Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisis perbedaan jenis pembungkus terhadap kadar proksimat dan daya terima tempe biji lamtoro (Leucaena Leucocephala) Indahtul Mufidah; Fathimah Fathimah; Joyeti Darni; Nurul Azizah chairiyah
Darussalam Nutrition Journal Vol 2, No 2 (2018): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v2i2.2165

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam pangan  yang berlimpah salah satunya adalah biji-bijian yang memiliki zat gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam diet atau menu sehari-hari. Pada saat ini sudah banyak olahan dari biji-bijian salah satunya adalah tempe. Biji-bijian yang biasa digunakan dalam pembuatan tempe adalah biji kedelai. Jenis biji-bijian lain yaitu biji lamtoro dapat digunakan dalam pembuatan tempe. Plastik dan daun biasanya digunakan sebagai pembungkus tempe selama proses fermentasi. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui perbedaan penggunaan jenis pembungkus terhadap kadar proksimat dan organoleptik tempe biji lamtoro. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap 1 faktor. Analisis statistik yang digunakan independent T-test jika berdistribusi normal dan mann whitneyjika tidak berdistribusi normal dengan drajat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis pembungkus pada tempe biji lamtoro berbeda nyata terhadap kadar lemak, karbohidrat, air dan serat kasar (p < 0,05) namun tidak berbeda nyata terhadap kadar abu dan protein (p>0,05). Perbedaan jenis pembungkus tidak berbeda nyata terhadap organoleptik parameter warna, aroma, tekstur (p>0,05) dan berbeda nyata pada parameter rasa (p<0,05). Tempe yang dibungkus daun pisang memilki tingkat kesukaan lebih tinggi dari pada tempe yang dibungkus plastik.  
Pengembangan Pendidikan Berbasis Al-Quran, Peningkatan Kesehatan PHBS dan Bebas Anemia melalui Pendekatan dan Pelatihan Masyarakat di Dusun Jegolan Ngawi Kartika Pibriyanti; Ade Susila Cahyani Makmur; Petria Wafa Kusuma Wardani; Annisa Pitri Ramadhani; Indahtul Mufidah; Jihan Fauziyah Salsabila; Nadhif Daumi; Nur Amala; Lulu&#039; Luthfiya; Ladyamayu Pinasti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 4 (2024): Volume 7 No 4 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i4.13872

Abstract

ABSTRAK Pendidikan dan kesehatan masih menjadi salah satu permasalahan masyarakat serta aspek penting dalam kehidupan. Pedidikan dan kesehatan yang baik menghasilkan sumber daya manusia berkualitas. Pengembangan pendidikan berbasil al qur’an, peningkatan kesehatan PHBS dan bebas anemia melalui pendekatan dan pelatihan masyarakat. Pembimbingan dan pengajaran kepada murid TPA Al-Muttaqin menggunakan media poster dan alat bermain sesuai mata pelajaran. Pendekatan melalui upaya edukasi bebas anemia dengan media leaflet. Monitoring evaluasi dilaksanakan setelah intervensi diberikan. Pengembangan pendidikan dengan pembuatan kurikulum belajar di TPA memberikan dampak konkret pada pemahaman peserta didik. Edukasi kesehatan PHBS pada anak sekolah dasar dan bebas anemia menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan antara sebelum dan setelah. kegiatan penting dijalankan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nonformal dan kesehatan. Program berjalan dengan baik, karena dukungan dan antusiasme masyarakat Dusun Jegolan, SDN 5 Tempuran, serta TPA Al-Muttaqin. Kata Kunci: Al-Quran, Kesehatan, PHBS, Anemia  ABSTRACT Education and health represent important societal issues and crucial components of life. High-quality education and healthcare contribute to the development of skilled and capable individuals. Enhance education based on Al-Qur'an, improve PHBS health practices, and reduce anemia with community-based approaches and training. Deliver instruction and guidance to TPA Al-Muttaqin students using subject-specific play equipment and posters.  Implement a strategy that focuses on delivering education free of anemia using leaflet media. Post-intervention evaluation monitoring is conducted. The implementation of a learning program at TPA has a significant affect on the comprehension of students. There were statistically significant differences in the scores of anemia-free education and PHBS health education for elementary school children before and after the intervention. This activity is crucial for improving the quality of non-formal education and health. The program performs successfully due to the support and enthusiasm of the community in Dusun Jegolan, SDN 5 Tempuran, and TPA Al-Muttaqin. Keywords: Education, Health, PHBS, Anemia
Pemberdayaan Masyarakat Desa Widodaren dengan Menciptakan Kebun Gizi sebagai Upaya Pencegahan Stunting : Pemberdayaan Masyarakat Desa Widodaren dengan Menciptakan Kebun Gizi sebagai Upaya Pencegahan Stunting Kartika Pibriyanti; Indahtul Mufidah; Qothrunnadaa Fajr Rooiqoh; Enik Akhiriana; Lulu’ Luthfiya; Nur Amala
Jurnal SOLMA Vol. 13 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v13i1.14240

