Claim Missing Document
Check
Articles

Determinan Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Nuzulul Rahmi; Faradilla Safitri; Wilda Num Faizin
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3520

Abstract

Terjadinya hipertensi pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor tidak dapat dikendalikan meliputi keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan meliputi status gizi, obesitas, kurang ativitas fisik, merokok, kadar kalium rendah, alkoholisme, stres dan pola makan yang salah atau berlebihan. Di Puskesmas Ulee Kareng, jumlah penderita hipertensi pada tahun 2022 sebanyak 1.895 orang dengan lansia hipertensi sebanyak 1.672 (88,2%) orang. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi, pola makan, dan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan menggunakan desain case control. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh lansia dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang pada kelompok case dan control dengan total 68 orang. Penelitian ini dilakukan pada  30 Mei 2023 s.d 21 Juni 2023. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil chi square test menunjukkan bahwa riwayat keluarga (p=0,025), status gizi (p=0,043), pola makan (p-0,049) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Terdapat hubungan antara riwayat keluarga, status gizi dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh.  Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan pada lansia dan keluarga tentang pentingnya pengaturan pola makan dan menjaga status gizi.Kata Kunci: Hipertensi, Riwayat Keluarga, Status Gizi.The occurrence of hypertension in the elderly is caused by several uncontrollable factors including heredity, gender, race and age. While factors that can be controlled include nutritional status, obesity, lack of physical activity, smoking, low potassium levels, alcoholism, stress and an incorrect or excessive diet. At the Ulee Kareng Health Center, the number of hypertensive patients in 2022 was 1,895 people with hypertensive elderly as many as 1,672 (88.2%) people. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status, diet, and family history with the incidence of hypertension in the elderly in the working area of the Ulee Kareng Health Center, Banda Aceh City. This research is quantitative analytic using a case control design. The population in this study were all elderly people and the sample in this study amounted to 34 people in the case and control groups with a total of 68 people. This research was conducted on May 30, 2023 to June 21, 2023. The data obtained were analyzed using univariate and bivariate analysis. The results of the chi square test showed that family history (p=0.025), nutritional status (p=0.043), diet (p-0.049) in the elderly in the working area of the Ulee Kareng Health Center, Banda Aceh City. There is a relationship between family history, nutritional status and diet with the incidence of hypertension in the elderly in the working area of the Ulee Kareng Health Center, Banda Aceh City.  It is hoped that health workers can provide health education to the elderly and families about the importance of regulating diet and maintaining nutritional status.Keywords: hypertension, family history, nutritional status
Determinan Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh Nuzulul Rahmi; Asnawiyah Asnawiyah; Fauziah Andika
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4048

