Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Ternak Tropika

Ekspresi Gen Tyrosinase (TYR) Terhadap Sifat Kualitatif Dan Sifat Kuantitatif Puyuh (Cortunix cortunix japonica) Fitriyah Fitriyah; Mudawamah Mudawamah; Sumartono Sumartono
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 22, No 2 (2021): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh sifat kualitatif warna bulu terhadap sifat kuantitatif serta hubungan antara gen TYR dengan sifat kualitatif dan kuantitatif puyuh Cortunix cortunix japonica. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Materi yang digunakan adalah 222 ekor puyuh Cortunix cortunix japonica yang dipelihara di Pasuruan. Pengamatan ekspresi gen TYR melalui analisa qPCR sebanyak 21 sampel dengan primer gen TYR. Analisa data menggunakan analisis ragam satu arah dan dilanjutkan dengan uji BNT. Sifat kualitatif yang diamati adalah warna bulu coklat muda (CM), coklat tua (CT) dan Hitam (H). Pengamatan sifat kuantitatif meliputi panjang tarsometatarsus (PTM), panjang tibia (PT), panjang sayap (PS), lingkar dada (LD) dan bobot badan (BB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna bulu berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap sifat kuantitatif puyuh, warna bulu H mempunyai sifat kuantitatif sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan puyuh CM dan CT. Rataan ekspresi gen TYR hasil qPCR dengan nilai tertinggi pada warna bulu H sebesar 2,44 dan diikuti oleh CM 1,73, sedangkan terendah pada CT 2,19. Semakin tinggi nilai kuantifikasi gen TYR maka semakin gelap warna bulu puyuh dan semakin tinggi nilai sifat kuantitatif ukuran tubuh.
Identifikasi Total Protein dan Fraksi Protein Induk Kambing Peranakan Ettawah Beranak Kembar dan Tunggal Gusfarisa Rafika Putri; Mudawamah Mudawamah; Sumartono Sumartono
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 21, No 1 (2020): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2020.021.01.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi total protein dan fraksi protein (albumin dan globulin) serum darah induk kambing Peranakan Ettawah (PE) beranak kembar dan tunggal. Penelitian ini dilakukan menggunakan serum darah induk kambing PE beranak tunggal dan kembar dengan membagi dalam 2 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 6 ekor kambing. Sampel serum diisolasi dari whole blood. Whole blood diambil melalui vena jugularis kambing PE. Separasi serum induk kambing PE dilakukan menggunakan total protein, albumin, dan globulin menggunakan metode spektofotometri, kemudian data dianalisa menggunakan uji unpaired t-test melalui software SPSS.16 untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil total protein kelompok induk kambing beranak kembar berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi 31,68% dibanding kelompok induk kambing beranak tunggal.  Kadar albumin kelompok induk kambing beranak kembar berbeda sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi 21,43% dibandingkan dengan beranak tunggal.  Kadar globulin kelompok induk kambing beranak kembar berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi 26,89% dibandingkan dengan beranak tunggal.  Total protein dan fraksi protein (albumin dan globulin) lebih tinggi pada induk beranak kembar dapat membantu perkembangan anak dapat maksimal. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu induk kambing beranak kembar memiliki aktivitas metabolisme yang lebih tinggi dilihat dari konsentrasi total protein dan fraksi protein. Implikasi dari penelitian ini adalah pemberian pakan pada induk beranak kembar perlu ditingkatkan minimal 32 % sejak awal kebuntingan dibandingkan dengan induk beranak tunggal.
