Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Increasing Young Entrepreneurs Through the WMP DISPORA Program: Peningkatan Wirausaha Muda Melalui Program WMP DISPORA Chotijah Fanaqi; haryadi mujianto; Falahudin Falahudin; Gita Anggraeni Permana; Neneng Lisna Rahayu Sidiq
Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): September
Publisher : Penerbit Goodwood

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35912/yumary.v4i1.2380

Abstract

The aim of this service activity is to encourage economic growth in the Garut Regency community through young entrepreneurs in the fields of finance, education and training. The method used is the mentoring method. The Youth and Sports Service (Dispora) carries out entrepreneurial assistance activities by opening the Young Youth Entrepreneurship (WMP) program. Beginner Young Entrepreneurs (WMP) is a form of appreciation from the government to young people who are active in the business world, and have shown results and have the potential to develop. This WMP program provides opportunities for young entrepreneurs who have been running a business for at least three months who pass the business plan criteria and selection to receive assistance in the form of capital, education and soft skills training. Capital assistance can be in the form of money or goods, while to increase entrepreneurial knowledge capacity, one way is by holding soft skills training and WMP comparative studies. The result of this service activity is strengthening education and capital skills for young business actors in Garut Regency which encourages community economic growth through the WMP program. This WMP program contributes to the creation of new jobs, increases economic growth and is one component in supporting a healthy business environment and encouraging the vision of the Garut Regency government 2019-2024.
Strategi Komunikasi Pencegahan Trafficking Berbasis Komunitas di Kabupaten Garut Haryadi Mujianto; Chotijah Fanaqi; Leadya Raturahmi
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Spektrum Komunikasi
Publisher : LPPM Stikosa - AWS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37826/spektrum.v9i2.112

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Strategi Komunikasi pencegahan trafficking yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Garut dengan merangkul komunitas masyarakat di Kabupaten Garut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi untuk pengumpulan data agar mendapatkan data yang objektif. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya partisipasi komunitas masyarakat lokal dalam upaya pencegahan trafficking turut membantu pemerintah menurunkan angka tindak trafficking yang semakin tinggi. Fungsi organisasi dalam KPI (Koalisi Perempuan Indonesia) dan FKPM (Forum Komunikasi Polisi Masyarakat) di Kabupaten Garut berjalan cukup efektif dalam Pada fungsi informasi, KPI dan FKPM menjadi mitra dinas Sosial dalam menSosialisasikan tindak trafficking pada masyarakat. Pada fungsi regulatif, KPI dan FKPM turut memberikan edukasi berupa Sosialisasi UU berkenaan dengan hukuman yang bisa dipidanakan kepada pelaku trafficking. Pada fungsi persuasif dan integratif, KPI dan FKPM selaku mitra dinsos mengajak dan membuka diri pada masyarakat untuk tidak segan melaporkan kasus yang berkenaan dengan tindak trafficking di lingkungannya masing-masing. Hal ini sebagai upaya untuk memutus mata rantai tindak trafficking yang selama ini tidak disadari oleh masyarakat awam.
Peran Jurnalisme Warga Dalam Mempromosikan Potensi Desa Bojong Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Fanaqi, Chotijah; Nuralam, Wanda Insan; Azriel, Maharaya
Jurnal Media Pengabdian Komunikasi Vol 4, No 1 (2024): Jurnal Media Pengabdian Komunikasi
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/medikom.v4i1.284

