Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Perlindungan Kekayaan Intelektual terhadap Produk Teri Biru Seira dan Kerupuk Ikan Tanimbar sebagai Industri Kreatif Masyarakat di Kota Saumlaki Kurniati, Nia; Permata, Rika Ratna; Hindersah, Reginawati; Kuswaryan, Sondi; Souisa, Yongky
PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) Vol 4, No 3 (2017): PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law)
Publisher : Faculty of Law, Padjadjaran University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.711 KB)

Abstract

Pemanfaatan sumber daya alam di laut oleh masyarakat Tanimbar berupa ikan teri biru di wilayah perairan laut Yamdena , Maluku Tenggara Barat mengandung potensi yang bernilai bagi pengembangan ekonomi masyarakat lokal setempat. Pengolahan ikan dalam bentuk penganan kerupuk Tanimbar merupakan salah satu bentuk industri kreatif masyarakat setempat karena merupakan pemanfaatan yang berasal dari kreatifitas keterampilan individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan kerja dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu, sehingga pemerintah perlu memberikan perlindungan kekayaan intelektual untuk memberikan kepastian hukum bagi pemilik pengembangan usaha tersebut. Artikel ini menemukan bahwa: pertama, perlindungan kekayaan intelektual berupa hak merek sebagai tanda pembeda memberi jaminan bahwa produknya adalah berbeda dengan produk barang lainya, dan juga sebagai roh perdagangan yang mendukung perkembangan bisnis ekonomi kreatif masyarakat lokal Tanimbar; kedua, pendaftaran hak merek kolektif atas produk olahan ikan teri biru berupa penganan kerupuk Tanimbar memberi kepastian hukum dan perlindungan hukum atas industri kreatif masyarakat Tanimbar dan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam pengembangan industri kreatif yang berkelanjutan; dan ketiga dapat dilindungi berdasarkan indikasi geografis.Intellectual Property Protection of Seira Blue Anchovy and Tanimbar Fish Crackers Products as the Creative Industry of Saumlaki City Community AbstractUtilization of marine natural resources by the community of Tanimbar in the form of blue anchovies in the marine areas of Yamdena, Maluku Tenggara Barat holds a valuable potential towards the economic development of the local community. The processing of fish in the form of Tanimbar Crackers is one of the form of the local community’s creative industry because it is a form of utilization that comes from the creativity of each individual skills to create welfare and employment by producing and exploiting the creative force of the individual, thus the government needs to provide intellectual property protection to provide legal certainty for the business development owner. The research method used is judicial normative research with judicial qualitative data analysis. The result of the research are as follows: first; protection of intellectual property in the form of brand right as a distinctive marker gives assurance that its products are different from other goods products, and also as a trading spirit that supports the business development of Saumlaki’s local community creative economy; second, collective trademark rights registration of blue anchovy processed products in the form of Tanimbar crackers gives a legal certainty and protection for the creative industry of Tanimbar’s community for the utilization of micro, small, and medium businesses in developing a sustainable creative industry; and third,  it can be protected by geographical indication.DOI: https://doi.org/10.22304/pjih.v4n3.a5
Aplikasi Pemupukan Organik dan Hayati di Sawah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat Reginawanti Hindersah; Sondi Kuswaryan
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2020): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v4i1.2136

Abstract

ABSTRAKSebagian sawah di  Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya tertimbun material letusan Gunung Galunggung pada 1982 sehingga kualitas sawah tidak sebaik sebelum letusan. Peningkatan kualitas tanah sawah dapat dilakukan dengan bahan organik dan pupuk hayati. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan dasar tentang pupuk hayati kepada petani di desa Sinagar dan Linggajati serta meningkatkan keterampilan petani dalam aplikasi pupuk hayati disertai kompos. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan diskusi kelompok terfokus dan penyuluhan mengenai pupuk hayati, praktek pembuatan kompos dan apliksi pupuk hayati konsorsium di sawah. Hasil kegiatan ini adalah 20 orang petani memahami  peran mikroba dan pupuk kotoran ternak serta komps dalam produksi tanaman; tetapi  mereka belum mampu membuat pupuk organik sesuai standard. Hanya satu orang petani yang mengaplikasikan pupuk hayati disertai penambahan kompos di tanah sawah sehingga meningkatkan produksi sebesar 1%.  Program ini memberikan gambaran bahwa teknologi pupuk hayati dapat diadopsi oleh petani di Kecamatan Sukaratu.Kata kunci: bahan Organik;  kotoran ternak; padi sawah; pupuk hayati.ABSTRACTSome of the paddy fields in Sukaratu Sub-district, Tasikmalaya Regency were buried by Mount Galunggung's eruption material in 1982 so that the quality of soil was worse than that before the eruption. Improving the quality of paddy soil can be established with biological fertilizers. The purpose of this community service was to introduce the basic knowledge about biofertilizer to farmers in the Sinagar and Linggajati Village; and to improve farmers' skills in the application of biological fertilizers and compost. To achieve the goals, we conducted a focused group discussion, short extension program on biological fertilizers, compost production, and consortium biofertilizer application in paddy fields. The result verified that 20 farmers has knowledge about the role of beneficial microbes, manure and compost for plant production but they did not able to prepare standardized organic matter. However one farmer was interested to apply biofertilizers along with compost to paddy fields. This program illustrates that biofertilizer technology can be adopted by farmer in Sukaratu Sub-district.Key Words: biofertilizer; cattle manure; organic matter; paddy soil
Studi Kelayakan Finansial Usahaternak Domba Yang Dipelihara Secara Dikandangkan (Studi Kasus Di Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan) (Financial Feasibility Study Of Sheep Intensive Management (Case Study In Sheep Farmer Cibuntu, Pasawahan District, Kuningan Regency)) Ambar Siswati; Yogie Krismanto; Sri Rahayu; Sondi Kuswaryan
Jurnal Ilmu Ternak Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v15i2.9520

