Claim Missing Document
Check
Articles

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP TOXOPLASMOSIS DI SMA 2 DENPASAR TAHUN 2014 Ni Luh Jayanti Wulan Sari; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.903 KB)

Abstract

 Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi parasit Toxoplasma gondii yang memiliki prevalensi tinggi di dunia dan dapat menginfeksi manusia, mamalia serta unggas. Infeksi ini sering terjadi pada usia 20-40 tahun atau usia reproduktif, umumnya bersifat asimtomatis, namun dapat berakibat fatal bagi wanita hamil dan individu dengan sistem imun rendah lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap toxoplasmosis di SMA 2 Denpasar tahun 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2014 dengan sampel berjumlah 105 orang yaitu siswi kelas 1, 2, dan 3 SMA 2 Denpasar yang telah dipilih dengan mengunakan tehnik cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan data dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan mayoritas pengetahuan remaja putri terhadap toxoplasmosis rendah sebanyak 58,1%. Terbanyak pada usia 17 tahun dengan mayoritas pengetahuan rendah (52,6%) dan mayoritas berasal dari Denpasar Selatan dengan pengetahuan mayoritas rendah (67,9%). Mayoritas remaja putri memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terhadap pengertian, cara penularan, tanda dan gejala serta pencegahan toxoplasmosis dengan hasil penelitian yaitu 46,7%, 80%, 52,4%, dan 46,7%. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri di SMA 2 Denpasar masih rendah dan peneliti merekomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan edukasi tentang toxoplasmosis pada remaja putri sehingga masyarakat tahu dan mampu melakukan pencegahan dini terhadap toxoplasmosis sehingga insidennya akan menurun.  
POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (PANDANUS AMARYLLIFOLIUS ROXB.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI BAGI AEDES AEGYPTI Maretta Rosabella Purnamasari; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.973 KB)

Abstract

Tingginya kasus demam berdarah dengue disertai munculnya resistensi terhadap temephos, menjadikan penggunaan larvasida alami mulai dipertimbangkan. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah daun pandan wangi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2016 sampai bulan Agustus tahun 2016 dan bertujuan untuk mengetahui efektivitas, LC50, dan LC90 dari ekstrak etanol daun pandan wangi sebagai larvasida bagi Aedes aegypti. Studi ini merupakan murni eksperimental dan memakai post test only control group design. Subjek dibagi menjadi kelompok kontrol (konsentrasi 0%) dan 7 kelompok perlakuan (konsentrasi 0,05%, 0,125%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 4%). Replikasi dilakukan empat kali dengan menggunakan 25 larva Aedes aegypti instar III/IV pada tiap-tiap kelompok. Data kematian larva dikumpulkan setelah 24 jam dan didapatkan tidak ada kematian pada kelompok kontrol. Rerata persentase kematian larva pada kelompok perlakuan berturut-turut dari konsentrasi perlakuan terkecil ke terbesar adalah 2%, 5%, 7%, 11%, 14%, 36%, 99%. Uji Kruskal Wallis memperoleh p<0,05 yang artinya diperoleh perbedaan bermakna pada kematian larva antar kelompok. Hasil dari uji Mann Whitney menunjukkan p<0,05 pada konsentrasi 0,125%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4%, yang masing-masing dibandingkan dengan kontrol. Uji probit memperlihatkan nilai LC50 dan LC90 berturut-turut 2,113% dan 3,497%. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) konsentrasi 0,125%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4% efektif sebagai larvasida alami bagi Aedes aegypti, dengan nilai LC50 sebesar 2,113% dan nilai LC90 sebesar 3,497%.
Terapi kombinasi zink oral dan asam trikloroasetat 80% pada giant kondiloma akuminata perianal Ida Ayu Sintya Pratiwi; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 6 (2018): Vol 7 No 6 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.497 KB)

