Claim Missing Document
Check
Articles

ISOLASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ASETON DAUN MACARANGA PRUINOSA BANGKA BELITUNG Roanisca, Occa; Syah, Yana M.
Jurnal Riset Kimia Vol 9, No 2 (2016): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v9i2.248

Abstract

Macaranga is a large genus in Euphorbiaceae, locally known as "Mahang-mahangan", and consisting about 300 species. Distribution of Macaranga is widespread from Africa and Madagascar in the west to the tropical regions of Asia including Indonesia. Based on previous research of the M. pruinosa, secondary metabolites that have been reported are flavonoid, and stilbenoid derivatives from Borneo. M. pruinosa that grow in South Sumatra produce poilanoat acid (diterpene). Therefore, this research is done to investigate phytochemical constituent of leaves of M. pruinosa from Bangka Belitung Islands. Isolation is done by maceration in acetone, separation and purification using vacuum liquid chromatography and radial chromatography. Structure determination were elucidated by 1H-NMR,13C-NMR, 2D NMR. Two compounds are identified as flavanon derivatives. They are nymphaeol B, and 6-farnesil-3',4',5,7-tetrahidroksiflavanon. These compounds are substituted with terphenyl group, known as geranyl (C10), and farnesyl (C15). Nymphaeol B (1) and compound of 6-farnesil-3', 4', 5,7-tetrahidroksiflavanon (2) have been found in other species of Macaranga. In conclusion, we here acquired two phenolic derivatives substituted by terphenyl groups from acetone extracts of leaves of M. pruinosa from Bangka Belitung. They are nymphaeol B, and 6-farnesil-3',4',5,7-tetrahidroksiflavanon. The result showed that M.pruinosa can produce different secondary metabolites depend on where they grow. 
Potensi Ekstrak Daun Senduduk (Melastoma malabathricum Linn.) Sebagai Antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus Delvia Safitri; Occa Roanisca; Robby Gus Mahardika
Chimica et Natura Acta Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v9.n2.34582

Abstract

Penelitian telah dilakukan untuk mendeteksi fitokimia dan menguji  aktivitas antibakteri pada ekstrak daun senduduk. Tahapan penelitian meliputi maserasi, skrining fitokimia, analisis FTIR, dan uji aktivitas antibakteri. Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut aseton selama tiga hari kemudian filtrat yang dihasilkan dievaporasi untuk menghasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang dihasilkan sebesar 44,28 g (11,07%). Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang dilakukan ekstak daun senduduk mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin, fenolik, dan steroid. Zona hambat hasil uji aktivitas antibakteri tehadap bakteri Pseudomonas aeruginosa sebesar 4,42; 4,525; dan 4,885 mm, sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus sebesar 4,665; 5,120; dan 5,865 mm pada konsentrasi 10, 20, dan 30 mg.
Skrining Fitokimia dan Penetapan Kandungan Total Fenolik Ekstrak Daun Tumbuhan Sapu-Sapu (Baeckea frutescens L.) Dewi Septia Ningsih; Henri Henri; Occa Roanisca; Robby Gus Mahardika
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2020.008.03.06

Abstract

Tumbuhan sapu-sapu (Baeckea frutescens L.) merupakan salah satu jenis keanekaragaman hayati yang tumbuh dan persebarannya cukup banyak di Indonesia. B. frutescens L diketahui memiliki senyawa metabolit sekunder aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, antibakteri, dan antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada B. frutescens L. Metode yang digunakan adalah ekstraksi dilanjutkan dengan pengujian fitokimia kualitatif yang terdiri dari tujuh pengujian yakni uji fenol, tanin, flavonoid, saponin, alkaloid, steroid dan terpenoid serta pengujian kuantitatif yakni pengujian total fenolik ekstrak B. frutescens L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan persentase bobot rendemen ekstrak daun B. frutescens L. sebesar ekstrak n-heksan 5,39%, ekstrak etil asetat 14,54% dan ekstrak etanol yakni 19,81%. Hasil pengujian fitokimia kualitatif menujukkan senyawa fitokimia yang terkandung di dalam tumbuhan B. frutescens L. yakni pada ekstrak n-heksan hanya terdapat senyawa steroid dan pada ekstrak etil asetat terdapat senyawa fenolik, tanin, flavonoid, dan alkaloid. Selain itu, pada ekstrak etanol terdapat senyawa fenolik, tanin, flavonoid, saponin, steroid, dan alkaloid. Pengujian total fenolik ekstrak daun tumbuhan B. frutescens L. untuk pelarut etil asetat yakni 0,24% dan pelarut etanol yakni sebesar 0,14% dihitung terhadap senyawa fenol asam galat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan kandungan metabolit sekunder B. frutescens L.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ASETON DAUN MACARANGA PRUINOSA BANGKA BELITUNG Occa Roanisca; Yana M. Syah
Jurnal Riset Kimia Vol. 9 No. 2 (2016): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v9i2.248