Abstract

Penelitian mengenai Studi Kelayakan Finansial Usahaternak Domba yang Dipeliharasecara  Dikandangkan  (Studi  Kasus  di  Desa  Cibuntu,  Kecamatan  Pasawahan,  KabupatenKuningan)   dilakukan   pada   bulan   September   2013.Tujuan   penelitian   ini   adalah   untuk mengetahui kelayakan finansial dari usahaternak domba secara dikandangkan dan analisis sensitivitas terhadap  harga jual  domba, upah  tenaga kerja,  dan  tingkat  suku bunga.Jumlah responden adalah sebanyak 69 orang, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa usahaternak domba yang dikandangkan dengan skala usaha 13 ekor menghasilkan NPV sebesar Rp.4.456.987, IRR sebesar 34,2%, dan Gross B/C sebesar 1,16. Hasil tersebut menunjukan bahwa usahaternak domba  yang dikandangkan memenuhi kelayakan finansial. Perubahan harga jual domba merupakan variabel yang paling sensitif terhadap kelayakan investasi usahaternak domba, semakin tinggi harga jual maka tingkat kelayakan semakin baik.Kata kunci :Analisis Sensitivitas, Kelayakan Finansial, Usahaternak Domba.
STRATEGI PEMANFAATAN KEUNGGULAN KOMPARATIF DALAM PENYEDIAAN CALON INDUK SAPI PERAH DI JAWA BARAT Sri Rahayu -; Cecep Firmansyah -; Sondi Kuswaryan -
Sosiohumaniora Vol 17, No 2 (2015): SOSIOHUMANIORA, JULI 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.216 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v17i2.7300

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keunggulan komparatif dan strategi pemanfaatannyadalam penyediaan induk sapi perah di Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah survey di beberapawilayah sentra dan non sentra budidaya sapi perah di Jawa Barat. Responden peternak ditentukan denganmulty stage, yaitu: tahap-1 menentukan jumlah sample (n), tahap-2 menentukan jumlah sample pada masingmasinglokasi (ni) menggunakan proporsional allocation sampling method, dan tahap-3 pengambilan sampeluntuk masing-masing lokasi menggunakan simplerandom sampling. Jumlah sampel secara keseluruhan adalahsebanyak 65 orang. Teknik analisis yang digunakan merupakan perpaduan antara analisis kualitatif dan kuantitatif.Keunggulan komparatif dianalisis dengan teknik scoring menggunakan likert scale, dan location quotien. Faktorpenentu penyediaan calon induk sapi perah dianalisis menggunakan perspective analysis. Strategi pemanfaatankeunggulan komparatif ditentukan dengan SWOT analysis. Hasil penelitian menujukkan bahwa : (1) Keunggulankomparatif wilayah dalam pengembangan usaha rearing sapi perah menurut urutan tertinggi sampai terendahadalah ketersediaan: (a) pakan hijauan, (b) jumlah tenaga kerja, dan (c) pedet sapi perah betina, (2) seluruh wilayahmemiliki keunggulan komparatif berbeda-beda menurut indeks perbandingan relatif, (3) faktor-faktor penentupengembangan usaha rearing: (a) kebijakan pemerintah, (b) eksistensi petugas/ pembina, dan (c) sumberdayamanusia dan teknologi, dan (4) strategi pemanfaatan keunggulan komparatif dalam penyediaan calon induk sapiperah di Jawa Barat diarahkan pada pengembangan usaha rearing sapi perah berkelanjutan didukung denganberbagai kebijakan yang saling memperkuat satu sama lain. Fokus program diupayakan melalui pengembangankualitas pembinaan, kualitas SDM peternak, peningkatan adopsi teknologi dan inovasi rearing sapi perah.
39 ANALISIS PEMERATAAN PENDAPATAN PADA USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT (Survey pada Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Bandung) Sri Rahayu; Dadi Suryadi; Sondi Kuswaryan
Sosiohumaniora Vol 4, No 1 (2002): SOSIOHUMANIORA, MARET 2002
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v4i1.5256

