Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK PEMAKAIAN VARIASI BAHASA KEN (CANT) OLEH PARA PENGEMIS DI LINGKUNGAN LAMPU MERAH KOTA SERANG, PROVINSI BANTEN Arip Senjaya; Ilmi Solihat; Erwin Salpa Riansi
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1868.441 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v3i2.5224

Abstract

Dalam kehidupan masyarakat yang semakin berkembang, bahasa digunakan untuk pelbagai kebutuhan dan kepentingan. Hal itu terjadi karena adanya perbedaan status sosial dalam masyarakat dan situasi berbahasa. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhatian khusus terhadap dimensi kemasyarakatan bahasa. Dalam  ilmu  sosiolinguistik, keanekaragaman pemakaian bahasa disebut sebagai variasi bahasa. salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya variasi bahasa adalah pemilihan terhadap salah satu ragam bahasa yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan penutur atau penulis akan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi. Sekait  dengan  uraian  tersebut,  ken  (chant)  merupakan  salah  satu  variasi bahasa yang memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan tersebut terlihat pada tuturan yang  diungkapkan   dalam   situasi   tertentu   dan   hanya   dipakai   oleh   kelompok masyarakat sosial-ekonomi rendah. ken (chant) adalah wujud ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat-buat supaya lebih menimbulkan kesan “memelas” atau supaya “dikasihani”.penelitian ini akan mengkaji penggunaan bahasa ken oleh pengemis di lingkungan Lampu Merah Kota Serang. Para pengemis memiliki tuturan dan gaya yang khas ketika meminta- minta. Hasil penelitian ini; tuturan pengemis di lingkungan Lampu Merah Kota Serang Provinsi Banten ditemukan kosakata yang dapat dikategorikan sebagai ciri variasi ken, yaitu sebanyak 15 buah. Dalam tuturan pengemis di lingkungan Lampu Merah Kota Serang, Provinsi Banten  ditemukan pula kalimat yang dapat dikategorikan sebagai kalimat fitur ken.
MAKNA DAN FUNGSI PATUNG-PATUNG DI BUNDARAN CITRA RAYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN (KAJIAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE) Ilmi Solihat
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.395 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v2i2.2712

Abstract

The statue is the work of three dimensional objects humans recognized specifically of art. Because, the statue has the length, width and height (volume)and can be enjoyed from all directions. The purpose of the creation  is to produce works of art that can last as long time. The basic materials used in any shape such as the human form, animals and plants or other forms of modification results. Citra Raya located in Cikupa Tangerang Regency has the slogan “the town tastefully”, Large-sized statues of gates wellcome to spread Citra Raya. Citra Raya has four concept road roundabout (looped). At the first roundabout, there is a statue of person dancing ballet with the fountain underneath, at the second roundabout there is a statue of three women who are sitting together. At the third roundabout there is a sculpture of family with a cat and a dog, at the roundabout fourth there are two women; one of which was holding durian. Citra Raya statues scattered across the roundabout 4 certanly has meaning ang function. With it, researchers examine on the meaning and function statues in Citra Raya Tangerang Banten by using the theory Semiotics of Peirce. This research method using qualitative method description. Data obtained by means of the observation object sculptures in Citra Raya, ably, and documentation. Interview done to informants who are deemed to know te ins and outs of roundabout statue in Citra Raya.
KONFLIK, KRITIK SOSIAL, DAN PESAN MORAL DALAM NASKAH DRAMA CERMIN KARYA NANO RIANTIARNO (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA) Ilmi Solihat
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.084 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v2i1.1554

