Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Kualitas Daging Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus) Hasil Tangkapan Nelayan di Pelabuhan Perikanan Branta, Pamekasan: Quality of Kurisi Meat (Nemipterus japonicus), Results of Fisherman Catching in Branta Fishing Port, Pamekasan Abdus Salam Junaedi; Fortunata Riana; Harfatia Chandra Puspita Sari; Witria Witria; Muhammad Zainuri
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 23 No 2 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(2)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v23i2.31169

Abstract

Quality control over the catch of fishermen in the Branta Fishery Port, Pamekasan is still not well-implemented. This study was aimed to evaluate the quality of kurisi fish meat based on the value of the Total Plate Count (TPC), diversity and total heterotrophic bacteria and pathogens on TSA, EMB, SSA, and TCBS media. The heterotrophic bacterial TPC (TSA) value was 8.59 Log CFU/g with 7 species diversity and the highest total of species abundance was between 2-336 colonies (BH3). The pathogenic bacterial TPC (EMB) value was 3.72 Log CFU/g with 6 species diversity and the highest total of species abundance was between 784-1009 colonies (BPE4). The BPE1 bacterial isolate which was metallic green was suspected to be Escherichia coli. The pathogenic bacterial TPC (SSA) value was 4.12 Log CFU/g with 5 species diversity and the highest total of species abundance was between 35-450 colonies (BPS1), and the BPS1 bacterial isolate which was black was suspected to be Salmonella sp. The pathogenic bacterial TPC (TCBS) value was 5.41 Log CFU/g with 2 species diversity and the highest total of species abundance was between 0-44 colonies (BPT1). The green and yellow BPT1 and BPT2 bacterial isolate were suspected to be Vibrio parahaemolyticus and Vibrio vulnificus.
UJI BAKU MUTU PROBIOTIK IKAN BERBAHAN DASAR AIR LIMBAH CUCIAN BERAS, KULIT BAWANG PUTIH (Allium sativum), DAN FERMENTASI EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) M. Atho'illah; Mara Dwi Fadila; Abdus Salam Junaedi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 4 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.4.240-246

Abstract

Probiotik merupakan mikroba hidup dengan sifat menguntungkan. Jumlah air limbah cucian beras sangat melimpah dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup banyak, terutama karbohidrat sebesar 85-90%. Air limbah kulit bawang putih berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella enteritidis. Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tumbuhan yang mempunyai kandungan protein sebesar 27-29%. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kombinasi terbaik probiotik yang dapat digunakan dalam budidaya perikanan guna meningkatkan pertumbuhan dan kualitas ikan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial (RAF) 4x4 dengan 2 faktor. Faktor pertama berupa kultur fermentasi ekstrak daun kelor yang terdiri atas 4 perlakuan, yaitu 10%; 20%; 30%; dan 40% dengan kombinasi antara air limbah cucian beras dan air limbah kulit bawang putih sebesar 1:1. Faktor kedua berupa lama waktu fermentasi probiotik yang terdiri atas 4 perlakuan, yaitu 1; 2; 3; dan 4 minggu. Kontrol negatif berupa air limbah cucian beras dan kulit bawang putih dengan perbandingan 1:1 dan kontrol positif dengan penambahan probiotik EM4 berkonsentrasi 10%. Setiap perlakuan diuji menggunakan 3 pengulangan. Metode penelitian ini menggunakan metode observatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa probiotik ikan yang diamati menghasilkan pelet pada permukaan dasar wadah fermentasi, gelembung gas, perubahan warna menjadi cokelat kuning, perubahan bentuk wadah fermentasi, bau khas seperti bau tape, dan tidak adanya kontaminasi jamur. Probiotics are a living microbe with a beneficial nature. Rice dishwater is plentiful and has a good amount of nutrition, especially a carbohydrate of 85-90%. Garlic skin wastewater helps prevent the growth of bacteria such as Escherichia coli, Staphylococcus aureus and Salmonella enteritidis. Kelor (Moringa oleifera) is a plant that has a protein content of 27-29%. The aim of this study is to evaluate the best possible combination of probiotics that can be used in fisheries cultivation to promote the growth and quality of fish. The study uses randomly vectorial design 4x4 with 2 factors. The first factor is the four treatments fermentation culture extract of kelor leaves, which is 10%; 20%; 30%; and 40% by the combination of rice dishwater and garlic wastewater by 1:1. The second factor is long-term probiotic fermentation, consisting of 4 treatments, 1; 2; 3; and 4 weeks. The negative control of rice and garlic skin dishwater by comparison 1:1 and positive control with an additional probiotic EM4 concentrates 10%. Each treatment is tested using three repetitions. This research method using observative. Research indicates that probiotic fish observed produce pellets on the ground surfaces of fermentation containers, gas bubbles, discoloration to yellow chocolate, fermentation containers change in shape, typically smells like tape, and an absence of fungal contamination. 
Potensi Konsorsium Sampel Air Pelabuhan Kamal dan Bittern dalam Mendegradasi Solar Harfatia Chandra Puspita Sari; Haryo Triajie; Abdus Salam Junaedi
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 2 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i2.10097

