Claim Missing Document
Check
Articles

Efek ASI Eksklusif terhadap Stunting pada Anak Usia 6-59 bulan di Kabupaten Bogor tahun 2019 Hardya Gustada Hikmahrachim; Rinawati Rohsiswatmo; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v3i2.3425

Abstract

Stunting, atau perawakan pendek, berhubungan erat dengan hambatankemampuan kognitif dan kualitas hidup. Prevalensi stunting di Indonesiamencapai 30,8% tahun 2018. Stunting dipengaruhi pemenuhan nutrisi diawal kehidupan, salah satunya melalui ASI eksklusif. Meskipun cakupan ASIeksklusif di Indonesia sudah 74,5%, hubungan stunting dengan ASI eksklusifseringkali tidak konsisten akibat keberagaman kuantitas dan kualitas ASI.Penelitian ini ingin mengetahui efek ASI eksklusif terhadap stunting diKabupaten Bogor, sebagai salah satu daerah tinggi stunting di Indonesia.Penelitian dengan desain potong lintang ini dilaksanakan di PuskesmasKecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Februari sampai April 2019.Kriteria inklusi adalah balita usia 6-59 bulan yang berkunjung ke poliklinik.Informasi pemberian ASI eksklusif diperoleh dari wawancara terstruktur,sementara stunting ditetapkan dengan antropometri terstandar. Dari 162balita, 117 (72,22%) mendapat ASI eksklusif dan 64 subjek (39,51%)mengalami stunting. Pada analisis multivariat, ditemukan interaksi padastrata usia ibu saat hamil > 30 tahun dan < 30 tahun, sehingga rasioprevalens (PR) ASI eksklusif terhadap kejadian stunting adalah 0,41 IK95%0,23-0,74 dan 1,74 IK95% 0,93-3,24; p Mantel-Haenszel < 0,001 secaraberturut-turut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ASI eksklusif dapatbersifat protektif terhadap stunting bila usia ibu saat hamil > 30 tahun.Selain meningkatkan cakupan, diperlukan upaya meningkatkan kualitasASI eksklusif untuk mengoptimalkan upaya pencegahan stunting
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Alat/Cara KB dengan Pemakaian Kontrasepsi Modern pada Wanita Kawin Usia Remaja di Pulau Jawa, Indonesia (Analisis Data SDKI 2017) Priskatindea Priskatindea; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v5i1.4455

Abstract

Prevalensi pemakaian metode KB modern pada wanita kawin usia remaja di Pulau Jawa tahun 2017 tergolong masih rendah, yakni 27,8%. Terbatasnya tingkat pengetahuan remaja mengenai pilihan kontrasepsi adalah salah satu hambatan pemakaian kontrasepsi pada remaja. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang alat/cara KB dengan pemakaian kontrasepsi modern pada wanita kawin usia remaja di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menganalisis hasil dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017. Sampel adalah 309 orang wanita berusia 15-19 tahun yang berdomisili di Pulau Jawa dengan status kawin. Pada hasil ditemukan sebanyak 62,4% responden memakai alat kontrasepsi modern. Berdasarkan Renstra BKKBN 2020-2024 angka ini masih dibawah target capaian modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) yakni 63,41%. Selain itu diketahui hanya 56,4% wanita kawin usia remaja yang  memiliki tingkat pengetahuan alat/cara KB yang baik (mengetahui setidaknya 7 alat/cara KB). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang alat/cara KB tidak mempengaruhi pemakaian kontrasepsi pada wanita kawin usia remaja di Pulau Jawa setelah dikontrol variabel paritas, pendidikan suami, pengambil keputusan KB, dan kepemilikan jaminan kesehatan. (PR = 0,75; CI 95% 0,42-1,36). Kuesioner SDKI kurang dapat menggambarkan tingkat pengetahuan mengenai alat/cara KB karena kurang tereskplorenya pertanyaan yang digunakan sehingga hasil ini kemungkinan masih dipengaruhi adanya bias informasi. Studi ini merekomendasikan untuk dilakukan perbaikan pada pengukuran variabel pengetahuan pada survei selanjutnya dengan menggunakan definisi yang lebih spesifik sehingga dapat menggambarkan tingkat pendidikan responden dengan lebih akurat.
Faktor Risiko yang Berhubungan Dengan Infeksi HIV pada Pengguna Napza Suntik (Penasun) di DKI Jakarta Tahun 2013 - 2014 Inggariwati Inggariwati; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.552 KB) | DOI: 10.7454/epidkes.v2i2.3012