Abstract

Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang diperantarai oleh nyamuk Ae.aegyptibetina. Kandungan saponin, alkaloid, dan flavonoid pada ekstrak ethanol daun salam (Syzygium polyanthum) berpengaruh terhadap perkembangan larva nyamuk Ae. aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak ethanol daun salam(Syzygium polyanthum) sebagai pengatur perkembangan larva Ae. aegpti instar II. Metode yang digunakan yaitu eksperimental laboratoris dengan rancangan acak lengkap sesuai panduan WHOPES 2005.Sampel penelitian berupa larva Ae.aegypti instar II yang dibagi ke dalam 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan dengan konsentrasi 1%, 2%, 4%, 6%, dan 8%. Setiap kelompok terdiri dari 25 larva dan dilakukan 3 kali pengulangan.Data yang diperoleh dari penelitian diuji statistik menggunakan uji Kruskal Wallis, dan uji Probit. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05 (p=0,021). Hambatan perkembangan larva Ae.aegypti instar II menjadi stadium dewasa 50% dan 90% (IE50 dan IE90) didapatkan pada konsentrasi 0,775% dan 3,799%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak ethanol Syzygium polyanthum memiliki pengaruh terhadap perkembangan larvaAe. aegypti. Kata kunci: Aedes aegypti, Syzygium polyanthum, pengatur perkembangan
KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS) MENINGKATKAN KELEMBAPAN KULIT TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B I Putu Dema Prasetya; I.G. Kamasan Nym. Arijana; Ni Made Linawati; I Wayan Sugiritama; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i11.P08

Abstract

ABSTRAK Kulit kering dapat menurunkan kinerja proteksi tubuh terhadap efek radikal bebas dan infeksi.Kerusakan kulit bisa terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), salah satu dari komponen sinarmatahari yang mencapai bumi. Efek dari sinar UV yang memiliki sifat sebagai sumber radikal bebasdapat dicegah dengan antioksidan. Salah satunya yaitu krim ekstrak kulit buah naga super merah(Hylocereus costaricencis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian krim ekstrakkulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) terhadap kelembapan kulit tikus wistar (Rattusnorvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 30 ekortikus wistar jantan yang sudah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Sampel penelitian dibagi kedalam 5 (lima) kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan, yaitu kelompokkontrol (P0), kelompok plasebo (P1), kelompok krim ekstrak kulit buah naga super merah 5% (P2),10% (P3), dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrakkrim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 5% dan krim ekstrak kulit buahnaga super merah (Hylocereus costaricencis) 10% terhadap peningkatkan kelembapan kulit tikus wistar(Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Kata Kunci: Kelembapan Kulit, Kulit Buah Naga Super Merah, Antioksidan, Sinar Ultraviolet, TikusWistar
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN PREVALENSI INFEKSI CACING USUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BELANDINGAN, KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI I Gusti Agung Dwi Putri Anjani; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.746 KB)

Abstract

ABSTRAK Infeksi cacing usus merupakan infeksi yang masih banyak diabaikan oleh masyarakat. Penyakit ini umumnya terkait dengan faktor risiko berupa kebiasaan mencuci tangan, memotong kuku secara rutin, penggunaan alas kaki saat di luar rumah, ketersediaan sumber air bersih, kepemilikan jamban, mengonsumsi obat cacing secara rutin, dan penggunaan penutup makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan prevalensi infeksi cacing usus pada siswa sekolah dasar (SD) Negeri Belandingan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dan pengambilan sampel dilakukan hanya sekali dengan teknik total sampling. Pemeriksaan feses dilakukan dengan metode Kato-katz di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Faktor risiko yang berperan dalam penularan infeksi cacing usus ditentukan dengan analisis statistik univariat dan bivariat. Infeksi cacing usus pada anak SD N Belandingan didapatkan sebesar 8.8% yang terdiri dari Ascaris lumbricoides, cacing tambang, dan Taenia. Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor risiko yang terkait dengan infeksi cacing usus yaitu tidak tersedianya sumber air bersih(nilai p=0,023; RP=5,52 95% IK 1,79-15,3) mencuci tangan dengan air saja(nilai p=0,038; RP=0,31 95% IK 0,11-0,86), dan tidak menggunakan penutup makanan(nilai p=0,029; RP=3,94 95% IK 1,37-11,2). Kata Kunci: Infeksi cacing usus, Faktor risiko, Ascaris lumbricoides, Belandingan ABSTRACT Intestinal worm infection is one of neglected infectious disease. The disease is commonly associated with hand-washing practice, nail cutting habit, use of footwear when playing outdoors, clean water source availability, presence of a latrine, routine antihelminthic drug consumption, and the use of food cover as a risk factor. The aim of this study is to determine the relationship of risk factors to the prevalence of intestinal worm infectionin Belandingan Elementary School students, Kintamani Subdistrict, Bangli District. The type of research is analytic descriptive and sampling is done only once with total sampling technique. Stool examination was done by Kato-katz method in Parasitology Laboratory,Faculty of Medicine Udayana University.Univariate and bivariate statistical analyses were used to determine risk factor variables that play a role in intestinal worm infection. The results showed that prevalence of infection in SD N Belandingan students was 8.8% consisting of Ascaris lumbricoides, hookworm, and Taenia. The result of bivariate analysis showed that risk factors related to intestinal worm infection were clean water source unavailable (p = 0.023, PR = 5.52 CI 95% 1.79-15.3), hand washing with water only (p = 0.038, PR = 0.31 CI 95% 0.11-0.86), and not covering food (value p = 0.029; PR = 3.94 CI 95% 1.37-11.2). Keywords: Intestinal worm infection, Risk factors, Ascaris lumbricoides, Belandingan
Mosquito-specific viruses (family Flaviviridae, genus Flavivirus) Diisolasi pada Nyamuk Anopheles vagus di Bali Putu Ayu Asri Damayanti; I Nyoman Mantik Astawa; Anak Agung Ayu Mirah Adi; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika; Dewa Ayu Agus Sri Laksemi; Ni Luh Putu Eka Diarthini
Jurnal Veteriner Vol 22 No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.933 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.2.189

