Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengujian Kualitas Susu Segar dengan Perbedaan Perlakuan Pemerahan Melalui Evaluasi Jumlah Mikroba dan Derajat Keasaman (pH) Lilis Mulyati; Fikri Ardhani; Roosena Yusuf
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v1i1.2440

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemerahan terhadap jumlah mikroba dan derajat keasaman (pH) pada susu segar. Penelitian terdiri dari dua faktor perlakuan pemerahan yaitu prosedur pemerahan konvensional dan faktor pemerahan inovatif. Pengujian setiap sampel dilakukan dua kali, dengan selang waktu tiga jam setelah pengujian pertama dengan menempatkan sampel pada suhu ruangan (27,5 oC), setiap sampel dihitung jumlah total bakterinya menggunakan uji TPC (Total Plate Count) dan dianalisis menggunakan uji T. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa rata-rata TPC menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada prosedur pemerahan konvensional yaitu waktu 0 jam (1,80 ± 0,17) x 10⁶ CFU mL-1 dan waktu 3 jam  (2,6 ± 0,09) x 10⁶ CFU mL-1 pada prosedur pemerahan inovatif waktu 0 jam (1,5 ± 0,15) x 10⁶ CFU mL-1 dan waktu 3 jam (1,8 ± 0,17) x 10⁶ CFU mL-1 dan pH susu segar menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata (P>0,05) pula pada prosedur pemerahan konvensional yaitu waktu 0 jam 6,6 ± 0,0 dan waktu 3 jam 6,6 ± 0,0. Pada prosedur pemerahan inovatif waktu 0 jam 6,67 ± 0,12 dan waktu 3 jam 6,70 ± 0,10. Dapat disimpulkan bahwa prosedur pemerahan inovatif  dapat menekan pertumbuhan bakteri pada susu saat proses pemerahan, namun total jumlah bakteri di Peternakan Sapi Terpadu masih melebihi batasan SNI yaitu 1 x 106 CFU mL-1
Potensi Hijauan Pakan Pada Perkebunan Kelapa Sawit Milik Rakyat Di Kecamatan Samarida Utara, Kota Samarinda Kalimantan Timur Rika Asriana; Taufan Purwokusumaning Daru; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v4i1.5513

Abstract

Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia untuk memenuhi kebutuhan sumber protein hewani akan sangat sulit dicapai jika ketersediaan hijauan belum mencukupi kebutuhan ternak. Oleh karena itu perlu adanya penambahan sumber pakan hijauan dan salah satunya yang berpotensi adalah lahan perkebunan kelapa sawit. Dengan menggunakan hijauan sebagai pakan ternak di perkebunan kelapa sawit, selain dapat menekan biaya pakan bagi peternak, juga dapat menekan biaya pengendalian hijauan yang merugikan.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis hijauan, produksi hijauan dan kapasitas tamping pada umur pertanaman sawit yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2020 yang berlokasi di lahan perkebunan kelapa sawit milik rakyat kecamatan Samarinda Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif. Hasil penelitian menunjukkan hijauan yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit milik rakyat di kecamatan Samarinda Utara kota Samarinda berjumlah 29 jenis dan 11 famili dengan jenis yang mendominasi adalah tanaman Poaceae. Hijauan pakan ternak yang bersumber dari perkebunan kelapa sawit umur 6 tahun memiliki berat kering = 1.165.4 kg1 dan umur 15 tahun memiliki berat kering 2.903.7 kg1. Kapasitas tampung pada umur 6 tahun 0,71 ST ha-1 dan umur tanaman 15 tahun adalah 0,76 ST ha-1. Kata kunci: Hijauan, produksi berat kering, Kapasitas Tampung, 
UjiEfektivitas Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine americanaMerr),MangroveAvicennia marina, dan MangroveSonneratia albaTerhadapSalmonella typhimuriumSecara In Vitro Yani Nehemia; Arif Ismanto; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v2i2.3689