Abstract

Biodegradation is an alternative in overcoming oil pollution biologically. Utilization of bacteria obtained from contaminated (indigenous) areas is known to be more effective in the degradation process. This study aims to determine the characteristics of indigenous bacteria that have been isolated from Kamal harbor water samples, and the consortium will be compared with the consortium of bacteria isolated from salt waste water (bittern) samples to determine their ability to degrade diesel pollutants. The method used in this research is the enrichment method, to obtain bacterial isolates. The consortium was treated with solar concentrations of 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, and 3%. The results showed that 4 types of bacteria were obtained (BI.1, BI.2, BI.3, and BI. 4) from Kamal harbor waters with different macroscopic and microscopic characteristics. The highest %total petroleum hydrocarbons (TPH) reduction by the indigenous consortium was in the 3% diesel treatment with a value of 3.87, while in the bittern consortium there was 2.5% diesel treatment with a value of 3.34. Biodegradasi merupakan salah satu alternatif dalam menanggulangi pencemaran minyak secara biologis. Pemanfaatan bakteri yang diperoleh dari area pencemaran (indigenous)diketahui akan lebih efektif dalam proses degradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri yang berhasil diisolasi dari sampel air pelabuhan kamal, dan konsorsiumnya akan dibandingkan dengan konsorsium bakteri yang berhasil diisolasi dari sampel air limbah garam (bittern) guna mengetahui kemampuannya dalam mendegradasi bahan pencemar solar. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode enrichment, untuk memperoleh isolat bakteri. Konsorsium diberi perlakuan dengan konsentrasi solar 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, dan 3%. Hasli penelitian menunjukkan diperoleh 4 jenis bakteri (BI.1, BI.2, BI.3, dan BI.4) dari perairan pelabuhan kamal dengan karakteristik makroskopis dan mikroskopis yang berbeda-beda. Penurunan %total petroleum hidrokarbon (TPH) tertinggi oleh konsorsium indigenous terdapat pada perlakuan solar 3% dengan nilai sebesar 3,87, sedangkan pada konsorsium bittern terdapat pada perlakuan solar 2,5% dengan nilai sebesar 3,34.
Analisis Kelimpahan Bakteri Pada Ikan, Substrat, Air Serta Es Yang Digunakan Pada Pengoperasian Minitrawl Di Perairan Pamekasan Fortunata Riana; Abdus Salam Junaedi; Muhammad Zainuri
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 3 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i3.11725