Abstract

The stunting rate is increasing every year in Indonesia. The impact caused by stunting in the medium term is in the form of low intelligence and cognitive abilities, and risk. The long term is the quality of human resources and the problem of degenerative diseases in adulthood. Prevention of stunting can be done one of them by implementing specific nutrition programs with food security indicators through the development of local food based on nutrition gardens. This research method uses descriptive qualitative method. The activity begins by looking at the knowledge of Family Welfare Development (PKK) and Integrated Sevices Post (Posyandu) cadres related to the basic skills of Health Integrated Sevices Post cadres. Statistical test results showed a significant difference of 0.000 between the mean before and after the material exposure of 25 basic skills of Posyandu cadres in PKK and Posyandu cadres in Widodaren Village. This activity involved PKK women and Posyandu cadres with the implementation of a nutrition garden using aquaponic technology, a technology that combines fish and vegetable cultivation in one cultivation period. The next activity is processing the results of the nutrition garden in the form of vegetables and catfish into nutrient-dense foods such as processed nuggets and dim sum. Local food-based nutritional gardens can be an effort to prevent stunting.
Pemberdayaan Siswa Melalui Program Ninja (Nutrisionis Remaja) Lulu' Luthfiya; Nur Amala; Amilia Yuni Damayanti; Kartika Pibriyanti; Fathimah Fathimah; Indahtul Mufidah; Qothrunnadaa Fajr Roiqooh; Ladyamayu Pinasti; Hikma Syafa; Rendi Handoko
Jurnal SOLMA Vol. 13 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v13i1.14449

Abstract

Pendahuluan: Para siswa siswi anggota PMR di SMA Negeri 1 Widodaren, diketahui prevalensi obesitas sebesar 24,9% dan gizi buruk sebesar 11,54%. Untuk memperbaiki status gizi dan meningkatkan pengetahuan terkait gizi pada siswa siswi di SMAN 1 Widodaren, maka dilakukan pengabdian masyarakat yaitu dengan membuat program pemberdayaan siswa melalui program NINJA (Nutritionist Remaja).  Studi ini bertujuan untuk melatih dan mendampingi siswa tentang pengukuran status gizi dan edukasi gizi seimbang. Metode: Metode yang digunakan yaitu: pelatihan dan pendidikan kepada siswa-siswi yang menjadi kader NINJA.  Hasil: Terbentuk 25 kader NINJA dengan keterampilan dan pengetahuan yang cukup tentang pentingnya gizi bagi tubuh. Kesimpulan: Pelatihan dan pendampingan Kader NINJA dengan intensif meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan pengukuran status gizi dan edukasi gizi seimbang.
Comparative analysis of food service satisfaction and nutritional adequacy between private hospitals and academic hospitals in patients with non-communicable diseases Kartika Pibriyanti; Indahtul Mufidah; Lulu’ Luthfiya; Amal Fadholah; Ella Firdaus Sulistiyani; Banun Ma&#039;rifah Fathsidni; Qotrunnadaa Fajr Rooiqoh; Nur Amala
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 9, No 2 (2024): June
Publisher : Department of Nutrition at the Health Polytechnic of Aceh, Ministry of Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v9i2.1711

Abstract

Nutritional services in hospitals aim to provide meals with high nutritional value, safety, appropriate quantity, quality, and satisfactory service. This study aimed to analyze and compare food service satisfaction and nutritional adequacy among patients with noncommunicable diseases (NCDs) in private and academic hospitals. The study was conducted at the UNS Hospital and YARSI Hospital from October to December. Employing a comparative cross-sectional study design, we included 50 patients with NCD, 25 general (private) hospitals, and 25 teaching hospitals. Satisfaction with food services was assessed using a validated food service satisfaction questionnaire, whereas nutritional adequacy was evaluated using the Comstock questionnaire. Nutrient intake data were processed using the NutriSurvey software. The Mann-Whitney U test was used for the statistical analysis. Our findings revealed significant differences in all food service satisfaction indicators (p<0,005), except for waitstaff friendliness (p=0,077). There were also significant differences in energy, fiber, macronutrient, and micronutrient adequacy levels, except for vitamin C intake, between patients in private and academic hospitals (p<0,005). In conclusion, the level of food services and nutritional adequacy differed significantly between private public and academic hospitals. 
Implementasi Jaminan Produk Halal Melalui Sosialisasi dan Pendampingan Sertifikasi Halal Gratis (SEHATI) UMKM Kabupaten Ngawi Amilia Yuni Damayanti; Lulu’ Luthfiya; Kartika Pibriyanti; Indahtul Mufidah; Syadza Syafana Zhifah; Jiha Fauziyah Salsabila; Hurul Aini; Elok Fauziatunnisa’
Jurnal Abdi Mas Adzkia Vol 4, No 1 (2023): Agustus - Desember 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/adzkia.v4i1.18292