Produksi dan Berat Telur pada Ayam Strain Novogen Berdasarkan Variasi Warna Bulu dan Kuantifikasi Gen TYR (Tyrosinase) Afidhatul Masruroh; Mudawamah Mudawamah; Inggit Kentjonowaty
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 22, No 2 (2021): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di peternakan ayam petelur strain Novogen milik Bapak Hidayat dan laboratorium Biomolekuler UNISMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan produksi dan berat telur pada berbagai fase produksi dilihat dari variasi warna bulu dan kuantifikasi TYR. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik melalui studi kasus di peternakan ayam petelur dan analisis laboratoium. Sampel yang digunakan untuk data produksi dan berat telur sebanyak 217 ekor ayam petelur dengan warna bulu yang berbeda (39 ekor ayam warna bulu coklat variasi putih (CVP), 58 ekor ayam warna bulu coklat muda (CM), dan 120 ekor ayam warna bulu coklat tua (CT). Kuantifikasi gen TYR menggunakan 27 sampel bulu ayam petelur (9 ulangan dari masing-masing warna bulu). Variabel yang diamati adalah produksi telur pada tiga tahap berbeda (tahap I: umur 18-28, tahap II: umur 29- 36, dan tahap III : umur 37-44 minggu), berat telur pada umur berbeda (U1 : 28, U2 : 36, dan U3 : 44 minggu). Analisis data dengan ragam satu arah dan uji beda nyata terkecil (BNT) dan qPCR dengan primer gen TYR. Hasil penelitian menunjukkan produksi dan berat telur pada berbagai warna bulu berbeda sangat nyata (P<0,01). Rataan tertinggi produksi dan berat telur pada warna bulu CT dan rataan terendah pada warna bulu CM. Di sisi lain berbagai warna bulu mempunyai nilai kuantifikasi gen TYR yang berbeda dengan nilai kuantifikasi warna bulu CT tertinggi yaitu 4,17, warna bulu CVP dan CM berturut-turut sebesar 4,02 dan 1,88. Kesimpulan penelitian ini adalah semakin tinggi nilai rataan TYR maka semakin gelap warna bulu ayam strain Novogen yang diikuti dengan semakin tinggi produksi dan berat telur yang dihasilkan dari berbagai fase produksi.
VARIASI FENOTIPE F1 CROSSBREED DARI HASIL PERSILANGAN BURUNG BLACK THROAT DENGAN BERBAGAI BURUNG KENARI LOKAL (Serinus Canaria) Mudawamah Mudawamah; Susilowati S; Trijaya Trijaya
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 13, No 1 (2012): Ternak Tropika
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.315 KB)

Abstract

Burung kenari merupakan burung berkicau yang dipelihara bukan hanya untukhobi tetapi sudah mengarah ke komersial dengan harga jualnya ditentukan oleh warnabulu, ukuran tubuh dan suara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasifenotipe F1 crossbreed hasil persilangan kenari lokal dengan Black throat. Metodepenelitian adalah eksperimen dan data dianalisis menggunakan Chi-square. Materipenelitian yang digunakan satu ekor pejantan burung black throat, sembilan ekorindukan burung kenari lokal warna bulu hijau, starblue dan kuning. Perkawinandilakukan dengan perkawinan alam dengan ulangan tiga kali. Variasi fenotipe yangdiamati adalah warna bulu, ukuran tubuh dan suara. Hasil penelitian menunjukkanbahwa F1 crossbreed mempunyai postur tubuh lebih besar dari Black throat dan lebihkecil dari kenari lokal dengan suara lebih tinggi dan tebal dibandingkan dengan kenarilokal serta warna bulunya merupakan kombinasi kenari lokal dengan Black throat.Dari hasil análisis dengan chi-square menunjukkan bahwa variasi fenotipe persilanganblack throat dengan berbagai kenari lokal tidak berbeda nyata (P > 0.05) denganstándar penilaian Malang Canary Club. Tetapi ada kecenderungan bahwa skor hasilpersilangan antara black throat dengan kenari kuning (26,6) menghasilkan rata-rataskor terendah dibandingkan dengan hijau (27) dan starblue (27,55).Kata Kunci : kenari, persilangan, variasi fenotipe.(PHENOTYPE VARIATION OF F1 CROSSBREED DERIVED FROM BLACKTHROAT WITH LOCAL CANARY BIRDS (Serinus Canaria))ABSTRACTBirds singing canary is maintained not just for a hobby but has already led tothe commercial and selling price determined by feather color, body size and voice. Thepurpose of this study was to determine the phenotype variation of F1 crossbreed whichwas the result of crossbreeding of local canary with Black throat. The research methodwas experimental and data were analyzed using Chi-square test. Research materialsused one tail of black throat male, nine tails of local canary female of feather color ofgreen, and yellow starblue. Mating performed by natural mating with threereplications. Phenotypic variation observed was the color of hair, body size and voice.The results showed that F1 crossbreed had a bigger body posture of Black throat andsmaller than the local canary with a voice higher and thicker than the local canary andthe feather color was a combination of local with Black throat. From the results of thechi-square analysis showed that phenotypic variation F1 crossbreed were notsignificantly different (P> 0.05) with a standard assessment of Malang Canary Club.But there is a tendency that the score from crosses between the black throat with ayellow canary (26.6) yielded the lowest average score compared with the green canary(27) and starblue canary (27.55).Key words: canary, crosses, phenotypic variation.