Abstract

Fish is a source of animal protein which is generally the choice of society because it is relatively cheap and easy to obtain. Fish that are sold in dead condition are prone to quality degradiation so that bacteria can easly breed. Data on the amount of bacteria in fish related to the type of gear to another which can greatly affect the quality of the catch. Therefore, this research was conducted using a Minitrawl. The research objective was to see the amount of bacteria in fish caught using a mini fishing boat before being given and after being notified by considering the amount of bacteria in the substrate in the waters, sea water and ice cubes used by fishermen. The TPC (Total Plate Count) research method using Tryptic soy Agar (TSA) as media and pathogenic bacteria using Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) as media on fish “kardinal pita lebar” (Apogon fasciatus), sea water, substrate in the waters, and ice cubes that use for operating Minitrawl. The result of this research showed value TPC heterotrophic bacteria (TSA) which contaminated sample ITE (fish wihthout ice) 9,89 Log CFU/ml, IS (fish with ice) 9,85 Log CFU/ml, AL (sea water)  4,91 Log CFU/ml, S (substrate in the waters) 5,28 Log CFU/ml and ES (ice cubes that use for fishermen) 3,29 Log CFU/ml amount of pathogenic bacteria (TCBS) in ITE 5,27 Log CFU/ml , IS 3,24 Log CFU/ml,  AL 3,45 Log CFU/ml, S 1,78 Log CFU/ml, ES 3,87 Log CFU/ml,most highest amount is in the ITE with value of TPC heterotrophic bacteria (TSA) 9,89 Log CFU/ml and pathogenic bacteria (TCBS) 5,27 Log CFU/ml.  Ikan merupakan sumber protein hewani yang umumnya menjadi pilihan masyarakat karena memiliki harga yang relatif murah dan mudah didapat. Ikan yang dijual dalam kondisi telah mati rentan terhadap penurunan kualitasnya sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembang biak. Data tentang kelimpahan bakteri pada ikan sehubungan dengan jenis alat tangkap perlu menjadi perhatian dengan mempertimbangkan metode penangkapan yang berbeda antara satu alat tangkap dengan alat tangkap lainnya yang sangat mungkin mempengaruhi kualitas hasil tangkapannya. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan MiniTrawl. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelimpahan bakteri pada ikan yang ditangkap menggunakan MiniTrawl sebelum diberi es dan sesudah diberi es dengan mempertimbangkan kelimpahan bakteri di substrat perairan dan es batu yang digunakan nelayan. Metode penelitian TPC (Total Plate Count) menggunakan media Tryptic Soy Agar (TSA) dan bakteri patogen menggunakan media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) pada ikan kardinal pita lebar (Apogon fasciatus), air laut, substrat perairan dan es batu yang digunakan pada pengoperasian MiniTrawl. Hasil penelitian menujukkan nilai TPC bakteri heterotrof (TSA) yang mengkontaminasi sampel ITE (ikan tanpa es) 9,89 Log CFU/ml, IS (ikan dengan es) 9,85 Log CFU/ml, AL (air laut) 4,91 Log CFU/ml, S (substrat perairan) 5,28 Log CFU/ml dan ES (es batu yang digunakan nelayan) 3,29 Log CFU/ml. Kelimpahan bakteri patogen (TCBS) pada ITE 5,27 Log CFU/ml, IS 3,24 Log CFU/ml,  AL 3,45 Log CFU/ml, S 1,78 Log CFU/ml, dan ES 3,87 Log CFU/ml. Kelimpahan tertinggi yaitu pada ITE dengan nilai TPC bakteri heterotrof (TSA) 9,89 Log CFU/ml dan bakteri patogen (TCBS) 5,27 Log CFU/ml.
KAJIAN KUALITAS AIR DAN KUALITAS DAGING IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA PERLAKUAN YANG BERBEDA DENGAN DAN TANPA PEMBERIAN PROBIOTIK Wahyu Rehabdian Rengga Ariwinata; Abdus Salam Junaedi; Indah Wahyuni Abida
Juvenil Vol 2, No 3 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i3.11768

