Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pendampingan Masyarakat Dalam Persiapan Pembangunan Bak Induk Penampung Air Tanah Untuk Pengembangan Irigasi Lahan Kering Di Kabupaten Lombok Utara I Dewa Gede Jaya Negara; Bambang Hari Kusumo; Kisman, Tajidan; Lolita Endang Susilawati; Bambang Budi Santoso; Joko Priyono
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 2 (2022): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.155 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i2.1731

Abstract

Dalam persiapan pembangunan bak Induk penampung air pompa di Sambik Rindang 1, diperlukan bangunan berupa lantai kerja karena bak air akan berada di lereng perbukitan dan rentan terhadap bahaya gempa. Dalam hal tersebut diperlukan pekerja seperti tukang yang memadai, dan perlu ada partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut. Memperhatikan keterampilan warga yang ada sangat bermacam-jenisnya, maka pelibatan masyarakat perlu dilakukan secara selektif untuk menjamin hasil pekerjaan yang baik. Untuk itu pekerja yang dilibatkan perlu didampingi tim yang berpengalaman, agar hasil pembangunan memiliki kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diperlukan. Mengingat pentingnya terbangunnya bak air tersebut untuk menampung air dari air tanah, maka tim dari Unram dalam pengabdian ini perlu membantu kepentingan masyarakat tersebut. Pengabdian ini dilakukan dengan metode pendamping oleh Tim Unram, dengan tahapan kegiatan: survey awal dan koodinasi, kegiatan pendampingan dalam penentuan lokasi, pengukuran lokasi, pemasangan bawplang bak, penggalian dasar lantai kerja dan pembangunan lantai kerja. Diskusi dan tanya jawab dilakukan selama proses pembangunan, untuk meningkatkan wawasan para tukang dan pekerja dilokasi setempat.Hasil pengabdian warga telah berhasil membuat lantai kerja bak Induk sampai selesai, peserta telah mendapatkan pengetahuan pembanguan tambahan dari kegiatan ini. Dikusi dan tanya jawab telah menigkatkan pengetahuan Teknik banguan pada para tukang dan perkerja yang ada di Sambik Rindang 1tentang pentingnya keamanan bangunan yang dihasilkan, sehingga dapat digunakan sebagai bekal dalam pembangunan dimasa-masa mendatang. Semua yang terlibat harus memiliki tanggungjawabnya, agar bangunan yang dihasilkan dapat bermanfaat dengan baik. Dengan selesainya kegiatan pertemuan terpusat tersebut maka kegiatan ini sudah selesai, tim pengabdian mengucapkan terimakasih dan semoga amal ini memberi manfaat.
SOSIALISASI PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DALAM DI DESA SALUT KECAMATAN KAYANGAN, KABUPATEN LOMBOK UTARA I Dewa Gede Jaya Negara; Bambang Hari Kusumo; Kisman Kisman; Tajidan Tajidan; Lolita Endang Susilawati; Bambang Budi Santoso; Joko Priyono
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i2.575

