadi peningkatan pada pendapatannya, tambahan modal tersebut disebut dengan sistem pembiayaan musyarakah (profit sharing). Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui seberapa besar pengaruh pembiayaan musyarakah secara parsial terhadap usaha mikro dan peningkatan pendapatan nasabah di BMT Islamic Centre. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket. Dengan jumlah responden sebanyak 85 responden. Analisis data menggunakan regresi linier sederhana, dengan pengujian validitas, pengujian reliabilitas, dan analisis determinasi, sedangkan pengujian secara parsial menggunakan uji t. Selain itu dilakukan juga uji asumsi klasik, dimana semua pengujian tersebut menggunakan alat bantu program SPSS versi 21. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas setiap item pernyataan pada variabel pembiayaan musyarakah, usaha mikro, dan pendapatan nasabah dinyatakan valid dan reliabel. Serta hasil dari uji asumsi klasik semua data terbebas dari uji normalitas dan uji linearitas. Pada uji t, variabel pembiayaan musyarakah secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap usaha mikro dengan nilai thitung > ttabel (3,039 > 1,663). Dan variabel pembiayaan musyarakah secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan nasabah dengan nilai thitung > ttabel (2,231 > 1,663). Dan koefisien determinasi (R2) 10% usaha mikro dipengaruhi oleh pembiayaan musyarakah serta 5,7% pendapatan nasabah dipengaruhi oleh pembiayaan musyarakah. Sedangkan sisanya 90% usaha mikro dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dicantumkan dalam penelitian ini, begitupun dengan pendapatan nasabah sebesar 94,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain juga. Kata Kunci: Pendapatan Nasabah, Usaha Mikro, dan Pembiayaan Musyarakah AbstractThe existence of BMT is very important and influential for the small community because it can be used as a source of capital that can be used to increase its business to be developed from the previous and there is an increase in income, additional capital is called the system of musyarakah financing (profit sharing). Therefore, this study aims to determine how much influence partial financing of musyarakah to micro business and increase customer income in BMT Islamic Center. This research uses quantitative approach. The data used in this study is primary data with data collection techniques through questionnaires. With the number of respondents as many as 85 respondents. Data analysis used simple linear regression, with validity testing, reliability testing, and determination analysis, while the test partially using the t test. In addition it is also done the classical assumption test, where all the tests using tools SPSS program version 21. Based on the results of validity and reliability test each item statement on musyarakah financing variables, micro business, and customer income declared valid and reliable. As well as the results of the classical assumption test all data are free of normality test and linearity test. In t-test, musyarakah financing variable partially significant to micro business with tcount> ttable (3,039> 1,663). And musyarakah financing variables partially significant effect on customer's income with tcount> ttable (2,231> 1,663). And the coefficient of determination (R2) 10% of micro business is influenced by musyarakah financing and 5.7% of customer's income is influenced by musyarakah financing. While the remaining 90% of micro business is influenced by other factors not listed in this study, as well as with customer income of 94.3% the rest is influenced by other factors as well. Keywords: Customer Revenue, Micro Business, and Musyarakah Financing
EVALUASI MANAJEMEN PEMBERIAN MINYAK BERIODIUM: STUDI KASUS DI KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR Syarifudin Latinulu; Basuki Budiman; Edwi Saraswati; Syafrudin Syafrudin
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2290.