Abstract

Mosquito-specific viruses (MSVs) adalah virus yang hanya dapat bereplikasi pada sel nyamuk. Virus ini terdiri dari berbagai genus, salah satunya yang paling banyak ditemukan adalah dari famili Flaviviridae, genus Flavivirus. Namun, data keberadaan dan karakteristik MSVs dan vektornya di Bali saat ini sangat terbatas. Oleh karena itu, pengamatan untuk memperluas penemuan keragaman vektor dan filogenetik MSVs famili Flaviviridae, genus Flavivirus di Bali dilakukan pada tahun 2016-2018. Nyamuk dewasa ditangkap menggunakan light trap dan dikelompokkan berdasarkan spesies. Isolasi dan propagasi virus dilakukan pada galur sel C6/36 dan baby hamster kidney-21 (BHK-21). Identifikasi virus dilakukan dengan menggunakan one step reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Terdapat dua pool yang berasal dari nyamuk Anopheles vagus menampakan cythopathic effect (CPE) hanya pada galur sel C6/36 dari total 158 pool. Virus yang diisolasi memiliki persentase identity sekuen nukleotida tertinggi 97% dan sekuen asam amino 96% dengan virus Culex theileri Flavivirus isolat JKT-8650 yang diisolasi pada tahun 1981. Selanjutnya, virus dinamakan Mosquito Flavivirus Isolate Bali (MFB) dengan accession numbers KY995166 dan KY290258. Analisis filogenetik menunjukan bahwa MFB berada satu kluster dengan Culex theileri Flavivirus (CTFV) dari Indonesia, Culex Flavivuruses-Myanmar, Culex theileri Flavivirus-Portugal, dan Mosquito Flavivirus-Turki. Terdapat delapan nukelotida dan enam asam amino yang berbeda antara MFB dan CTFV Indonesia. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa MSVs dari famili Flaviviridae, genus Flavivirus berhasil diisolasi dari nyamuk An. vagus di Bali.
Pemilihan Tempat Bertelur Nyamuk Aedes aegypti pada Air Limbah Rumah Tangga di Laboratorium I Made Sudarmaja; SugengO Juwono Mardihusodo
Jurnal Veteriner Vol 10 No 4 (2009)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.712 KB)

Abstract

A laboratory experimental study was conducted to observe the types of household waste water aspreferential sites for Aedes aegypti to lay their eggs. In this study, three types of waste water were used i.e.soap contaminated water, detergent contaminated water and tap water respectively. The results of thestudy showed that soap contaminated water (0,5 gram/liter) and tap water were preferential sites forAedes aegypti to lay their eggs, while detergent contaminated water was not. The number of mosquito eggsfound in soap contaminated water was not significantly different with those found in tap water but both ofthem were significantly higher than those found in detergent contaminated water.
Ethanol Extract of Spondias pinnata Leaves Reduce Parasite Number and Increase Macrophage Phagocytosis Capacity of Mice Infected by Plasmodium berghei Dewa Ayu Agus Sri Laksemi; I Gusti Kamasan Arijana; I Made Sudarmaja; Ni Luh Ariwati; Ketut Tunas; Putu Ayu Asri Damayanti; Ni Luh Putu Eka Diarthini; I Kadek Swastika; Ida Ayu Dewi Wiryantini
The Indonesian Biomedical Journal Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v13i1.1286

