Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KULIT MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Handayani, Fitri; Sentat, Triswanto
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.233 KB)

Abstract

Daun kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kegunaan dari kulit batang, buah hingga daun. Daun kersen mengandung flavonoid dan tanin yang berpotensi sebagai pengobatan obat luka bakar. Daun kersen digunakan sebagai pengobatan karena berfungsi sebagai analgetik dan antiinflamasi.Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Obyek yang diteliti adalah potensi ekstrak etanol daun kersen terhadap penyembuhan luka bakar pada kulit bagian punggung mencit putih jantan. Jumlah mencit yang digunakan adalah 20 ekor  dibagi dalam 5 kelompok yaitu kontrol positif (salep bermerek), kontrol negatif (vaselin flavum), kelompok ekstrak etanol daun kersen dalam vaselin flavum dosis 2,6 mg, 5,2 mg dan 10,4 mg. Punggung mencit diinduksi menggunakan solder panas dimodifikasi dengan lempeng stainless berukuran 1 x 1 cm2 selama 2 detik dan diukur diameter penyembuhan luka bakar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol positif menghasilkan persentase sebesar 100%, kontrol negatif (65%), ekstrak etanol daun kersen dosis 2,6 mg (84,3%), dosis 5,2 mg (85,3%) dan dosis 10,4 mg (93,3%). Hasil analisis data menggunakan analisis statistik. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (0,768>0,05) dan hasil uji (Test Homogeneity of Variances) menunjukkan bahwa data tidak homogen (0,016<0,05). Hasil uji Kruskal Wallis Test menunjukkan bahwa 5 (lima) kelompok perlakuan berbeda bermakna dan memiliki efek penyembuhan luka bakar (0,012<0,05), hasil uji Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa kontrol positif dan dosis 10,4mg  terdapat perbedaan bermakna (0,043<0,05).
UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL BIJI LAMTORO (Leucaena leucocephala L.) TERHADAP UDEM TELAPAK KAKI MENCIT YANG DIINDUKSI KARAGENIN Triswanto Sentat; Fitri Handayani
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol biji lamtoro (Leucaena leucocephala L.) pada mencit (Mus musculus). Lamtoro telah dikenal oleh masyarakat Indonesia secara turun-temurun dapat mengobati bengkak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol biji lamtoro dapat berkhasiat sebagai antiinflamasi serta mengetahui dosis optimum ekstrak biji lamtoro yang dapat berkhasiat sebagai antiinflamasi. Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan metode pembentukan radang buatan pada telapak kaki mencit putih jantan. Dilakukan penelitian dengan menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan kriteria berumur 2-3 bulan dengan berat 20-30 g. Pengujian dilakukan menggunakan 3 dosis yang berbeda dari ekstrak biji lamtoro yaitu 200 mg/20 g BB, 400 mg/20 g BB dan 600 mg/20 g BB. Berdasarkan penelitian di dapatkan persen radang terbesar berada pada dosis 200 mg/20 g BB dan persen radang terkecil pada dosis 600 mg/20 g BB. Data hasil pengukuran besar radang diuji statistik dengan metode LSD dengan hasil kelompok dosis 200 mg/20 g BB tidak memiliki potensi khasiat sebagai antiinflamasi dan kelompok dosis 400 mg/20 g BB serta dosis 600 mg/20 g BB mempunyai potensi khasiat sebagai antiinflamasi.
DEVELOPMENT OF PAPER-BASED COLOR TEST-STRIP FOR PARACETAMOL DETECTION IN JAMU Triswanto Sentat; Henny Nurhasnawati; Yunita Rachma Dwinand
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jik.v7i2.1231