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui uji efektivitas ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana Merr), mangrove Avicennia marina, dan mangrove Sonneratia alba terhadap bakteri Salmonella typhimurium dengan konsentrasi yang berbeda untuk mendapatkan dosis yang optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebagai alternatif pengganti antibiotik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan ulangan sebanyak tiga kali. Perlakuan pada penelitian adalah ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana Merr), mangrove Avicennia marina, dan mangrove Sonneratia alba dengan konsentrasi p0 Aquades (kontrol negatif), p1 20 mg/100 mL, p2 40 mg/100 mL, p3 60 mg/100 mL, p4 80 mg/100 mL dan antibiotik Cefadroxil konsentrasi 0,5 g/100 mL (kontrol positif). Data dianalisis menggunakan sidik ragam/Anova dan dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pada konsentrasi ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana Merr), mangrove Avicennia marina, dan mangrove Sonneratia alba tidak berpengaruh nyata terhadap p0  Aquades  (kontrol negatif), tetapi sangat berbeda nyata terhadap p5 antibiotik Cefadroxil (kontrol posotif). uji efektivitas dari ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana Merr), mangrove Avicennia marina, dan mangrove Sonneratia alba yang paling efektif dalam menghambat bakteri Salmonella typhimurium adalah pada ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana Merr). Dengan konsentrasi p4 80 mg/100 mL dengan zona bening 1,0 mm, p3 60 mg/100 mL zona bening 0,8 mm dan p2 40 mg/100 mL zona bening 0,6 mm. Akan tetapi hasil ini tidak efektif jika dibandingan pada zona bening antibiotik Cefadroxil dengan diameter zona bening 21,333±1,154 mm. Kata kunci : Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr), mangrove Avicennia marina, mangrove Sonneratia alba, Salmonella typhimurium
Evaluasi Inseminasi Buatan (IB) Program Upsus Siwab Di Kabupaten Berau Marianus Ermen; Fikri Ardhani; Arif Ismanto
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v4i1.5531

Abstract

Upaya pemerintah dalam mencapai swasembada daging dengan cara membuat sejumlah kebijakan. Salah satunya yaitu mendorong pertumbuhan populasi ternak sapi dan kerbau melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan inseminasi buatan program Upsus SIWAB  di Kabupaten Berau. Penelitian ini dilaksanakan di  Kecamatan Gunung Tabur dan Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau pada bulan Januari 2020 dan Laboraturium Reproduksi dan Pemuliaan Ternak. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara dengan alat bantu kuisioner. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau dan inseminator. Variabel yang diukur adalah inseminasi buatan mencakup S/C, CR dan CI, kebuntingan, dan kelahiran. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif, t-test dan analisis regresi pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa pada Kecamatan Gunung Tabur  nilai rata-rata S/C 1-2 kali, nilai rataan CR adalah 75 %, CI kategori ideal  karena daerah tersebut mencapai rata-rata 12-13 bulan. Sedangkan pada Kecamatan Teluk Bayur nilai rata-rata S/C dibawah 3 kali, CR 70 %, CI rata-rata 14 bulan.  Keberhasilan inseminasi buatan program Upsus SIWAB di Kabupaten Berau sudah cukup baik, hal dapat dilihat dari S/C, CR dan CI pada Kecamatan Gunung Tabur dan Kecamatan Teluk Bayur; di Kecamatan Gunung Tabur Servis Per Conception (S/C) sangat baik yang rata-rata menunjukkan di bawah 3 kali inseminasi, Conseption Rate (CR) sangat baik karena diperoleh 75 %, sedangkan Calving Interval (CI) kategori ideal di karenakan CI yang mencapai rata-rata 12-13 bulan. Sedangkan di Kecamatan Teluk Bayur angka Servis Per Conception (S/C) sangat baik karena  rata-rata menunjukkan dibawah 3 kali inseminasi, Conseption Rate (CR) juga bagus karena diperoleh 70%, sedangkan Calving Interval (CI) tidak ideal di karenakan dengan tingginya Cl yang mencapai rata-rata 14 bulan. Kata kunci : Upsus SIWAB, inseminasi buatan, Berau
Peran Faktor Peternak dan Inseminator terhadap Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Sapi Potong di Kecamatan Kota Bangun Fikri Ardhani; Lukman Lukman Lukman; Firda Juita
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v3i1.3701

Abstract

Some of the factors that influence the success of artificial insemination are livestock, semen quality and human (breeders and inseminator). The research aim is to characterize on human factors including the characteristics, knowledge, and skills and its role affecting the success of artificial insemination in the Kota Bangun District. This research was conducted in Kota Bangun District, by interview method in the form of questionnaire to 54 breeders and 3 inseminators. The data were analyzed using descriptive statistics, including; frequency distribution, percentage and Guttman measurements. This research shows that breeder characteristics; age, education and breeding experience, as well as characteristics of inseminator officers; age, education, training and AI experience are high and good in supporting knowledge and skills. The knowledge level of breeders and inseminators about reproduction and AI technology are high so it can affect the success of AI. Farmer’s skill; time of observation lust, the right time for AI and pregnancy detection are high, as wel as inseminator officer skills; recognize the signs of lust, the right time for AI and pregnancy detection are high, so it can affect the success of AI. The success of AI with S/C value of 1,44 and CR of 76% are good and ideal. Thus, the factor of breeder and inseminator officer is high with percentage of 78,4% in the success of artificial insemination in beef cattle in the Kota Bangun District.
Pengamatan Perubahan Sifat Fisik Otot Semitendinosus Sapi Pasca Penyembelihan Selama Masa Simpan Dingin Murni Melania Br Tarigan; Ari Wibowo; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v3i2.6555