Abstract

The potential for dry land in North Lombok is very wide with the surrounding rivers mostly dry during the dry season. Sambik Rindang Hamlet is one of the dry lands that has the potential for productive agriculture, but has not been able to be utilized optimally. For this reason, the people of Sambik Rindang need to be given knowledge about this through socialization, so that they can make efficient use of dry land and groundwater so that farming can be carried out outside the rainy season. The aim of the socialization is to increase people's knowledge about irrigation water efficiency and irrigation methods for agriculture in dry land. This socialization was carried out with the stages of field review, field socialization, discussion and question and answer, evaluation and closing. Furthermore, this socialization service has succeeded in providing knowledge about efficient irrigation such as drip irrigation and pipelines, with productive farming. The service participants were very enthusiastic about participating in the socialization activities, questions about agriculture and irrigation were answered well by the team from the Faculty of Agriculture and the Faculty of Engineering. Evaluation of activities is carried out by the service team, from the field socialization activities to the end of the activity. The service participants were very proactive during the activity and had knowledge about efficient irrigation and productive farming methods. Thus the service participants have known efficient irrigation methods and have gained knowledge in utilizing dry land in order to have an economic impact on the family.
KAJIAN PEMBERIAN HARA MIKRO UNTUK TANAMAN PADI PADA USTIFLUVENTS KAKIANG - SUMBAWA Baharuddin Abubakar; Joko Priyono
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 7 No 3 (1997): JURNAL ILMIAH AGROTEKSOS 1997
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.804 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian tentang pemberian hara mikro pada tanaman padi di Kakiang - Sumbawa telah dilakukan dengan tujuan untuk me-ngetahui dosis pemberian pupuk Fe, Zn, dan Cu untuk tanaman padi di lahan sawah yang kahat unsur tersebut. Penelitian di-lakukan di Desa Kakiang dan Ngeru pada jenis tanah Ustifluv­ents, dengan menerapkan rancangan petak terpi­sah. Petak utama adalah takaran kombinasi P + S, yaitu: (P + S)1: 25 kg P205.ha- + 7.5 kg S.ha-, dan (P + S)2: 50 kg P2O5.ha- + 15 kg S.ha-. Sebagai anak petak adalah dosis masing-masing pupuk Fe, Zn, dan Cu. Dosis Fe: 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 kg Fe.ha-; dosis Zn: 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, dan 15 kg Zn.ha-; sedangkan dosis Cu: 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, dan 15 kg Cu. ha-. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk Fe saat ini be-lum diperlukan di Kakiang, sedangkan pupuk Zn diperlukan ter-utama pada lahan di Ngeru dengan dosis sekitar 15 kg Zn.ha-. Pupuk Cu diperlukan di lahan berstatus agak sampai cukup kahat, dengan dosis sekitar 10 kg Cu.ha-. Peningkatan hasil dari pemupukan tersebut sekitar 15 - 20 %. ABSTRACT A research on the application of micronutrient fertilizer for rice in Kakiang - Sumbawa was conducted with objective to determine appropriate rates of Fe, Zn, and Cu fertilizers for rice on the nutrient-deficient land. The research was conduct­ed in Kakiang and Ngeru on a Ustifluvent, by employing a split plot design. The main plot was the rates of combined P + S, e.g., (P + S)1: 25 kg P205.ha- + 7.5 kg S.ha-, and (P + S)2: 50 kg P2O5.ha- + 15 kg S.ha-. The sub plot was rates of Fe, Zn,, and Cu applied separately. The rates for Fe were 0, 5, 10, 15, 20, 25, and 30 kg Fe.ha-; that of Zn were 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, and 15 kg Zn.ha-; and that for Cu were 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, and 15 kg Cu.ha-. Result indicated that at present day, Fe fertilizer was not required in Kakiang, while 15 kg Zn.ha- was required in Ngeru. A 10 kg Cu.ha- fertilizer was required in the land that slightly to fairly deficient of the nutrient. The increase of yield resulting from the fertilizer application was about 15 - 20 %.
DISEMINASI TEKNOLOGI PEMBUATAN KERUPUK HIGIENIS DI DESA MEDANA, KECAMATAN TANJUNG, KABUPATEN LOMBOK UTARA Joko Priyono; I Gusti Lanang Parta Tanaya; I Gusti Lanang Media
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i2.333