VARIASI FENOTIPE MORFOMETRI BURUNG KENARI DEWASA ANTARA WARNA BULU TERANG KUNING DAN PUTIH M. Auzaini; Mudawamah Mudawamah; D. Sunarto; M. Z. Fadli
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 14, No 2 (2013): Ternak Tropika
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.044 KB)

Abstract

Burung kenari merupakan salah satu jenis burung berkicau yang banyak digemarimasyarakat Indonesia. Burung kenari yang menjadi favorit peternak diantarnya adalah burungkenari warna bulu kuning dan putih. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan ukuran tubuhburung kenari dewasa dengan warna bulu terang kuning dan putih. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode survei di lapangan dengan pengambilan sampel secara purposivesampling yaitu sampel kenari yang sudah jadi induk dan pejantan dengan warna bulu kuning danputih. Variabel yang diamati meliputi panjang femur, panjang tibia, panjang shank, panjang jari,panjang mandibula, panjang tubuh, panjang tulang sayap, panjang tulang dada, panjang lingkarshank. Hasil penelitian menujukkan bahwa ukuran tubuh pada burung kenari kuning jantanberbeda nyata (P < 0,05) lebih panjang dibandingkan dengan kenari putih jantan dan burungkenari kuning betina dibandingkan dengan burung kenari putih betina. Sebaliknya ukuran tubuhtidak berbeda nyata (P > 0,05) antara burung kenari kuning jantan dan burung kenari putih jantandan antara burung kenari warna bulu kuning betina dengan burung kenari warna bulu putihbetina. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah rataan morfometri burung kenari warna bulukuning lebih panjang dibandingkan dengan burung kenari warna bulu putih; Variasi fenotipemorfometri (panjang tibia, jari, tubuh, sayap, dan dada) pada burung kenari jantan warna bulukuning polos nyata lebih panjang dibandingkan dengan warna bulu putih polos. Variasi fenotipemorfometri (panjang femur, tibia, shank, jari, mandibula dan dada) pada kenari betina warna bulukuning polos nyata lebih panjang dibandingkan dengan warna bulu putih polos.Kata kunci: fenotipe, morfometri, warna bulu, kenari
Perbandingan Kadar dan Variasi Fenotipe Albumin Induk Beranak Kembar dan Tunggal pada Domba Sapudi, Dormas, dan Suffas Yudi Hartoyo; Mudawamah Mudawamah; Sumartono Sumartono
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 22, No 2 (2021): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kadar albumin dari plasma darah induk domba Sapudi, Dormas, dan Suffas yang beranak kembar (IBK) dan tunggal (IBT). Metode penelitian adalah studi kasus dengan pengambilan sampel dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Jember Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Sampel yang digunakan domba Sapudi dan Dormas dan Suffas. Analisa Albumin dengan menggunakan Bromcresol Green (Albumin Darah),. Analisa data dengan menggunakan SPSS16 ANOVA Single Faktor dan uji lanjut menggunakan LSD (Least Significance Different). Hasil penelitian menunjukkan nilai rataan konsentrasi albumin domba Sapudi kelahiran kembar