Abstract

Kejadian balita pendek atau disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Anak stunting merupakan indikasi kurangnya asupan gizi, baik secara kuantitas maupun kualitas yang tidak terpenuhi sejak bayi, bahkan sejak dalam kandungan. Data yang diperoleh dari Puskesmas Jeulingke Banda Aceh periode Maret 2022, jumlah balita Posyandu setiap bulannya adalah 983 orang, dan jumlah balita yang diukur adalah 798 orang, didapat jumlah balita yang mengalami stunting adalah  116 orang  (14,5%). Angka ini meningkat bila dibandingkan pada tahun 2023 periode Maret yaitu jumlah balita yang diukur sebanyak 596 orang dengan jumlah balita stunting sebesar 135 orang  (22,7%). Hal ini  menunjukkan bahwa dalam setahun terakhir kasus stunting meningkat. Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan faktor kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Banda Aceh. Desain penelitian ini Cross Sectional Study, populasi 135 orang sampel diambil 58 balita yang mengalami stunting secara purposive sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 16-22 Agustus 2023. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner kemudia pengolahan data dengan langkah editing, coding, data entry, tabulating, dan analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan keluarga (p value 0,048), Inisiasi menyusui dini (p value 0,033), pemberian ASI eksklusif  (p value 0,019), pemberian MP ASI (p value 0,000) dengan kejadian stunting pada anak balita diwilayah kerja Puskesams Jeulingke Banda Aceh. Ada hubungan pendapatan keluarga, Inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian MP ASI dengan kejadian stunting pada anak balita diwilayah kerja Puskesams Jeulingke Banda Aceh. Bagi masyarakat dapat meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang gizi ibu hamil, pentingnya Inisiasi Menyususi Dini (IMD) dan ASI Eksklusif untuk mencegah terjadinya stunting. Bagi Tenaga Kesehatan dapat membuat kebijakan dalam rangka memperbaiki status gizi khususnya pada anak usia 13-36 bulan untukmengurangi terjadinya stunting. Dan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan masukan untuk melakukan penelitian yang sama dengan variabel yang berbeda dan dengan desain penelitian yang berbeda.Kata Kunci : Stunting, IMD, ASI Eksklusif , MP ASI.The incidence of short toddlers or what is known as stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers in the world today. Stunted children are an indication of a lack of nutritional intake, both in quantity and quality, which has not been met since infancy, even in the womb. Data obtained from the Jeulingke Banda Aceh Community Health Center for the period March 2022, the number of toddlers at Posyandu each month was 983 people, and the number of toddlers measured was 798 people. It was found that the number of toddlers experiencing stunting was 116 people (14.5%). This figure has increased when compared to the 2023 March period, namely the number of toddlers measured was 596 people with the number of stunted toddlers being 135 people (22.7%). This shows that in the last year stunting cases have increased. This research aims to determine the determinants of stunting incidence factors in the Jeulingke Community Health Center work area in Banda Aceh. The research design was a Cross Sectional Study, with a population of 135 samples taken from 58 toddlers who experienced stunting using purposive sampling. The research was conducted on 16-22 August 2023. The data collection method was by distributing questionnaires and then processing the data using editing, coding, data entry, tabulating, and univariate and bivariate data analysis. The results of the study showed that family income (p value 0.048), early initiation of breastfeeding (p value 0.033), exclusive breastfeeding (p value 0.019), provision of MP ASI (p value 0.000) were associated with the incidence of stunting in children under five in the Jeulingke Public Health Center working area, Banda Aceh. . There is a relationship between family income, early initiation of breastfeeding, exclusive breastfeeding, complementary feeding and the incidence of stunting in children under five in the Jeulingke Community Health Center work area in Banda Aceh. For the community, it can increase public understanding about the nutrition of pregnant women, the importance of Early Breastfeeding Initiation (IMD) and exclusive breastfeeding to prevent stunting. Health workers can make policies to improve nutritional status, especially for children aged 13-36 months to reduce the occurrence of stunting. And for future researchers it can be used as input for conducting the same research with different variables and with different research designs.Keywords: Stunting, IMD, Exclusive Breast Milk, Complementary foods.
Hubungan Pendapatan Keluarga dan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Asmaul Husna; Ratna Willis; Nuzulul Rahmi; Dira Fahkrina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2874