Abstract

Program Nasional penanggulangan masalah gondok endemik (sekarang GAKI) berupa pemberian suntikan lipiodol sejak 1974-1992 dan iodisasi/distribusi garam konsumsi bagi desa-desa gondok endemik (1976-sekarang). Sejak Oktober 1992 program pemberian Lipiodol diganti dengan pemberian kapsul minyak beriodium sementara pemasaran garam beriodium tetap dilaksanakan. Keterbatasan Lipiodol, sarana dan dana operasional merupakan kendala serius dalam upaya pencapaian cakupan desa dan penduduk secara luas. Penelitian manajemen distribusi minyak beriodium ini dilakukan agar kendala dan hal-hal negatif yang terjadi pada pemberian Lipiodol tidak terulang pada distribusi Kapsul Iodium. Penelitian dilakukan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di Kabupaten Malang terdapat 241 desa endemik berat (61.5%), 64 desa (16.3%) endemik ringan, 59 desa (15.1%) endemik sedang dan 28 desa (7.1%) non endemik dari 392 desa yang disurvei sejak tahun 1980-1993. Di daerah ini baru sekitar 20% sasaran yang sudah pernah disuntik Lipiodol yang mendapat suntikan ulang. Pelaksanaan penyuntukan Lipiodol didasarkan atas prinsip atau azas pemerataan. Demikian juga distribusi kapsul minyak beriodium masih menganut "azas pemerataan" karena keterbatasan kapsul, dan masih ada 21% penduduk sasaran di Kabupaten Malang yang belum terjangkau kapsul. Kapsul diperoleh melalui dana APBN dan APBD mengikuti mekanisme perencanaan dari bawah. Terdapat penajaman ibu hamil dan bayi guna mencapai bebas kretin baru dan prevalensi TGR<18% pada tahun 2000.
KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA RAWAN PANGAN UNTUK PEMANTAUAN KONSUMSI DALAM PWSPG DI DUA DESA IDT DI KABUPATEN BOYOLALI Sri Prihatini; Edwi Saraswati; Syafrudin Syafrudin; Iman Sumarno
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2292.

Abstract

Telah dilakukan analisis terhadap karakteristik rumah tangga dari data penelitian tentang metode kualitatif untuk menggambarkan perubahan konsumsi secara kuantitatif di dua desa tertinggal di Kabupaten Boyolali. Analisis ini bertujuan untuk mencari karakteristik rumah tangga rawan pangan untuk pemantauan konsumsi dalam PWS-PG (Pemantauan Wilayah Setempat Pangan dan Gizi). Sampel adalah rumah tangga (RMT) dengan keadaan sosial ekonomi rendah atau miskin. Sampel dipilih oleh pamong desa dan kepala dusun secara purposive sebanyak 50 rumah tangga di masing-masing desa. Jumlah sampel seluruhnya adalah 100 rumah tangga. Daya yang dikumpulkan yaitu data konsumsi pangan dan sosial ekonomi keluarga meliputi jumlah anggota rumah tangga, mata pencaharian, tingkat pendidikan kepala keluarga, keadaan perumahan dan pemilikan barang berharga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 RMT yang diamati, 64 RMT diantaranya mengalami penurunan konsumsi pada musim paceklik, dengan karakteristik yaitu 79 RMT (79%) mempunyai anggota rumah tangga lebih dari 4 orang, 48 RMT (48%) dengan pendidikan KK kurang dari 6 tahun, 78 RMT (78%) dengan keadaan perumahan sedang (dinding papan dan lantai tanah) dan 52 RMT (52%) tidak memiliki barang berharga. Hasil Analisis T-test Proporsi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara perubahan konsumsi energi dengan jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan kepala keluarga, keadaan perumahan dan pemilikan barang berharga. Pemilihan 10 KK sampel untuk pemantauan konsumsi pangan dalam PWS-PG di tingkat dusun, tetap dapat dilakukan dengan kriteria yang sudah ada yaitu pemilikan lahan sempit dan pekerjaan tidak tetap.
UJICOBA SUPLEMENTASI BESI ASAM FOLAT DAN VITAMIN B12 UNTUK MENANGGULANGI ANEMIA Vita Kartika; Sri Prihatini; Syafrudin Syafrudin; Iman Sumarno
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 21 (1998)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2345.

