Claim Missing Document
Check
Articles

Pengolahan Limbah Kulit Pisang Raja (Musa Acuminata) Untuk Mendapatkan Pektin Nadiratun Nabiwa; Nasrul ZA; Rizka Nurlaila; Ishak Ibrahim; Sulhatun Sulhatun; Wiza Ulfa Fibarzi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 3 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i3.12256

Abstract

Kulit pisang raja merupakan limbah organic yang belum banyak di manfaatkan oleh masyarakat dan memiliki kandungan pektin sekitar 1,92% hingga 3,25% dari berat kering. Ekstrasi pektin dari kulit pisang raja harus di lakukan secara efektif dalam memanfaatkan limbah, penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi pektin kulit pisang raja berdasarkan waktu ekstrasi, suhu dan konsentrasi berbeda. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang jadi pembeda dari penelitian sebelumnya adalah bahan baku yang di gunakan berupa kulit pisang raja dengan variasi konsentrasi HCL 0,1N dan HCL 0,15N, waktu ekstrasi 70 menit, 80 menit, dan 90 menit dan suhu ekstrasi 700C, 800C, dan 900C. Pembuatan pektin dilakukan dengan proses ekstrasi refluks yaitu pertama mensupensi bubuk kering kulit pisang raja yang di larutkan ke dalam larutan HCL, kemudian di ekstrasi dengan suhu 700C, 800C, dan 900C. dengan lama waktu ekstrasi 70 menit, 80 menit, dan 90 menit, maka di dapat hasil penelitian yang terbaik pada kosentrasi HCL 0,15, suhu ekstrasi 900C dan waktu ekstrasi 90 menit, yaitu berupa rendemen 31,5%, kadar air 0,7927%, kadar mektosil11,54%, kadar galakturonat 80,25%. Gugus fungsi pektin HCL 0,15N terlihat gugus OH pada area bilangan gugusgelombang 1446,61 cm-1, gugus CH 2.949 cm-1, gugus  CO 1732,08 cm-1, dan gugus aldehid C=O 1244,09 cm-1.
Pengembangan Potensi Ekstrak Daun Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) Sebagai Inhibitor Alami Pada Plat Baja (Steel) Dalam Media Air Laut Rizka Nurlaila; Meriatna Meriatna; Ishak Ishak; Safwan Azlani; Masrullita Masruillita
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Volume 6, No. 2: Maret 2024
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v6i2.11628

Abstract

Korosi merupakan peristiwa ketika logam mengalami oksidasi yang merupakan suatu proses elektrokimia antara logam dengan lingkungannya. Inhibitor merupakan suatu zat kimia yang ditambahkan ke dalam lingkungan yang dapat menghambat laju korosi dengan cara membentuk lapisan tipis pada permukaan logam yang umumnya terdiri dari inhibitor organik dan anorganik. Tanaman karamunting diketahui mengandung senyawa tanin yang dapat berikatan dengan logam yang berfungsi sebagai penghambat korosi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengurangan laju korosi pada plat baja dengan metode perendaman pada air laut dengan penambahan ekstrak daun karamunting sebagai inhibitor alami. Efisiensi terendah didapat melalui perendaman selama 4 hari penambahan ekstrak daun karamunting dengan konsentrasi 50 ppm yaitu sebesar 6,67%. Efisiensi tertinggi didapat melalui perendaman selama 20 hari ditambahkan ekstrak daun karamunting dengan konsetrasi 150 ppm yaitu sebesar 96,74% . Waktu perendaman akan mempengaruhi penyerapan inhibitor oleh logan dimana semakin lama baja yang direndam dalam air laut dan semakin besar jumlah ekstrak daun karamunting yang ditambahkan akan terbentuk lapisan permukaan baja tersebut dan melindungi permukaan baja sehingga mengakibatkan penurunan laju korosi. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan efisiensi penghambatan dengan meningkatnya konsentrasi inhibitor yang terkandung yang disebabkan oleh adsorpsi molekul inhibitor.
PENGARUH VARIABEL SUHU DAN WAKTU PIROLISIS PADA PEMBUATAN ASAP CAIR (Liquid Smoked) DARI LIMBAH PADAT NILAM (Pogostemon Cablin Benth) Chalisna Wildani; Zainuddin Ginting; Meriatna Meriatna; Muhammad Muhammad; Ishak Ibrahim
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 4 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i4.9769