Abstract

World Health Organizations  (WHO) memperkirakan 165 juta anak di bawah usia 5 tahun di dunia terkena dampak kekurangan gizi. Salah satunya yaitu kegagalan pertumbuhan linier atau  stunting. Secara global sekitar 1 atau 4 balita mengalami  stunting (Nutrition, 2013). Di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)  balita sangat pendek  tahun 2018 terdapat 11,5%, sedangkan balita pendek sebesar 19,3%. Data  stunting balita tahun 2018 yaitu sebesar 30,8% (Kemenkes, 2018).Secara nasional prevalensi sangat pendek dan pendek tertinggi (urutan pertama) diduduki oleh Nusa Tengga Timur (NTT) sebesar 42,6%, Sulawasi Barat 39,8% dan Provinsi Aceh sebesar 37,3%  (Al Rahmad et al., 2020).  Stunting  telah diidentifikasi sebagai prioritas kesehatan masyarakat utama, dan ada target khusus untuk mengurangi prevalensi stunting  sebesar 40% antara tahun 2010 dan 2025 (Arbie & Labatjo, 2019). Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Walaupun prevalensi balita stunting menunjukkan penurunan, namun prevalensi ini masih tergolong tinggi. Pada tahun 2019, prevalensi balita stunting Indonesia sebesar 27,7 persen atau dengan kata lain 28 dari 100 balita menderita stunting (Profil Statistik Kesehatan, 2019). Stunting merupakan permasalahan yang disebabkan karena multifaktor. Faktor individu maupun faktor keluarga dapat menyebakan terjadinya stunting. Dampak buruk yang akan timbul dari kejadian stunting dalam jangka pendek adalah terganggunya kecerdasan intelektual, perkembangan otak, fisik maupun gangguan metabolisme tubuh pada anak. Anak yang mengalami stunting sebelum usia 6 bulan, akan mengalami pertumbuhan yang terganggu sehingga terjadi kekerdilan lebih berat menjelang usia dua tahun. Sedangkan dampak jangka panjang akibat stunting yaitu besarnya resiko terkena penyakit tidak menular, kesehatan yang memburuk, intelektual atau kecerdasan dan prestasi pendidikan di masa anak – anak menjadi buruk (Tsaralatifah, 2020). Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejdian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang. Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas sukajaya sabang pada 3-11 Juni tahun 2022. Populasi dalam  penelitian ini adalah seluruh balita 24-36 bulan yang berada di wilayah kerja puskesmas sukajaya sabang pada bulan Januari sampai April tahun 2022 berjumlah 337 orang. Sampel pada penelitian ini adalah balita yang berkunjung ke Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang berusia 24-36 bulan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Probability Sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik probability sampling yang digunakan Proporsional Sampling, yaitu menentukan sampel dari kelompok- kelompok individu tertentu. Jadi jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 77 balita yang berusia 24-36 bulan. Hasil analisis bivariat di dapat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian dapat menyimpulkan hasil dari penenelitian sebagai berikut terdapat tidak Ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting Pada Balita Usia 24-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang p- value = 0,204  dan Tidak ada hubungan antara Pemberian Asi Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang p- value = 0,346.Kata kunci : pendapatan keluarga, pemberian ASI eksklusif dan kejdian stuntingThe World Health Organization (WHO) estimates that 165 million children under the age of 5 in the world are affected by malnutrition. One of them is the failure of linear growth or stunting. Globally around 1 or 4 toddlers experience stunting (Nutrition, 2013). In Indonesia, based on the results of basic health research (Riskesdas), very short toddlers in 2018 were 11.5%, while short toddlers were 19.3%. The 2018 toddler stunting data was 30.8% (Ministry of Health, 2018). Nationally the highest prevalence of very short and short stunting (first place) was occupied by East Nusa Tenggara (NTT) at 42.6%, West Sulawesi 39.8% and Aceh Province is 37.3% (Al Rahmad et al., 2020). Stunting has been identified as a key public health priority, and there is a specific target to reduce the prevalence of stunting by 40% between 2010 and 2025 (Arbie & Labatjo, 2019). Indonesia is a country with a high prevalence of stunting compared to other middle-income countries. Although the prevalence of stunting under five has decreased, this prevalence is still relatively high. In 2019, the prevalence of stunting under five in Indonesia was 27.7 percent or in other words, 28 out of 100 under five suffer from stunting (Health Statistics Profile, 2019). Stunting is a problem caused by multifactors. Individual factors and family factors can cause stunting. The negative impact that will arise from stunting in the short term is the disruption of intellectual intelligence, brain development, physical and metabolic disorders in children. Children who are stunted before the age of 6 months will experience stunted growth resulting in more severe stunting before the age of two. Meanwhile, the long-term impact of stunting is the high risk of contracting non-communicable diseases, deteriorating health, intellectual or intelligence and educational achievement in childhood becomes worse (Tsaratifah, 2020). To determine the relationship between family income and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in the Working Area of the Sukajaya Health Center, Sabang City. This research was carried out in the working area of the Sukajaya Sabang Health Center on June 3-11 in 2022. The population in this study were all toddlers 24-36 months who were in the working area of the Sukajaya Sabang Health Center from January to April 2022 totaling 337 people. The sample in this study were toddlers who visited the Puskesmas in the Working Area of the Sukajaya Health Center, Sabang City, aged 24-36 months. The sampling technique in this study was Probability Sampling, namely a sampling technique that provides equal opportunities for each element (member) of the population to be selected as a member of the sample. The probability sampling technique used is proportional sampling, namely determining samples from certain groups of individuals. So the total number of samples in this study were 77 toddlers aged 24-36 months. The results of bivariate analysis show that based on the results of the research that has been done, the research can conclude that the results of the research are as follows: there is no relationship between family income and the incidence of stunting in toddlers aged 24-36 months in the working area of the Sukajaya Health Center, Sabang City, p-value = 0.204 and There is no relationship between Exclusive Breastfeeding and the incidence of stunting in toddlers aged 24-36 months in the Working Area of the Sukajaya Health Center, Sabang City, p-value = 0.346.Keywords: family income, exclusive breastfeeding and stunting
Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Demam Tifoid Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Nurleli Nurleli; Nuzulul Rahmi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3367

