Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Depresi pada Pensiunan Pegawai di Desa Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Deasy Rufaida, Hanggari; Murti Karini, Suci; Arif Karyanta, Nugraha
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 2, No 3 Des (2013): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rufaida, et.al/HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI   Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Depresi pada Pensiunan Pegawai di Desa Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Relationship between The Self Adjustment with Depression at Retired in Sidoarum Godean Sleman Hanggari Deasy Rufaida, Suci Murti Karini, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Individu yang telah memasuki masa pensiun akan dihadapkan pada berbagai perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Berbagai reaksi setelah individu memasuki masa pensiun tergantung pada penyesuaian diri masing-masing individu. Penyesuaian diri yang baik dapat menghindari atau mengurangi terjadinya depresi, sebaliknya apabila penyesuaian dirinya buruk dapat meningkatkan terjadinya depresi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Depresi pada Pensiunan Pegawai di Desa Sidoarum, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Populasi dalam penelitian ini adalah pensiunan PNS dan BUMN/BUMD dengan kisaran lama pensiun 0-6 tahun, pendidikan minimal SMA dan pensiun secara normal, yang tinggal di wilayah Desa Sidoarum, Kecamatan Godean, kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 85 pensiunan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala depresi dan skala penyesuaian diri. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,885 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan ada hubungan negatif dan sangat signifikan antara penyesuaian diri dengan depresi pada pensiunan pegawai. Artinya semakin tinggi penyesuaian diri, maka akan semakin rendah depresi pada pensiunan pegawai, begitu juga sebaliknya. Peran penyesuaian diri dengan depresi pada pensiunan pegawai dalam penelitian ini ditunjukkan dengan nilai R² sebesar 78,4%.   Kata kunci: penyesuaian diri, depresi, pensiun  
Hubungan antara Pola Asuh Otoriter Orang Tua dengan Depresi pada Remaja di SMA N 2 Purworejo Madyarin, Puspa; Murti Karini, Suci; Arif Karyanta, Nugraha
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 3, No 1 Jun (2014): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan antara Pola Asuh Otoriter Orang Tua dengan Depresi pada Remaja di SMA N 2 Purworejo     Relationship Between Authoritarian Parenting With AdolescentsDepression in SMA N 2 Purworejo     Puspa Madyarini, Suci Murti Karini, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi FakultasKedokteran UniversitasSebalasMaret       ABSTRAK   Penelitian Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan munculnya pandangan negatif terhadap peristiwa yang terjadi.Depresi dapat menyerang semua kalangan.Namun, remaja lebih rentan mengalami depresi karena kondisi yang labil dan merupakan masa yang rentan terhadap goncangan. Remaja dengan orang tua otoriter akan mendapat dukungan yang sedikit, sehingga lebih rentan mengalami depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara pola asuh otoriter orang tua dengan depresi pada remaja dan melihat sumbangan pola asuh otoriter terhadap depresi. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Purworejo dan merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan 2 variabel, yaitu Pola Asuh Otoriter Orang Tua dan Depresi pada Remaja. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan Skala Pola Asuh Otoriter dan Skala BDI. Skala Pola Asuh Otoriter disusun dengan memodifikasi skala dari Faizah (2011) berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Kohn (1963) yaitu pemberian disiplin, komunikasi, pemenuhan kebutuhan dan pandangan terhadap remaja, sedangkan Skala BDI dimodifikasi dari Skala BDI dari Aaron T. Beck. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 140 siswa.Teknik analisis menggunakan analisis Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS versi 18.0. Berdasarkan dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa uji hipotesis menghasilkan signifikansi (p-value) pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,001 (0,001<0,05) sedangkan nilai r hitung = 0,281 >r tabel = 0,159. Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Otoriter Orang Tua dengan Depresi pada Remaja di SMA Negeri 2 Purworejo. Artinya, semakin orang tua bersikap otoriter maka akan semakin berat pula tingkat depresi pada remaja, sebaliknya semakin orang tua tidak bersikap otoriter maka semakin ringan pula tingkat depresi pada remaja. Sumbangan efektif atau koefisien determinasi (r2) variabel Pola Asuh Otoriter Orang Tua terhadap Depresi pada Remaja yaitu sebesar 7,9%, sisanya sebesar 92,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Kata kunci:Pola Asuh Otoriter Orang Tua, Depresi, Remaja