Abstract

Macaranga is a large genus in Euphorbiaceae, locally known as "Mahang-mahangan", and consisting about 300 species. Distribution of Macaranga is widespread from Africa and Madagascar in the west to the tropical regions of Asia including Indonesia. Based on previous research of the M. pruinosa, secondary metabolites that have been reported are flavonoid, and stilbenoid derivatives from Borneo. M. pruinosa that grow in South Sumatra produce poilanoat acid (diterpene). Therefore, this research is done to investigate phytochemical constituent of leaves of M. pruinosa from Bangka Belitung Islands. Isolation is done by maceration in acetone, separation and purification using vacuum liquid chromatography and radial chromatography. Structure determination were elucidated by 1H-NMR,13C-NMR, 2D NMR. Two compounds are identified as flavanon derivatives. They are nymphaeol B, and 6-farnesil-3',4',5,7-tetrahidroksiflavanon. These compounds are substituted with terphenyl group, known as geranyl (C10), and farnesyl (C15). Nymphaeol B (1) and compound of 6-farnesil-3', 4', 5,7-tetrahidroksiflavanon (2) have been found in other species of Macaranga. In conclusion, we here acquired two phenolic derivatives substituted by terphenyl groups from acetone extracts of leaves of M. pruinosa from Bangka Belitung. They are nymphaeol B, and 6-farnesil-3',4',5,7-tetrahidroksiflavanon. The result showed that M.pruinosa can produce different secondary metabolites depend on where they grow. 
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DI DESA BALUNIJUK MENJADI USAHA MIKRO KOMPETITIF HALALAN TOYYIBAN Occa Roanisca; Robby Gus Mahardika
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpu.v5i1.675

Abstract

Halal Products merupakan salah satu divisi pada kerjasama Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Keberadaan divisi tersebut dalam rangka memenuhi tuntutan konsumen akan tersedianya produk yang memenuhi standar halal. Pemerintah Bangka Belitung mendukung program halal products dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah No.16 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Jaminan Pangan Aman dan Halal. Desa Balunijuk berada dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Beberapa lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi terdapat di Desa Balunijuk, sehingga masyarakat sekitar banyak membuka warung makanan dan minuman. Pemilik usaha makanan dan minuman di Desa Balunijuk rata-rata berpendidikan rendah ≤ SMA. Hal tersebut berdampak pada lemahnya pengelolaan manajemen yang dilakukan pada usaha yang dikelola, kurangnya informasi mengenai produk yang memenuhi standar bersih dan halal, serta kurangnya informasi mengenai prosedur pengajuan sertifikasi Laik Hyegene Sanitasi (HS) dan halal LPPOM MUI. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mempersiapkan sumber daya manusia dalam mengelola manajemen keuangan dan organisasi pada usaha yang dikelola, dan meningkatkan pengetahuan pemilik usaha mengenai standar dan prosedur pengajuan sertifikasi halal LPPOM MUI dan bersih (Laik Hyegene Sanitasi). Metode yang digunakan untuk mendukung kegiatan ini meliputi sosialisasi kepada pemilik usaha warung makanan dan minumam mengenai tata kelola manajemen, kriteria produk yang memenuhi standar bersih dan halal LPPOM MUI, dan prosedur pengajuan sertifikasi HS dan halal LPPOM MUI. Hasil dari kegiatan ini adalah Kegiatan sosialisasi dapat diterima dengan baik oleh peserta dan antusiasme peserta sangat tinggi hal ini tercermin dengan adanya keinginan dari aparat Desa Balunijuk dan peserta untuk mewujudkan Desa Balunijuk sebagai Kampung Halal. Melalui kegiatan sosialisasi ini peserta mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai pengelolaan manajemen keuangan dan organisasi pada usaha mikro, prosedur untuk memproduksi produk yang memenuhi standar bersih dan halal, serta prosedur pengajuan sertifikasi HS dan Halal LPPOM MUI
Pendampingan Usaha Mikro dan Masyarakat Desa Balunijuk dalam Mewujudkan Kampung HalalL Occa Roanisca; Maya Yusnita; Robby Gus Mahardika
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2020): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.6.2.173-180