Abstract

Daging merupakan bagian tubuh ternak yang tersusun dari satu atau sekelompok otot dan otot tersebut telah mengalami perubahan-perubahan biokimia serta biofisik setelah ternak disembelih. Kualitas daging merupakan tolak ukur masyarakat/konsumen dalam memilih daging untuk dikonsumsi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat fisik (pH, daya ikat air, susut masak dan warna) otot semitendinosus sapi pasca penyembelihan dengan masa simpan selama tiga hari pada suhu dingin. Penelitian dilakukan bulan Januari-April 2021 di Laboratorium Nutrisi Ternak untuk uji pH dan susut masak dan Laboratorium Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman untuk uji daya ikat air dan warna.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.  Penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan daging pada suhu dingin tidak berbeda nyata pada uji pH dan daya ikat air (P>0,05), namun berbeda nyata pada uji susut masak daging (p<0,05). Nilai kecerahan tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan lama penyimpanan (p>0,05) sedangkan nilai kemerahan menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada setiap perlakuan lama penyimpanan daging (p<0,05). Daging sapi yang disimpan pada suhu dingin akan mengalami penurunan kualitas secara fisik setelah tiga hari penyimpanan pasca penyembelihan.Kata kunci: Daging sapi, lama penyimpanan, kualitas fisik
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERNAK DALAM MELAKUKAN PROGRAM VAKSINASI JEMBRANA PADA SAPI BALI Widia Kamalasari; Fikri Ardhani; Firda Juita
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v2i1.2643

Abstract

ABSTRACT Jembrana vaccination program in Bali cattle has been done since 2006. The decision of farmers in the adoption of Jembrana vaccination technology in Bali cattle can be influenced by many factors. This study aims to determine the internal and external factors affect the decision of farmers in conducting Jembrana vaccination program in Bali cattle. The data taken include primary data and secondary data. The method of determining the location in the study was taken by purposive. Proportional sampling method and simple random sampling. The measurement used in this research in Likert scale. Analyzed by qualitative descriptive method. This study show that internal factors consisting enough influence to decision of farmer in conducting Jembrana vaccination program on Bali cattle with an average score of 46.20. External factors consisting enough to affect the decision of farmers in conducting Jembrana vaccination program in Bali cattle with an average number of scores 18.07. 
Perubahan Sifat Fisik Otot Vastus Lateralis Pada Daging Sapi Bali Pasca Pemotongan (Post-Mortem) Di Rumah Potong Hewan (Rph) Tanah Merah Samarinda Asri Yulistyowati Wibowo; Ari Wibowo; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v4i1.6267

Abstract

Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan hewani yang dibutuhkan oleh konsumen namun kualitas dagingnya dapat mempengaruhi sifat fisik. Tujuan dari penelitian ini yaitu dilakukan pengamatan sifat fisik daging sapi yang dilihat dari proses pasca pemotongan (post-mortem) dan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada daging sapi bali yang ditinjau dari lama masa simpan yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali perlakuan dan 4 kali ulangan yang dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA). Hasil dari pengujian sifat fisik daging sapi bali pasca pemotongan yaitu nilai pH berkisar antara 6,5-6,3 dan nilai susut masak 21,41-26,76%. Perlakuan sifat fisik daging sapi bali dengan lama masa simpan yang berbeda merupakan perlakuan terbaik, dikarenakan memiliki nilai pH daging dengan perbedaan yang signifikan disebabkan adanya perubahan glikogen otot menjadi asam laktat sehingga mengalami nilai pH yang rendah dengan memiliki nilai susut masak yang tinggi serta mengalami kerusakan pada struktur jaringan otot pada daging sapi dari potongan otot vastus lateralis.
Potensi Rumput Lapangdilahan Reklamasi Pasca TambangSebagai SumberHijauanPakanTernak Dwi Sinyin Andini; Taufan Purwokusumaning Daru; Apdila Safitri; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v2i2.3686