Abstract

Abstract The ease of internet access for the public has not been accompanied by the ability to use it constructively. Citizen journalism programs can be a means of using the internet, especially through social media, to encourage village potential. The existence of the Internet has stimulated renewed interest in the practice of citizen journalism. This service activity provides material and practice of citizen journalism in Bojong Village, Bungbulang District, Garut Regency which utilizes blogs and social media to promote village potential. The aim of this service is to present a model for using social media as a citizen journalism practice to promote village potential. The service method uses several approaches including lectures, questions and answers, discussions, and writing practice. The results of the service show that the citizen journalism program is in line with efforts to promote village potential, especially in the fields of culture, arts and the environment. Citizen journalists use the term "Story of Change" as an indicator of their efforts to empower the community, especially young people who have a high interest in using their social media. These changes are driven by public opinion created through three branches of publishing strategy, namely to inform, to promote, and to advocate. Change will be created through the involvement of the government, the private sector and the wider community, both through official government policies and through support from public funds (crowdfunding). The conclusion of this service is that community empowerment occurs both individually and socially. Individually, students who gain citizen journalism skills feel more confident in exploring their ideas and knowledge. Meanwhile, socially, the ability to write becomes a tool for mobilizing community power in an effort to create public opinion in the media.   Keywords: Citizen journalism; media; village potential; social; social media.  AbstrakKemudahan akses internet bagi masyarakat belum dibarengi dengan kemampuan memanfaatkannya secara konstruktif. Program jurnalisme warga dapat menjadi sarana pemanfaatan internet, khususnya melalui media sosial, untuk mendorong potensi desa. Keberadaan Internet telah merangsang minat baru terhadap praktik jurnalisme warga. Kegiatan Pengabdian ini memberikan Materi dan praktik jurnalisme warga di Desa Bojong Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut yang memanfaatkan blog dan media sosial untuk mempromosikan potensi desa. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk menyajikan model penggunaan media sosial sebagai praktik jurnalisme warga untuk mempromosikan potensi desa. Metode pengabdian menggunakan beberapa pendekatan diantaranya ceramah, tanyajawab, diskusi, dan praktik membuat tulisan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa program jurnalisme warga sejalan dengan upaya-upaya dalam mempromosikan potensi desa, khususnya di bidang budaya, seni, dan lingkungan. Jurnalis warga menggunakan istilah “Story of Change” sebagai indikator upaya mereka memberdayakan masyarakat, khususnya anak-anak muda yang memiliki minat yang tinggi terhadap pemanfaatan media sosial yang mereka miliki. Perubahan-perubahan ini didorong oleh opini publik yang diciptakan melalui tiga cabang strategi penerbitan, yaitu to inform, to promote, dan to advocate. Perubahan akan tercipta melalui keterlibatan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas, baik melalui kebijakan resmi pemerintah maupun melalui dukungan dana masyarakat (crowdfunding). Kesimpulan pengabdian ini adalah pemberdayaan masyarakat terjadi baik secara individu maupun sosial. Secara individu, pelajar yang mendapatkan keterampilan jurnalisme warga merasa lebih percaya diri dalam menggali ide dan pengetahuannya. Sementara secara sosial, kemampuan dalam menulis menjadi alat mobilisasi kekuatan masyarakat dalam upaya menciptakan opini publik di media.  Kata-kata kunci:  Jurnalisme warga; media; potensi desa; sosial; media sosial.
Polemik Penayangan Film Joker dalam Perspektif Kompas.com Fanaqi, Chotijah; Nurjihan, Anne; Artamevia, Shantia
Jurnal Dakwah Vol. 20 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.JD202197

Abstract

Film Joker mengangkat kehidupan tokoh penjahat paling terkenal di dunia. Film ini sudah banyak menimbulkan banyak kontroversi bahkan sebelum pemutaran perdananya karena diklaim mempromosikan kekerasan. Kompas.com adalah salah satu pionir media online di Indonesia yang ikut memberitakan mengenai kontroversi atau polemik penayang film Joker ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi pemberitaan yang dilakukan Kompas.com dalam membingkai polemik penayangan film joker periode 29 Agustus sampai 08 Oktober 2019.Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dikarenakan peneliti ingin menganalisa fenomena media dalam mengkonstruksikan suatu kasus atau realita yang menjadi berita. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis teks media dengan metode analisis framing menggunakan pendekatan model framing Robert N. EntmanAdapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam define problem, ada tiga berita mengenai polemik penayangan film Joker yang dipublikasikan oleh Kompas.com periode 29 Agustus – 08 Oktober 2019. Ketiga berita tersebut mengandung unsur polemik atau pro dan kontra terhadap penayangan film Joker. Pada diagnose causes; banyak orang yang menganggap bahwa tayangan Film Joker. Joker menginspirasi orang dalam melakukan kekerasan. Pada make moral judgment, Kompas.com dalam pemberitaannya berusaha menyampaikan bahwa film Joker ini layak tayang, namun yang perlu digaris bawahi adalah film ini tidak untuk semua kalangan, melainkan hanya untuk dewasa. Pada treatment recommendation, Kompas.com berusaha menyampaikan bahwa film Joker tidak sepenuhnya mempromosikan tentang kekerasan atau memprovokasi seseorang untuk melakukan kejahatan. Film ini juga berusaha menyampaikan pesan bahwa setiap orang bisa saja menjadi jahat atau melakukan tindak kejahatan jika dirinya mengalami tekanan.
Tiktok Sebagai Media Kreativitas di Masa Pandemi Covid-19 Fanaqi, Chotijah
Jurnal Dakwah Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.22.1.21.4