Abstract

Provinsi Aceh termasuk kasus tertinggi kejadian demam tifoid di seluruh Indonesia yaitu sebesar 344,7 per 100.000 penduduk (Fahlevi, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur dan jenis kelamin terhadap kejadian demam tifoid pada pasien rawat inap di RS Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh . Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain case control dengan jumlah sampel 60 kasus dan 60 kontrol. Analisa data ini menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan komputerisasi nilai kemaknaan () 0,05. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara umur (p value 0,32) dan jenis kelamin (p value 0,57) dengan kejadian demam tifoid pada pasien rawat inap. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat menambah variabel seperti status gizi, kebersihan, kebaisaan cuci tangan, konsumsi makanan dan penambahan jumlah sampel, serta mengembangkan metode penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid. Bagi petugas kesehatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan demam tifoid sehingga masyarakat dapat menghindari faktor penyebab demam tifoid.Kata Kunci : Demam tifoid, umur, jenis kelaminAceh has the highest incidence of typhoid fever in Indonesia at 344.7 per 100,000 population (Fahlevi, 2019). This study aims to determine the effect of age and gender on the incidence of typhoid fever in hospitalized patients at Level II Iskandar Muda Hospital, Banda Aceh City. This research is descriptive analytic with a case control design with a sample size of 60 cases and 60 controls. This data analysis uses Chi Square statistical test with the help of computerized significance value () 0.05. The results showed no influence between age (p value 0.32) and gender (p value 0.57) with the incidence of typhoid fever in hospitalized patients. It is hoped that future researchers can add variables such as nutritional status, hygiene, hand washing habits, food consumption and increase the number of samples, as well as develop research methods to determine the factors associated with the incidence of typhoid fever. For health workers to provide education to the public about factors associated with typhoid fever so that people can avoid factors that cause typhoid fever.Keywords: Typhoid fever, age, gender.
DETERMINAN PERAN KADER DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEHADIRAN IBU KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COT BA’U Asmaul Husna; Fauziah Andika; Nuzulul Rahmi; Faradilla Safitri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.1588

Abstract

AbstrakMenurut Kemenkes RI (2017)  pada  dasarnya semua informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan balita, bersumber dari data berat badan hasil penimbangan balita bulanan yang diisikan kedalam KMS untuk dinilai naik (N) atau tidaknya (T) berat badan balita terebut.Untuk mengamati pertumbuhan anak usia satu sampai lima tahun, disetiap posyandu diberikan masing-masing satu buku yaitu Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak bayi (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak, yang juga berisi kartu menuju sehat. Jumlah posyandu di Indonesia 244.470 posyandu, jumlah kader posyandu 1.133.057 orang kader. Jumlah kader posyandu yang aktif di Indonesia adalah 784.505 orang (69,2%) dan yang kurang aktif adalah 3.435 posyandu (30,8%). Kegiatan yang dilakukan di posyandu meliputi pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet besi (Fe), imunisasi TT, konseling/penyuluhan yang bertujuan menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental, untuk menyelamatkan ibu dan anak yang sehat. berdasarkan hal tersebut, ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita harus berminat datang keposyandu, karena selain mudah dijangkau juga tidak memerlukan biaya serta pelayanan di posyandu di dukung oleh tenaga teknis dari petugas kesehatan khususnya bidan (Srieka, 2012).Untuk mengetahui hubungan peran kader dan dukungan keluarga dengan kehadiran ibu ke posyandu. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja  Puskesmas Cot Ba’U pada tanggal pada tanggal 10-23 Juni 2021. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita di wlayah kerja puskesmas Cot Ba’U. Jadi jumlah total sampel penelitian ini adalah 32 ibu yang mempunyai bayi dan balita. Hasil analisis bivariat di dapat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian dapat mennyimpulkan  hasil dari penenelitian sebagai berikut terdapat ada hubungan antara peran kader posyandu dengan kehadiran ibu ke posyandu denngan nilai P= 0.005 dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kehadiran ibu ke posyandu dengan nilai P=0.001.Kata kunci : Peran Kader dan Dukungan Keluarga
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Premestrual Syndrome Pada Remaja Putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Asmaul Husna; Nuzulul Rahmi; Faradilla Safitri; Fauziah Andika
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1938