Abstract

Untuk mengetahui produksi hijauan, kapasitas tampung dan kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Zn di lahan reklamasi pasca tambang PT. Equalindo Makmur Alam Sejahtera. Pengumpulan data rumput lapang dilakukan dengan kuadran secara acak teratur sebanyak 16 cuplikan dengan luas lahan 50m x 50m. Rumput lapang yang di peroleh di hitung berat segar dan keringnya. Analisis logam berat dianalisis dengan menggunakan Anatomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil Penelitian menunjukan bahwa produksi rumput lapang sebanyak  73445,29 kg ha-1 sehingga dapat menampung sebanyak 0,52 ST ha-1 tahun-1. Kandungan Logam berat pada tanah dan tanaman pakan relatif aman karena berada di bawah ambang batas toleransi yang di perbolehkan untuk dikonsumsi. Produksi rumput lapangan relatif rendah yang berpengaruh terhadap kapasitas tampung sebanyak 0,52 ST ha-1 tahun-1. Kandungan logam berat yang berada di tanah dan tanaman di PT. Equalindo Makmur Alam Sejahtera aman karena kandunganya di bawah toleransi maksimal. Kata kunci : Lahan pasca tambang, Logam berat, Rumput lapang
Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Produksi Sarang Burung Walet di Kampung Engkuni Pasek Kabupaten Kutai Barat Fernandus Koresi Yoshihara; Taufan Purwokusumaning Daru; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v4i2.6056

Abstract

ABSTRACT FERNANDUS KORESI YOSHI HARA. The Effect of Temperature and Humidity on the Production of Swallow's Nests in Engkuni Pasek Village, West Kutai Regency. Mulawarman University Faculty of Agriculture, 2021. (under guidanceTaufan Purwokusimaning Daru and Fikri Ardhani).             The research aims to determine the effect of temperature and humidity on the production of swallow's nest in Engkuni Pasek village, West Kutai regency, East Kalimantan. The research was conducted in March 2020, in Engkuni Pasek Village, the parameters measured included temperature and humidity measurements to determine the production of swallow's nest.The results showed that the temperature and humidity swallow's nest to the production of swallow's nest, namely in building A the temperature ranges from 25-32 are known oC, building B 25-31 oC, building C 25-34 oC, building D 25-34 oC, building E 25-32 oC and building F 27-30 oC. building A has humidity ranging from 72-78%, building B 88-25%, building C 91-99%, building D 76-86%, building E 77-99% and building F 82-99%. The average yields of swallow nest production per year in building A are 327.5; building B, namely 195; building C, namely 285; building D, namely 165; building E is 637.5 and building F is 187.5. where it can be seen that the highest swallow production results are in building E, namely 637.5 which has a high enough humidity of ± 95% and a temperature of ± 32 oC while the lowest production is in building D which is 165 which has good humidity ± 86% and a temperature of ± 34 oC.From the research it can be concluded that temperature and humidity have no effect on the production of swallow's nest. Keywords : temperature, humidity, swallow's nest production, Engkuni Pasek.  ABSTRAK FERNANDUS KORESI YOSHI HARA. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Produksi Sarang Burung Walet di Kampung Engkuni Pasek Kabupaten Kutai Barat. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, 2021. (dibawah bimbingan Taufan Purwokusimaning Daru dan Fikri Ardhani).             Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan kelembaban Terhadap Produksi Sarang Burung Walet di Kampung Engkuni Pasek Kabupaten Kutai Barat Kalimatan Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020, di Kampung Engkuni Pasek, parameter yang diukur meliputi pengukuran suhu dan kelembaban untuk mengetahui produksi sarang burung walet.Hasil penelitian menujukan bahwa suhu dan kelembaban sarang burung walet terhadap produksi sarang walet yaitu pada gedung A diketahui suhu berkisar 25-32 oC, gedung B 25-31oC, gedung C 25-34oC, gedung D 25-34oC, gedung E 25-32oC dan gedg F 27-30oC.  gedung A memiliki kelembapan berkisar 72-78%, gedung B 88-25%, gedung C 91-99%, gedung D 76-86%, gedung E 77-99% dan gedung F 82-99%. Pada hasil rata-rata produksi sarang walet pertahun pada gedung A yaitu 327,5; gedung B yaitu 195; gedung C yaitu 285; gedung D yaitu 165; gedung E yaitu 637,5 dan gedung F 187,5. dimana terlihat hasil produksi walet yang tertinggi berada pada gedung E yaitu 637,5 yang memiliki kelembapan yang cukup tinggi ±95% dan suhu ±32 oC sedangkan hasil produksi terendah berada pada gedung D yaitu 165 yang memiliki kelembaban yang baik  ±86% dan suhu ±34 oC.Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu dan kelembaban tidak berpengaruh terhadap produksi sarang burung walet. Kata Kunci : suhu, kelembaban, produksi sarang burung walet, Engkuni Pasek.