Arwinda Nugraheni
Department Of Public Health, Faculty Of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pemeriksaan Kimia Darah pada Kelompok Lansia di Kota Semarang sebagai Implementasi SDG’s - Kehidupan Sejahtera dan Sehat Hermawati, Donna; Nugraheni, Arwinda; Susanti, Siti
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 2 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Sustainable Development Goals atau disingkat SDG’s merupakan suatu program dunia jangka panjang yang memiliki tujuan untuk mengoptimalkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh tiap negara. Salah satu tujuan SDG’s adalah menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk seluruh usia dengan pemerintah menjamin penyediaan akses pelayanan kesehatan dan melakukan upaya preventif agar warga negara terhindar dari berbagai penyakit. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui kadar kimia darah dalam lansia sehingga jika ada satu saja hal yang janggal dapat langsung ditangani. Sasaran dari pengabdian ini adalah kelompok lansia di Kota Semarang, Jawa Tengah. Pengabdian dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kadar kimia darah pada lansia. Alat yang digunakan berupa tensimeter, alat Easy Touch GCU, strip (glukosa, kolesterol, asam urat), dan alkohol swab. Hasil yang diperoleh yaitu sebagian besar lansia memiliki kadar kimia darah dan tensi yang normal. Sebanyak 22,72% dari lansia memiliki tekanan darah yang cenderung tinggi. Sebanyak 18,18% lansia memiliki kadar glukosa dibawah 80 mg/dL, 72,72% memiliki kadar normal, dan 9,09% memiliki kadar glukosa lebih dari 180 mg/dL. 81,81% lansia memiliki kadar kolesterol normal atau dibawah 200 mg/dL dan 18,18% memiliki kadar kolesterol diatas 200 mg/dL. 77,27% lansia memiliki kadar asam urat normal dan 22,72% lansia memiliki kadar kolesterol diatas 6,1 mg/dL. Usia seseorang terkadang dapat menjadi alasan seseorang mengalami penyakit degeneratif, namun usia juga tidak menjadi patokan untuk seseorang terkena penyakit tersebut.
Hubungan Stunting dengan Anemia, Morbiditas dan Perkembangan Anak Usia Batita di Puskesmas Kebondalem Pemalang Nugraheni, Arwinda; Margawati, Ani; Wahyudi, Firdaus; Utami, Aras
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 7, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian stunting merupakan masalah kesehatan anak di Indonesia yang berdampak pada anemia, perkembangan dan sistem imunitas. Pada balita anemia, peningkatan morbiditas dan gangguan perkembangan dapat menyebabkan gangguan pada struktur dan fungsi tubuh dalam kemampuan anak menuju kematangan yang bersifat tetap dan berpengaruh pada kesehatan di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stunting dengan kadar hemoglobin, morbiditas dan perkembangan batita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dan dilakukan pada bulan Juli 2019 di wilayah kerja Puskesmas Kebondalem di Kabupaten Pemalang dengan sampel batita usia 6-26 bulan. Variabel penelitian yang dinilai adalah kadar hemoglobin (Hb), morbiditas, perkembangan yang diukur melalui kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa dan sosialisasi, dan kemandirian, dan stunting pada batita, serta karakteristik ibu. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, pemeriksaan Hb, dan wawancara. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Pada penelitian ini, diantara total 142 batita, 45,1% mengalami stunting. Pada penelitian ini ditemukan bahwa anak yang mengalami stunting mengalami risiko anemia dan mobiditas, masing-masing sebesar 125 (POR=125,21; 95% CI=16,17-969,26) dan 2,5 kali (POR=2,46 95% CI=1,12-5,04) lebih tinggi dibanding dengan anak yang tidak stunting. Tidak ditemukan hubungan antara stunting dengan perkembangan anak (POR=0,22; 95% CI=0,02 2,23). Pada penelitian ini, ditemukan adanya hubungan anak stunting dengan anemia dan morbiditas. Keberhasilan program pengendalian stunting dapat berintegrasi dengan program pencegahan dan pengendalian penyakit.