Gambaran Perilaku Pengasuhan Orang Tua pada Anak yang Memiliki Riwayat Gangguan Skizofrenia Varadhila P, Sheilla; Murti Karini, Suci; Arif Karyanta, Nugraha
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 3, No 1 Jun (2014): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gambaran Perilaku Pengasuhan Orang Tua pada Anak yang Memiliki Riwayat Gangguan Skizofrenia Description Of Parents Care Behavior on The Child With Schizophrenia Sheilla Varadhila Peristianto, Suci Murti Karini, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret     ABSTRAK Anak yang mengalami gangguan skizofrenia tidak dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupannya dan terganggu dalam menilai realitas hidupnya sehingga keberadaan anak dengan riwayat gangguan skizofrenia sering dianggap berbahaya oleh masyarakat. Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya penanganan penderita kepada petugas medis karena adanya stigmatisasi masyarakat sehingga anak cenderung mengalami kekambuhan karena tidak adanya peran orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi yang utuh dan mendalam mengenai perilaku pengasuhan orang tua pada anak yang memiliki riwayat gangguan skizofrenia. Manfaat utama penelitian ini agar orang tua mampu melakukan upaya-upaya untuk memahami anak dan memberikan pengasuhan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak dalam rangka mengurangi resiko kekambuhan.   Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak penderita skizofrenia dengan tipe yang berbeda dan significant others yakni orang terdekat dan perawat yang menangani anak. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara, observasi, riwayat hidup, dan data dokumen.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa perilaku pengasuhan orang tua pada anak yang memiliki riwayat gangguan skizofrenia dalam rangka mengurangi risiko kekambuhan. Perilaku pengasuhan yang tergambar yaitu secara fisik orang tua berusaha untuk melindungi anak dengan menyediakan kebutuhan dasar anak dan memberi kesempatan anak dalam beraktivitas sesuai dengan keinginan anak. Secara emosi, orang tua melindungi anak dengan memberikan pendampingan ketika anak mengalami kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan seperti mendampingi anak saat kontrol dan menemani anak saat merasa takut, dan menuruti apapun keinginan anak. Secara sosial, orang tua berusaha mengembalikan anak ke lingkungan sekolah dan meminta agar pihak sekolah tidak memperlakukan anak dengan buruk, menghubungi pihak tertentu lainnya seperti perawat dan teman-teman anak untuk mengetahui kondisi anak, serta memberi kesempatan anak dalam bergaul dengan teman yang diinginkan anak. Perilaku pengasuhan yang tergambar pada orang tua dengan anak merupakan usaha orang tua rangka mengurangi risiko timbulnya kekambuhan pada anak dengan riwayat skizofrenia namun orang tua kurang memiliki pemahaman sehingga tidak mengajarkan anak terutama dalam kehidupan emosi yaitu untuk bertoleransi apabila anak tidak dapat mencapai keinginan yang diharapkan. Anak belajar bahwa setiap keinginan harus terpenuhi namun anak tidak belajar toleransi ketika keinginan tidak terpenuhi. Kondisi tersebut memunculkan stress emosional kembali pada anak yang mengarah pada timbulnya kekambuhan apabila keinginan atau kemauan anak tidak terpenuhi. Kata kunci : pengasuhan, skizofrenia
Hubungan Antara Kecanduan Internet dan Depresi Pada Mahasiswa Pengguna Warnet di Kelurahan Jebres Surakarta Dewiratri, Tiarania Dewiratri; Murti Karini, Suci; ,, Machmuroch