dan tunggal mempunyai nilai rataan sama hanya pada simpangan baku yaitu 3,83±0,68 g/dL dan 3,83± 0,53 g/dL. Kadar albumin pada bangsa domba Dormas adalah IBK = 4,43±0,92 g/dL dan IBT= 3,78±0,43 g/dL. Domba Suffas mempunyai kadar albumin 5,05±0,72 g/dL (IBK) dan 4,12± 0,66 g/dL(IBT). Berdasarkan uji t tidak berpasangan kadar albumin darah antara induk domba Sapudi, Dormas dan Suffas kelahiran tunggal dan kembar tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P > 0,05). Tetapi dilihat dari nilai rataan ada kecenderungan kadar albumin induk kelahiran kembar pada domba Dormas dan Suffas lebih tinggi 17,20% dan 22,20%. Sebaliknya berdasarkan variasi fenotipe albumin induk kelahiran kembar lebih bervariasi 8,82-66,15% dibandingkan dengan induk beranak tunggal baik pada Sapudi, Dormas, maupun Suffas. Kesimpulan adalah kadar dan variasi fenotipe albumin induk kembar cenderung tertinggi adalah Suffas, diikuti dengan Dormas dan teredah pada domba Sapudi. Sebaliknya kadar dan variasi fenotipe albumin induk beranak tunggal cenderung tertinggi adalah Suffas, Sapudi dan terendah adalah Dormas. Ini berarti induk domba Sapudi mempunyai potensi fisiologis lebih baik untuk kelahiran kembar daripada domba Suffas dan Dormas. Pengembangan induk domba Sapudi kelahiran kembar harus menjadi salah satu kriteria prioritas seleksi.
Korelasi Antara Statistik Vital Dengan Lingkar Skrotum Pada Kambing Peranakan Etawah dan Lokal di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang Darmawan, Drajad Azis; Ciptadi, Gatot; Budiarto, Agus; Mudawamah, Mudawamah
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol. 25 No. 2 (2024): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2024.025.02.5

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji performans kambing Peranakan Etawah (PE) dan Lokal dengan menganalisis hubungan antara ukuran statistik vital berupa lingkar dada (LD), panjang badan (PB) dan tinggi badan (TB) dengan lingkar skrotum (LS). Terdapat 100 ekor kambing Jantan yang digunakan sebagai materi penelitian yang terdiri dari 50 ekor kambing PE dan 50 ekor kambing Lokal yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu PI1 (kambing umur 12-18 bulan), PI2 (kambing umur >18-24 bulan) PI3 (kambing umur >36 bulan) sebagai sampel dari beberapa desa di kecamatan Wonosari. Data dianalisa menggunakan klasifikasi satu arah dan dilanjutkan dengan analisa korelasi dan regresi untuk mengetahui hubungan setiap variabel yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara LD dengan LS pada kambing PE dan Lokal sebesar r = 0,73 (P<0,01) dengan persamaan regresi   Y = 19,16 + 0,01X. PB dengan LS pada kambing PE dan Lokal memiliki nilai korelasi sebesar r = 0,66 (P<0,01) dengan persamaan regresi Y = 11,62 + 0,15X. TB dengan LS pada kambing PE dan Lokal memiliki nilai korelasi sebesar r =  0,78 (P<0,01) dengan persamaan regresi Y = 8,61 + 0,17X. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat korelasi antara statistik vital dengan lingkar skrotum pada kambing PE dan Lokal.