Abstract

Pembentukan moral siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran sastra. Fungsi sastra sebagai sarana pendidikan moral siswa ini didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra. Dalam proses pembelajarannya, siswa membaca karya sastra seperti puisi, novel, dan drama. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi unsur intrinsik dan ekstrinsik, dan merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam karya dengan kehidupan sehari-hari. Drama sebagai salah satu bahan pembelajaran sastra bagi siswa, mengandung konflik kehidupan yang kompleks. Kekompleksannya meliputi konflik internal dan eksternal. Pada saat siswa membaca naskah drama, ia akan terlibat dalam konflik, klimaks, dan pemecahan konflik yang sedang dialami para tokohnya. Umumnya, dalam drama terdapat katarsis pada bagian akhir cerita. Hal ini biasanya memberikan sentuhan-sentuhan kejiwaan yang kuat yang dapat mempengaruhi emosi dan jiwa pembacanya. Berdasarkan pertimbangan fungsi sarana pendidikan moral dan kesulitan pemahaman itulah, karya sastra yang dipilih untuk diteliti adalah drama. Adapun unsur yang dikaji pada penelitian ini adalah konflik, kritik sosial, dan pesan moral. Konflik merupakan penggerak utama suatu cerita dalam drama. Di dalam konflik inilah terkandung kritik sosial, pesan moral, serta hal-hal lain. Pemokusan pada kritik sosial karena pertimbangan kehadiran karya sastra sebagai bentuk rekaman atau peristiwa di masyarakat. Dengan membaca karya sastra, sebenarnya juga melihat cerminan keadaan masyarakat secara tidak langsung, pemokusan pada pesan moral karena merupakan motif atau dorongan awal setiap pengarang untuk berkarya ketika melihat ketimpangan-ketimpangan yang hadir di lingkungannya dan menyampaikan pesan-pesan moral di dalam karyanya, Pemilihan naskah drama Cermin karya Nano Riantiarno ini didasarkan pada pertimbangan bahwa karya-karya Nano Riantirano banyak yang berisi kritik sosial dan menyoroti masalah moral. Naskah drama tersebut tampak kuat mengungkapkan kritik sosial yang terjadi. Berdasarkan uraian di atas, judul penelitian yang dipilih adalah Konflik, Kritik Sosial, dan Pesan Moral dalam Naskah Drama Cermin Karya Nano Riantiarno (Kajian Sosiologi Sastra).
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN QUANTUM TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS FABEL SISWA KELAS VII MTSN 1 SERANG TAHUN AJARAN 2017/2018 Ilmi Solihat; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.548 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v3i1.3743

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis teks fable dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan Quantum. Penelitian ini adalah penelitian ekspearimen murni dengan desain penelitian control group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini yakni seluruh siswa kelas VII MTsN 1 Serang Tahun Ajaran 2017/2018 pada semester II (genap) sejumlah 288 siswa, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, dan sampel penelitian yaitu kelas VII F sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan VII E sebagai kelas eksperimen menggunakan model Quantum. Berdasarkan teknik analisis data menggunakan uji-t dua pihak dengan taraf signifikansi (Q =0,05). Hasil pengujian hipotesis data kelas yang menggunakan model pembelajaran Quantum menunjukkan –ttabel < thitung > ttabel = –2,002 < 7,403 > 2,002, Ha diterima. Hasil pengujian hipotesis data kelas yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle –ttabel < thitung > ttabel = –2,002 < 4,963 > 2,002, Ha diterima. Hasil pengujian hipotesis data posttest kelas yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan Quantum menunjukkan –ttabel < thitung > ttabel = –2,002 < 2,564 > 2,002, Ha diterima artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran Learning Cycle dan Quantum terhadap keterampilan menulis teks fabel pada siswa kelas VII MTsN 1 Serang. Kemudian, berdasarkan hasil posttest kelas yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan Quantum yaitu 75,43 < 80,03 yang terpaut sebesar 4,6 poin. Dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran menulis teks fabel yang menggunakan model pembelajaran Quantum lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT MATA KULIAH APRESIASI & KAJIAN DRAMA INDONESIA UPAYA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MASA PANDEMI COVID-19 Farid Ibnu Wahid; Ilmi Solihat
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jmbsi.v6i2.13092

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development), yaitu pengembangan bahan ajar berbasis teknologi informasi pada mata kuliah Struktur Apresiasi Drama Indonesia di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan materi pembelajaran berbasis TIK mata kuliah Apresiasi dan Drama Indonesia untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Indonesia FKIP UNTIRTA pada masa pandemi Covid-19. Fokus penelitian adalah mengembangkan materi dengan menggunakan TIK yaitu berupa video pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan Borg and Gall yang telah dibuat enam tahap; potensi dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, revisi produk, dan uji coba produk (uji coba terbatas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahan Ajar Berbasis TIK menurut Ahli Media menyatakan 79% (Cukup), Ahli Materi 87,13% (Sangat Layak), dan Ahli Bahasa 76% (Layak), dengan rata-rata 80,71% (Layak).
LITERASI CERITA ANAK DALAM KELUARGA BERPERAN SEBAGAI PEMBELAJARAN PEMBENTUK KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR Ilmi Solihat; Erwin Salpa Riansi
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 4, No 2 (2018): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.833 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v4i2.3869