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 3, No 2 Sep (2014): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Correlation Between Internet Addiction and Depression On The College Students Who Used The Internet Cafe at Jebres Surakarta   Tiarania Dewiratri, Suci Murti Karini, Machmuroch Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret   ABSTRAK Berselancar di internet merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi sebagian besar mahasiswa, tapi banyak yang tidak sadar bahwa kegiatan itu justru dapat membuat kecanduan internet dan berakibat timbulnya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kecanduan internet dengan depresi pada mahasiswa pengguna warnet di kelurahan Jebres. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kecanduan internet dan depresi. Sampel penelitian ini adalah pengguna warnet di kelurahan Jebres (area kampus UNS). Sampel penelitian berjumlah 142 mahasiswa yang di ambil menggunakan teknik purposive incidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala kecanduan internet dan skala Beck Depression Inventory (BDI) secara bersamaan. Validitas skala kecanduan internet yaitu antara 0,319 sampai 0,691 dan reliabilitas sebesar 0,923. Adapun BDI memiliki validitas 0,7 dan reliabilitas 0,9. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis korelasi Pearson. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,859 dan diperoleh nilai R square sebesar 0,739. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecanduan internet dan depresi pada mahasiswa pengguna warnet di kelurahan Jebres Surakarta, yaitu jika kecanduan internet tinggi maka depresi yang dialami akan tinggi pula. Adapun untuk sumbangan pengaruh dari variabel bebas sebesar 73,9%.   Kata kunci: kecanduan internet, depresi, mahasiswa
Hubungan antara Kematangan Emosi dan Dukungan Emosi dengan Penerimaan pada Ibu yang Memiliki Anak Autis di SLB Negeri Semarang Widhi R, Erna; Murti Karini, Suci; Arif Karyanta, Nugraha
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 3, No 3 Des (2014): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Dukungan Emosi dengan Penerimaan pada Ibu yang Memiliki Anak Autis di SLB Negeri Semarang     The Relationship between Emotional Maturity and Emotional Support with Acceptance of Mother Who Own Autism Children in SLB Negeri Semarang     Erna Widhi Rahayu, Suci Murti Karini, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret       ABSTRAK   Ibu yang memiliki anak penyandang autisme dituntut untuk mengasuh anak dengan cara yang berbeda dari anak pada umumnya, karena anak autis mengalami berbagai hambatan dalam perkembangannya. Banyaknya kesulitan yang harus dihadapi dan dirasakan berat oleh ibu dalam pengasuhan anak autis berimplikasi terhadap keadaan psikologis di dalam diri ibu. Diperlukan penerimaan ibu terhadap keadaan anak agar ibu dapat mengupayakan yang terbaik bagi anak sehingga anak berkembang secara optimal. Kematangan emosi dan dukungan emosi diprediksikan akan mendorong ibu untuk mencapai tahap penerimaan terhadap keadaan yang dialami oleh anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan dukungan emosi dengan penerimaan pada ibu yang memiliki anak autis. Responden penelitian adalah ibu yang memiliki anak penyandang autis di SLB Negeri Semarang. Sampel penelitian ini sebanyak 40 ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive quota incidental sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala penerimaan ibu (rn = 0,907), skala kematangan emosi (rn = 0,890), dan skala dukungan emosi (rn = 0,895). Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda, dengan nilai Fhitung 44,794 > Ftabel= 3,252 serta R sebesar 0,841, berarti terdapat hubungan antara kematangan emosi dan dukungan emosi dengan penerimaan pada ibu yang memiliki anak autis. Secara parsial, terdapat hubungan antara kematangan emosi dengan penerimaan pada ibu yang memiliki anak autis dengan rx1y sebesar 0,817, dan signifikansi 0,000 (p<0,05); serta terdapat hubungan antara dukungan emosi dengan penerimaan pada ibu yang memiliki anak autis dengan rx2y sebesar 0,670, dan signifikansi 0,000 (p<0,05). Sumbangan efektif kematangan emosi dan dukungan emosi dengan penerimaan pada ibu yang memiliki anak autis dilihat dari koefisien determinan () sebesar 0,708 atau 70,8% yang berarti terdapat 29,2% faktor lain yang mempengaruhi penerimaan pada ibu yang memiliki anak autis selain kematangan emosi dan dukungan emosi. Kata kunci: penerimaan ibu, kematangan emosi, dukungan emosi, autisme
Perbedaan Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Model Pembelajaran Sekolah Reguler, Sekolah Alam, dan Homeschooling Nur Citra Din, An Nisaa; Murti Karini, Suci; Widya Agustin, Rin