Abstract

ABSTRAKSalah satu ikan yang digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah ikan nila. Keberhasilan budidaya ikan nila terkait dengan menjaga kesehatan lingkungan dan penambahan probiotik untuk memaksimalkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan nila. Probiotik digunakan untuk menjaga kualitas air tambak atau, mencegah, dan mengatasi serangan penyakit pada ikan, serta meningkatkan produktivitas ikan sehingga dapat dipanen dengan cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri, jumlah koloni bakteri, jumlah TPC pada sampel air tambak ikan nila (Oreochromis niloticus) serta mengetahui tumbuhnya bakteri Ecoli pada sampel daging ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Desember 2020. Kegiatan yang dilakukan meliputi isolasi bakteri dari sampel air tambak budidaya dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC) dengan teknik cawan tuang (pour plate). Selain itu, juga mengisolasi bakteri E.coli dari sampel ikan nila yang berasal dari tambak budidaya menggunakan metode yang sama dengan teknik cawan gores (streak plate). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bakteri heterotrof di tambak penelitian A ditemukan sebanyak 10 jenis bakteri. Pada perlakuan B ditemukan sebanyak 11 jenis bakteri, sementara itu untuk perlakuan C ditemukan sebanyak 11 jenis bakteri, dan pada perlakuan D ditemukan 10 jenis bakteri. Jumlah koloni bakteri pada perlakuan A diperoleh sekitar 31,5-383,5; pada perlakuan B diperoleh sekitar 22-415; pada perlakuan C diperoleh sekitar 10-476,3; dan pada perlakuan D sekitar 4-710. Nilai log TPC log (CFU/ml) memiliki nilai yang berbeda dari setiap pengenceran dan perlakuan. Pada perlakuan A, B, C, dan D tidak ditemukan adanya bakteri E.coli pada daging ikan nila (Oreochromis niloticus). Hal yang perlu dilakukan adalah identifikasi bakteri lebih lanjut lagi untuk mengetahui spesies bakteri yang telah ditemukan sehingga dapat bermanfaat untuk tambak budidaya. Kata Kunci: Probiotik, TPC, Oreochromis niloticus, Escherichia coli.ABSTRACTOne of the fish that is favored and consumed by the people of Indonesia is tilapia. The success of tilapia cultivation is related to maintaining environmental health and the addition of probiotics to maximize the growth and survival rate of tilapia. Probiotics are used to maintain the quality of pond water or, prevent, and overcome disease attacks on fish, as well as increase fish productivity so that it can be harvested quickly. The purpose of this study was to determine the type of bacteria, the number of bacterial colonies, the number of TPC in tilapia pond water samples (Oreochromis niloticus) and to determine the growth of Ecoli bacteria in tilapia meat samples (Oreochromis niloticus). This research was conducted from September to December 2020. The activities carried out included the isolation of bacteria from aquaculture pond water samples using the Total Plate Count (TPC) method with the pour plate technique. In addition, it also isolated E.coli bacteria from tilapia samples from aquaculture ponds using the same method as the streak plate technique. The results showed that there were 10 types of heterotrophic bacteria in research pond A. In treatment B, 11 types of bacteria were found, meanwhile for treatment C, 11 types of bacteria were found, and in treatment D, 10 types of bacteria were found. The number of bacterial colonies in treatment A was obtained around 31.5-383.5; in treatment B obtained about 22-415; in treatment C obtained about 10-476.3; and in treatment D around 4-710. The TPC log value (CFU/ml) has a different value for each dilution and treatment. In treatments A, B, C, and D, no E. coli bacteria were found in the flesh of tilapia (Oreochromis niloticus). What needs to be done is further identification of bacteria to determine the bacterial species that have been found so that they can be useful for aquaculture ponds.Keywords: Probiotics, TPC, Oreochromis niloticus, Escherichia coli.
Nilai Total Plate Count (TPC) Dan Jumlah Jenis Bakteri Air Limbah Cucian Garam (Bittern) Dari Tambak Garam Desa Banyuajuh Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Nur Hamida Laili; Indah Wahyuni Abida; Abdus Salam Junaedi
Juvenil Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i1.15075

Abstract

ABSTRAKAir limbah cucian garam (Bittern) mengandung berbagai macam mineral dan mikroorganisme halofilik. Keberadaan mikroba indigenous yang ada pada air limbah cucian garam belum banyak digali potensinya baik dari jumlah maupun jenisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Total Plate Count (TPC) dan jumlah isolat mikroba dari air limbah cucian garam (Bittern) yang berasal dari tambak garam Desa Banyuajuh, Kec. Kamal, Kab. Bangkalan. Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, dimana sampel bittern di ambil dari tambak garam desa Banyuajuh, Kec. Kamal dengan melakukan pengukuran salinitasnya terlebih dahulu. Metode penghitungan nilai total bakteri menggunakan metode Total Plate Count (TPC) dan untuk identifikasi bakteri dilakukan isolasi bakteri heterotroph pada media TSA. Hasil penghitungan TPC didapatkan pada seri pengenceran 10-5 yaitu 416 CFU/ mL, sementara pada seri pengenceran 10-6 didapatkan sebesar 157 CFU/ mL, dan seri pengenceran 10-7 didapatkan sebesar 114 CFU/ mL.Sedangkan hasil isolasi didapatkan 10 isolat jenis bakteri Bittern.Kata Kunci: Bakteri Halofilik, Limbah Cucian Garam (Bittern), Total Plate Count (TPC)ABSTRACTSalt washing wastewater (Bittern) contains a wide variety of minerals and halophilic microorganisms. The existence of indigenous microbes in salt washing wastewater has not been explored for its potential, both in terms of number and type. This study aims to determine the value of Total Plate Count (TPC) and the number of microbial isolates from salt washing wastewater (Bittern) originating from the salt ponds of Banyuajuh Village, Kec. Kamal, Kab. Bangkalan. This research was conducted by purposive sampling method, where bittern samples were taken from the salt ponds of Banyuajuh village, Kec. Kamal by measuring the salinity first. The method of calculating the total value of bacteria using the Total Plate Count (TPC) method and for bacterial identification, heterotroph bacteria were isolated on TSA media. The results of the TPC calculation were obtained in the 10-5 dilution series, namely 416 CFU/mL, while the 10-6 dilution series obtained 157 CFU/mL, and the 10-7 dilution series obtained 114 CFU/mL. While the isolation results obtained 10 isolates. Bittern bacteria. Keywords: Halophilic Bacteria, Salt Laundry Waste (Bittern), Total Plate Count (TPC)
The Effect of Tournament Horizon, Faultline and Group Performance Relationships under Decentralized System Frida Fanani Rohma; Indah Shofiyah; Abdus Salam Junaedi
Journal of Indonesian Economy and Business Vol 38 No 1 (2023): January
Publisher : Faculty of Economics and Business, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jieb.v38i1.4532