Abstract

Kegiatan diseminasi teknologi tentang pembuatan kerupuk higienis telah dilakukan pada bulan Agustus hingga November 2019 kepada dua kelompok usaha sasaran (mitra) di di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kedua mitra tersebut adalah Kelompok Usaha Perempuan Bahari (KUPB) dan Kelompok Nelayan Maju Bersama (KNMB). Permintaan akan produk camilan terus meningkat, tetapi belum mampu terpenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi. Sesuai dengan permintaan mitra dan permasalahan yang dihadapinya, maka dilakukan kegiatan diseminasi teknologi dengan tujuan untuk membantu mitra melaui peningkatkan pengetahuan dan ketrampilan proses produksi dan memberikan bantuan beberapa peralatan pendukung proses produksi. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan metode pendidikan untuk orang dewasa (andragogi) melalui praktek langsung dan pendampingan dalam proses produksi. Materi pelatihan meliputi teknik pembuatan kerupuk paru dan ikan yang tepat dan higenis serta teknik penggunaan dan perawatan beberapa peralatan produksi semi otomatis, yaitu (meat slicer, deep fryer, spinner, dan sealer) sehingga dapat dihasilkan produk kerupuk paru dan kerupuk ikan yang higienis dengan produktivitas tinggi. Secara umum, pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan dapat berjalan dengan lancar, dan mitra merasa sangat terbantu oleh kegiatan ini. Meskipun hasil ritel peningkatan keuntungan usaha mereka belum dapat terlihat nyata saat ini, dampak positif potensial (jangka panjang) yang dapat kita harapkan adalah meningkatnya produktivitas dan keuntungan usaha kerupuk yang dilakukan oleh mitra. Kegiatan semacam ini direkomendasikan (khususnya kepada Pemda KLU) untuk dilakukan kepada kelompok usaha yang lain di masa yang akan datang disertai dengan program pendampingan
Kemampuan Insulasi Suara Delapan Jenis Bahan Berbasis Serat Kayu Joko Priyono; Yusdiansyah Yusdiansyah
Buletin Loupe Vol 17 No 01 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.067 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v17i01.499

Abstract

Semakin berkembangnya aktivitas manusia menyebabkan berbagai gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan seperti kebisingan. Gangguan tersebut dapat dieliminasi dengan memanfaatkan berbagai bahan insulasi yang mampu mencegah kebocoran suara antar ruang. Kemampuan insulasi suara dari suatu bahan ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien peredaman suara (α). Sebanyak delapan jenis bahan berserat dicobakan dalam penelitian dengan maksud mengetahui fungsinya sebagai material insulasi suara. Bahan tersebut terdiri atas karton (kardus), tatakan telur, kayu akasia, kayu sengon, papan partikel, papan gypsum dan kayu lapis. Semua bahan dibentuk lempengan dengan ukuran diameter 10 cm. Lempeng difungsikan sebagai insulator di tengah antar ruang pada sebuah tabung PVC yang di satu ujungnya dipasang bel pintu sebagai sumber suara dan ujung pipa lainnya dipasang alat Sound Level Meter (SLM) sebagai penerima suara. Nilai koefisien peredaman dihitung menurut Lewis dan Douglas (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien peredaman tertinggi dan material dengan jumlah signifikan terbanyak diperoleh dari material kayu akasia mangium, kemudian berturut-turut diikuti oleh papan partikel tebal, papan partikel tipis, kayu sengon, kayu lapis, gypsum, tatakan telur dan karton, dengan rentang nilai α antara 0,13 sampai dengan 0,06.
Measurement of Cooperative Accountability Implementation Based on Regulation of The Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of The Republic of Indonesia Number 20/Per/M.KUKM/IX/2015 (Case Study on YPTA Surabaya Employee Cooperative Period 2018-2021) Joko Priyono
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 3 (2022): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i3.6250

Abstract

Cooperative accountability is one of the most important factors to be carried out by cooperative organizations so that they can be trusted by interested parties. This study was conducted to measure the implementation of cooperative accountability based on the Regulation of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises Number 20/Per/M.KUKM/IX/2015 concerning the Implementation of Cooperative Accountability. The research site is the YPTA Surabaya Employee Cooperative for the 2018-2021 period. Aspects of measurement in this study include: measuring the implementation of organizational and management accountability; measurement of the implementation of cooperative service management accountability; and measuring the implementation of financial accountability. This research is descriptive research with a quantitative approach. The results of the research on measuring the implementation of cooperative accountability in the period 2018-2021 obtained fluctuating results. Measurement of organizational and management accountability; the number of members is decreasing but the number of deposits and institutional management are getting better. The measurement of the implementation of cooperative service management accountability on a gross basis to members and non-members has decreased while on a net basis it has increased. Measurement of the implementation of financial accountability; financial statements need to be audited by public accountants, the ability of cooperatives to fulfill all their obligations with their assets is very good; the ability of cooperatives to utilize assets on average is 1.3 times; and the ability to generate residual income tends to increase.
Pelatihan Pembuatan Jaringan Irigasi Tetes PVC dan Penanaman Naga Untuk Peningkatan Ekonomi Lahan Kering di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. I Dewa Gede Jaya Negara; Bambang Hari Kusumo; Kisman; Tajidan; Lolita Endang Susilawati; Bambang Budi Santoso; Joko Priyono
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i3.2551