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 4, No 1 Jun (2015): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan  Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Model Pembelajaran Sekolah Reguler, Sekolah Alam, dan Homeschooling   The Emotional Intelligence Differences of Elementary School Students Seen from Learning Model of Regular Schools, Nature Schools, and Homeschooling     An Nisaa Nur Citra Dien, Suci Murti Karini, Rin Widya Agustin Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret       ABSTRAK   Perkembangan kecerdasan emosi selain dipengaruhi kondisi fisik juga dipengaruhi oleh pengalaman emosi dalam konteks sosial kehidupannya. Pada masa anak tengah dan akhir, anak mulai berkembang dalam lingkungan sosial yang lebih luas, yaitu sekolah sehingga sekolah menjadi salah satu lingkungan yang banyak memberikan peran dalam proses perkembangan kecerdasan emosi anak. Pada saat ini banyak model pembelajaran yang berkembang selain bentuk sekolah reguler pada umumnya, antara lain sekolah alam dan homeschooling. Perbedaan model pembelajaran yang mencakup lingkungan dan aktivitas pembelajaran di sekolah reguler, sekolah alam, dan homeschooling ini mengarahkan pada pembentukan kecerdasan emosi yang berbeda di masing-masing model pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosi pada siswa sekolah dasar ditinjau dari model pembelajaran di sekolah reguler, sekolah alam dan homeschooling. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa sekolah dasar (9-11 tahun) pada sekolah reguler, sekolah alam, dan homeschooling di Bogor dan telah menjalani model pembelajaran tersebut selama 3 tahun dengan jumlah 30 orang pada masing-masing model pembelajaran. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan emosi, observasi, dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik analisis One Way Anova. Hasil uji One way anova untuk kecerdasan emosi ditinjau dari model pembelajaran di sekolah reguler, sekolah alam, dan homeschooling diperoleh  F hitung > F tabel (3,480 > 3,101) dengan probabilitas p-value< 0,05 (0,035 < 0,05). Hal ini berarti hipotesis diterima, terdapat perbedaan kecerdasan emosi ditinjau dari model pembelajaran di sekolah reguler, sekolah alam, dan homeschooling. Hasil analisis deskriptif menunjukkan perbedaan rata-rata kecerdasan emosi yang signifikan terdapat pada kelompok model pembelajaran sekolah reguler dan homeschooling Kata kunci : kecerdasan emosi, model pembelajaran, sekolah reguler, sekolah alam, homeschooling
Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet Karate Unit Kegiatan Mahasiswa Institut Karate-do Indonesia Universitas Sebelas Maret (UKM INKAI UNS) Putri Rachmawati, Lina; Murti Karini, Suci; Nanda Priyatama, Aditya
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 4, No 4 Mar (2016): Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet Karate Unit Kegiatan Mahasiswa Institut Karate-do Indonesia Universitas Sebelas Maret (UKM INKAI UNS) Correlation between Self Confidence and Anxiety Before Match On Karate Atheletes At Students Activity Unit Institute Karate-Do Indonesia Sebelas Maret University (UKM INKAI UNS) Lina Putri Rachmawati, Suci Murti Karini, Aditya Nanda Priyatama Program Studi Psikologi FakultasKedokteran UniversitasSebalasMaret Kecemasan bertanding merupakan reaksi emosi negatif atlet terhadap keadaan tegang dalam menilai situasi pertandingan, yang ditandai dengan perasaan khawatir, was-was, dan disertai peningkatan system kerja faal tubuh, sehingga menyebabkan atlet merasa tidak berdaya dan mengalami kelelahan karena senantiasa berada dalam keadaan yang dipersepsi mengancam. Kepercayaan diri merupakan salah satu faktor yang mampu mengurangi kecemasan atlet pada saat menghadapi pertandingan. Kepercayaan diri yang dimiliki seorang atlet akan memberikan suatu keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk mencapai berbagai tujuan khususnya peningkatan prestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate UKM INKAI UNS . Populasi penelitian adalah seluruh atlet karate UKM INKAI UNS dengan responden penelitian sebanyak 40 atlet. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala kepercayaan diri (r = 0,322 - 0,637; α = 0,875), dan skala kecemasan menghadapi pertandingan (r = 0,329 - 0,534; α = 0,805). Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment Pearson. Hasil analisis teknik korelasi product moment Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar -0,528; p = 0,00 (p<0,01). Terdapat hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate UKM INKAI UNS. Dengan hasil tersebut, maka hipotesis penelitian diterima dan menunjukkan bahwa kepercayaan diri dapat menjadi penentu timbulnya kecemasan menghadapi pertandingan. Kontribusi kepercayaan diri terhadap kecemasan menghadapi pertandingan adalah sebesar 27,9% yang ditunjukkan oleh nilai R square sebesar 0,279. Kata kunci: kepercayaan diri, kecemasan menghadapi pertandingan, atlet karate.