Abstract

Prevalensi HIV pada kelompok Penasun selalu menduduki peringkat tertinggi dibanding kelompok populasi kunci lainnya. Studi cross sectional dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi HIV pada populasi Penasun DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari pelaksanaan Sero Survei HIV/Sifilis yang terintegrasi dengan Survei Cepat Perilaku di DKI Jakarta pada tahun 2013 - 2014. Populasi penelitian ini adalah Penasun di DKI Jakarta, sampel 240, pemilihan sampel menggunakan metode RDS (Responden Driven Sampling). Model akhir analisis multivariate  cox regression  menunjukkan bahwa variabel yang paling berkontribusi terhadap infeksi HIV di kalangan Penasun adalah sikap sharing jarum suntik PR 2,42 (95% CI = 1,33 – 4,41) dan lama menjadi Penasun PR 1,78 (95% CI = 1,23 – 2,57). Sikap sharing jarum suntik walaupun hanya dilakukan sekali berdampak kuat meningkatkan risiko infeksi HIV dan variabel lama menjadi Penasun berpengaruh terhadap melemahnya sikap konsisten untuk tidak sharing jarum suntik.
Determinan Konsistensi Penggunaan Kondom pada Laki-Laki Seks dengan Laki-Laki (LSL) Non-Pekerja Seks: Studi Potong Lintang Arum Zulaikhah; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v5i1.3430

Abstract

Kasus baru HIV di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Sedangkan, tren kasus baru di dunia sudah mengalami penurunan. Laki-laki Seks dengan laki-laki (LSL) merupakan kelompok risiko tinggi HIV. Upaya pencegahan penularan HIV erat kaitannya dengan perilaku seks. Studi ini menggunakan 1.161 sampel Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) 2015 pada kelompok LSL yang termasuk bukan pekerja seks. Studi cross sectional ini bertujuan untuk menganalisis determinan perilaku seks konsistensi penggunaan kondom dengan analisis hingga bivariat dengan menggunakan chi-square dan prevalence ratio. Data didapatkan dengan metode respondent driven sampling (RDS) yang kemudian mengeksklusi LSL pekerja seks. Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom yang tidak konsisten yaitu pengetahuan status HIV dengan prevalence ratio (PR) 1,14 (95% CI 1,02-1,28), pelayanan pencegahan dan penularan HIV dengan PR 1,18 (95% CI 1,06-1,33), serta akses terhadap internet tentang pencegahan dan penularan HIV dengan PR 1,16 (95 % CI 1,02-1,31). Sehingga, LSL yang tidak mengetahui status HIV diri sendiri, tidak mendapatkan pelayanan pencegahan dan penularan HIV, dan tidak mengakses internet mengenai pencegahan dan penularan HIV berisiko lebih tinggi untuk berperilaku tidak konsisten dalam menggunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks. Maka dari itu, perlu program-program yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan LSL tentang status HIV dirinya sendiri, dan informasi mengenai pencegahan penularan HIV baik melalui program pelayanan maupun internet untuk meningkatkan konsistensi penggunaan kondom pada LSL non-pekerja seks. 
Hubungan Makrosomia dengan Perdarahan Postpartum di Indonesia Tahun 2012 Anggun Budiastuti; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.902 KB) | DOI: 10.7454/epidkes.v1i1.1314

Abstract

Makrosomia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan postpartum. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara makrosomia dengan perdarahan postpartum di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan bersumber dari data survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Semua kasus yaitu sebanyak 497 dianalisis dalam penelitian ini sedangkan kontrol dirandom dari seluruh eligible kontrol sehingga didapatkan besar sampel yaitu 994 dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makromia merupakan faktor risiko kejadian perdarahan postpartum dengan nilai ORadjusted=1,525 (95%CI 1,031-2,255) setelah dikontrol oleh variabel kunjungan anc dan penolong persalinan. Penelitian ini menyarankan kepada wanita hamil untuk meningkatan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan antenatal care dan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan.Kata kunci: Perdarahan Postpartum, Makrosomia, SDKI 2012
Hubungan Diabetes Melitus Dengan Hipertensi Pada Populasi Obes Di Indonesia (Analisis Data IFLS-5 Tahun 2014) (Relationship Between Diabetes Mellitus And Hypertension In Obesity Populations In Indonesia (Data Analysis Of IFLS-5 In 2014)) Crysti Mei Manik; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.348 KB) | DOI: 10.7454/epidkes.v3i1.3164