Abstract

Usahaternak sapi perah adalah salah satu bidang usaha pada sub sektor peternakan yang sangat potensial untuk terus dipacu perkembangannya. Namun demikian, karena adanya perbedaan penguasaan sumberdaya produktif diantara peternak, diduga menyebabkan terjadinya ketidak merataan perolehan pendapatan diantara mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ukuran ketidak merataan perolehan pendapatan pada usahaternak sapi perah rakyat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Obyek penelitian ini adalah peternak sapi perah rakyat sebanyak 122 orang peternak yang merupakan anggota dari KUD Tani Mukti Kecamatan Ciwidey sebanyak 57 orang, KPSBU Kecamatan Lembang sebanyak 38 orang dan KUD Sarwa Mukti Kecamatan Cisarua sebanyak 27 orang, yang dipilih dengan cara acak berstrata (Stratified Random Sampling), berdasarkan tingkat kepemilikan sapi produktif. Data yang dihimpun dianalisis dengan menggunakan ukuran koefisien Gini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Mayoritas peternak memiliki ternak sapi perah dengan skala pemilikan sedikit (2-3 ekor induk). 2. Rata-rata pendapatan peternak per bulan di Kecamatan Ciwidey strata I Rp. 624.226 , strata II Rp. 1.049.700 dan strata III Rp. 1.288.284. Rata-rata pendapatan peternak per bulan di Kecamatan Lembang Strata I Rp. 409.555 , strata II Rp. 847.456 dan strata III Rp. 1.447.343. Rata-rata pendapatan peternak per bulan di Kecamatan Cisarua Strata I Rp. 598.458, strata II Rp. 1.320.394 dan strata III Rp. 1.886.296. 3. Ukuran Koefisien Gini usahaternak sapi perah rakyat di Kecamatan Ciwidey sebesar 0,0787 ; di Kecamatan Lembang 0,2472 dan di Keca-matan Cisarua 0,2398. Untuk mengurangi/menahan ketimpangan pendapatan, kebijakan penyebaran ternak sebaiknya diberikan kepada peternak dengan skala pemilikan kecil. Kata kunci : Pemerataan pendapatan, Usaha ternak sapi perah
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP DAGING DOMBA DI JAWA BARAT Dadi Suryadi,; Sri Rahayu; Cecep Firmansyah; Sondi Kuswaryan
Sosiohumaniora Vol 18, No 1 (2016): SOSIOHUMANIORA, MARET 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.063 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v18i1.9353

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap daging domba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Lokasi penelitian di wilayah jalur wisata Bogor-Cianjur, dan Kota Bandung yang ditentukan secara purposive. Sampel yang digunakan sebanyak 109 responden, dengan model analisisUji Chochran Q Test, dan Multi Atribut Fishbein. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (a) Terdapat empat dari 18 atribut daging domba yang valid disepakati konsumen daging domba yaitu: keempukan daging, hargadaging, bagian potongan karkas, dan aroma, (b) konsumen lebih menyukai: daging domba empuk yang ditandai konsistensi kenyal jika ditekan dengan jari; harga daging yang layak sesuai dengan kualitas; bagian potongan karkas paha belakang dan depan; daging memiliki aroma khas dan tidak berbau busuk, (c) prioritas atribut yang dipertimbangkan dalam membeli daging domba dari tingkatan penting sampai sangat penting, yaitu : keempukan daging, harga daging, bagian potongan karkas, dan aroma daging, (d) Sikap konsumen daging domba sebagian besar ada pada kategori positif sampai sangat positif, dan sebagian kecil responden bersikap netral, tetapi responden tetap melakukan pembelian daging domba.
HUBUNGAN ANTARA HARAPAN HASIL DENGAN TINGKAT RISIKO PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING Sondi Kuswaryan; Maman Paturochman; Cecep Firmansyah
Sosiohumaniora Vol 5, No 3 (2003): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2003
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v5i3.5527