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) terdapat lebih dari separuh penduduk dunia berusia dibawah 25 tahun dan 80% dari mereka tinggal di Negara berkembang. Prevalensi penderita premenstrual syndrome di dunia menurut penelitian Fatimah (2019) di negara Libanon sebesar 54,6% dan di negara Srilanka sebesar 65,7%. Kemudian prevalensi premenstrual syndrome di negara Iran sebesar 98,2%, di negara Brazil sebesar 39%, di negara Australia sebesar 44% dan di negara Jepang sebesar 34% (Alvionita, 2019). Berdasarkan data dari jurnal Archieves of Internal Medicine, studi yang dilakukan terhadap 3000 wanita didapatkan hasil sekitar 90% perempuan mengalami premenstrual syndrome sebelum menstruasi (Susanti et al, 2017). Masalah kesehatan reproduksi di Indonesia perlu mendapat perhatian yang cukup karena masalah kesehatan reproduksi juga masalah kesehatan yang akan berdampak pada kesehatan lainnya. Masalah kesehatan reproduksi salah satunya termasuk pada kaum remaja. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Remaja termasuk dalam kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian terhadap kesehatan reproduksi. Remaja perlu mengenal tubuh dan organ reproduksi, perubahan fisik dan psikologis, agar dapat melindungi diri dari resiko yang mengancam kesehatan dan keselamatan fungsi organ reproduksinya (Aryani, 2017). Untuk mengetahui pengaruh pola, aktivitas fisik dan usia menarche dengan kejdian premenstrual syndrome. Penelitian ini dilakukan di gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie pada tanggal pada pada tanggal 13-18 Desember 2021. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie yang berjumlah 57 remaja. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 57 remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie. Hasilanalisis bivariat di dapat bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian dapat mennyimpulkan  hasil dari penenelitian sebagai berikut tedapat ada pengaruh Ada pengaruh pola makan dengan kejadian pre menstrual syndrome pada remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie dengan hasil nilai p-value 0,000, Ada pengaruh aktivitas fisik dengan kejadian pre menstrual syndrome pada remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie dengan hasil nilai p-value 0,000, Tidak ada pengaruh usia menarche dengan kejadian pre menstrual syndrome pada remaja putri di Gampong Kampong Pukat Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie dengan hasil nilai p-value 0,147.Kata Kunci : Pola Makan, Aktivitas Fisik, Usia MenarcheAccording to the World Health Organization (WHO) there are more than half of the world's population under the age of 25 years and 80% of them live in developing countries. According to Fatimah's research (2019), the prevalence of premenstrual syndrome sufferers in the world is 54.6% in Lebanon and 65.7% in Sri Lanka. Then the prevalence of premenstrual syndrome in Iran is 98.2%, in Brazil it is 39%, in Australia it is 44% and in Japan it is 34% (Alvionita, 2019). Based on data from the journal Archives of Internal Medicine, a study conducted on 3000 women found that around 90% of women experienced premenstrual syndrome before menstruation (Susanti et al, 2017). Based on data from the journal Archives of Internal Medicine, a study conducted on 3000 women found that around 90% of women experienced premenstrual syndrome before menstruation (Susanti et al, 2017). Reproductive health problems in Indonesia need sufficient attention because reproductive health problems are also health problems that will have an impact on other health. One of the reproductive health problems, including adolescents. Adolescence is a dynamic phase of development in the life of an individual. Adolescents are included in the population group that needs attention to reproductive health. Adolescents need to know the body and reproductive organs, physical and psychological changes, in order to protect themselves from risks that threaten the health and safety of their reproductive organ functions (Aryani, 2017). To determine the effect of pattern, physical activity and age of menarche with the incidence of premenstrual syndrome. This research was conducted in Kampong Pukat Village, Pidie District, Pidie Regency on December 13-18, 2021. The population of this study was all young women in Kampong Pukat Village, Pidie District, Pidie Regency, totaling 57 teenagers. So the sample in this study was the entire population as a sample, amounting to 57 young women in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, Pidie Regency. The results of the bivariate analysis showed that Based on the results of the research that has been done, the research can conclude the results of the research as follows: There is an effect of eating patterns with the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, Pidie Regency with p-value results 0.000, There is an effect of physical activity with the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, Pidie District with a p-value of 0.000, There is no effect of age at menarche with the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls in Gampong Kampong Pukat, Pidie District, District Pidie with a p-value of 0.147.Keywords: Diet, Physical Activity, Age of Menarche
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI DI DESA JAMBO APHA KECAMATAN TAPAKTUAN KABUPATEN ACEH SELATAN Rahmi, Nuzulul; Husna, Asmaul; Mahfuzha, Difa
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4317