Abstract

Introduction/Main Objectives: This research integrates the self-categorization and contagion theories to analyze faultlines due to a decentralization system. Besides, this research investigates the inducement of tournament incentives as a control mechanism to mitigate the harmful effects of a faultline on group performance. Background Problems: Fiscal decentralization has a crucial role as it stimulates economic growth, enhances the quality of decision-making and escalates performance. However, decentralization by one local government, which consists of various local government departments, may trigger a faultline. This research argues that patterned diversity convenes faultlines that split up a group into antagonistic sub-groups following the attributes affecting the aggregate group performance. Novelty: This research provides a new insight, in that decentralization appears to be a double-edged sword. It can elevate the quality of local decision-making, and trigger faultlines between local government departments at other times, affecting the local government’s aggregate performance. Research Methods: This research uses a laboratory experimental method with a 2×3 between-subjects factorial design. The research design uses the dyad analysis level. Finding/Results: The results found that the induction of a tournament scheme with the use of a cumulative ordinal scale for determining group performance encourages the social cognitive activation of individuals, thus encouraging cognitive orientation to optimize compensation and minimize categorization and antagonism. Conclusion: A tournament incentive scheme can be induced as a management control mechanism and to encourage the sub-groups to be winners. This resolution is expected to mitigate antagonistic behavior due to faultlines and enhance the optimization of aggregate performance
Pengaruh Pemberian Probiotik Ikan Terhadap Kualitas Air Pada Pendederan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepnus) di Desa Durbuk, Pamekasan Dwian Lumbangaol; Rifky Aryasatya; Muhammad Zainuri; Abdus Salam Junaedi
Juvenil Vol 5, No 2: Mei (2024)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v5i2.24575

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan negara maritim yang memiliki banyak pulau, pulau tersebut mempunyai sumber daya perairan yang melimpah. Indonesia memiliki potensi perairan yang sangat besar baik dalam sektor kelautan dan sektor perikanan. Jenis ikan air tawar yang cukup digemari oleh masyarakat yaitu ikan lele, selain karena harganya yang relatif murah, cara perkembangbiakannya sederhana, pertumbuhan cepat, dan memiliki kandungan gizi yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik terhadap kualitas air meliputi suhu, pH, DO (Dissolved Oxygen) dan amonia pada kolam pendederan ikan lele sangkuriang. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 3 kolam dan 3 perlakuan diantaranya tanpa perlakuan probiotik, probiotik ke air dan probiotik ke pakan ikan. Data penelitian dikumpulkan dari bulan November hingga Desember 2023. Hasil pengukuran dan analisis di laboratorium menunjukkan hasil pengukuran suhu, pH dan DO yang paling optimal berdasarkan SNI 6484.3 Tahun 2014 yaitu suhu pagi pada kolam 2 yaitu 27,96 ℃ dan suhu sore 29,85 ℃, pH pagi pada kolam 2 yaitu 8,11 dan pH sore 9,26, DO (Dissolved Oxygen) pada kolam 2 yaitu pada awal 2,51 mg/L dan akhir 3,11 mg/L dan amonia terendah yaitu kolam 1 dengan nilai 2,385 mg/L dan 2,050 mg/L. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwasanya probiotik yang diberikan kepada kolam perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas air yaitu suhu dan pH karena nilai signifikansi yang diperoleh 0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai Log TPC (CFU/ml) koloni bakteri yang ditemukan pada kolam ikan dengan perlakuan yang berbeda masing-masing memiliki nilai yang berbeda dari setiap seri pengenceran yang digunakan.    Kata Kunci : Ikan lele sangkuriang, probiotik dan kualitas air.ABSTRACTIndonesia is a maritime country that has many islands, these islands have abundant water resources. Indonesia has enormous water potential both in the marine sector and the fisheries sector. A type of freshwater fish that is quite popular with the public is catfish, apart from its relatively cheap price, simple breeding method, fast growth and sufficient nutritional content. This research aims to determine the effect of providing probiotics on water quality including temperature, pH, DO (Dissolved Oxygen) and ammonia in Sangkuriang catfish nursery ponds. The research was carried out using the RAL (Completely Randomized Design) method with 3 ponds and 3 treatments including no probiotic treatment, probiotics in the water and probiotics in the fish feed. Research data was collected from November to December 2023. The results of measurements and analysis in the laboratory showed that the results of temperature, pH and DO measurements were the most optimal based on the 2014 6484.3 SNI, namely the morning temperature in pool 2 was 27.96 ℃ and the afternoon temperature was 29.85 ℃. Morning pH in pool 2 is 8.11 and afternoon pH is 9.26, DO (Dissolved Oxygen) in pool 2 is 2.51 mg/L at the beginning and 3.11 mg/L at the end and the lowest ammonia is pool 1 with a value of 2.385 mg/L and 2,050 mg/L. The results of this test showed that the probiotics given to the treatment ponds did not significantly affect the water quality, namely temperature and pH because the significance value obtained was 0.05. The results also showed that the Log TPC (CFU/ml) value of bacterial colonies found in fish ponds with different treatments each had different values from each dilution series used.Keywords : Sangkuriang catfish, probiotics and water quality.
Identifikasi Mikroplastik pada Gastropoda dan Udang di Sungai Brantas Nur Fitria, Shinta; Anggraeni, Vita; Wahyuni Abida, Indah; Salam Junaedi, Abdus
Environmental Pollution Journal Vol. 1 No. 2: July 2021
Publisher : ECOTON: Ecological Observation and Wetlands Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.796 KB) | DOI: 10.58954/epj.v1i2.16

