Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

THE BUSINESS DYNAMIC OF TRADITIONAL MARKET PLACE : DEMAND PREFERENCAE APPROACH Muftiadi, R. Anang; Maulina, Erna
AdBispreneur Vol 1, No 2 (2016): Adbispreneur
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.374 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v1i2.10234

Abstract

ABSTRACT  The focus of this research is to understand the possibility of changes in the behavior of consumer demand for products in traditional markets, whether caused by internal and external factors. Traditional markets tend to focus on fresh agricultural products (perishable goods), daily and low quality durable goods, while the more modern market focus on  the product packaging factory. In fact the growing type of manufacturing product, less accomodated in the traditional market. Conveniences and other factors are the important key of appeal of the traditional market. If proportion of such as consumers are greater, the the traditional market would experience faster transition into smaller markets and increasing incompetitiveness. Existence of change in traditional markets is a natural, associated  with  the  diversification  and  differention  of  product,  consumera  levvel  of  income, technology, education, land use and changes in consumers lifestyles. Keywords: consumer preference, agricultural products, conveniece market   DINAMIKA BISNIS PADA PASAR TRADISIONAL DARI SISI PERMINTAAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN DEMAN PREFERENCE ABSTRAK  Fokus dari penelitian ini adalah berupaya memahami kemungkinan perubahan perilaku permintaan konsumen terhadap produk yang ada pada pasar tradisional, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. Pasar tradisional cenderung fokus pada produk pertanian segar (perishable goods) dan sedikit barang tahan lama kualitas biasa hingga rendah, sedangkan pasar modern lebih pada produk kemasan pabrik. Secara faktual jenis produk pabrikan yang semakin berkembang,  kurang terakomodasi  di  pasar tradisional. Kenyamanan  dan ketertiban adalah  kunci penting bagi daya tarik pasar tradisional. Bila proporsi yang tidak sesuai preferensinya semakin besar, maka pasar tradisional akan mengalami transisi lebih cepat menjadi pasar sub masyarakat tertentu saja dan semakin tidak kompetitif. Eksistensi pasar tradisional yang mengalami perubahan adalah hal alamiah, terkait dengan perkembangan diversifikasi dan diferensiasi produk, tingkat pendapatan, teknologi, tingkat pendidikan, perubahan tata guna lahan dan perubahan dalam pola hidup konsumen.  Kata kunci: preferensi konsumen, produk segara pertanian, kenyamanan pasar.
PENGEMBANGAN DESA WISATA DAN POTENSINYA DI KABUPATEN PANGANDARAN Muftiadi, Anang
AdBispreneur Vol 2, No 2 (2017): AdBispreneur
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.997 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v2i2.13163