Abstract

Limbah padat nilam adalah limbah yang tidak digunakan dan keberadaannya sangat melimpah. Ketersediaan limbah padat nilam sangat berpotensial untuk diolah menjadi asap cair karena memiliki komponen senyawa organik yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Penelitian ini sudah dilakukan sebelumnya, yang belum adalah penggunaan nilam sebagai bahan baku pembuatan asap cair dengan menggunakan pirolisis yang menghasilkan lebih banyak banyak yield asap cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pirolisis terhadap yield, densitas dan pH asap cair yang dihasilkan. Metode penelitian menggunakan proses pirolisis yang  dilakukan pada suhu 250oC, 300oC, dan 350oC dengan variasi waktu pirolisis 60 menit, 90 menit,  120 menit dan 150 menit. Asap cair diperoleh dari kondensasi asap hasil dekomposisi senyawa organik pada proses pirolisis. Dari penelitian diketahui bahwa yield asap cair cenderung meningkat seiring naiknya suhu dan waktu pirolisis. Yield asap cair tertinggi diperoleh pada suhu pirolisis 350oC dan waktu pirolisis 150 menit sebesar 14,92%. Densitas terbaik diperoleh pada pada suhu 350oC dan waktu 150 sebesar 0,9916 sebesar 0,9916 gr/ml. pH asap cair terbaik diperoleh pada suhu pirolisis 350oC dan waktu pirolisis 150 menit sebesar 3,32. Berdasarkan hasil analisa menggunakan GC-MS diperoleh fenol sebesar 46,14%. 
Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi dalam Proses Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Sukun dengan Pelarut Asam Sitrat Rizka Nurlaila; Agam Muarif; Meriatna Meriatna; Masrullita Masrullita; Ishak Ishak
Journal of Science and Applicative Technology Vol 7 No 2 (2023): Journal of Science and Applicative Technology December Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jsat.v7i2.1105

Abstract

The breadfruit rinds has never been used, even though breadfruit rinds is known contain pectin which has a high economic value. Pectin is a biopolymer compound that functions as a water binder or liquid thickener obtained through the extraction process of fruits waste. The purpose of this research is to utilize the waste of breadfruit rinds into pectin to increase the economic value. This research used reflux extraction method with 7% citric acid as solvent, extraction time used was 170, 175,180, 185, and 190 minutes at 85, 90, and 95°C. The highest research results were obtained at a temperature of 95°C with a long extraction time of 195 minutes, namely yield of 40,762%, water content of 1,92%, methoxyl content of 8.06%, galacturonic content of 81%.
Pembuatan Briket Dari Campuran Limbah Cangkang Kelapa Sawit Dan Serbuk Kayu Gergaji Menggunakan Perekat Sagu Dan Arpus Sebagai Bahan Bakar Alternatif Zulfa, Rahmita; Kurniawan, Eddy; Jalaluddin, Jalaluddin; Bahri, Syamsul; Ibrahim, Ishak
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.13880

Abstract

Biomassa memiliki beberapa kegunaan sebagai sumber energi. Briket biomassa adalah salah satu jenis energi. Berbagai macam bahan mentah, termasuk sampah, tersedia untuk digunakan dalam produksi briket saat ini. Limbah cangkang kelapa sawit dan serbuk gergaji merupakan bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas briket dengan berbagai bahan perekat. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah penggunaan jenis campuran bahan baku berupa cangkang kelapa sawit dan serbuk kayu gergaji dan varisi  perekat yaitu sagu dan arpus sehingga didapatkan briket yang terbaik dengan nilai kalor 6.814 cal/g pada briket dengan perekat arpus. Perekat yang digunakan adalah sagu dan arpus, dan briketnya dicetak dalam berbagai ukuran. Khusus pipa kecil diameter 26 mm, pipa sedang diameter 32 mm, dan pipa besar diameter 42 mm dengan tinggi masing-masing 1 inchi. Kadar air, kadar abu, nilai kalor, dan lama pembakaran semuanya diperiksa dalam penelitian ini. Briket yang dibuat menggunakan lem arpus dalam cetakan pipa kecil memiliki kadar air paling rendah (4,24%), menurut penelitian ini. Pada cetakan pipa kecil, briket yang dibuat menggunakan perekat sagu memiliki kadar abu paling rendah, yaitu 6,16%. Terdapat 4.834 kalori dan 20.239 Joule per gram serbuk gergaji dan cangkang sawit dalam briket perekat sagu. Nilai kalor lem dari Arpus adalah 28.532 (J/g) atau 6.814 (cal/g). Waktu bakar yang paling lama adalah briket dengan perekat arpus pada ukuran briket besar yaitu mencapai 90 menit.
PENGARUH AKTIVATOR KONSENTRASI ASAM SULFAT DAN MASSA SERBUK BIJI PEPAYA TERHADAP KUALITAS BIOSORBEN Pasaribu, Josua; Nurlaila, Rizka; Ibrahim, Ishak; Muhammad, Muhammad; Hakim, Lukman
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.18018