Abstract

Chemical medicine which are synthetic chemicals or isolation products must not be added to herbal medicine, that was standared by Indonesian Head of the Drug and Food Control Agency in statement regarding Criteria and Procedure for Registration of Traditional Medicines, Standardized Herbal Medicines, and Phytofarmaka. This study aims to develope prototype of paper-based color test-strip to identify paracetamol trace in several types of Indonesian herbal medicine, better known as Jamu. Research conducted with experimental research wich make paper test-strip prototype by immobilizing reagents into Whatman’s filter paper, then it used to identify paracetamol in extracted Jamu samples. The paracetamol qualitative test uses 10 Jamu samples that distributed in Samarinda area. were also carried out on. Comparison methode with qualitative color reaction tests using specific reagents in the laboratory were also carried out beside the paper-based color test-strip methode. In addition with positive control tests using 5000 ppm paracetamol solution to make sure both methode used are valid. The results of this study showed that two prototype paper-based color test-strips containing 10% iron (III) chloride reagent and folin ciocalteu were able to detect the presence of paracetamol chemicals in Jamu samples with color reaction.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KULIT MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Fitri Handayani; Triswanto Sentat
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2016): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.793 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v1i2.43

Abstract

Daun kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kegunaan dari kulit batang, buah hingga daun. Daun kersen mengandung flavonoid dan tanin yang berpotensi sebagai pengobatan obat luka bakar. Daun kersen digunakan sebagai pengobatan karena berfungsi sebagai analgetik dan antiinflamasi.Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Obyek yang diteliti adalah potensi ekstrak etanol daun kersen terhadap penyembuhan luka bakar pada kulit bagian punggung mencit putih jantan. Jumlah mencit yang digunakan adalah 20 ekor  dibagi dalam 5 kelompok yaitu kontrol positif (salep bermerek), kontrol negatif (vaselin flavum), kelompok ekstrak etanol daun kersen dalam vaselin flavum dosis 2,6 mg, 5,2 mg dan 10,4 mg. Punggung mencit diinduksi menggunakan solder panas dimodifikasi dengan lempeng stainless berukuran 1 x 1 cm2 selama 2 detik dan diukur diameter penyembuhan luka bakar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol positif menghasilkan persentase sebesar 100%, kontrol negatif (65%), ekstrak etanol daun kersen dosis 2,6 mg (84,3%), dosis 5,2 mg (85,3%) dan dosis 10,4 mg (93,3%). Hasil analisis data menggunakan analisis statistik. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (0,768>0,05) dan hasil uji (Test Homogeneity of Variances) menunjukkan bahwa data tidak homogen (0,016<0,05). Hasil uji Kruskal Wallis Test menunjukkan bahwa 5 (lima) kelompok perlakuan berbeda bermakna dan memiliki efek penyembuhan luka bakar (0,012<0,05), hasil uji Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa kontrol positif dan dosis 10,4mg  terdapat perbedaan bermakna (0,043<0,05).
UJI AKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI DENGAN ASAM ASETAT Triswanto Sentat; Fitri Handayani; Ellen Indraswari
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2020): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.186 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v5i2.524

Abstract

Sembukan plants (Paederia foetida L.) are wild vines that are usually used by people as potential medicinal plants for pain. The purpose of this study was to determine the ethanol extract of sembukan’s herbal analgesic activity in male white mice (Mus musculus) and determine the optimal dose of the ethanol extract from sembukan’s herbal (Paederia foetida L.) which has the potential as an analgesic. Sembukan’s herbal is extracted with 70% ethanol solvent and an analgesic activity test is divided into 5 treatment groups namely positive control group (potassium diclofenac), negative control, dose I (80 mg / kg body weight), dose II (160 mg / kg body weight) ) and dose III (320 mg / kg body weight) by oral administration. Thirty minutes after administration, the mice were given an indicator of pain, 0.5% acetic acid. Analgesic power is calculated by counting the amount of stretching of mice for 1 hour. From the results of the study, the ethanol extract of sembukan’s herbal has analgesic activity in male white mice with percent dose analgesic power 35.18%, dose II 53.58% and dose III 68.98%. The optimal dose that has potential as an analgesic in male white mice is dose III with 68.98% analgesic power.
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK KULIT BATANG SEKILANG (Embelia borneensis Scheff.) Risa Supriningrum; Reksi Sundu; Triswanto Sentat; Rakhmadhan Niah; Eka Kumalasari
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2021): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.634 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v6i2.677