Abstract

ABSTRACTThis research focus is  on tourism activities development by utilizing the high intensity of Pangandaran Beach tourism. This research aim is to build the concept of village tourism which is comprehensively based on Community Based Tourism (CBT). The research method uses qualitative approach and contextual technique of regional development in Pangandaran Regency with the following stages (1) collecting secondary and primary data through field review (2) understanding of regional economic context (3) tourism potential analysis (4) conceptualization of tourism village development. The results showed that the development of tourist villages in Pangandaran Regency is an important step to diversify tourist destinations. The tourism village should have specific tourism objects (e.g: caves, rivers, lakes, plantations and typical rural nature, beaches etc.) and be associated with existing Pangandaran Beach tourism activities as the anchor. The government need to provides support for public infrastructure and facilities, builds a tourism forum network, provides stimulation and facilitation through a competition program to become a serious participation of the community.Keywords : Tourism destination diversification, villages tourism, community based tourism  ABSTRAKPenelitian ini menjadi salah satu upaya untuk membangun konsep desa wisata di Kawasan Pangandaran yang komprehensif berbasis masyarakat dan berkelanjutan. Pendekatan pengembangan dilakukan dengan Community Based Tourism (CBT). Metode penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dan teknik kontekstual pengembangan wilayah di Kabupaten Pangandaran dengan tahapan (1) mengumpulkan data sekunder dan primer melalui tinjauan lapangan (2) pemahaman konteks perekonomian daerah (3) analisis potensi wisata (4) konseptualisasi pengembangan desa wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan desa wisata di Kabupaten Pangandaran ialah langkah penting untuk diversifikasi destinasi wisata. Desa wisata yang dikembangkan harus memiliki obyek wisata spesifik (misalnya goa, sungai, danau, perkebunan dan alam perdesaan yang khas, pantai dan lain sebagainya) serta dikaitkan dengan dengan kegiatan wisata yang sudah ada sebagai anchor terdekat, yaitu Pantai Pangandaran. Pemerintah memberikan dukungan prasarana dan sarana publik, membangun jejaring forum wisata dan memberikan stimulasi dan fasilitasi pengembangan melalui program kompetisi untuk menjadi kesungguhan partisipasi masyarakat.Kata kunci : Diversifikasi tujuan wisata, desa wisata, community based tourism.
THE BUSINESS DYNAMIC OF TRADITIONAL MARKET PLACE : DEMAND PREFERENCAE APPROACH R. Anang Muftiadi; Erna Maulina
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 1, No 2 (2016): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.374 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v1i2.10234

Abstract

ABSTRACT  The focus of this research is to understand the possibility of changes in the behavior of consumer demand for products in traditional markets, whether caused by internal and external factors. Traditional markets tend to focus on fresh agricultural products (perishable goods), daily and low quality durable goods, while the more modern market focus on  the product packaging factory. In fact the growing type of manufacturing product, less accomodated in the traditional market. Conveniences and other factors are the important key of appeal of the traditional market. If proportion of such as consumers are greater, the the traditional market would experience faster transition into smaller markets and increasing incompetitiveness. Existence of change in traditional markets is a natural, associated  with  the  diversification  and  differention  of  product,  consumera  levvel  of  income, technology, education, land use and changes in consumers lifestyles. Keywords: consumer preference, agricultural products, conveniece market   DINAMIKA BISNIS PADA PASAR TRADISIONAL DARI SISI PERMINTAAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN DEMAN PREFERENCE ABSTRAK  Fokus dari penelitian ini adalah berupaya memahami kemungkinan perubahan perilaku permintaan konsumen terhadap produk yang ada pada pasar tradisional, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. Pasar tradisional cenderung fokus pada produk pertanian segar (perishable goods) dan sedikit barang tahan lama kualitas biasa hingga rendah, sedangkan pasar modern lebih pada produk kemasan pabrik. Secara faktual jenis produk pabrikan yang semakin berkembang,  kurang terakomodasi  di  pasar tradisional. Kenyamanan  dan ketertiban adalah  kunci penting bagi daya tarik pasar tradisional. Bila proporsi yang tidak sesuai preferensinya semakin besar, maka pasar tradisional akan mengalami transisi lebih cepat menjadi pasar sub masyarakat tertentu saja dan semakin tidak kompetitif. Eksistensi pasar tradisional yang mengalami perubahan adalah hal alamiah, terkait dengan perkembangan diversifikasi dan diferensiasi produk, tingkat pendapatan, teknologi, tingkat pendidikan, perubahan tata guna lahan dan perubahan dalam pola hidup konsumen.  Kata kunci: preferensi konsumen, produk segara pertanian, kenyamanan pasar.
PENERAPAN MODEL COBB-DOUGLAS UNTUK ANALISIS PRODUKTIVITAS PDAM DAN POTENSI UNIVERSAL AKSES DI INDONESIA Anang Muftiadi; Dian Fordian
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 5, No 2 (2020): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/adbispreneur.v5i2.26777