Abstract

Indonesia merupakan salah satu produsen Pepaya terbesar di dunia dengan menduduki sebagai peringkat 5 dengan total produksi sebesar 1.089.578 Ton. Pepaya memiliki manfaat serbaguna, termasuk bijinya. Pepaya memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah bijinya. Kandungan abu sebanyak 15,8 gram yang terdapat dalam biji pepaya dianggap sebagai komponen paling signifikan dalam hal sifat biosorbennya. Maka dari itu biji pepaya digunakan sebagai adsorben dalam menyerap zat pewarna yang mencemari lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan biosorben menggunakan bahan baku alami yang dapat diaktivasi untuk menghasilkan biosorben berkualitas tinggi.. Penelitian ini juga meneliti dampak massa bubuk biji pepaya terhadap biosorben akhir dan pengaruh aktivator konsentrasi asam sulfat terhadap kualitas biosorben akhir, di mana biji pepaya dipisahkan dari daging buah dan dikeringkan selama 24 jam di bawah sinar matahari untuk menghilangkan kadar air. Lalu biji pepaya di furnace dengan suhu pembakaran 500 oC.selama 2 jam. Biji pepaya yang sudah di furnace lalu di ayak menggunakan ayakan 100 mesh. Penelitian ini menggunakan adsorben yang diaktivasi dengan Konsentrasi asam sulfat sebagai aktivator dan massa biji pepaya  bervariasi.. Kapasitas penyerapan maksimum pada adsorpsi terdapat massa 0,5 gram dengan konsentrasi asam sulfat 13% yaitu sebesar 4,9841 mg/g, sedangkan untuk efisiensi adsorpsi maksimum pada adsorpsi pada massa 2 gram dengan konsentrasi asam sulfat 13% yaitu sebesar 99,7189 %.
Pengaruh Penambahan Inhibitor Alami dari Ekstrak Kulit Buah Manggis Terhadap Laju Korosi Baja ST 41 Elviana, Suci; Ibrahim, Ishak; Muarif, Agam; Zulnazri, Zulnazri; Sylvia, Novi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.15200

Abstract

Korosi adalah sebuah proses pengkaratan, korosi sering terjadi pada logam yang mengalami proses penurunan mutu terhadap fungsinya yang disebabkan karena lingkungan yang korosif baik itu berupa udara, air maupun lainnya. Penanganan masalah korosi dapat dilakukan dengan menambahkan inhibitor korosi dari ekstrak kulit buah manggis yang mengandung tanin dan dapat membentuk senyawa komplek dengan besi lll oksida pada permukaan logam. Inhibitor korosi merupakan suatu zat yang jika ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat menurunkan laju korosi terhadap suatu logam. Pengaruh penambahan inhibitor alami dari ekstrak kulit buah manggis terhadap laju korosi pada baja ST 41 dilakukan pada penelitian di Laboratorium dengan menggunakan metode perendaman. Media korosif yang digunakan dalam penelitian adalah HCl 0,5 M yang telah ditambahkan inhibitor. Perendaman dilakukan dalam interval waktu 6 hari, 9 hari, 12 hari dan 15 hari dengan konsentrasi inhibitor 0,12 gr/ml, 0,14 gr/ml, 0,18 gr/ml, 0,24 gr/ml dan 0,36 gr/ml. Laju korosi dihitung dengan menggunakan metode weight loss, hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan terjadinya korosi sumuran dipermukaan logam, Besarnya laju korosi dinyatakan sebagai besarnya kehilangan berat benda uji per satuan luas permukaan per satuan waktu perendaman. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa laju korosi pada baja karbon rendah dalam lingkungan asam klorida menurun secara signifikan seiring meningkatnya konsentrasi inhibitor dan lamanya waktu perendaman. Penurunan ini terjadi karena adanya pembentukan lapisan pasif protektif pada permukaan plat baja, sehingga melindungi plat baja dari serangan korosi. Laju korosi terendah dan efisiensi inhibisi tertinggi diperoleh pada perendaman 15 hari dengan konsentrasi 0,36 gr/ml yaitu 19,713 mpy dan 57,22%.
Pemanfaatan Daun Jamblang Sebagai Bahan Pembuatan Handsinitizer Dalam Bentuk Cair Zurrahmi, Zurrahmi; Ibrahim, Ishak; Dewi, Rozanna; Jalaluddin, Jalaluddin; Sulhatun, Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 5 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - October 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i5.16619