Abstract

The Sekilang plant (Embelia borneensis Scheff.) Is one of the plants used by the Dayak community for fishing, leech repellent and as an ingredient for hair care. Empirical use of plants can be developed into products based on natural ingredients. This must be supported by research data. As a first step, the simplicia and ethanol extract of the stem bark were characterized. The research objective was to determine the specific and non-specific characteristics of the simplicia and the extracts of the bark of the sekilang. The research stage includes plant determination, collection of raw materials, manufacture of simplicia, extract preparation, organoleptic, microscopic testing, phytochemical screening, determination of water soluble extract content, determination of ethanol soluble extract content, determination of water content and determination of ash content. Microscopy test results of sekilang stem bark showed the presence of fiber fragments, stone cells, and oxalate crystals. The average water soluble content for simplicia and sekilang bark extract was 7.5% and 80%. The average ethanol soluble content for simplicia and extract was 6% and 30%. The average moisture content for the simplicia and extract was 9.5% and 12%. The mean total ash content for simplicia and extract was 5% and 8.5%. The mean acid insoluble ash content for simplicia and extract was 1% and 0.5%.
UJI AKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN SEREH WANGI (Cymbopogon nardus(L) Rendle) PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L) JANTAN DENGAN METODE INDUKSI NYERI CARA KIMIA Triswanto Sentat; Yulistia Budianti; Lukman Nul Hakim
AL-ULUM: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.849 KB) | DOI: 10.31602/ajst.v4i1.1557

Abstract

Pain is a sensory and emotional experience related to tissue damage. Fragrant lemongrass (Cymbopogon nardus) is widely used in Indonesia as a traditional medicine, especially used as a pain reliever. Therefor the use of these plants must be scientifically tested. The purpose of this test was to determine the ethanol extract of fragrant lemongrass’s leaves which had analgesic potential in male white mice (Mus musculus) and determine the optimal dose potentially provide analgetic activity. This test was an experimental study and conducted on 25 male white mice (Mus musculus) which were grouped randomly into 5 groups, including negative controls, positive control (Ibuprofen), ethanol extract of fragrant lemongrass’s leaves doses I (200 mg / kg), dose II (400 mg / kg), and dose III (800 mg / kg). Pain induction was performed chemically using perintoneal acetic acid after 30 minutes of treatment given. Analgesic power is calculated using the sum number of stretching mice for 1 hour. The results showed that ethanol extract of fragrant lemongrass’s leaves had analgesic activity at dose I (38.70%), dose II (51.84%) and dose III (59.51%). The optimal dose of ethanol extract of fragrant lemongrass’s leaves is at dose II (400 mg / kg) that had 51.84% analgesic effect. Keywords :    Pain, Cymbopogon nardus, analgesic activity test, male white mice, chemical way induction pain
BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN HAND SANITIZER DARI BAHAN SINTETIS DAN ALAMI DI KELURAHAN TELUK LERONG ILIR DAN SIDODADI KECAMATAN SAMARINDA ULU Fitri Handayani; Triswanto Sentat; Nurul Fatimah
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i1.241-245