Abstract

BACKGROUND: Currently, there is no vaccine against malaria in humans, the development of resistance to anti-malarial drugs, causing the need to find new alternatives to overcome malaria infections. This study aimed to determine effect of Spondias pinnata in increasing cellular immunity, especially phagocytosis activity of peritoneal macrophages against Plasmodium berghei infection.METHODS: This was an experimental study with two stages of research, each stage requires 36 Balb/c mice, aged 2 months and weight 20-25 grams. After one week of acclimatization, the mice were put into 6 different groups, each group consisted of 6 mice. The negative control was a group of mice given distilled water for 14 days then infected by P. berghei in the 15th day. Meanwhile, T1, T2, T3, T4 and T5 groups were given S. pinnata leaves ethanol extract with dose of 25, 50, 100, 200 and 400 mg/kg body weight (BW)/day, respectively, and then infected by P. berghei in the 15th day.RESULTS: The results showed that the lowest parasitemia and the highest capacity of macrophage to phagocytose latex was found in treatment group T3 that received 50 mg/kg BW of S. pinnata leaves ethanol extract. Based on analysis of the Pearson correlation test, there was a significant correlation between percent phagocytosis and parasitemia (p<0.05).CONCLUSION: Ethanol extract of S. pinnata leaves lower the parasite number of P. berghei in Balb/c mice and increase the capacity of macrophage to phagocytose latex. However, the mechanisms of how S. pinnata leaves extract in activating phagocytosis capacity and reducing parasitemia still need further investigation.KEYWORDS: phagocytosis, Plasmodium berghei, parasite number, Spondias pinnata
Risk factors of soil-transmitted helminth infection among elementary school students Kadek Adit Wiryadana; I Wayan Ardyan Sudharta Putra; Putu Diah Saraswati Rahayu; Made Martha Pradnyana; Made Lady Adelaida; I Made Sudarmaja
Paediatrica Indonesiana Vol 57 No 6 (2017): November 2017
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.201 KB) | DOI: 10.14238/pi57.6.2017.295-302

Abstract

Background Helminth infection remains a health problem, especially in school-aged children. Mass eradication programs with a single dose of anti-helminthic drugs were employed by the local government in some endemic areas in Bali. However, the effectiveness of the programs has not been well evaluated. Objective To investigate prevalence and possible risk factors of helminth infection, including nutritional status, in elementary school students from endemic areas who participated in mass eradication programs. Methods This cross-sectional study involved 126 students from Elementary School No. 3 Gegelang, Karangasem, Bali, a location that had recently undergone a mass eradication program. Diagnoses were based on direct smear examination of fecal specimens. Information on suspected risk factors and nutritional status were collected by questionnaire and anthropometric measurement, respectively. Statistical analyses included Chi-square and odds ratio, using SPSS v21 software. Results The prevalence of helminth infection was 31.7% with etiologies of Trichuris trichuria (75%), Ascaris lumbricoides (17.5%), or both infections (7.5%). Habits of not using footwear [OR=4.88; 95%CI 1.15 to 20.65], not keeping nails trimmed [OR=3.33; 95%CI 1.07 to 10.37], and absence of a proper toilet [OR=4.31; 95%CI 1.93 to 9.64] were found to be significant risk factors for helminth infection. However, we found no significant association between helminth infection and nutritional status, although a considerable number of students had less than normal reference values, in terms of weight, height, and BMI for age. Conclusion The prevalence of helminth infection continues to be high, with personal hygiene and sanitation as significant risk factors. History of mass eradication programs did not confer an effective protection against helminth infection.
Prevalensi infeksi soil transmitted helmith di Sekolah Dasar Negeri 1 Padangbulia Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, Bali-Indonesia Ni Putu Akopita Devi; I Made Sudarmaja; Kadek Swastika
Intisari Sains Medis Vol. 9 No. 3 (2018): (Available online: 1 December 2018)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.285 KB) | DOI: 10.15562/ism.v9i3.315