Abstract

Syzygium cumini L yaitu nama pohon dan buah dari keluarga jambu yang diketahui di berbagai daerah yang meiliki sebutan berbeda: duwet di Jawa Timur, jembolan di Jawa Barat, jambe kleng di Aceh, dan javaplum di Amerika. Selain memiliki nilai gizi, S. cumini L juga memiliki manfaat sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri. Hand sanitizer biasanya mengandung alkohol dengan konsentrasi 65-95%, yang dapat menyebabkan iritasi kulit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk pengembangan sanitizer dengan jumlah alkohol antara 60% hingga 80%, dengan tambahan triklosan dan ekstrak daun jamblang. Kandungan daun jamblang meliputi flavonoid, alkaloid, steroid, tanin, dan saponin yang memiliki kemampuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk merumuskan dan menguji efektivitas antiseptik tangan yang dibuat dari daun jamblang (Syzygium cumini L), menggunakan empat variasi konsentrasi etanol (60%, 70%, 75%, dan 80%) serta lima durasi perebusan (30, 45, 60, 75, 90 menit).Dimana Penelitian ini sudah dilakukan sebelumnya oleh (Bahri, Syamsul dkk, 2021) dengan judul Formulasi Sediaan Gel Minyak Atsiri Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth) Sebagai Antiseptik Tangan (Hand Sanitizer), yang belum dilakukan adalah membuat sanitizer dalam bentuk cair. Pengujian dilakukan terhadap keempat formulasi meliputi pengujian pH, organoleptik, kemampuan penyebaran, dan efek antibakteri. Komposisi sanitizer yang natural dan  diperoleh pada formula dengan konsentrasi etanol 80% (U2) dengan waktu perebusan 30 menit (mengandung 40 ml filtrat daun jamblang, 10 ml etanol, 10 ml gliserin, dan 10 ml aloe vera). Formulasi ini efektif menghambat Staphylococcus aureus tumbuh dengan diameter zona hambat sebesar 16,8 mm, menunjukkan hasil yang homogen, memiliki pH 5,4 yang mendekati pH kulit, dan daya sebar sekitar 5 cm sampai 8 cm, menunjukkan konsistensi semisolid yang nyaman digunakan.
PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DAN MASSA INHIBITOR EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI TERHADAP LAJU KOROSI BAJA LEMAH DALAM LARUTAN NaCl 4% Zulkifli, Zulkifli; Kurniawan, Eddy; Ibrahim, Ishak; Jalaluddin, Jalaluddin; Meriatna, Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 5 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - October 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i5.14239

Abstract

Logam seperti besi dan paduannya masif digunakan sekarang ini. Kekurangannya terletak pada pengkaratan yang dapat dialami sehingga menjadikan besi rusak. Langkah memperlambat pengkaratan dengan ditambah inhibitor. Inhibitor alami cukup efektif serta baik bagi lingkungan sekitar. Tanin adalah zat yang penghambat karat, bahan alternatif dengan kandungan tannin tinggi ialah daun jambu biji. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh serta persentase efisiensi korosi dari ekstrak daun jambu biji. Tahap awal dilakukan dengan memotong baja sesuai dengan ukuran, lalu serbuk daun jambu biji dihitung beratnya dan ditambah heksana, kemudian direndam 48 jam setelah itu dipanasi dan disaring. Larutannya dipanasi kembali hingga kental. Dimasukkan baja ke ekstrak daun jambu biji dengan massa 4, 6 dan 8 dimaksudkan agar baja terlapisi permukaannya selama 3 hari terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke larutan NaCl 4% dengan lama waktu 3, 6, 9, 12 dan 15 hari. Lalu dihitung berat akhirnya. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah dengan memanfaatkan ekstrak dari daun jambu biji menjadi inhibitor untuk menghambat terjadinya korosi baja. Laju korosi (karat) dan efisiensi dihitung dengan metode gravimetric. Penelitian ini memberitahukan jika ekstrak daun jambu biji dengan massa 4 bisa menggeser laju korosi pada baja pada larutan NaCl 4% dan efisiensi inhibisi sebesar 3,102%.
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L.) PLAT BAJA ST 41 SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA MEDIA AIR LAUT Luvia, Indal; Ibrahim, Ishak; Jalaluddin, Jalaluddin; Kurniawan, Eddy; Faisal, Faisal
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 5 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - October 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i5.15855