Hubungan antara Self-Disclosure dengan Stres pada Remaja Siswa SMP Negeri 8 Surakarta Suryaningsih, Fajar; Murti Karini, Suci; Arif Karyanta, Nugraha
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 4, No 4 Mar (2016): Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan antara Self-Disclosure dengan Stres pada Remaja Siswa SMP Negeri 8 Surakarta     The Relationship between Self-Disclosure with Stress on Adolescents in Students of SMP Negeri 8 Surakarta     Fajar Suryaningsih, Suci Murti Karini, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret       ABSTRAK   Remaja adalah fase perkembangan yang rentan terhadap stres. Stres pada remaja disebabkan permasalahan dalam penyelesaian tugas-tugas perkembangan dengan pola kehidupan baru yang kompleks sebagai seorang remaja. permasalahan yang timbul dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar juga menimbulkan stres pada remaja. ketika berada dalam situasi stres, remaja membutukan keadiran orang lain. Kecenderungan remaja berada dalam kelompok sebaya mendorong mereka melakukan self-disclosure untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-disclosure dengan stres pada remaja. subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta yang masi berusia remaja (12-18 tahun). Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling terhadap enam kelas sehingga diperoleh tiga kelas sebagai sampel try-out dan tiga kelas sebagai sampel penelitian yang berjumlah 84 siswa. Alat pengumpulan data menggunakan skala self-disclosure dan skala stres. Indeks daya beda aitem skala stres adalah 0,265 – 0,649 dan reliabilitasnya 0,877. Indeks daya beda aitem skala stres adalah 0,297-0,733 dan reliabilitasnya 0,894. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi product moment Pearson. Hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi antara variabel self-disclosure dengan stres pada remaja (r) = 0,219 dan p = 0,045 (p<0,05), sehingga menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif antara self-disclosure dengan stres pada remaja. angka koefisien korelasi menandakan hubungan antarvariabel memiliki tingkat keeratan yang rendah.   Kata kunci: self-disclosure, stres, remaja
Hubungan antara Kualitas Kelekatan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan Perilaku Agresif pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kendalrejo Surakarta Yolanda, Gita; Murti Karini, Suci; Supratiwi, Mahardika
Wacana Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.014 KB) | DOI: 10.13057/wacana.v10i2.129

Abstract

ABSTRAK   Perilaku agresif merupakan perilaku yang menyimpang pada anak. Hal ini menjadi persoalan penting karena perilaku agresif dapat merugikan lingkungan maupun orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Hal yang mungkin turut menentukan munculnya perilaku agresif pada anak adalah kualitas kelekatan orang tua dan kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara kualitas kelekatan orang tua dan kontrol diri dengan perilaku agresif, (2) mengetahui hubungan antara kualitas kelekatan orang tua dengan perilaku agresif, (3) mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku agresif pada siswa SDN Kendalrejo Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI SDN Kendalrejo Surakarta yang  berjumlah  55  siswa.  Teknik  yang  digunakan  dalam  pengambilan  sampel  adalah teknik sampling jenuh. Alat ukur yang digunakan adalah skala perilaku agresif (reliabilitas 0,809),  skala  kualitas  kelekatan  orang  tua  (reliabilitas  0,854),  dan  skala  kontrol  diri (reliabilitas 0,852). Hasil penelitian menunjukkan nilai Fhitung = 59,378 >Ftabel= 2,77 (p = 0,000 < 0,05); R = 0,834, artinya terdapat hubungan signifikan yang sangat kuat antara kualitas kelekatan orang  tua  dan  kontrol  diri  dengan  perilaku  agresif.  Secara  parsial,  tidak  terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kelekatan orang tua dengan perilaku agresif (p = 0,541 > 0,05), namun terdapat hubungan negatif signifikan yang kuat antara kontrol diri dengan perilaku agresif (R = -0,746; p = 0,000 < 0,05), artinya semakin tinggi kontrol diri maka  semakin  rendah  perilaku  agresif.  Kualitas  kelekatan  orang  tua  dan  kontrol  diri secara memberi sumbangan efektif sebesar 69,5% (R2 = 0,695) terhadap perilaku agresif, namun sumbangan kualitas kelekatan orang tua terhadap perilaku agresif hanya sebesar 3,39% dan 66,15% sisanya merupakan sumbangan dari variabel kontrol diri. Simpulan dari penelitian ini yaitu, terdapat hubungan signifikan yang sangat kuat antara kualitas kelekatan orang tua dan kontrol diri dengan perilaku agresif, tidak terdapat hubungan signifikan antara kualitas kelekatan orang tua dengan perilaku agresif, dan terdapat hubungan negatif signifikan yang kuat antara kontrol diri dengan perilaku agresif pada siswa SDN Kendalrejo Surakarta.   Kata kunci: Perilaku agresif, kualitas kelekatan orang tua, kontrol diri, siswa sekolah dasar