Phenotype and Genotype Expression with the GDF9 Gene in the Sapudi and Garut Sheeps Hairoh, Nikhmatul; Mudawamah, Mudawamah; Sumartono, Sumartono
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol. 24 No. 2 (2023): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2023.024.02.3

Abstract

This study aims to determine the expression of phenotypes and genotypes in Sapudi and Garut sheep, as well as differences between GDF9 exon 1 gene expression and phenotypic traits in Sapudi and Garut sheep. The research method used is a quantitative descriptive method. The material used was 48 rams kept at UPT Breeding Cattle and Forages in Jember and Seribu Pulau Children's Farm, Kangploso Farm, Malang. As for the observation of GDF9 gene expression by qPCR analysis using GDF9 gene primers with a sample of 8 tails. Data analysis used unpaired t-test analysis and continued with the BNT test. Observation of phenotypic traits included body length (PB), chest circumference (LD), and body height (TB). The genotype observed was GDF9 gene expression. The results showed very significant differences in the phenotypic characteristics of the Sapudi and Garut sheep (P<0.01). Based on the study, there were differences in the expression of the phenotypic traits of Sapudi and Garut sheep on body length (Sapudi 63.21a ± 3.39; Garut 77.71b ± 5.66) cm, chest circumference (Sapudi 76.15a ± 3.81; Garut 83, 00b ± 8.75) cm and height (Sapudi 64.96a ± 3.97; Garut 73.50b ± 5.60) cm. There was a very significant difference (P<0.01) in genotypic traits from the qPCR results of the GDF9 gene between sheep breeds, namely Sapudi sheep 31.66 ± 5.61 and Garut sheep 23.70 ± 2.40.
Co-Authors A, Aulanniam A. A. Mirella AA Sudharmawan, AA Ach. Akmal Basyar Achmad Iklilul L.L. As’ad Achmad Setiyono Afidhatul Masruroh Agus Budiarto Aisyah Dian Sulistyaningarum Alhikami, Waliyyul Ahdi Anan Matur Anggita, Arnes Armada armada Aulanni'am, Aulanni'am Badriyah B Badriyah B, Badriyah Badrus Sholeh Cicik Sulistyo Winarni D. Sunarto Darmawan, Drajad Azis Dedi Suryanto Deni Sartika Diani, Khonita Rahma Eka Putri, Yosephine Angelina Yulia Faiqul Mubarok Fatimah Azzahra Fitriyah Fitriyah Gatot Ciptadi Gusfarisa Rafika Putri Hadiansyah Hadiansyah Hairoh, Nikhmatul Hendy Mahendra Hendy Mahendra Herman Christantyo I Gusti Putu Diva Awatara I.D. Retnaningtyas I.D. Retnaningtyas, I.D. Indrajaya, Putra Inggit Kentjonowaty Juliadi Azhar Kurniawan Khoirur Roziqin Khonita R. Diani M. Auzaini M. Faisal Armanda M. Ricky Adi Santoso M. Rizqi Hamdilah M. Z. Anwar M. Z. Fadli M. Zainul Fadli M.F. Wadjdi M.F. Wadjdi, M.F. Mahendra, Hendy Meyya L. Zain Muh. Ainun Syamsuddin Haris Musdalifah, Faigah Nabila Latifa Hae Nahdiyatul Ummah Nur Rohman, Mohamad Agung Nurul Humaidah Oktavia Rahayu Puspita Oktavia Rahayu Puspitarini Rahman, A. K. Rahmatullah, Aldin Akbar Retnaningtyas, irawati Dinasari rohimah Rohimah S. Ali S. Susilowati S. Susilowati Sari, Ayu Mufidah Kartika Setiawan setiawan Sholihah, Anis Sri Susilowati Sugiono, Sugiono Sukiman, Anding Sumartono Sumartono Sumartono Sumartono Sumartono Sunaryo Sunaryo Supiyah Puteri Ramdhani Susilowati S Taufiqur Rahman Trijaya Trijaya Trisakti, Adinda Rizky Umi Kalsum Usman Ali Wibowo, Heru Budi widayat, moch widayat Widianto, Tri Yudi Hartoyo Yuwantoro yuwantoro Zulchaidi Zulchaidi