AbstrakPermasalahan pengelolaan sampah, khususnya sampah organik, masih menjadi tantangan di Indonesia, termasuk di Desa Wringin Putih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah menyebabkan pencemaran lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan. Oleh karenanya, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos menggunakan komposter skala rumah tangga yang dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan materi, pelatihan, dan praktik pembuatan komposter dan proses pengomposan, serta evaluasi program yang dilaksanakan di awal dan akhir kegiatan untuk mengetahui peningkatan kemampuan peserta. Sebanyak 33 anggota Fatayat NU berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Hasil program pengabdian menunjukkan peningkatan rata-rata skor pengetahuan dari 87,87 menjadi 93,94, dan keterampilan dari 83,64 menjadi 88,48 setelah pelatihan. Pelatihan ini juga berhasil mendorong perubahan perilaku partisipan untuk mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan melalui bantuan teknologi komposter skala rumah tangga guna mendukung keberlanjutan program. Dengan demikian, sosialisasi dan pelatihan menjadi upaya yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengurangi sampah organik, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan, serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Kata kunci: kompos; komposter skala rumah tangga; pelatihan; sampah organik; sosialisasi AbstractWaste management issues, especially organic waste, are still a challenge in Indonesia, including in Wringin Putih Village, Borobudur District, Magelang Regency. Low public awareness in sorting and processing waste causes environmental pollution and has a negative impact on health. Thus, this community service activity aims to improve the knowledge and skills of residents in processing organic waste into compost using a household-scale composter through socialization and training. The methods used include material counseling, training and practice of composting, and evaluation carried out at the beginning and end of the activity to determine the improvement of participants' abilities. A total of 33 Fatayat NU members actively participated in this activity. The results showed an increase in the average score of knowledge from 87.87 to 93.94, and skills from 83.64 to 88.48 after the training. This training also succeeded in encouraging changes in participants' behavior to manage waste independently and sustainably through household-scale composter technology assistance to support program sustainability. Therefore, socialization and training can serve as effective strategies to enhance community knowledge and skills in reducing organic waste, thereby contributing to improved environmental quality and supporting sustainable development. Keywords: compost; household scale composter; training; organic waste; socialization.