Abstract

Korosi adalah proses di mana material mengalami kerusakan yang menyebabkan penurunan kualitas logam tersebut. Dalam penelitian ini, bubuk daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dicampur dengan etanol 70% selama 24 jam untuk diekstrak, menghasilkan filtrat. Penelitian ini menggunakan plat baja ST 41 dengan ukuran 4x4x0,3 cm, dengan variasi konsentrasi 5, 7, 9, 11, dan 13 gr/ml, serta variasi waktu perendaman 8, 11, 11, dan 17 hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas ekstrak daun belimbing wuluh sebagai inhibitor laju korosi pada plat baja ST 41, serta untuk memahami pengaruh variasi waktu perendaman dan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh terhadap laju korosi. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, penelitian sebelumnya telah fokus pada pengaruh konsentrasi inhibitor terhadap laju korosi plat baja ST 41. Namun, masih ada beberapa variabel lain yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. Seperti, waktu perendaman terhadap laju korosi juga dapat dieksplorasi.  Metode penelitian menggunakan metode ekstraksi maserasi. Pada sampel ini, dilakukan analisis tannin yang ditandai dengan perubahan warna setelah penambahan FeCl 5%, dan adanya gumpalan setelah penambahan gelatin 1%. Hasil analisis menunjukkan kehilangan massa tertinggi pada perendaman selama 17 hari adalah 0,24 gr, sedangkan yang terendah adalah 0,07 gr. Semakin banyak inhibitor yang digunakan, semakin rendah laju korosi yang terjadi. Efisiensi inhibisi tertinggi terjadi pada perendaman 17 hari dengan nilai 71,6%. Melalui analisis SEM, ditemukan bahwa semakin besar perbesaran gambar, semakin terlihat perubahan bentuk yang signifikan dari permukaan yang awalnya kasar hingga yang sudah mulai rusak akibat korosi. Namun, semakin tinggi perbesaran, gambar yang dihasilkan menjadi semakin jelas.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Agam Muarif Alfathan Anshori Amanda Fitria Rahmadani Nasution Amri Aji Ananda Monarita Anisyah Padang Annisa Ramadina Azhari - Muhammad Syam Azhari Azhari Azhari Muhammad Chairina Chairina Chalisna Wildani Cut Sisin Mehita Dahliana Abdullah Darmadi - Darmadi Eddy Kurniawan Eka Intan Kumala Putri Elviana, Suci Faisal Faisal Fitra Rahmatika Fitriyani Sirait Hasibuan, Khalil Gibran humairah, syarifah siti Ida Riski Indah Aprilla Iqbal Kamar Iqbal Kamar Israwati Israwati Israwati Israwati Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Kamar, Iqbal Khalsiah Khalsiah Lailatul Munouwarah Lukman Hakim Luvia, Indal M Anjes Laudi M syarief Hidayatullah Mahaziva Putri Maghfirah Tambunan Masrullita Masrullita Meriatna Meriatna Mira Aulia Muazzinah Muazzinah Muhammad - Muhammad Muhammad Akbar Riza Muhammad Ilyas Muhammad Muhammad Muhammad Rifaldi Muhammad, Muhammad Nadia Prisca Putri Nadiratun Nabiwa Nani Lidia Nasrul ZA Nilva Mutia Novi Sylvia Nurdina Hayati Nurfarida - Nurfarida Nurlaila, Rizka Nurmalita Nurmalita Nurul Safriani Pasaribu, Josua Purwoko, Agus Rahmat Rizky Raudhatul Ulfa Rauzatul Jannah Z Rauzatun Jannah Retno Atika Putri Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Nurlaila Rosmayuni Rosmayuni Rozanna Dewi Safwan Azlani Saiful Akmal Saiful Akmal Saragih, Tamara Habibi Sri Rahayu Retnowulan Suci Wulandari Sulhatun Sulhatun Suryati Suryati Susi Yanti Syamsul Bahri Syamsul Bahri Syamsul Bahri Taufiq Taufiq Ulfa, Raudhatul Wiza Ulfa Fibarzi Wiza Ulfa Fibarzi Yopi Aji Akbar Zainuddin Ginting Zulfa, Rahmita Zulnazri, Z Zurrahmi, Zurrahmi