Abstract

This study aims to see and interpret how Tik Tok is used as a medium to support creativity by its users during the pandemic of Covid-19. This research method is qualitative with an interpretive approach. This research was carried out during the pandemic of Covid-19, during November 2020, with data collection techniques through interview techniques, literature searches, and interpretation of data. Interviews were conducted with 14 TikTok application users using several methods, including face-to-face (with health protocols), Video Call, and WhatsApp Chat, on Tik Tok application users in the period November 2020. The results showed that the use of Tik Tok during the pandemic of Covid-19 is sufficient to support the creativity of its users. The indicators of creativity as stated by Guilford (2008) which include fluency in thinking, flexibility in thinking, and developing ideas are almost all felt by the participants as users of the Tik Tok account interviewed by the researcher. This is because users feel the use of the Tik Tok application is quite effective during the pandemic of Covid-19, where most of their daily activities are carried out at home, as an effort to avoid crowds and direct contact with other people as an effort to prevent the transmission of Covid-19. In addition to supporting creativity, the use of the Tik Tok application also has several other benefits including entertainment medium, interaction medium, promotional medium, medium of information sharing, and medium that can increase immunity. Keywords: Tik Tok, Medium of Creativity, Pandemic of Covid-19 Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menginterpretasikan bagaimana Tik Tok digunakan sebagai media penunjang kreativitas oleh para penggunanya di masa pandemi Covid-19.  Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan Interpretatif. Penelitian ini dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19, yakni selama bulan November 2020, dengan teknik pengumpul data melalui teknik wawancara, penelusuran pustaka, serta interpretasi terhadap data. Wawancara dilakukan terhadap 14 pengguna aplikasi TikTok dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya tatap muka (dengan protokol kesehatan), Video Call, dan Chat WhatsApp, pada pengguna aplikasi Tik Tok pada rentang waktu bulan November 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan Tik Tok di masa pandemi Covid-19 cukup menunjang kreativitas para penggunanya. Indikator kreativitas sebagaimana dikemukakan oleh Gulford (2008) yang meliputi kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, dan mengembangkan gagasan hampir semua dirasakan oleh para partisipan selaku pengguna akun Tik Tok yang diwawancarai oleh peneliti. Hal ini karenakan para pengguna merasakan pemanfaatan aplikasi Tik Tok cukup efektif di masa pandemi Covid-19 yang sebagian besar aktivitas sehari-hari banyak dilakukan di rumah, sebagai upaya menghindari kerumunan dan kontak langsung dengan orang lain sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Selain menunjang kreativitas, penggunaan aplikasi Tik Tok juga   memiliki beberapa manfaat lain diantaranya seperti media hiburan, media interaksi, media promosi, media berbagi informasi, dan media yang bisa meningkatkan imun. Kata Kunci: Tik Tok, Media Kreativitas, Pandemi Covid-19
The Identity of Garut Transgenders in Social Media Raturahmi, Leadya; Dinda Putri, Nadya; Fanaqi, Chotijah; Yatnosaputro, Rosanti U. D. S.
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 20 No. 2 (2023)
Publisher : Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jik.v20i2.5586

Abstract

The background of this research is the use of social media by transgenders in the Garut Regency, although the transgender issue is contradictory to Indonesian values. This qualitative research uses rational choice theory to analyze social media usage as an identity for transgenders in the Garut Regency. The data are collected through in-depth interviews, observation, and literature study. The results show that transgenders use social media as an associative interaction. It shows their identity by 'behaving gender' and expressing the 'sense of we' as Sundanese women.
The Komunikasi Budaya dalam Pendampingan Penyintas Kekerasan Seksual terhadap Perempuan : (Studi Kasus Peran Pendamping Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah Jawa-Barat) Fanaqi, Chotijah; Islami, Fajriatun Nisa
Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies Vol. 2 No. 2 (2023): Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies
Publisher : Kongregasi Hati Kudus Yesus (RSCJ) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59029/int.v2i2.23