Abstract

Abstrak. Anak pertama kali akan memeroleh penguasaan dan pemahaman terkait pengetahuan secara kognitifnya melalui pengalaman pembelajaran di rumah. Sekaitan dengan itu, penerapan karakter secara tidak langsung terjadi di dalamnya. Persoalannya terkadang orang tua terlalu mendominasi seorang anak dengan berbagai kalimat larangan dalam mengajarkan karakter terhadap anaknya. Banyak anggota keluarga di masyarakat yang menyepelekan persoalan sastra. Masyarakat memiliki perspektif bahwa sastra hanya menghadirkan khayalan dan angan-angan semata pada seorang anak. Literasi memang tidak melulu selalu yang bermakna membaca buku, namun membaca atau mendengarkan cerita melalui sastra anak sebagai bagian dari tahap awal seorang anak mendekati sastra dalam menumbuhkan karakter pada seorang anak, khususnya anak usia sekolah dasar. Sementara itu, tantangan teknologi informasi semakin pesat berkembang maju. Sehingga apabila seorang anak tidak dibiasakan dengan literasi yang baik, maka dapat terjebak dalam hegemoni media sosial dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak mencerminkan karakter. Anak akan menjadi pribadi yang asing di lingkungan masyarakatnya bahkan terhadap orang tuanya sendiri. Sementara itu, sastra dapat menghadirkan kebijaksanaan seseorang melalui karakter-karakter tokoh yang dihadirkan di dalamnya. Seorang anak dapat diajak berdiskusi mengenai isi cerita yang ada di dalamnya. Selain itu juga, seorang anak dapat memperoleh pembelajaran sastra secara tidak langsung dan kegiatan literasi menjadi bagian dalam kehidupannya. Dengan demikian adanya keterkaitan literasi cerita anak dalam keluarga berperan penting dalam pembentukan karakter anak usia sekolah dasar.Kata Kunci: Literasi, Cerita Anak, Pembelajaran KarakterAbstract. Children will first acquire mastery and related understanding through home experience. Related to that, the application of indirect characters takes place inside it. The problem with parents is also very different from children. Many family members are underestimated. Society has a perspective that literature presents only delusions and delusions to a child. Literacy is not simply meaning reading a book, but reading or receiving stories through child literature as part of early learning for boys to learn, elementary school children. Meanwhile, information technology is getting ahead. No one can get used to good literacy, can be incorporated into social media and perform activities that do not reflect the character. The child will become a normal person in the community even the parents themselves. Meanwhile, literature can present a person through the characters presented in it. A child can be invited to discuss because of the content of the story in it. In addition, a child can learn directly and literacy activities become part of his life. Thus, there is a significant correlation between literacy of children's stories in families in character building and elementary school time.Keywords: Literacy, child literature,Character building.
KISAH PENAMAAN TEMPAT WISATA DI BANTEN SEBAGAI BAHAN PROMOSI WISATA DIGITAL DAN BAHAN AJAR BIPA (BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING) DI ERA PANDEMI COVID-19 Ade Husnul Mawadah; Ilmi Solihat
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 5, No 1 (2021): JURNAL KREDO VOLUME 5 NO 1 TAHUN 2021
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/kredo.v5i1.6537