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara tingkat risiko usaha dan harapan hasil pada usahaternak ayam ras pedaging. Penelitian dilakukan di Poultry Shop Tanjung Mulya, Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan data dari 276 kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh 50 unit usahaternak ayam ras pedaging, yang dipilih secara acak. Risiko usaha menggunakan ukuran koefisien variasi, dan harapan hasil menggunakan ukuran rata-rata dari gros marjin yang diperoleh usahaternak selama setahun. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Risiko usahaternak ayam ras pedaging merupakan pengaruh kumulatif dari kegagalan faktor teknis dan harga. Faktor teknis disebabkan oleh terjadinya kematian ayam atau kegagalan berat ayam mencapai berat yang optimal. Faktor harga disebabkan oleh tingginya harga DOC dan Pakan, serta rendahnya harga ayam hasil panen. Terdapat hubungan yang nyata antara tingkat risiko ( X ) dengan tingkat harapan hasil ( Y ), mengikuti model korelasi sebagai berikut : Y = 734.793,8 – 206.046 X + 17.514,86 X 2 R2 = 0,9137, Pada usahaternak ayam ras pedaging, risiko usaha berjalan selaras dengan besarnya harapan hasil. Makin besar harapan hasil, peternak dihadapkan pada risiko usaha yang makin besar. Kata Kunci : Risiko Usaha, Harapan Hasil, Usahaternak Ayam Ras Pedaging
RINTISAN PEMBANGUNAN KAMPUNG TERNAK-PISANG SEBAGAI DESTINASI WISATA NON BAHARI DI DESA PARAKANMANGGU KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT Sondi Kuswaryan; Reginawanti Hindersah; Nia Kurniati
Dharmakarya Vol 10, No 3 (2021): September, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i3.33011

Abstract

Sektor pariwisata di Kabupaten Pangandaran adalah penyumbang pendapatan asli daerah terbesar, dengan destinasi andalannya adalah wisata bahari. Tujuan wisata body rafting di perdesaan kurang berjalan optimal karena tidak sesuai untuk wisata keluarga. Wisata berbasis perdesaan dapat dibangun dan selaras dengan wisata non bahari tersebut. Tujuan pengabdian pada masyarakat (PPM) ini adalah menampung aspirasi dan membangun komitmen masyarakat untuk membangun rintisan Kampung Ternak-Pisang. Kegiatan PPM di Desa Parakanmanggu Kecapamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dilaksanakan secara campuran luring, daring dan virtual. Kegiatan PPM ini berhasil membangun rintisan Kampung Ternak-Pisang dalam bentuk satu unit kandang domba di Kampung Ternak dan Kampung Pisang dalam bentuk kebun pisang seluas 1.200 m2 di Dusun Parakan. Setelah mengikuti PPM ini masyarakat memiliki keyakinan bahwa membangun destinasi agrowisata tidak selalu membutuhkan invenstasi yang besar. Kajian ini menjelaskan bahwa untuk pengembangan Kampung Ternak dan Kampung Pisang diperlukan langkah (a) Pembentukan forum untuk mewadahi aspirasi. (b). Merancang disain lokasi tujuan wisata. (c). Penyelenggarakan pelatihan kepariwisataan bagi masyarakat. (d). Membentuk kelompok kerja pengendalian lingkungan, sosial budaya, SAR and Rescue (e). Melengkapi transportasi, komunikasi, air, listrik, sarana kesehatan, dan keamanan. Pemerintah perlu meningkatkan perannya, khususnya dalam penyediaan kemudahan akses jalan ke lokasi, serta aturan-aturan yang mendorong dan menjamin kesinambungan pengembangan destinasi wisata di lokasi ini.
Usaha Ternak Domba sebagai Jalur Keluar dari Kemiskinan Buruh Tani di Perdesaan Sondi Kuswaryan; Cecep Firmansyah; Muhammad Hasan Hadiana
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 3 (2020): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.005 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i3.11396