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi peran Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) dalam mendampingi korban kekerasan seksual di wilayah Jawa Barat, dengan penekanan pada komunikasi budaya. Metode penelitian kualitatif, termasuk wawancara, digunakan untuk menggali peran pendamping KPI yang melibatkan aspek hukum, psikologis, dan emosional, dihadapi dengan tantangan internal dan eksternal. Kesimpulan menegaskan keberhasilan pendampingan, termasuk upaya bersuara dan pemulihan korban, sementara harapan besar terletak pada disahkannya Rancangan Undang-Undang Perlindungan Korban Kekerasan Seksual (RUU PKS) sebagai langkah konkret. Empat kata kunci: pendampingan, komunikasi budaya, kekerasan seksual, RUU PKS.
Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Postingan Mural Banksy pada Media Sosial Instagram Moch Ilham Almahli; Chotijah Fanaqi; Heri Hendrawan
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol. 6 No. 12 (2024): RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal 
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/reslaj.v6i12.4921

Abstract

Criticism and freedom of speech that builds important information for society can now take a visual form such as mural art. One of the famous mural artists who dares to convey information by using meaning signs and messages such as criticism in his mural artwork is Banksy. One of his famous murals raises the issue of natural destruction. This research uses Charles Sanders Peirce's Semiotics Theory which is famous for its triadic model analysis, namely the representamen, object, and interpretant. And using data collection techniques in the form of observation and interviews. The result of the research shows that the meaning and message contained in Banksy's mural contains information from colors, images, and shapes in detail about how he can convey messages about criticism of the government and people who do not care about environmental sustainability. And also so that people can pay more attention to environmental sustainability so that there is no damage to nature due to human actions themselves.
Peningkatan Kapasitas Komunikasi Kader dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting di Kecamatan Bayongbong Kurniawan, Achmad Wildan; Latifah, Hanny; Fanaqi, Chotijah; Margani, Aan
Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2024): Maret
Publisher : Penerbit Goodwood

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35912/yumary.v4i3.2699

Abstract

Purpose: This community service activity aims to reduce the stunting rate in Bayongbong District by increasing cadres' communication skills in providing information about health to the community because cadres play an important role in socializing health programs to the community. Methodology: The activity methods used include: 1) the preparation stage, namely approaching the target audience, which begins with carrying out observations first, obtaining permission from the relevant agencies, and providing initial motivation to cadres who take part in service activities; and 2) the program implementation stage, which includes lectures, case studies, discussions, and the final evaluation stage. Results: The results of this service showed positive results by achieving knowledge and understanding of cadres related to the application of effective communication in conveying good information to the public. Cadres as participants in this activity expressed their readiness to convey health information to the public through effective communication strategies. Limitations: Health workers and related agencies need to play a role in socializing health programs to increase the credibility of the information conveyed to the public. Therefore, collaborative efforts are needed among government institutions, community leaders, and cadres. Contributions: This community service increases the communication capacity of cadres to inform the community about health programs.
Strategi Penyiaran Radio Intan dalam Upaya Rebranding di Era Konvergensi Media Permana, Febri Triansyah; Fanaqi, Chotijah; Raturahmi, Leadya
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 2 (2025): Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v9i2.19128

Abstract

Radio Intan merupakan salah satu stasiun radio yang melakukan upaya rebranding di era konvergensi media. Namun, mereka menghadapi kendala karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perubahan menjadi lembaga penyiaran publik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi manajemen komunikasi Radio Intan dalam melakukan upaya rebranding di era konvergensi media. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Proses analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa perubahan yang dilakukan oleh Bidang Penyiaran Dinas Komunikasi dan Informatika dalam upaya rebranding, seperti penggunaan website sebagai sistem penyiaran, perubahan tata cara penyiaran, dan penggunaan media sosial. Namun, radio Intan menghadapi masalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya, yang disebabkan oleh keterbatasan anggaran untuk promosi berbayar. Hal ini membuat eksistensi radio Intan berkurang