Abstract

Adanya pembangunan bak penampung air yang menampung air tanah, ketersdediaan airnya perlu dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat sekitarnya karena lahan yang ada sangat potensial untuk pertanian. Pemakaian air dalam melakukan irigasi yang kurang efisien tentu tidak diharapkan, karena air yang diangkat ke bak air menggunakan memerlukan biaya berupa pembayaran pulsa listrik sehingga perlu diperhitungkan secara ekonomi. Oleh karena itu agar air bak yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien maka perlu dilakukan pelatihan membuat jaringan irigasi hemat air seperti system tetes pada lahan kering sekitar lokasi bak air dengan tananamnya sebagai percontohan. Dengan upaya ini nantinya masyarakat sekitarnya akan dapat meniru dan membuat lahan-lahan pertanian baru, dalam meningkatkan ekonomi keluarganya masing-masing. Mengetahui potensi sumber air yang ada maka tim Unram ikut berpartisipasi memberikan pelatihan pembuatan jaringan irigasi tetes dengan tanaman naga sebagai percontohannya, yang diperkirakan akan memberikan nilai tambah secara ekonomi jangka panjang. Tanaman yang dipilih untuk ditanam adalah naga, karena tanaman ini mempunyai umur hidup cukup lama jika dibandingkan dengan tanaman hortikultura, tetapi secara ekonomi akan sangat membantu petani lahan kering yang ada . Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tani sekitar dalam pembuatan irigasi hemat air system tetes dengan pipa pvc dan mempu menggunakannya pada lahan pertanian naga. Pengabdian ini dilakukan oleh Tim Unram dengan tahapan; survey awal dan koodinasi, pelatihan pembuatan petak lahan dan jaringan irigasi tetes pvc, pemasangan ajir dari pohon banten sebagai tempat naga. Selama proses pelatihan , dilakukan diskusi dan tanya jawab, sedangkan evaluasi selain dilakukan pada pelaksanaan tetapi juga akan dilakukan diwaktu-waktu yang akan dating untuk memantau perkembangan usahataninya. Pelatihan ini diikuti secara sungguh-sungguh oleh warga masyarakat di lapangan, dan berhasil memesang jaringan irigasi tetes pipa pvc pada 1 petak lahan dengan tanaman naga. Setelah 1 tahun pelaksanaan pengabdian, tanaman naga telah berbuah dan hasilnya telah dirasakan oleh petani dan sangat membantu ekonomi masyarakat lahan kering setempat. Tim pengabdian sangat bersyukur karena warga telah dapat membangun lahan pertanian percontohan naga dengan irigasi tetes pvc, dan tim pengabdian memberi saran agar pemilik lahan tetap memelihara tananaman tersebut dan dapat menerima masyarakat yang berkunjung dalam mencontoh system irigasi dan pertanian yang dilakukannya. Dengan selesainya kegiatan tim pengabdian berterimakasih kepada semua masyarakat yang telah ikut membantu untuk suksesnya pengabdian ini.
Landuse Changes and Policy Directions for Agriculture due to Decreasing Agricultural Land in Mandalika Special Economic Zone Zuhdiyah Matienatul Iemaaniah; Joko Priyono; Rika Andriati Sukma Dewi; Siska Ita Selvia
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 23, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v23i2.61629