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab kematian utama yang sering disebut the silent killer disease. Dimana pada saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Aceh, Kabupaten Aceh Selatan menghadapi tantangan signifikan terkait prevelensi hipertensi di kalangan penduduk dewasa. Pada tahun 2022, terdapat 17.813 kasus hipertensi pada laki-laki berusia diatas 15 tahun, sementara pada populasi perempuan jumlahnya mencapai 21.443 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor stres, status merokok, keturunan dan aktivitas fisik yang berhubungan dengan penyakit hipertensi di Desa Jambo Apha Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh laki-laki usia 28 sampai 55 tahun di desa Jambo Apha dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 orang, 45 orang pada kelompok case dan 45 orang pada kelompok control. Pengolahan data pada penelitian ini dengan langkah editing, Coding, Tabulating, Processing dan analisis data secara Univariat dan Bivariat menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini dilakukan pada 01 sampai dengan 06 Juli 2024. Hasil Penelitian didapatkan bahwa variabel stress (p-value = 0,77 dan OR 1,17), status merokok (p-value= 0,66 dan OR 0,82), aktivitas fisik (p-value 0,65 dengan nilai OR 0,81) dan riwayat hipertensi dalam keluarga (p-value= 0,001 dan OR 4,63). Kesimpulan tidak ada hubungan antara stress, status merokok, aktivitas fisik dengan riwayat hipertensi. Ada hubungan riwayat hipertensi dalam keluarga dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi responden dan pihak institusi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor yang berhubungan dengan Hipertensi.Kata Kunci    : hipertensi, stres, status merokok, keturunan, aktifitas fisik.Hypertension is the leading cause of death which is often called the silent killer disease. Currently, degenerative and cardiovascular diseases are one of the major public health problems in Indonesia. Based on recent data from the Aceh Health Office, South Aceh District faces significant challenges related to the prevalence of hypertension among the adult population. In 2022, there were 17,813 cases of hypertension in males aged over 15 years, while in the female population the number reached 21,443 cases. This study aims to determine the factors of stress, smoking status, heredity and physical activity associated with hypertension in Jambo Apha Village, Tapaktuan District, South Aceh Regency. This type of research is quantitative research with a case control approach. The population in this study were all men aged 28 to 55 years in Jambo Apha village and the sample in this study amounted to 90 people, 45 people in the case group and 45 people in the control group. Data processing in this study with the steps of editing, coding, tabulating, processing and data analysis in Univariate and Bivariate using the Chi-Square test. This research was conducted on July 01 to 06, 2024. The results showed that stress variables (p-value = 0.77 and OR 1.17), smoking status (p-value = 0.66 and OR 0.82), physical activity (p-value 0.65 with OR value 0.81) and family history of hypertension (p-value = 0.001 and OR 4.63). Conclusion There is no association between stress, smoking status, physical activity with history of hypertension. There is an association of family history of hypertension with the incidence of hypertension. This study should be used as input for respondents and health institutions to increase knowledge about factors related to hypertension.Keywords : hypertension, stress levels, smoking status, heredity, physical activity.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI PUSKESMAS JAYA BARU KOTA BANDA ACEH Husna, Asmaul; Rahmi, Nuzulul; Safridar, Eka Agus; Abdullah, Mira
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4285