Abstract

Mikroplastik memiliki ukuran yang kecil <5 mm sehingga mikroplastik dapat mengontaminasi biota yang ada pada perairan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi mikroplastik pada udang dan gastropoda Sungai Brantas. Metode dalam penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu sampling, preparasi sampel, identifikasi sampel dan analisa data. Pengambilan sampel diambil sebanyak 7 stasiun. Hasil yang diperoleh dalam penelitian yaitu ditemukan sebanyak 0,6-5,8 partikel/ekor pada udang galah (Macrobacium rosenbergii) dan sebanyak 1,8-26 partikel/ekor pada gastropoda (Thedoxus sp, Oncomelania sp, Filopaludina javanica, Pomacea cannaliculata). Persentase bentuk mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah fiber, bentuk lain yang ditemukan adalah film dan fragmen. Sebaiknya perlu adanya IPAL Komunal agar limbah yang dibuang bisa diolah terlebih dahulu dan tentunya perlu peran masyarakat dalam pengurangan penggunan sampah plastik sekali pakai yang menjadi salah satu pemicu adanya pencemaran mikroplastik.
Identifikasi Jumlah dan Jenis Mikroplastik pada Udang dan Ikan di Segmen Hilir Sungai Brantas Maulana, Irkham; Subakti, Elvina Indriani; Farid, Akhmad; Junaedi , Abdus Salam
Environmental Pollution Journal Vol. 2 No. 2: July 2022
Publisher : ECOTON: Ecological Observation and Wetlands Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mikroplastik merupakan partikel yang memiliki ukuran <5 mm, sifat mikroplastik yang menempel pada semua molekul dapat mengkontaminasi biota perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroplastik pada udang dan ikan di sungai Brantas. Metode penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu sampling, identifikasi sampel, dan analisis data. Pengambilan  sampel diambil sebanyak 9 stasiun. Metode NOAA. Pemberian H₂O₂ dengan kosentrasi 30 % dan FeSO₄ dengan konsentrasi 0.05 M dan sampel diinkubasi selama 24 jam. Hasil yang diperoleh ditemukan sebanyak 5-15 partikel/ekor pada udang (Macrobrachium equides) dan pada ikan sebanyak 11-345 partikel/ekor.Peran masyarakat sangat penting dalam pengurangan  penggunaan plastik sekali pakai yang menjadi penyebab utama adanya kontaminasi mikroplastik.Sebaiknya perlu adanya  pengolahan limbah yang harus diolah sebelum dibuang ke sungai, serta membuat regulasi penggunaan sampah plastik sekali pakai.