Abstract

Gap of Indonesia universal access on safe drinking water is still wide in 2017, which is big challenge for Local-government Owned Companies on Drinking Water (PDAMs) as main suppliers.  Unfortunately, in 2018, around 26% of PDAMs were ‘less healthy’ and 14% were 'unhealthy'. Among the problems of PDAMs are productivity level as fundamental factor correlated with production capacity and the efficiency. This research used the Cobb-Douglas Production Function Model to measure its productivity, by using 261 PDAMs in Indonesia. The result show that the production elasticity of PDAMs in Indonesia is 1.19 (more than 1) or 'increasing return to scale' in character. This means that PDAM has the potential to use more efficient production factors, potential capital accumulation to increase number of customers, source of profit as well as attractive for investors. As many as 61.6% PDAMs (133) were classified as 'productive' and 48% of PDAMs (112) were classified as 'sub-productive'. This information is very important for revitalization of PDAMs by the Ministry of Public Works and Public Housing in order to achieve universal access of safe drinking water in Indonesia and for the self-evaluation of all  PDAMs in Indonesia.  Gap capaian Universal Akses Air Minum Aman masih sangat  lebar pada Tahun 2017, yaitu sebesar 72,04%. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai penyedia utama akses air minum aman. Namun demikian, pada Tahun 2018 sebanyak 26% PDAM di Indonesia tergolong ‘kurang sehat’ dan 14% tergolong ‘sakit’. Diantara masalah yang dihadapi oleh PDAM yaitu tingkat produktivitas air, sebagai faktor mendasar yang berkaitan dengan kapasitas pelayanan dan efisiensinya. Studi ini menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas untuk mengukur produktivitasnya, menggunakan data 261 PDAM. Hasil studi menunjukkan bahwa elastisitas produksi PDAM di Indonesia sebesar 1,19 (lebih dari 1) atau bersifat ‘increasing return to scale’. Artinya PDAM memiliki potensi penggunaan faktor produksi yang lebih efisien, potensi daya akumulasi kapital untuk penambahan jumlah pelanggan dan berpotensi menjadi sumber profit serta menarik bagi investor. Dari 261 PDAM yang diteliti, sebanyak 61,6% PDAM (133) tergolong ‘produktif’ dan 48% PDAM (112) tergolong ‘sub-produktif’. Informasi ini sangat penting bagi upaya penyehatan PDAM oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rangka pencapaian universal akses air minum aman di Indonesia dan bagi evaluasi diri seluruh PDAM di Indonesia.
PENGEMBANGAN DESA WISATA DAN POTENSINYA DI KABUPATEN PANGANDARAN Anang Muftiadi
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 2, No 2 (2017): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.997 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v2i2.13163

Abstract

ABSTRACTThis research focus is  on tourism activities development by utilizing the high intensity of Pangandaran Beach tourism. This research aim is to build the concept of village tourism which is comprehensively based on Community Based Tourism (CBT). The research method uses qualitative approach and contextual technique of regional development in Pangandaran Regency with the following stages (1) collecting secondary and primary data through field review (2) understanding of regional economic context (3) tourism potential analysis (4) conceptualization of tourism village development. The results showed that the development of tourist villages in Pangandaran Regency is an important step to diversify tourist destinations. The tourism village should have specific tourism objects (e.g: caves, rivers, lakes, plantations and typical rural nature, beaches etc.) and be associated with existing Pangandaran Beach tourism activities as the anchor. The government need to provides support for public infrastructure and facilities, builds a tourism forum network, provides stimulation and facilitation through a competition program to become a serious participation of the community.Keywords : Tourism destination diversification, villages tourism, community based tourism  ABSTRAKPenelitian ini menjadi salah satu upaya untuk membangun konsep desa wisata di Kawasan Pangandaran yang komprehensif berbasis masyarakat dan berkelanjutan. Pendekatan pengembangan dilakukan dengan Community Based Tourism (CBT). Metode penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dan teknik kontekstual pengembangan wilayah di Kabupaten Pangandaran dengan tahapan (1) mengumpulkan data sekunder dan primer melalui tinjauan lapangan (2) pemahaman konteks perekonomian daerah (3) analisis potensi wisata (4) konseptualisasi pengembangan desa wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan desa wisata di Kabupaten Pangandaran ialah langkah penting untuk diversifikasi destinasi wisata. Desa wisata yang dikembangkan harus memiliki obyek wisata spesifik (misalnya goa, sungai, danau, perkebunan dan alam perdesaan yang khas, pantai dan lain sebagainya) serta dikaitkan dengan dengan kegiatan wisata yang sudah ada sebagai anchor terdekat, yaitu Pantai Pangandaran. Pemerintah memberikan dukungan prasarana dan sarana publik, membangun jejaring forum wisata dan memberikan stimulasi dan fasilitasi pengembangan melalui program kompetisi untuk menjadi kesungguhan partisipasi masyarakat.Kata kunci : Diversifikasi tujuan wisata, desa wisata, community based tourism.
ANALISIS DAN DETERMINAN EFISIENSI SEKTOR KONSTRUKSI DI INDONESIA Anang Muftiadi; Rivani .; Dian Fordian
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 4, No 1 (2019): Adbispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.334 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v4i1.21030