Abstract

Halal product assurance is a global concern, especially in some Southeast Asian countries. The Government of Indonesia through law No. 33 of 2014 requires food and beverage products circulating in Indonesia to have halal certificates. Responding to the central government program, the Government of Bangka Belitung has issued a Regional Regulation on the Implementation of Safe and Halal Food Guarantees. The purpose of the Community Partnership Program (CPP) is to realize Balunijuk Village as Halal Village. The determination of these objectives is the result of an agreement between the village officials and food and beverage business people in Balunijuk Village. The method of implementation in this activity is in the form of direct guidance to six fostered partners to obtain a Sanitation Hygiene (HS) certificate, and socialization on halal lifestyle targeting the community, village officials and six fostered businesses. Six fostered businesses in the village of Balunijuk have received Sanitation Hygiene (HS) Eligible Certificates. The issuance of HS certificates in the foster stalls shows the seriousness of partners in maintaining the cleanliness of the production process, raw materials and sanitation of production sites. HS Certificate as a requirement for business actors to apply for a Halal Certificate LPPOM MUI in Bangka Belitung. As many as 90% of participants understood about halal lifestyle material, besides that participants felt the need to apply halal lifestyle, especially in the selection of food and drinks to be consumed because it had an impact on physical and spiritual health. The results of this activity are the initiators to realize Balunijuk Village as Halal Village.
Inhibition of α-Glucosidase Activity and The Toxicity of Tristaniopsis merguensis Griff. Leaf Extract Robby Gus Mahardika; Occa Roanisca; Fajar Indah Puspita Sari
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v6i1.5732

Abstract

Abstract : This study aims to determine the antidiabetic activity and toxicity of the acetone extract of Tristaniopsis merguensis Griff leaf. The antidiabetic test was the α-glucosidase inhibition method, while the toxicity test used the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. The acetone extract possessed antidiabetic activity with an IC50 value of 8.83 ± 0.31 (μg/mL). This value is not much different from the positive control of quercetin which has an IC50 value of 6.04 ± 0.14 (μg/mL). The characteristics of the FT-IR spectrum of acetone extract showed that Tristaniopsis merguensis leaf has the groups Ar-OH (phenolic), -OH (hydroxyl), C=O (ketone) and C=C (aromatic). Based on the toxicity test, the Tristaniopsis merguensis leaf acetone extract has an LC50 value of 959.25 ppm which means that the acetone extract is toxic. Therefore, the acetone extract of Tristaniopsis merguensis might be the potential agent of antidiabetic.Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes dan toksisitas dari ekstrak aseton daun Tristaniopsis merguensis Griff. Uji aktivitas antidiabetes ditentukan berdasarkan metode inhibisi enzim α-glucosidase, sedangkan toksisitas ditentukan berdasarkan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstrak aseton memiliki aktivitas antidiabetes dengan nilai IC50 8,83 ± 0,31 (μg/mL). Nilai ini tidak jauh berbeda dengan kontrol positif quersetin yang memiliki nilai IC50 6,04 ± 0,14 (μg/mL). Karakteristik spektrum FT-IR ekstrak aseton menunjukkan bahwa daun Tristaniopsis merguensis memiliki gugus fungsi Ar-OH (fenolik), -OH (hidroksil), C=O (keton) dan C=C (aromatik). Berdasarkan uji toksisitas, ekstrak aseton daun Tristaniopsis merguensis memiliki nilai LC50 sebesar 959,25 ppm yang berarti bahwa ekstrak aseton bersifat toksik. Oleh karena itu, ekstrak aseton dari Tristaniopsis merguensis berpotensi untuk dijadikan agen antidiabetes.
SKRINING FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PUCUK IDING-IDING (Stenochlaena palustris) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus , Escherichia coli, dan Bacillus subtilis Occa Roanisca
JURNAL KIMIA MULAWARMAN Vol 15 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkm.v15i2.610

Abstract

Stenochlaena palustris dikenal dengan nama lokal pucuk iding-iding bagi masyarakat Bangka Belitung. Pemanfaatan Stenochlaena palustris sebagai obat tradisional untuk mengobati bisul, penyakit kulit, dan penambah darah. Pada penelitian ini telah dikaji kandungan metabolit sekunder dan potensi antibakteri pada Stenochlaena palustris. Serbuk kering Stenochlaena palustris dimaserasi menggunakan etanol, dan aktivitas antibakteri ditentukan menggunakan metode difusi cakram terhadap bakteri Staphylococcus aureus , Escherichia coli, dan Bacillus subtilis. Berdasarkan hasil skrining fitokimia ditemukan flavonoid, alkaloid, saponin, dan fenol hidrokuinon pada ekstrak etanol Stenochlaena palustris. Hasil pengujian antibakteri didapatkan daya hambat ekstrak etanol Stenochlaena palustris tergolong sedang dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan B. Subtilis pada konsentrasi 50 mg/mL dengan diameter zona bening masing-masing 5,28 mm dan 6,00 mm. Daya hambat terhadap pertumbuhan S. aureus pada konsentrasi 50 mg/mL dengan diameter zona bening sebesar 4,38 mg/mL tergolong lemah.
Skrining Fitokimia dan Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binjai (Mangifera caesia) Terhadap Bakteri Escherichia coli Occa Roanisca; Robby Gus Mahardika
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.9166