Abstract

Prevalensi obes di dunia tinggi. Data 2016 menunjukkan bahwa prevalensi obes meningkat 3 kali lipat yakni lebih dari 650 juta orang. Penderita diabetes melitus (DM) dan hipertensi banyak ditemukan pada populasi obes dan hal ini kemungkinan menunjukkan bahwa ada hubungan antara DM dengan hipertensi pada populasi obes. Di Indonesia prevalensi obes adalah 15.4%, DM 6.9% dan hipertensi 26.5%. Penelitian ini bertujuan melihat apakah ada hubungan DM dengan hipertensi pada populasi obes di Indonesia dengan menggunakan data The Indonesian Family Life Survey kelima (IFLS-5) Tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 712 orang dan analisis data menggunakan Cox regression. Dari 712 orang obes, 12.1% menderita DM. Pada kelompok obes dengan DM terdapat 84.9% hipertensi. Pada kelompok obes tidak DM terdapat 61.7% hipertensi. Nilai Prevalensi Rasio (PR) 1.3 (95% CI; 1.007-1.684), artinya pada populasi obes dengan DM berisiko terjadi hipertensi sebesar 1.3 kali lipat jika dibandingkan dengan terjadinya hipertensi pada populasi obes tanpa DM setelah di kontrol oleh variabel umur dan jenis kelamin. Proporsi hipertensi pada populasi obes di Indonesia adalah 64.5%, DM 12.1% dan hubungan DM dengan hipertensi bermakna. Berdasarkan hasil penelitian perlu peningkatan kualitas kelengkapan data penelitian, program skrining berat badan, tekanan darah dan gula darah secara rutin di masyarakat melalui posbindu PTM untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi, DM dan obes di masyarakat, penelitian lebih lanjut mengenai hubungan DM dengan hipertensi pada populasi obesitas di Indonesia.
Hubungan Komorbid Hipertensi dengan Kematian pada Kasus Konfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta, Maret-Agustus 2020 Endang Widuri Wulandari; Sudarto Ronoatmodjo; Ngabila Salama
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 10 No 04 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v10i04.1026

Abstract

Pandemi COVID-19 berdampak pada kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi. Sampai dengan 31 Januari 2021 dilaporkan 1.078.314 kasus COVID-19 dengan 29.998 kematian (CFR: 2,78%) dari 510 kabupaten di 34 provinsi di Indonesia dengan kasus yang tertinggi dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak 269.718 kasus dengan 4.267 kematian. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 prevalensi hipertensi di DKI Jakarta 10,17 %, lebih tinggi dibandingkan prevalensi hipertensi nasional (8,36%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara komorbid hipertensi dengan kematian COVID-19 di DKI Jakarta dengan menghitung Hazard Rasio (HR). Desain penelitian ini kohort retrospektif dengan menggunakan data sekunder dari laporan COVID-19 dinas kesehatan provinsi DKI Jakarta periode Maret-Agustus 2020 dengan kriteria inklusi kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan pada periode Maret-Agustus 2020, bertempat tinggal di DKI Jakarta dengan data variabel yang diteliti lengkap. Data dianalisis menggunakan regresi cox proporsional hazard. Hasil penelitian didapatkan bahwa kasus COVID-19 dengan komorbid hipertensi mempunyai risiko 2,2 kali mengalami kematian dibandingkan dengan kasus COVID-19 tanpa komorbid hipertensi (HR 2,2 Pv < 0,001 95% CI 1,66-3,87) setelah dikontrol variabel perancu komorbid gagal ginjal kronik, kelompok usia, gejala klinis sesak nafas, malaise dan pneumonia. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus untuk pencegahan dan penatalaksanaan kasus COVID-19 dengan komorbid hipertensi untuk menurunkan risiko kematian.
Hubungan Peran Wanita dalam Pengambilan Keputusan dengan Penggunaan Kontrasepsi Modern Pada Wanita Usia 15-49 Tahun di Indonesia (Analisis Data SDKI 2017) Eni Setiyowati; Sudarto Ronoatmodjo
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 10, No 1 (2021): Volume 10 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v10i1.2388