Abstract

An experiment was done to cope with anemia in subdistrict Cugenang, District Cianjur, West Java. By supplementation iron pills, folic acid and vitamin B12, the experiment was carried out among women of productive age. The three supplements were given to 135 women once a week over a duration of four months. The women were divided into four groups. Group I (control) was given placebo, group II was given iron pills. Folic acid and vitamin B12 (as the programme of heath centre), while group IV was given iron pills and vitamin B12. Observation on haemoglobin (Hb) from blood samples was done once a month during the four months. The results showed that the 135 women had relatively equal initial Hb contents. Group I had 9,32 gr/l, group II had 9,08 gr/l, group III had 9,09 gr/l and group IV had 9,00 gr/l. At the end of the fourth month, the Hb contents increased, except that of group I. Group II showed an increased to 11,92 gr/l, group III to 12.09 gr/l and group IV to 11.87 gr/l. A statistical examination explained that group II -IV were significantly different from group I, but there was not any significant difference among the three groups. It was obvious that the highest increase in Hb content belongs to group III, being 3,00 gr/l, leading to the largest decrease in the percentage of anemic condition, being 69,6%. The smallest decrease 61,2%, belong to group II, while 67,8% was the decrease of group IV. Group I did not show any decrease in the percentage of anemic condition. The increase in Hb contents was evidence that three supplement could improve the condition of the women. Iron pills, folic acid and vitamin B12 combined together proved to be the best intervention. However, in case of insufficiency or impossibility, iron pills and folic acid (as the programme of heath centre) were considered to be good supplements to improve the Hb contents.Keywords: anemia, nutritional supplements, haemoglobin (HB)
KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN RUMAH TANGGA DI INDONESIA MENURUT SUSENAS 1993 Iman Sumarno; Syafrudin Syafrudin; Syarifudin Latinulu; Basuki Budiman
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 18 (1995)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2224.

Abstract

Telah dilakukan studi untuk mempelajari konsumsi energi dan protein rumahtangga di Indonesia. Data yang digunakan adalah data belanja makanan (termasuk produksi sendiri, membeli, atau diberi) dari SUSENAS 1993 yang dikumpulkan Biro Pusat Statistik. Penghitungan konsumsi dilakukan dengan mengkonversi bahan makanan yang namanya jelas tertulis dan dapat diketahui beratnya kedalam energi protein dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi, tahun 1972. Bahan makanan lain (yang namanya tidak tercantum) pada masing-masing kelompok bahan makanan dihitung nilai gizinya berdasarkan perbandingan harganya terhadap total bahan makanan kelompoknya dikalikan dengan nilai energi dan protein total bahan makanan yang diketahui beratnya pada kelompok yang bersangkutan. Untuk makanan jadi nilai energi dan protein dihitung berdasarkan perbandingan harganya terhadap total harga bahan makanan yang dimasak rumahtangga yang bersangkutan dikurangi faktor koreksi 0.4. Konsumsi energi dan protein disajikan dalam bentuk perkapita dan per-Unit Konsumsi Kalori dan Unit Konsumsi Protein (per laki-laki dewasa). Hasil menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi perkapita pada tingkat nasional mendekati kebutuhan yang dianjurkan. Tetapi dalam per Unit Konsumsi Kalori sudah melampaui kebutuhan 2380 kilo kalori. Namun masih ada 4 provinsi dengan rata-rata konsumsi energi masih di bawah 2380 kilo kalori. Rata-rata di tingkat provinsi konsumsi energi rumahtangga di pedesaan lebih tinggi dari perkotaan. Pada tingkat nasional rata-rata konsumsi protein sudah mencapai kebutuhan. Berbeda dengan konsumsi energi rata-rata konsumsi protein rumahtangga di perkotaan relatif lebih tinggi dari rumahtangga pedesaan. Namun hasil ini perlu diinterpretasikan secara hati-hati.
METODE KUALITATIF UNTUK PEMANTAUAN KONSUMSI PANGAN DALAM PWSPG Sri Prihatini; Basuki Budiman; Edwi Saraswati; Syafrudin Syafrudin
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 18 (1995)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2226.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu metode kualitatif yang dapat menggambarkan perubahan konsumsi pangan secara kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap 100 rumah tangga miskin di dua desa miskin kecamatan Karang Gede Kabupaten Boyolali. Data yang dikumpulkan meliputi data konsumsi pangan dan sosial ekonomi pada dua musim yaitu musim panen dan musim paceklik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kuantitatif ada perbedaan bermakna konsumsi energi dan protein per orang per hari. Jenis-jenis bahan makanan yang mengalami perubahan kuantitas konsumsinya dan bermakna perbedaannya adalah beras, tempe, sayuran daun dan sayuran buah muda. Sedangkan secara kualitatif, hanya beras dan tempe yang menunjukkan perbedaan bermakna frekuensi konsumsinya. Analisis hubungan antara perubahan konsumsi secara kuantitatif dengan kualitatif hanya terlihat pada beras (r = + 0,4) untuk perubahan konsumsi energi dan r = 0,57 untuk perubahan konsumsi protein, kemudian tempe (r = + 0,53) untuk perubahan konsumsi protein.