Abstract

 Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih, saluran empedu,  penyakit serius lainnya di rongga perut, dan keracunan makanan yang ditandai dengan diare. Penyakitinfeksiyang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik. Akan tetapi, resistensi bakteri terhadap antibiotik telah dilaporkan. Oleh karena itu perlunya pencarian obat dari bahan alami. Berdasarkan kajian literatur, Binjai (Mangifera caesia) telah dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri daun binjaiasal Bangka terhadap bakteri Eschericha coli.  Metode ekstraksi pada penelitian ini adalah maserasi dengan pelarut etanol 96% selama 3 x 24 jam. Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan pereaksi,dan pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Berdasarkan hasil pengujian fitokimia didapatkan bahwa ekstrak etanol daun binjaididuga mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin/fenol hidrokuinon, steroid, terpenoid dan saponin. Ekstrak etanol daun binjaimampu menghambat pertumbuhan bakteri E. colipada konsentrasi 20% dengan diameter zona beningsebesar 3.94 mm, konsentrasi 40% sebesar 5.38 mm, konsentrasi 60% sebesar 5,82 mm, serta pada konsentrasiekstrak 80% membentuk zona beningsebesar 6,90 mm.Berdasarkan data tersebut bioaktivitas antibakteri ekstrak daun binjai tergolong sedang. Kata Kunci: Mangiferacaesia, Escherichia coli, Antibakteri Escherichia coli is a Gram-negative bacteria that can cause urinary tract infections, bile ducts, other serious diseases in the abdominal cavity, and food poisoning characterized by diarrhea. Infectious diseases caused by bacteria can be treated by taking antibiotics. However, bacterial resistance to antibiotics has been reported. Therefore, it is necessary to search for drugs from natural ingredients. Based on literature review, Binjai (Mangifera caesia) has been reported to have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the content of secondary metabolites and antibacterial activity of Bangka binjai leaves against Eschericha coli bacteria. The extraction method in this study was maceration with ethanol for 3 x 24 hours. Phytochemical screening was carried out qualitatively using reagents, and antibacterial testing using the disc diffusion method. Based on the results of phytochemical testing, it was found that the ethanol extract of binjai leaves contained secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, tannins / phenol hydroquinones, steroids, terpenoids and saponins. Binjai leaf ethanol extract was able to inhibit the growth of E. coli bacteria at the concentration of 20% with a clear zone diameter of 3.94 mm, concentration of 40% of 5.38 mm, concentration of 60% of 5.82 mm, and concentration of 80% extractforming a clear zone of 6.90 mm. Based on these data, binjai leaves have the potential to be used as an antibacterial drug.
Phytochemical Screening and Antibacterial Potency of Jeruk Kunci Fruit Waste (Citrus x microcarpa Bunge) Extract Against Propionibacterium acnes Occa Roanisca; Rani Rani; Robby Gus Mahardika
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 3 (2021): Juni 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.535 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v16i3.2587

Abstract

Pertumbuhan bakteri jerawat dapat diatasi dengan menggunakan senyawa antibakteri, tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai antibakteri jerawat adalah Citrus x microcarpa Bunge (jeruk kunci). Berdasarkan  kajian  literatur, genus Citrus mengandung steroid, flavonoid, terpenoid, tanin, dan saponin dengan bioaktivitas sebagai antioksidan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak limbah buah jeruk kunci terhadap Propionibacterium acnes. Pada penelitian ini ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Pengujian fitokimia dilakukan secara kualitatif dan uji antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Hasil pengujian fitokimia mengandung senyawa metabolit sekunder, seperti flavonoid, tanin, terpenoid, dan steroid. Berdasarkan data pengujian antibakteri ekstrak limbah buah jeruk kunci didapatkan bahwa kekuatan  antibakteri ekstrak terhadap P. acnes tergolong kuat. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak limbah buah jeruk kunci berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen antibakteri.