Abstract

Melonjaknya penyebaran virus SARS-CoV-2 mengakibatkan harga hand sanitizer di Kalimantan Timur melonjak tinggi bahkan terjadi kekosongan stok hand sanitizer di pasaran baik pertokoan maupun fasilitas kesehatan. Tujuan Bimbingan Teknis (BimTek) pembuatan hand sanitizer dari bahan sintetis dan alami adalah peningkatan masyarakat mandiri yang inovatif dan kreatif di tengah masa pandemi Covid-19 hingga menuju kehidupan New Normal dalam menyikapi harga yang melonjak tinggi dan kekosongan stok hand sanitizer. Metode pelaksanaan bimbingan teknis ini dilakukan dengan penyampaian materi dan diskusi kepada peserta tentang definisi hand sanitizer, alat yang digunakan, komposisi bahan sintetis dan alami, cara pembuatan hand sanitizer berbahan sintetis dan alami, pengemasan dan  estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembuatannya. Hasil dari kegiatan BimTek ini menunjukkan bahwa peserta perwakilan dari Kelurahan Teluk Lerong dan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu dalam Kegiatan BimTek dapat membuat hand sanitizer dari bahan sintetis dan alami dengan baik dan benar sesuai standar WHO dan penelitian sebelumnya yang sudah terpublikasi dalam jurnal ilmiah. 
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Selutui Puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack.) pada Larva (Artemia salina Leach) Fitri Fitri Handayani; Triswanto Sentat; Abdul Rahim
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 1 (2019): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i1.4535

Abstract

 Pendahuluan: Selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) secara empiris digunakan masyarakat Desa Karangan Kutai Barat sebagai obat sakit gigi, tumor dan kanker namun secara empiris pula dilaporkan bahwa daun dan buahnya bersifat racun terhadap tubuh. Pemakaian setiap bahan atau zat memiliki potensi yang bersifat toksik tergantung takarannya di dalam tubuh sehingga perlu dilakukan pengujian toksisitas. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai LC50 dan potensi toksisitas akut ekstrak etanol daun Selutui Puka dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan hewan uji larva Artemia salina Leach yang berumur 24 jam dengan varian konsentrasi ekstrak etanol daun Selutui Puka yang berbeda yaitu 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 8 ppm, 16 ppm. Toksisitas diukur dengan menghitung % kematian larva Artemia salina Leach dan analisis data menggunakan analisis probit (LC50). Hasil: Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol daun Selutui Puka memiliki potensi sangat toksik pada semua konsentrasi ekstrak terhadap larva Artemia salina Leach dengan nilai LC50 sebesar 0,7440µg/ml. Kesimpulan : Ekstrak etanol daun Selutui Puka memiliki kemampuan toksisitas sangat kuat. 
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA METODE KB DAN KUALITAS HIDUP AKSEPTOR DI PUSKESMAS LOA JANAN Wiwid Verri Yanti; Husnul Warnida; Triswanto Sentat
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v4i2.237

Abstract

Family Planning (KB) is a national scale program to reduce birth rates and control population growth in Indonesia. Family planning has three phases. The first phase is the phase of delaying/preventing pregnancy. The second is the phase of spacing out pregnancies, and the third is the phase of terminating/terminating pregnancy/fertility. The use of contraceptives in family planning is an effort to prevent pregnancy. The most common contraceptive methods are the pill, injection, and IUD. The purpose of this study was to determine the cost-effectiveness of the use of oral contraceptive pills, contraceptive injections, and IUD at the Loa Janan Health Center. This study used a sample of 42 acceptors. The average cost of injection contraceptives is (Rp 25,000), pills (Rp 15,000), IUD (Rp 107,000) and the effectiveness of injection contraceptives (0.95%), pills (0.857%), and IUDs (0.867%). The ACER (Average cost-effectiveness ratio) value of injection contraceptives was Rp. 26,315, and 75% of the acceptors had an average quality of life. The ACER value of the pill was Rp. 17,502, and 85.7% of the acceptors had a good quality of life, the ACER value of the IUD was Rp. 123,414, and 60% of the acceptors had a good quality of life. The Pill-Injection's ICER (incremental cost-effectiveness ratio) value is Rp. 107,526. The ICER of IUD-Injection is Rp. -987,951, and the IUD-Pill (Rp.9,200,000). Hence, oral contraceptive gave a good quality of life and is more cost-effective than contraceptive injection and IUDs. Keywords: Cost-Effectiveness Analysis, IUD, injection contraceptive, oral contraceptive, Loa Janan Health Center