Abstract

Sertifikasi halal merupakan proses evaluasi dan persetujuan produk yang memenuhi persyaratan Syariah Islam. Sertifikasi halal penting karena memberikan jaminan  produk halal kepada konsumen khususnya konsumen Muslim. Akan tetapi sebagian masyarakat Indonesia masih belum menyadari pentingnya sertifikasi halal. Sekitar 50% UMKM di ngawi yang bergerak dibidang pangan belum mempunyai sertifikasi halal. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman terhadap pelaku usaha UMKM di wilayah Ngawi tentang pentingnya sertifikasi halal. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi dan dukungan serta pembinaan kepada UMKM bidang pangan  di Kabupaten Ngawi dengan tujuan untuk meningkatkan  jaminan mutu produk halal. Bentuknya adalah sosialisasi dan pelatihan dengan metode ceramah, tanya jawab dan tutorial, serta dukungan pendaftaran sertifikasi Halal gratis (Sehati) dengan sistem skema self-declare. Maka dari itu, dalam rangka mengembangkan perekonomian daerah dan mempersiapkan diri memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC), UMKM perlu memberikan jaminan terhadap kualitas produk yang dihasilkan, termasuk jaminan produk Halal. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan Indonesia dapat mencapai target 10 juta sertifikasi halal pada tahun 2024 serta  menjadi pusat Industri pangan halal dunia.
The relationship of fast food, consumption habits, hemoglobin levels, and sleep quality to menstrual cycle Pibriyanti, Kartika; Alimah, Istiqomah Nurul; Nabawiyah, Hafidhotun; Lutfiya, Lulu'; Mufidah, Indahtul
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 12 ISSUE 5, 2024
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2024.12(5).%p

Abstract

Background: A health problem that often occurs in adolescent girls is disrupting the menstrual cycle. The prevalence of menstrual cycle disorders has increased from 2012 by 45% to 80% in 2018.Objectives: This study aims to identifying respondent characteristics, determine the relationship between fast food consumption habits, hemoglobin levels and sleep quality on the menstrual cycle. Analyzing which independent variable exerts the most dominant influence on the dependent variable.Methods: This research design used analytical observational quantitative methods with a case-control approach. The sampling technique used uses purposive sampling. Data collection for menstrual cycles using questionnaires and calendars, data on fast food consumption habits were obtained by interviews using FFQ, and hemoglobin level data were obtained by examination using the Easy Touch GC-Hb tool. In contrast, sleep quality data were obtained using PSQI questionnaires. Data were analyzed by Chi-square then continued with multivariate logistic regression analysis.Result: The characteristics of respondents in this study based on age mainly were 19 years old, with 49% in the case group and 44% in the control group. Most respondents have an allowance of Rp.500,000-1,000,000, with the percentage in the case group and control group 51%. The menarche age of respondents in this study was mainly 12 years, with a rate of 37%. The characteristics of respondents in the case and control groups mostly have the same distribution of characteristics based on age 19 years, allowance/mounth of Rp.500,000-1,000,000 and age of menstruation 12 years. The study results showed a relationship between fast food consumption habits on the menstrual cycle (p-value= 0.002, OR= 4.359) and there was a relationship between hemoglobin levels on the menstrual cycle (p-value= 0.003, OR= 4.308). There was a relationship between sleep quality on the menstrual cycle (p-value= 0.000, OR= 18.519).Conclusions: There was a relationship between fast food consumption habits, hemoglobin levels and sleep quality on the menstrual cycle. Hemoglobin levels are at higher risk of menstrual cycles than fast food consumption habits and sleep quality (p-value= 0.042).
THE EFFECT OF NUTRITION EDUCATION BASED ON HALAL FOOD THROUGH MOTION GRAPHIC ANIMATION AUDIOVISUAL MEDIA ON THE KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF ADOLESCENTS Mufidah, Indahtul; Ajeng, Oktavia Bela Dyah A; Pibriyanti, Kartika; Damayanti, Amilia Yuni
Darussalam Nutrition Journal Vol. 8 No. 2 (2024): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v8i2.13065