Abstract

Agricultural land is still priority for Indonesian people, the majority of whom are farmers. Along with the times and technological advances, as well as rapidly increasing population growth, agricultural land began to experience a widespread decline. The area of agricultural land that has decreased is a result of the construction of various public facilities that support an area. The Mandalika Special Economic Zone (SEZ) is experiencing land conversion from undeveloped land to built-up land due to the rapid development in the area. The purpose of this study is to determine changes in land use before and after the construction of the Mandalika Circuit and as a policy direction to increase agricultural land productivity. The research method uses GIS analysis for changes in land use and Focus Group Discussions (FGD) to obtain agricultural policy directions. The results obtained are that it is known that there has been a change in land use in Kuta Village after the Designation of the Mandalika Special Economic Zone with the Mandalika Circuit Development, and increasing the construction of built-up land. The landuse changes in ricefields decreased by 25.77 hectares, plantations 113.98 hectares, farms decreased by 86.06 hectares, while other lands is increase of 516.8 hectares. Directions for agricultural policy obtained directions that there has been a determination of sustainable agricultural land in Central Lombok Regency besides that there is a need for the implementation of Sustainable Food Homes (RPL), the concept of agrosilvopastura agriculture, waste utilization and the need for the development of agriculture-based tourism.
Evaluasi Efisiensi Paket Pemupukan Komoditi Tembakau (Nicotiana tabacum) di Kabupaten Lombok Timur Mega Aziza Kanumari; Bustan; Joko Priyono
Journal of Soil Quality and Management Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Soil Quality and Management
Publisher : Department of Soil Science, Faculty of Agriculture, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsqm.v2i2.114

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pemupukan pada komoditi tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) di Lombok Timur Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui pengamatan lapang dan analisis sampel tanah di laboraturium. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer (produksi budidaya tanaman tembakau, dosis pupuk yang diberikan pada tanaman, sampel tanah untuk di analisis di laboraturium dengan parameter berupa kadar N, P, dan K tanah), dan data sekunder (lokasi petani tembakau di Desa Padamara, Sepit, Surabaya Utara, peta kerja, wawancara dengan petani dan mengisi form survey). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi pemupukan petani non mitra umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan petani mitra. Efisiensi pemupukan N dan P pada Desa Padamara selalu lebih tinggi daripada Desa Sepit dan Surabaya Utara. Sementara untuk efisiensi pemupukan K, Desa Sepit menjadi desa dengan nilai efektivitas tertinggi (40 %), diikuti oleh Desa Surabaya Utara (38 %) dan Desa padamara (15 %).
PELATIHAN PERSIAPAN LAHAN TANAM DAN TEKNIK PEMASANGAN JARINGAN IRIGASI TETES PABRIKASI DI DESA SALUT KABUPATEN LOMBOK UTARA: land I Dewa Gede Jaya Negara; Anid Spriyadi; I Dewa Made Alit Karyawan; Muh Bagus Budianto; Bambang Hari Kusumo; Kisman Kisman; Lolita Endang Susilawati; Bambang Budi Santoso; Joko Priyono; Tajidan Tajidan
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i2.1616

Abstract

In general, the potential for dry land in North Lombok Regency is very broad with low river water potential, including in Salut Village. This village is a fairly large area of ​​dry land and is a hilly area that has the potential to be used as agricultural land for horticultural crops. There is no surface water potential in this area and the only existing water source is groundwater, namely from deep groundwater wells. So the existing land has the potential to be used for farming seasonal crops such as chilies, tomatoes and others. However, because of the people's habit of carrying out agricultural activities in the rainy season, the land in the dry season is left idle. To increase land use in the dry season, it is necessary to encourage the creation of horticultural planting land so that in the dry season people can cultivate these crops. The aim of this service is knowledge and improving residents' skills in creating horticultural agricultural land for farming in the dry season using drip irrigation. This service stage consists of field inspection and outreach, land preparation practices and planting areas, preparation and installation of drip irrigation, discussions and questions and answers as well as evaluation. Finally, the community service has succeeded in training 7 community representatives in creating horticultural planting areas, such as clearing land, plowing, making plots and making beds. Participants were able to make planting beds because the plots of planting land were smaller and knew how to make and install drip irrigation in raised beds, and knew how to obtain and maintain it. The activity evaluation was carried out by the service team, when they saw the results of the land preparation during the implementation process by looking at their seriousness, the participants understood and gained additional knowledge in preparing planting land and installing drip irrigation networks on the land.