Abstract

The construction sector business, as the backbone of infrastructure development is tend to be in-efficient and burdensome on national infrastructure costs. This study aims to explore the in-efficiency level and its determinants of Construction Sector businesses. Efficiency level is measured by input coefficients of Input-Output Table and use secondary data from Central Statistics Agency in 1995, 1998, 2000, 2003, 2005, 2008,and 2010.The results show, there is in-efficiency in Construction Sector at 2010 and is likely to continue to following years. The dominant source of the in-efficiency is Industrial Sector of Metal Products which provides steel and other metals as main materials in the Construction Sector. The petroleum refining industry that produces fuel accelerates the increase construction costs. The single national price policy of fuel is a instant step to reduce the negative impact of in-efficiency in Construction Sector. Sektor bisnis konstruksi yang menjadi tulang punggung pembangunan infrastruktur menunjukkan gejala in-efisiensi dan membebani biaya infrastruktur nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan tingkat in-efisiensi tersebut dan menggali determinan in-efisiensi yang dihadapi oleh bisnis pada sektor konstruksi. Tingkat efisiensi diukur dengan Koefisiensi Input pada Tabel Input-Output dan menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik tahun 1995,1998,2000,2003,2005,2008, dan 2010.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sektor Konstruksi mengalami in-efisiensi pada akhir tahun 2010 dan cenderung akan terus mengalami in-efisiensi pada tahun berikutnya. Sumber in-efisiensi terbesar berasal Sektor Industri Barang dari Logam yang menyediakan kebutuhan baja dan logam lainnya yang digunakan sebagai material penting Sektor Konstruksi. Industri pengilangan minyak bumi yang menghasilkan BBM turut mempercepat kenaikan biaya konstruksi. Kebijakan satu harga nasional menjadi langkah cepat untuk mengurangi dampak negatif in-efisiensi pada Sektor Konstruksi.
IMPLEMENTASI PROGRAM DIGITAL MARKETING PADA PELAKU UMKM DI MASA PANDEMI COVID-19 Rivani Rivani; Anang Muftiadi; Healthy Nirmalasari
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i2.32819