Abstract

Background: Indonesian adolescents face a triple burden of malnutrition, namely undernutrition, obesity and micronutrient deficiencies. Knowledge and attitude play an important role in overcoming nutrition problems. Increasing nutrition awareness, especially those based on halal food, can be done through nutrition education from an early age. Motion graphic animation video is one of the effective learning media with attractive visual advantages and increases learning enthusiasm. Objective: This study aims to determine the effect of halal food-based nutrition education through animated audiovisual media on adolescents' knowledge and attitudes related to nutrition. Method: The study used Quasy Experimental Pre-test and Post-test group design. The sample was divided into experimental and control groups, with a pre-test, intervention, and post-test process. The sampling technique used purposive sampling. The research sample consisted of two groups with a total of 112 people, in each group there were 56 people. The variables measured involved adolescents' knowledge and attitudes related to halal food-based nutrition. Data analysis used the Wilcoxon test to test changes within groups, and the Mann-Whitney test to compare differences between groups. Results: showed that halal food-based nutrition education with motion graphic audiovisual media significantly increased knowledge (p=0.000) and improved attitudes (p=0.000) in adolescents. There is a significant difference in the use of motion graphic animation videos and video descriptions on knowledge (p=0.003) and there is no significant difference in the use of motion graphic animation videos and video descriptions on attitudes (p=0.554). Conclusion: There Significant improvements occurred in knowledge and attitudes through motion graphic and description audiovisual media. Motion graphic media is more effective in increasing knowledge, while effectiveness on attitude remains.
ASSOCIATION OF BODY MASS INDEX AND DIETARY COMPLIANCE ON GLYCEMIC CONTROL AMONG OUTPATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS IN KUALA TERENGGANU Khoder, Nurul Husna Binti; Harith, Sakinah Binti; Mufidah, Indahtul
Darussalam Nutrition Journal Vol. 9 No. 1 (2025): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v9i1.14323

Abstract

Background: Glycemic control is essential in managing Type 2 diabetes and preventing complications. Several factors, including sociodemographic characteristics, BMI, and dietary compliance, may influence glycemic outcomes. This study aimed to identify key factors associated with glycemic control among Type 2 diabetic outpatients in Kuala Terengganu. Methods: A retrospective study was conducted involving 134 outpatients from one clinic and one hospital, selected through purposive sampling. Data were collected via patient records and questionnaires. Glycemic control was assessed using HbA1c levels, with compliance measured based on self-reported dietary behavior. Results: Among all sociodemographic variables, only the type of treatment (diet and oral anti-diabetic drugs) showed a significant association with glycemic control (p = 0.013). Additionally, BMI was significantly associated with glycemic outcomes (p = 0.029), as poor glycemic control was more prevalent among overweight (84.2%) and obese (82.7%) individuals. No significant association was found between dietary compliance and glycemic control (p = 0.560), potentially due to reporting bias or inconsistent adherence. Conclusion: BMI and treatment type are significant factors influencing glycemic control in this population. Despite no observed link between dietary compliance and glycemic control, further studies with larger, more diverse samples are needed. Healthcare providers should focus on improving BMI and treatment awareness to enhance diabetes management. Keywords: Glycemic control, Type 2 diabetes, BMI, Dietary compliance, Sociodemographic factors, Kuala Terengganu
Perbedaan Kepuasan Pelayanan Makanan, Sisa Makanan Dan Sosial Ekonomi Pasien Di Rumah Sakit Pemerintah Dan Rumah Sakit Swasta Aini, Qurotul; Pibriyanti, Kartika; Mufidah, Indahtul; Luthfiya, Lulu'; Prianingsih, Farida Ika; Silawati, Emira Tri
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 12, No 1 (2025): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (JUNI)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v12i1.18577

Abstract

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang memberikan layanan komprehensif, dikelompokkan menjadi rumah sakit pemerintah dan swasta dengan salah satu layanan pendukung medis yaitu pelayanan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kepuasan pelayanan makanan, sisa makanan dan sosial ekonomi pasien di rumah sakit pemerintah dan swasta. Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional, dilakukan di RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo dan RSU Islam Klaten pada Bulan Oktober-November tahun 2024. Sampel penelitian dihitung menggunakan rumus Lemeshow dengan total 64 responden, berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan. Instrumen penelitian mencakup kuesioner kepuasan pelayanan makanan (waktu makan, penampilan, rasa, kebersihan, keramahan pramusaji, dan variasi makanan), taksiran comstock, serta kuesioner sosial ekonomi (Pendidikan, pekerjaan dan pendapatan). Hasil penelitian dengan Uji Mann-Whitney menunjukan bahwa indikator kepuasan pelayanan makanan seperti waktu makan (p=0,387), penampilan (p=0,736), rasa (p=0,302), keramahan pramusaji (p=0,231), kebersihan alat dan makanan (p=0,378), variasi makanan (p=0,770), serta sisa makanan (p=0,081), tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05). Uji Chi-Square terhadap status pendidikan (p=1,000), pekerjaan (p=0,446), dan pendapatan (p=0,317) juga menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan signifikan antara kepuasan pelayanan makanan, sisa makanan, dan sosial ekonomi pasien di rumah sakit pemerintah dan swasta.