Abstract

Pada masa pandemi Covid-19, wisata Banten mengalami penurunan drastis. Diperlukan upaya untuk mempromosikan potensi wisata Banten agar kembali menarik perhatian banyak orang. Promosi wisata secara digital menjadi pilihan yang paling tepat di zaman ini. Banten memiliki tempat wisata dengan berbagai nama menarik, tetapi masih banyak wisatawan yang tidak mengetahui tentang latar belakang nama tempat wisata tersebut, mulai dari asal usul hingga makna setiap namanya. Hal ini disebabkan minimnya dokumentasi cerita sejarah dari setiap nama tempat wisata di Banten. Jika dikaji lebih dalam, kisah sejarah penamaan (naming) tempat wisata tersebut dapat menjadi daya pikat bagi wisatawan, termasuk mahasiswa asing yang sedang belajar bahasa Indonesia di Banten. Penelitian ini bermaksud menemukan dan mengidentifikasi asal mula penamaan tempat wisata di Banten. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penamaan menurut Abdul Chaer yang mengungkapkan sembilan jenis penamaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif bersifat deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan wawancara. Setelah data dianalisis, hasilnya diolah dan  disajikan dalam bentuk video digital yang disebarluaskan melalui kanal YouTube. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan promosi wisata Banten dan bahan ajar daring dalam pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).
Pengaruh Pemanfaatan Media Youtube Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Sobri Sobri; Tatu Hilaliyah; Ilmi Solihat; Imam Safi'i
MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Vol 8 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/003.202281.217

Abstract

This article aims to describe the effect of using Youtube media on the ability of fifth graders at SDN Gerem 1 Cilegon City in writing short stories. The method used in this research is the True Experimental Design method using the Pretest-Posttest Control Group Design research design. The results showed that the use of Youtube media had a significant effect on students' ability to write short stories. The results of the experimental class pretest before getting treatment using Youtube media an average value of 59.5. The results of the short story writing skills test after getting treatment using Youtube media the average value of 80.16.
BENTUK KOSAKATA EMOSI KEGEMBIRAAN ANAK USIA DINI (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) Ilmi Solihat; Ade Anggraini Kartika Devi
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v11i1.5793

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh psikolinguistik yang menitikberatkan bahasa sebagai objek formalnya, membahas pemerolehan kosakata anak usia dini khususnya dalam menyampaikan emosi kegembiraannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dan mendeskripsikan bentukbentuk kosakata emosi kegembiraan anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif bersifat deskriptif. Objek penelitian ini berfokus dalam tuturan 1 atau 2 kata yang dituturkan oleh anak usia dini. Peneliti mengidentifikasi kosakata, dan maksud tuturan anak usia dini. Objek penelitian ini yaitu anak usia dini di PAUD Nusantara Kec. Solear. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Santosa, dkk yang mengemukakan ada 2 jenis bentuk kosakata dan dianalisis menggunakan makna leksikal dan makna kontekstual. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan teknik pustaka, teknik dokumentasi, teknik simak, dan teknik catat. Analisis penelitian yang digunakan yakni teknik perluas pada data yang diperoleh dari hasil catatan lapangan, dokumentasi, dan membuat kesimpulan. Hasil dari penelitian ini termasuk 52 data dari tuturan anak usia dini, 49 kosakata dasar, dan 3 kosakata berimbuhan.
PERBEDAAN MODEL GROUP INVESTIGATION DAN MODEL SINEKTIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA SERANG Ilmi Solihat; Erwin Salpa Riansi; Sylvia Widyatama Fitriani
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v9i1.2397

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan model Group Investigation dan model Sinektik terhadap keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Serang. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini yaitu tujuh kelas sejumlah 282 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 30 siswa kelas VIII F dan kelas VIII G berjumlah 30 siswa, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan simple random sampling adalah kelas VIII F sebagai kelas yang diberi perlakuan model Group Investigation dan kelas VIII G diberi perlakuan model Sinektik. Dari hasil tersebut diperoleh, kelas VII F 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII G sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis tes, yaitu dengan menggunakan uji-t dua pihak dengan taraf signifikan (α = 0,05). Hasil perhitungan nilai ttabeldengan dk = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 - 2 = 58, ttabel= 2,002 dan thitung =4,89 dengan kriteria -ttabel>ttabel>thitung maka Ho ditolak dan jika -ttabel>ttabel>thitung maka Ha diterima dari hasil perhitungan yang didapatkan -2,00 < 4,89 < 2,002 maka sesuai dengan kriteria penguji -ttabel>ttabel>thitung maka Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan dalam penerapan model pembelajaran model Group Investigation dan model Sinektik terhadap keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Serang. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan data hasil pembelajaran yang memiliki peningkatan nilai posttest dikelas penerapan model Group Investigation yang memiliki selisih 12 point dengan nilai rata-rata yang menerapkan model Group Investigation dan kelas yang menerapkan model Sinektik 90,5 > 78,6. Kata Kunci: Group Investigation, Sinektik, Menulis