Abstract

Latar Belakang: Pada perkembangan global yang sudah modern ternyata masih banyak kejadian infeksi cacing pada anak-anak. Infeksi cacing ini juga berhubungan dengan status gizi anak-anak. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kebersihan diri pada anak-anak sangat berpengaruh dengan terjadi nya infeksi cacing seperti perilaku mencuci tangan, memotong kuku, kebersihan yang dikonsumsi, dan masih banyak lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing, dan juga hubungan status gizi serta kebersihan diri pada anak sekolah dasar di SD Negeri 1 Padangbulia Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan studi total sampling dengan jumlah sampel 127 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang kebersihan diri untuk mendapatkan katagori baik dan buruk, serta perhitungan berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan dan microtoise.Hasil: Dari 127 siswa, 20 siswa dikatagorikan kurus, 84 siswa dikatagorikan normal dan 11 orang dikatagorikan gemuk. Hampir sebagian besar kebersihan siswa sangat baik dengan rajin mencuci tangan, memotong kuku, makan makananan yang bersih, dan bermain dengan menggunakan alas kaki. Selain itu ditemukan 6 kasus dengan infeksi askariasis dan trikuriasis.Simpulan: Pada penelitian ini kebersihan pada siswa sekolah dasar sudah baik begitu pula status gizinya. Kedepannya diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan design penelitian yang lebih baik tentang infeksi cacing, status gizi, dan kebersihan diri. Prevalensi cacingan pada penelitian ini adalah 0,04%.
Co-Authors A.A Indah Suadnyani A.A Indah Suadnyani Abdulhadi FA Adiputra, I Komang Hotra Agilan Sethupathy Amaral, Meriana Barreto Amelia, Irene Anak Agung Ayu Mirah Adi Ariwati, Ni Luh Ayu Surasmiati, Ni Made Bagus Komang Satriyasa Cokorda Agung Wahyu Purnamasidhi Daondy Friarsa Soeharto Dewa Ayu Agus Sri Laksemi Dewa Ayu Agus Sri Laksmi Divya Nirmala, Putu Ayu Eka Sutyawan, I Wayan I Gusti Agung Ayu Chintya Cahyarini I Gusti Agung Dwi Putri Anjani I Gusti Ayu Prapti Adnyani I Gusti Ayu Prapti Adnyani I Gusti Kamasan Arijana I Kadek Swastika I Ketut Tunas I Made Jawi I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Putu Dema Prasetya I Putu Dodik Supartha I Wayan Ardyan Sudharta Putra I Wayan Putu Sutirta Yasa I Wayan Sugiritama Ida Ayu Dewi Wiryantini Ida Ayu Ide Larassanthi Pratiwi Ida Ayu Sintya Pratiwi Ida Bagus Putra Manuaba Ivy Cerelia Valerie Kadek Adit Wiryadana Kadek Yuda Dira Pratama Ketut Teddy Bayu Pradinata kumara, i made bagus bayu L. Ariwati Luh Ariwati Luh Putu Ratna Sundari Lusi Martha Indrayani Made Lady Adelaida Made Martha Pradnyana Made Sushmita Dharmasuari Maretta Rosabella Purnamasari Maretta Rosabella Purnamasari Maria Krishnandita N.L Ariwati N.L.P.E. Diarthini Ni Luh Ariwati Ni Luh Ariwati Ni Luh Jayanti Wulan Sari Ni Luh Komang Sumi Arcani Ni Luh Putu Eka Diarthini Ni Luh Putu Eka Diarthini, Ni Luh Putu Eka Ni Luh Rustini Ni Made Laksmi Utari Ni Made Linawati Ni Nyoman Agustianingsih Ni Putu Akopita Devi Ni Putu Tamara Bidari Suweta Nurulhuda Binti Embong P.A.A. Damayanti Pandango, Ivana Griselarosa Koni Pratisthita Sukadana, I Made Ananda Prajna Putu Ari Paramitha Widiani Putu Ayu Asri Damayanti Putu Ayu Larasati Putu Bagus Onicha Baskaranatha Putu Diah Saraswati Rahayu Putu Indah Budi Apsari REFAYANTI, NI MADE ERNITA Saraswati Devi, Ni Made Kumbha Mella Shabrina Inderjit Sri Laksemi, Dewa Ayu Agus SugengO Juwono Mardihusodo Widiyanti, I Gusti Ayu Wulanyani Wulanyani