Gambaran Seksualitas Pada Remaja Down Syndrome Di SLB PGRI Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo (Studi Kasus) Dzikrina Istighfaroh, Asri; Murti Karini, Suci; Tri Setyanto, Arif
Wacana Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.791 KB) | DOI: 10.13057/wacana.v10i1.120

Abstract

  ABSTRAK   Down syndrome  merupakan suatu gangguan kesehatan fisik atau cacat fisik bawaan dan  disertai dengan retardasi  mental  yang  disebabkan  karena kelainan  pada   kromosom ke-21.  Banyak  anggapan bahwa pengetahuan seksualitas bagi down syndrome  tidaklah penting. Pembahasan mengenai seksualitas bagi  penderita  down  syndrome  masih  dianggap  tabu, menyeramkan, dan  masih  diabaikan  oleh  banyak orang.  Mitos yang mengatakan bahwa anak berkebutuhan khusus,  termasuk juga down syndrome,  adalah aseksual  atau tidak  mengalami  perkembangan  seksual   tidaklah  benar. Remaja  down  syndrome   juga mengalami perkembangan seksual, namun terdapat beberapa perbedaan dengan remaja pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran seksualitas yang  terjadi pada  remaja down syndrome.   Penelitian ini  menggunakan metode  kualitatif dengan desain studi  kasus  dengan harapan dapat menggali fokus penelitian secara lebih mendalam. Responden penelitian ini adalah  satu remaja laki- laki down syndrome dan dua remaja perempuan down syndrome  yang berusia 15-20 tahun yang bersekolah di SLB PGRI Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo. Metode pengambilan data yang  digunakan adalah  wawancara, observasi, riwayat hidup, tes psikologi, dan  dokumentasi. Tes  psikologi dilakukan dengan tes CPM (Coloured  Progressive  Matrices), dengan hasil  tiap responden berada pada   grade  V (intellectually defective). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara biologis ketiga responden mengalami perkembangan seksualitas yang  sama  dengan remaja lain, ditandai dengan mimpi basah pada  responden laki-laki, dan menstruasi  pada   responden  perempuan.  Secara   umum   responden  belum   memiliki  pengetahuan mengenai seksualitas, seperti reproduksi manusia dan perilaku-perilaku seksual  (ciuman, masturbasi, dan seks).  Hal ini disebabkan karena orang  tua dan  guru  merasa tidak nyaman  dan  takut untuk memberikan penjelasan serta arahan mengenai seksualitas. Orang tua dan guru belum  memiliki cara yang tepat untuk memberikan  penjelasan  tentang  seksualitas  kepada  responden  agar   mudah  memahaminya.  Meski demikian  ketiga  responden  sudah   dapat  merawat  diri  dengan  mandiri,  seperti  dapat  mandi  dan berpakaian sendiri, dapat mencuci piring, dan  dapat mengganti pembalut sendiri saat menstruasi bagi responden perempuan. Pemahaman tentang  gender  juga  sudah   dimiliki  oleh  responden. Responden dapat membedakan gender  melalui penampilan fisik yang  nampak dari luar.  Ketiga responden mulai melihat  lawan   jenisnya  atraktif  dan   menarik  secara fisik,  dua  responden menunjukkan  ketertarikan terhadap lawan  jenis sedangkan satu responden belum  menunjukkan ketertarikan kepada lawan  jenis. Namun,  ketiga responden belum  menunjukkan  adanya   gairah seksual   yang  mengarah pada  perilaku seksual  seperti masturbasi atau seks. Dua responden mulai memiliki body image negatif pada  dirinya yang membuat responden  memandang dirinya  berbeda  dengan remaja  lainnya  dan   perbedaan ini  dapat berakibat pada  kehidupan seksual  responden. Dua dari tiga responden juga memiliki keinginan untuk bekerja dimasa depan. Pengetahuan mengenai bentuk hubungan antara lawan  jenis seperti pacaran dan pernikahan sudah  diketahui  oleh  responden, namun responden belum  memahami  adanya  rasa  sayang, rasa  cinta,  komitmen,  tanggung jawab,  serta aturan-aturan  dalam   hubungan tersebut.  Pemahaman responden terhadap hubungan antara lawan  jenis sebatas pada  sepasang laki-laki dan  perempuan yang saling berdekatan.   Kata kunci:  Down Syndrome, Sindrom Down, Seksualitas, Remaja