Salah satu masalah penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah moderasi beragama, mengingat banyaknya agama, budaya, suku, dan adat istiadat di negara ini. Seseorang dapat menggambarkan moderasi beragama sebagai sikap tengah dalam menjalankan ajaran agama. Artinya tidak berlebihan (ekstrem kanan) atau mengabaikan ajaran (ekstrem kiri), tetapi mengambil jalan tengah yang mengutamakan toleransi, keseimbangan, dan keadilan. Penguatan prinsip moderasi beragama dalam masyarakat pedesaan dapat dicapai melalui penerapan pendekatan kultural dan keagamaan yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Pengajian rutin masyarakat di Desa Siantona adalah contoh nyata dari kegiatan tersebut. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana pengajian rutin di Desa Siantona dapat menjadi cara yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada masyarakat. Pengajian mingguan tidak hanya membantu orang belajar lebih banyak tentang agama tetapi juga membangun masyarakat yang lebih toleran dan inklusif. Pengabdian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dengan tokoh agama, tokoh dan peserta masyarakat pengajian, serta dokumentasi kegiatan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pengajian teratur di Desa Siantona membantu meningkatkan pemahaman keagamaan yang moderat. Para ustaz dan tokoh agama tidak hanya membahas ibadah mahdhah mereka juga membahas hubungan ajaran Islam dengan kehidupan masyarakat, pentingnya mempertahankan persatuan, menghargai perbedaan, dan menolak kekerasan atas nama agama. Selain itu, kegiatan ini mendorong terbentuknya forum diskusi keagamaan yang sehat di mana masyarakat dapat mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan mencari solusi bersama untuk masalah yang dihadapi sehari-hari.  Pengajian teratur di Desa Siantona juga membantu mempererat hubungan warga. Kegiatan ini mengajarkan masyarakat untuk berinteraksi secara damai, saling menghormati, dan menghindari konflik yang mungkin terjadi. Komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan pengakuan terhadap kearifan lokal adalah beberapa nilai moderasi umat yang ditanamkan melalui pengajaran secara teratur. Pada akhirnya, semua nilai ini membentuk kesadaran masyarakat bahwa agama datang untuk membawa kedamaian, bukan perpecahan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengajian teratur yang dilakukan oleh masyarakat Desa Siantona memainkan peran penting dalam menginternalisasi prinsip moderasi beragama. Pengajian tidak hanya memberi orang lebih banyak pemahaman tentang agama mereka, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk memastikan adanya keseimbangan sosial di tengah keberagaman. Pengajian ini dapat digunakan sebagai contoh atau model bagi desa lain untuk membangun kehidupan masyarakat yang religius, toleran, dan harmonis.