Abstract

Tingginya laju pertumbuhan penduduk menimbulkan permasalahan diberbagai Negara termasuk di Indonesia. Upaya pengendalian dilkukan dengan cara program Keluarga Berencana. Akan tetapi angka CPR sebesar 64% belum memenuhi target RPJMN 2019 sebesar 66% dan adanya kecenderungan trend penggunaan KB modern yang cenderung menurun. Berbagai faktor berpengaruh dalam pemilihan kontrasepsi modern diantaranya peran wanita dalam pengambilan keputusan untuk ber KB, hal ini terkait dengan isu ketidaksetaraan gender dalam bidang KB dan kesehatan reproduksi dimana masih ada anggapan bahwa pengguna kontrasepsi adalah urusan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan antara peran wanita dalam pengambilan keputusan dengan penggunaan kontrasepsi modern. Desain penelitian ini adalah cross sectional menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun yang terdaftar dalam data SDKI 2017 yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 17.234. Analisis dalam penelitian ini menggunakan cox regression. Hasil analisis multivariat menyatakan ada hubungan antara peran wanita dalam pengambilan keputusan dengan penggunaan kontrasepsi modern dengan nilai PR sebesar 1,128 ( 1,061-1,201). Disimpulkan bahwa wanita yang berperan dalam pengambilan keputusan  meningkatkan risiko sebesar 1,128 kali bila dibandingkan dengan wanita yang tidak berperan dalam pengambilan keputusan yang menggunakan kontrasepsi modern. Peningkatan pengetahuan dan informasi bagi wanita untuk meningkatkan kemandirian dan keberdayaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dirinya dan keluarganya.
Hubungan Kehamilan Tidak Diinginkan dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Pedesaan Pulau Jawa (Analisis Data SDKI 2017) Asri Mutiara Putri; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 7, No 2 : Agustus 2022
Publisher : Master of Epidemiology, School of Postgraduate Studies, Diponegoro University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jekk.v7i2.11160

Abstract

Background: There was an increase in the proportion of birth weight less than 2500 grams from 5.7 in 2013 to 6.2 in 2018. Several provinces in Java Island also still have the proportion of LBW above the average proportion of LBW in Indonesia (> 6.2 %) such as Banten, West Java, Yogyakarta Special Region, and East Java. Maternal characteristics such as rural residence and unwanted pregnancy status are related to low birth weight. This study aims to determine the relationship between unwanted pregnancy and LBW events in rural areas in Java Island.Methods: This study was conducted by analysing secondary data from the results of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The sample in this study consists of all live births in the last 5 years prior to the survey with reports of birth weight less than 2500 grams born to women aged 15- 49 years in rural Java Island when the survey took place and was successfully interviewed, and has a complete answer (no answer missing).Result: After weighting, 1821 samples were obtained. The result found that the proportion of LBW events in rural areas in Java Island is 6.3%. Meanwhile, of all pregnancies during the study period, 13.5% were unwanted pregnancies. The results of the multivariate analysis showed that there was no significant relationship between unwanted pregnancy status and LBW in rural areas in Java Island after adjusted by maternal age, mother's education level, maternal employment status, economic level, problems in getting health care/treatment, ANC, and parity (POR = 1.31, 95% CI = 0.72-2.38).Conclusion: It is necessary to measure variables more accurately in the questionnaire and carry out further research by including other risk factors.
Hubungan Tingkat Disabilitas terhadap Depresi pada Pasien Stroke Lansia (≥60 Tahun) di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2018) Azkia Ikrima; Sudarto Ronoatmodjo
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 12, No 4 (2022): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jbik.v12i4.2376

Abstract

Stroke adalah penyebab kematian kedua dan penyebab dari disabilitas di dunia. Disabilitas yang dialami oleh penderita stroke dapat membebani pasien pasca stroke, sehingga bergantung kepada orang lain yang dapat mengakibatkan depresi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk  mengetahui hubungan tingkat disabilitas terhadap kejadian depresi pasien stroke lansia (≥60 tahun) di Indonesia sebelum dan sesudah dikontrol oleh variabel covariat. Metode analitik ini menggunakan pendekatan kasus kontrol. Sampel kasus adalah penduduk lansia ≥60 tahun yang mempunyai riwayat stroke dan depresi sebanyak 259 orang sedangkan sampel kontrol adalah mereka yang tidak mengalami depresi sebanyak 259 orang yang terpilih melalui simple random sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistic. Hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat disabilitas dengan kejadian depresi pada pasien stroke secara statistik (p = 0,000<0,05) dengan tingkat tergantung ringan (OR = 2,442, 95% CI (1,592 – 3,745)), tergantung sedang (OR = 3,768, 95% CI (1,873 – 7,579)), tergantung berat (OR = 6,553, 95% CI (3,037 – 14,141)), dan tergantung total (OR = 12,418, 95% CI (5,275 – 29,235)) setelah dikontrol variabel usia dan tingkat pendidikan. Kesimpulan penelitian terdapat hubungan antara tingkat disabilitas pada pasien stroke terhadap kejadian depresi pada lansia (≥60 tahun) di Indonesia setelah dikontrol variabel usia dan tingkat pendidikan.Kata kunci: Disabilitas, stroke, lansia, depresi