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemungkinan usaha ternak domba sebagai aktivitas nafkah untuk pengentasan kemiskinan, serta menentukan jumlah kepemilikan domba yang dapat  membawa rumah tangga buruh tani keluar dari kemiskinan. Survey telah dilakukan di Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi, melibatkan rumah tangga buruh tani miskin sebanyak 65 orang dan 22 orang tidak miskin. Faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan dianalisis menggunakan model regresi logistik biner, sedangkan jumlah kepemilikan domba yang harus dipelihara untuk keluar dari kemiskinan ditentukan dengan model regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia kepala keluarga, dan pengalaman beternak tidak mempengaruhi kemiskinan, sedangkan jumlah kepemilikan domba, jumlah anggota rumah tangga, keterlibatan dalam kelembagaan, serta sumber pendapatan dari non pertanian mempengaruhi status kemiskinan rumah tangga buruh tani. Pada rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4,45 orang,untuk keluar dari kemiskinan buruh tani harus memelihara minimal sebanyak 36,63 ekor domba per rumah tangga. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa usaha ternak domba dapat digunakan sebagai sarana untuk pengentasan kemiskinan buruh tani, program pengentasan kemiskinan akan efektif bila melibatkan kelembagaan lokal.Kata Kunci: buruh tani, jumlah kepemilikan domba, kemiskinanABSTRACTThis study aims to determine the possibility of sheep farming as a livelihood activity for poverty alleviation and to determine the amount of sheep ownership that can bring farm laborers households out of poverty. Survey research has been carried out in Walangsari Village, Kalapanunggal District, Sukabumi Regency, involving 65 poor farmer households and 22 non-poor households. Factors affecting poverty were analyzed using a binary logistic regression model, while the number of sheep ownership needed to escape poverty was determined by a simple regression model. The results showed that the age of the head of the family, and experience of sheep farmers did not affect poverty, while the number of sheep ownership, number of household members, involvement in institutions, and sources of income from non-agriculture affected the poverty status of farm laborers' households. In the average number of household members as many as 4.45 people, to get out of poverty must maintain a minimum of 36.63 sheep per household. This research explains that sheep farming can be used as a means to reduce the poverty of farm laborers, and poverty alleviation programs will be effective if they involve local institutions.Keywords: farm labor, number of sheep ownership, poverty
Perlindungan Kekayaan Intelektual terhadap Produk Teri Biru Seira dan Kerupuk Ikan Tanimbar sebagai Industri Kreatif Masyarakat di Kota Saumlaki Nia Kurniati; Rika Ratna Permata; Reginawati Hindersah; Sondi Kuswaryan; Yongky Souisa
PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) Vol 4, No 3 (2017): PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.711 KB)

Abstract

Pemanfaatan sumber daya alam di laut oleh masyarakat Tanimbar berupa ikan teri biru di wilayah perairan laut Yamdena , Maluku Tenggara Barat mengandung potensi yang bernilai bagi pengembangan ekonomi masyarakat lokal setempat. Pengolahan ikan dalam bentuk penganan kerupuk Tanimbar merupakan salah satu bentuk industri kreatif masyarakat setempat karena merupakan pemanfaatan yang berasal dari kreatifitas keterampilan individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan kerja dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu, sehingga pemerintah perlu memberikan perlindungan kekayaan intelektual untuk memberikan kepastian hukum bagi pemilik pengembangan usaha tersebut. Artikel ini menemukan bahwa: pertama, perlindungan kekayaan intelektual berupa hak merek sebagai tanda pembeda memberi jaminan bahwa produknya adalah berbeda dengan produk barang lainya, dan juga sebagai roh perdagangan yang mendukung perkembangan bisnis ekonomi kreatif masyarakat lokal Tanimbar; kedua, pendaftaran hak merek kolektif atas produk olahan ikan teri biru berupa penganan kerupuk Tanimbar memberi kepastian hukum dan perlindungan hukum atas industri kreatif masyarakat Tanimbar dan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam pengembangan industri kreatif yang berkelanjutan; dan ketiga dapat dilindungi berdasarkan indikasi geografis.Intellectual Property Protection of Seira Blue Anchovy and Tanimbar Fish Crackers Products as the Creative Industry of Saumlaki City Community AbstractUtilization of marine natural resources by the community of Tanimbar in the form of blue anchovies in the marine areas of Yamdena, Maluku Tenggara Barat holds a valuable potential towards the economic development of the local community. The processing of fish in the form of Tanimbar Crackers is one of the form of the local community’s creative industry because it is a form of utilization that comes from the creativity of each individual skills to create welfare and employment by producing and exploiting the creative force of the individual, thus the government needs to provide intellectual property protection to provide legal certainty for the business development owner. The research method used is judicial normative research with judicial qualitative data analysis. The result of the research are as follows: first; protection of intellectual property in the form of brand right as a distinctive marker gives assurance that its products are different from other goods products, and also as a trading spirit that supports the business development of Saumlaki’s local community creative economy; second, collective trademark rights registration of blue anchovy processed products in the form of Tanimbar crackers gives a legal certainty and protection for the creative industry of Tanimbar’s community for the utilization of micro, small, and medium businesses in developing a sustainable creative industry; and third,  it can be protected by geographical indication.DOI: https://doi.org/10.22304/pjih.v4n3.a5