Panulirus (White, 1847) dari famili Palinuridae merupakan komoditas lobster bernilai ekonomi tinggi secara global dan nasional. Di Indonesia telah teridentifikasi delapan spesies Panulirus, namun kajian morfologi–morfometri di Jawa Timur masih terbatas. Penelitian ini mendeskripsikan karakter morfologi eksternal dan morfometri enam spesies Panulirus di Jawa Timur. Dua puluh individu dari tiga lokasi (PPN. Prigi/Kab. Trenggalek, PP Paciran/Kab. Lamongan, dan Kab. Situbondo) dianalisis menggunakan karakter diagnostik antennular plate dan abdominal somites, serta tiga ukuran morfometri: panjang karapas/KRP (cm), antennular plate/ANT (mm), dan flagela/FLG (mm). Hasilnya, teridentifikasi enam spesies: P. homarus, P. longipes, P. ornatus, P. penicillatus, P. polyphagus, dan P. versicolor. Komposisi spesies per lokasi ialah: Kab. Trenggalek 5 spesies, Kab. Lamongan 1 spesies (P. polyphagus), dan Kab. Situbondo 2 spesies (P. ornatus dan P. homarus). Rata-rata KRP per lokasi menunjukkan Lamongan 8,44 ± 1,11 cm (n=5), Situbondo 7,12 ± 4,29 cm (n=5), dan Trenggalek 6,28 ± 1,85 cm (n=10). Pengelompokan UPGMA atas karakter morfologi menghasilkan dua pasangan yang berdekatan secara fenetik (P. longipes–P. versicolor; P. ornatus–P. homarus), sementara P. polyphagus dan P. penicillatus relatif terpisah. Hasil penelitian ini merupakan catatan awal yang menekankan karakter diagnostik; integrasi dengan data genetik pada sampel yang lebih besar diperlukan untuk menguji kesesuaian pola fenetik dengan garis keturunan evolusioner serta untuk mendukung pengelolaan sumber daya lobster secara berkelanjutan. Spiny lobsters of the genus Panulirus (White, 1847; family Palinuridae) are high-value fisheries commodities globally and nationally. In Indonesia, eight Panulirus species have been documented, yet morphology–morphometrics for East Java remain limited. This study describes external morphological characters and morphometrics for six Panulirus species from East Java. Twenty individuals from three sites—PPN Prigi (Trenggalek Regency), PP Paciran (Lamongan Regency), and Situbondo Regency—were examined using diagnostic features of the antennular plate and abdominal somites, together with three morphometric measurements: carapace length (KRP, cm), antennular length (ANT, mm), and antennal flagellum length (FLG, mm). Six species were identified: P. homarus, P. longipes, P. ornatus, P. penicillatus, P. polyphagus, and P. versicolor. Species composition by site was: Trenggalek, five species; Lamongan, one species (P. polyphagus); and Situbondo, two species (P. ornatus and P. homarus). Mean KRP by site was 8.44 ± 1.11 cm (Lamongan, n = 5), 7.12 ± 4.29 cm (Situbondo, n = 5), and 6.28 ± 1.85 cm (Trenggalek, n = 10). UPGMA (unweighted pair group method with arithmetic mean) clustering of external characters resolved two phenetically close pairs (P. longipes–P. versicolor; P. ornatus–P. homarus), whereas P. polyphagus and P. penicillatus were relatively isolated. These results constitute a preliminary note emphasizing diagnostic characters; larger, spatially replicated samples and integration with genetic data are needed to test the congruence between phenetic patterns and evolutionary lineages and to support sustainable lobster management.