Abstract

Berdasarkan data World Health Organization  (WHO), pada tahun 2020 ada sekitar 20 juta  anak  di  dunia  yang  tidak  mendapatkan imunisasi  lengkap,  bahkan  ada  yang  tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Padahal untuk mendapatkan kekebalan komunitas (Herd immunity)  dibutuhkan  cakupan  imunisasi  yang tinggi  (paling  sedikit  95%)  dan  merata Data  cakupan  imunisasi  dasar lengkap di Aceh  masih  belum  memenuhi  target  Dimana pada  tahun  2017  Imunisasi  Dasar Lengkap (IDL) Aceh sebesar 59,7%, 2018 sebesar58%,2019 sebesar 48,9%, 2020 sebesar 42,7% dan pada tahun 2021 sebesar 38,4%. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh pada tanggal 03 sampai dengan 13 Juni tahun 2024. Populasi dalam  penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh pada bulan Januari sampai dengan Mei 2024 sebanyak 137 ibu yang memiliki bayi umur >24 bulan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi umur >24 bulan bulan dan berkunjung di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh dijadikan sampel pada tanggal 03 sampai dengan 13 Juni tahun 2024 sebanyak 30 orang. Hasil analisis bivariat di dapat bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh dengan nilai P=0.030 dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh dengan nilai P=0.365.Kata kunci : Pengetahuan,  Pendidikan dan Pemberian Imunisasi Dasar LengkapBased on data from the World Health Organization (WHO), in 2020 there were around 20 million children in the world who did not receive complete immunization, some even did not receive immunization at all. In fact, to obtain community immunity (Herd immunity) requires high immunization coverage (at least 95%) and evenly distributed. Data on complete basic immunization coverage in Aceh still has not met the target. In 2017 Aceh's Complete Basic Immunization (IDL) was 59.7%, 2018 was 58%, 2019 was 48.9%, 2020 was 42.7% and in 2021 it was 38.4%. This research is analytical research with a cross sectional approach. This research was carried out at the Jaya Baru Health Center, Banda Aceh City from 03 to 13 June 2024. The population in this study were all mothers with babies who visited the Jaya Baru Health Center, Banda Aceh City from January to May 2024, totaling 137 mothers. who have babies aged >24 months. The sampling technique in this study used accidental sampling, that is, all mothers who had babies aged >24 months and visited the Jaya Baru Community Health Center, Banda Aceh City were sampled from 03 to 13 June 2024 as many as 30 people. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge and the provision of complete basic immunization to babies at the Jaya Baru Health Center, Banda Aceh City with a value of P=0.030 and there was no significant relationship between education and the provision of complete basic immunization to babies at the Jaya Baru Community Health Center. Banda Aceh City with a value of P=0.365.Keywords: Knowledge, Education and Providing Complete Basic Immunization
Pengaruh Peran Konselor Adiksi dan Peran Keluarga Terhadap Pemulihan Klien Korban Penyalahgunaan Narkotika di Kecamatan Baitussalam Aceh Besar Andika, Fauziah; Rahmi, Nuzulul; Yulianti, Yulianti
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2315

Abstract

Latar Belakang: Kasus NAPZA di dunia ternyata sama hal nya di Indonesia, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat dimana terdapat tingkat prevelensi pengguna NAPZA di Indonesia untuk tahun 2016 sebanyak 1.359 jiwa, lalu tahun 2017 sebanyak 1.448 jiwa, dan di tahun 2018 semakin tinggi yaitu 1.554 jiwa. Tujuan Penelitian: Tujuan Umum pada penelitian ini adalah ingin Mengetahui pengaruh peran konselor adiksi BNNP Aceh dan peran keluarga terhadap Pemulihan Klien Korban Penyalahgunaan Narkotika Di Kecamatan Baitussalam Aceh  Besar Tahun 2022. Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan penelitian crossectional dengan jumlah sampel 34 orang. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2022 s.d 03 Juni 2022. Analisa data penelitian menggunakan analisa univariate dan bivariate dengan menggunakan uji Chi-Square denga nilai CI (Confident Interval) 95%. Hasil Penelitian: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh Pemulihan klien penyalahgunaan Narkotika terhadap peran konselor adiksi (p=0.012) dan peran keluarga (p=0.003). Kesimpulan: Ada pengaruh antara peran konselor dan peran keluarga terhadap pemulihan klien Penyalahgunaan Narkotika. Diharapkan konselor adiksi lebih meningkatkan kualitas dalam penanganan korban penyalahgunaan narkoba. Agar proses penanganan yang diberikan kepada korban penyalahgunaan narkoba yang akan menjalani rehabilitasi dapat berjalan lebih baik lagi.Kata Kunci:      Peran Konselor Adiksi, Peran Keluarga, Pemulihan Klien  Penyalahgunaan Narkotika Background: The case of drug users in the world is the same as in Indonesia, the National Narcotics Agency (BNN) notes that there is a prevalence rate of drug users in Indonesia for 2016 as many as 1,359 people, then in 2017 as many as 1,448 people, and in 2018 it was higher, namely 1,554 souls. Research Objectives: The general objective of this study is to find out the effect of the role of the Aceh BNNP addiction counselor and the role of the family on the recovery of clients who are victims of narcotics abuse in Baitussalam District, Aceh Besar in 2022. Research Methods: The research was conducted using a cross-sectional research design with a sample of 34 people. Data collection was carried out on 23 May 2022 to 03 June 2022. Analysis of research data used univariate and bivariate analysis using the Chi-Square test with 95% CI (Confident Interval) value. Research Results: The results of this study indicate that the effect of the client's recovery on narcotics abuse on the role of addiction counselor (p=0.012) and the role of the family (p=0.003). Conclusion: There is an influence between the role of the counselor and the role of the family on the recovery of clients of Narcotics Abuse. It is hoped that addiction counselors will further improve the quality of handling drug abuse victims. So that the handling process given to victims of drug abuse who will undergo rehabilitation can run betterKeywords: Role of Addiction Counselor, Role of Family, Recovery of Narcotics Abuse Client
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Ibu di Gampong Kuta Blang di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Rahmi, Nuzulul; Andika, Fauziah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2328