Abstract

Tantangan terberat pelaku UMKM di masa pandemi adalah adanya perubahan mengakses pasar karena terbatasnya tatap muka secara langsung. Dengan demikian diperlukan program digital marketing untuk menguatkan UMKM di masa pandemi. Metode pelaksanaan program ini dengan cara virtual, menggunakan aplikasi pendukung seperti Zoom Meeting, whatsapp, dan trello. Tahapan pelaksanaan program ada tiga: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dan tindak lanjut. Kesimpulannya program ini dapat meningkatkan kemampuan pemasaran digital para pelaku UMKM terutama pada digitalisasi produk dan promosi. Sedangkan, tindak lanjutnya pelaku UMKM dapat terus memperbaiki strategi pemasaran digitalnya serta mendapat fasilitasi akses lanjutan pembinaan kepada Oorange – Pusat Inkubator Bisnis Universitas Padjadjaran.
Building SMEs’ Competitive Advantage and the Organizational Agility of Apparel Retailers in Indonesia: The role of ICT as an Initial Trigger Achsanul Qosasi; Erwin Permana; Anang Muftiadi; Margo Purnomo; Erna Maulina
Gadjah Mada International Journal of Business Vol 21, No 1 (2019): January-April
Publisher : Master in Management, Faculty of Economics and Business, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.16 KB) | DOI: 10.22146/gamaijb.39001

Abstract

The use of Information and Communication Technology (ICT) could make Small Medium Enterprises (SME) capable of capturing future potential markets. This study investigates how the use of ICT affects firms’ agility and finally ends in their competitive advantage. In other words, this study examines how firms’ ICT capabilities directly enhance their competitive advantage. Their ICT capability also affects the firms’ competitive agitlity indirectly by mediating their business agility. This study infers that if small business firms would like to enhance their supply chains and customer relationship management, they should adopt ICT as a tool to transform their businesses. This transformation improves small firms’ competitiveness levels because it allows them to manage all their customers. Meanwhile, the small business firms could enhance their agility due to their suppliers’ closeness. This means that the small business firms have posited the concepts and philosophy suggested by the resources dependent theory.
Saving Industry of Garments Solid Works In West Java (Review of SE and SK Determination Policy on West Java UMK in 2020) Muhamad Rizal; Anang Muftiadi
Jurnal Manajemen Pelayanan Publik Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Manajemen Pelayanan Publik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmpp.v3i2.26727

Abstract

It has become a common tradition that in November every year, each Governor is obliged to set a UMP and can (not must) determine Regental/Municipal Minimum Wage (UMK). This is regulated by PP 78 of 2015 concerning Wages. This wage policy regulates the minimum wage that must be paid by employers to all workers without exception. Every year, this wage arrangement has become a problem for the industry, especially labor-intensive industries. This industry contributed to employment for people who had only low education around the company and its supporting areas. However, wages that were getting higher each year caused companies to enter the non-compliment category of buyers. This choice was what caused many companies to relocate or permanently disband their companies. Deferral of payment was not a solution for the company. In fact, it dragged them to bankruptcy. Governor of West Java’s SE No. 561/75/Yanbangsos/2019 concerning the Implementation of MSEs in West Java had become a breath of fresh air for the investment climate in West Java. However, this SE did not last long because of the high pressure of interest on the Governor of West Java. This article was carried out to analyze the impact of the revocation of the SE and the change to a decree, which stagnated the industry and reduced its production resulting in massive layoffs in several Regencies and Cities in West Java.
EVALUASI INPUT DAN PROSES PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA Eka Nurcahya; Anang Muftiadi; Ahmad Buchari
Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/moderat.v6i1.3186

Abstract

Pengembangan perekonomian di tingkat desa merupakan aspek yang sangat penting dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Program badan usaha milik desa merupakan inisiatif dari pemetintah untuk mensejahterakan masyarakat. Permasalahan muncul dari berbagai aspek yang terkait dengan optimalisasi program badan usaha milik negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi pada level input dan proses dengan menggunakan model Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode desktiptif di desa Karanganyar dan Cigondewah Hilir, teknik pengambilan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi, serta analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program BUMDesa sudah memiliki pedoman untuk organisasi pengelola, modal & kegiatan usaha, dan penggunaan & pembagian sisa hasil usaha berdasarkan AD & ART dan program yang dilakukan telah diimplementasikan oleh pada stakeholder di tingkat desa.