Abstract

Program Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan Nasional dan bertujuan untuk turut serta dalam menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat mencapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2021 di Gampong Kuta Blang Kecamatan Samadua kabupaten Aceh Selatan jumlah penduduk yaitu 1.301 jiwa, jumlah pasangan usia subur 170 orang, Jumlah peserta KB 79 orang dan jumlah yang tidak berkb 149 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui factor yang mempengaruhi pemilahan alat kontrasepsi pada Ibu di Gampong Kuta Blang Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi penelitian sebanyak 165 orang ibu pengguna KB (akseptor KB) dan sampel menjadi 63 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan cara membagikan kuesioner. Pengumpulan data penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 13 Mei s/d 13 Juni 2022 di di Gampong Kuta Blang. Pengolahan data dengan langkah editing, coding, data entry, tabulating, dan analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square denga nilai CI (Confident Interval) 95%.  Analisis univariat diperoleh 63 responden, dominan menggunakan KB suntik yaitu 40 responden (63,5%), dominan berpengetahuan baik yaitu 36 responden (57,1%), dominan mendapat dukungan dari suami yaitu 39 responden (61,9%) dan dominan paritas multipara yaitu 51 responden (81%).. Analisis bivariat diperoleh variabel pengetahuan (p-value = 0.733), variabel dukungan suami (p value = 1,000) dan dukungan keluarga (p-value = 0,186). Tidak ada pengaruh pengetahuan, dukungan suami dan paritas terhadap pemilihan alat kontrasepsi di Gampong Kuta Blang Kecamatan Samadua Kabupatan Aceh Selatan. Disarankan bagi petugas kesehatan dan kader untuk dapat memberikan penyuluhan dan informasi tentang KB pada akseptor KB dan pasangan usia subur agar pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan kesehatan dan kebutuhan akseptor KB.Kata Kunci  : pemilihan KB, pengetahuan, dukungan suami, paritas The Family Planning Program is an integral part of the National development program and aims to participate in creating the economic, spiritual, and socio-cultural welfare of the Indonesian population, in order to achieve a good balance with national production capabilities. Based on data obtained in 2021 in Gampong Kuta Blang, Samadua District, South Aceh district, the population is 1,301 people, the number of couples of childbearing age is 170 people, the number of family planning participants is 79 people and the number without family planning is 149 people. Objective to determine the factors that influence the selection of contraceptives for mothers in Kuta Blang Village, Samadua District, South Aceh Regency. Analytic research type with a cross sectional approach, the research population is 165 mothers who use family planning (KB acceptors) and the sample is 63 respondents. The research instrument used a questionnaire by distributing questionnaires. This research data collection has been carried out from May 13 to June 13, 2022 in Kuta Blang Village. Data processing was done by editing, coding, data entry, tabulating, and univariate and bivariate data analysis using the Chi-Square test with 95% CI (Confident Interval) value. Univariate analysis obtained 63 respondents, dominantly using injectable contraception, namely 40 respondents (63.5%), dominant having good knowledge, namely 36 respondents (57.1%), dominantly receiving support from their husbands, namely 39 respondents (61.9%) and the dominant multipara parity is 51 respondents (81%). Bivariate analysis obtained knowledge variable (p-value = 0.733), husband support variable (p value = 1,000) and family support (p-value = 0.186). There is no effect of knowledge, husband's support and parity on the choice of contraceptives in Kuta Blang Village, Samadua District, South Aceh Regency. It is recommended for health workers and cadres to be able to provide counseling and information about family planning to family planning acceptors and couples of childbearing age so that the selection of contraceptives is in accordance with the health and needs of family planning acceptors.Keywords  : family planning selection, knowledge, husband's support, parity.