Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Analisis Hubungan Derajat Merokok dengan Kejadian Tuberkulosis pada Perokok di Indonesia (Analisis Data IFLS 2014) Indah Wahyuni Harahap; Rini Mutahar; Yeni
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.61 KB) | DOI: 10.26553/jikm.2017.8.3.169-179

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang mendapat perhatian khusus di Indonesia. Berdasarkan laporan WHO, pada tahun 2015 Indonesia menempati peringkat kedua dengan kasus tuberkulosis terbanyak di dunia dengan kasus tuberkulosis yang mencapai 10% dari kejadian tuberkulosis di dunia. Keadaan ini juga diperberat dengan tingginya angka perokok di Indonesia dimana Indonesia menempati peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat merokok dengan kejadian tuberkulosis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 9.639 responden. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan menggunakan analisis complex sample.Hasil Penelitian: Hasil analisis univariat penelitian ini menunjukkan persentase responden yang menderita tuberkulosis adalah sebesar 6,7%. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan adanya hubungan antara derajat merokok, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat indeks massa tubuh, kepadatan hunian, jenis lantai rumah, dan jenis dinding rumah dengan kejadian tuberkulosis. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara derajat merokok dengan kejadian tuberkulosis setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, indeks massa tubuh, dan jenis dinding rumah.Kesimpulan: Derajat merokok seseorang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis di Indonesia, sehingga perlu diberikan perhatian khusus terhadap perokok di Indonesia guna menekan angka kejadian tuberculosis dan dapat mengoptimalkan status kesehatan masyarakat Indonesia khususnya kelompok perokok di Indonesia.
Determinan Penggunaan Kondom pada Hubungan Seksual Pertama Kali oleh Remaja Belum Menikah di Indonesia (Analisis Data SDKI KRR 2012) Yunis Adilah; Rini Mutahar; Indah Purnama Sari
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.133 KB)

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan kondom sebagai bagian dari pencegahan terhadap risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan penularan penyakit menular seksual. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2012 menunjukkan peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seksual pertama kali oleh remaja pria dan wanita belum menikah dalam kurun waktu lima tahun sebelum survei. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan kondom pada saat pertama kali oleh remaja belum menikah di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Indonesia yang belum menikah berusia 15-24 tahun. Sampel penelitian ini adalah remaja berusia 15-24 tahun belum menikah yang pernah melakukan hubungan seksual dan menjawab lengkap pertanyaan sebanyak 1.419 remaja.Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil Penelitian: Penggunaan kondom pada saat hubungan seksual pertama kali oleh remaja belum menikah di Indonesia adalah 24,7% dari keseluruhan responden yang melakukan hubungan seksual. Hasil analisi bivariat menunjukkan bahwa ada hubunganyang signifikan antara status ekonomi(p-value=0,007), akses informasi (p-value=0,042) dan pengetahuan (p-value=0,009) dengan penggunaan kondom pada saat pertama kali oleh remaja belum menikah di Indonesia. Status ekonomi merupakan faktor yang paling mempengaruhi penggunaan kondom saat melakukan hubungan seksual pertama kali oleh remaja belum menikah (RP=1,629 95% CI: 1,076-2,468; p-value=0,021). Kesimpulan: Hasil ini menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh terhadap penggunaan kondom pada saat melakukan hubungan seksual pertama kali adalah variabel status ekonomi.
Analisis Determinan Kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tugu Mulyo Ogan Komering Ilir Tahun 2011-2012 Siti Mukholipah; Najmah; Rini Mutahar
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.52 KB)

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosis yang terutama menyerang paru, kelenjar limfe dan usus. Kasus Tuberkulosis di Puskesmas Tugu Mulyo Paru pada tahun 2008 sebanyak 3 kasus, pada tahun 2009 kasus Tuberkulosis paru sebanyak 10 kasus, pada tahun 2010 kasus Tuberkulosis sebanyak 17 kasus dan pada tahun 2011 kasus Tuberkulosis sebanyak 44 kasus. Dari data diatas terlihat terjadinya peningkatan kasus Tuberkulosis Paru setiap tahun nya. Penelitian ini bertujuan Mengetahui determinan kejadian Tuberkulosis paru di Puskesmas Tugu Mulyo Tahun 2011- tahun 2012.Metode : Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol sampel penelitian adalah untuk kasus orang yang pernah menderita TB atau sedang menderita TB pada tahun 2011-2012 yang melakukan pengobatan di puskesmas Tugu Mulyo, sedangkan kontrol adalah orang yang memeriksakan sputumnya di Puskesmas Tugu Mulyo dengan hasil negatif TB. Analisis yang digunakan analisis univariat, bivariat dan regresi logistik.Hasil Penelitian : Hasil uji statistik menunjukan umur (p=0.07), jenis kelamin (p=0.83), tidak memiliki hubungan dengan kejadian TB Paru. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multivariat, terdapat empat variabel yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis yaitu usia, tindakan, pengetahuan dan sikap.setelah variabel lain dikontrol. Kesimpulan : Pihak puskesmas Tugu Mulyo perlu meningkatkan program survei TB paru kelapangan dalam pelacakan kasus, dan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tuberculosis, Perlu adanya perbaikan lingkungan fisik perumahan.Kata Kunci : Tuberkulosis, Determinan penyakit.
Determinan Kejadian Maternal Near Miss di Indonesia (Analisis Data Sekunder SDKI 2007) Sindu Setia; Rini Mutahar; Suci Destriatania
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.602 KB)

Abstract

Latar Belakang : Menurut WHO (2009) maternal near miss merupakan “wanita yang hampir meninggal tetapi dapat bertahan hidup dari komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan atau selama 42 hari setelah persalinan”. Wanita yang mengalami maternal near miss dapat memberikan informasi yang adekuat terkait keadaan yang dialaminya. Sehingga dengan mengetahui karakteristik ibu yang mengalami kejadian maternal near miss dan outcome dari kejadian tersebut maka dapat dilakukan pencegahan.Metode : Penelitian ini merupakan analisis lanjutan dari data SDKI 2007 dan menggunakan metode analitik dengan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini merupakan wanita yang berumur 15-49 tahun pernah menikah dan memiliki anak terakhir yang lahir hidup atau mati 5 tahun sebelum serta memiliki kelengkapan data komplikasi kehamilan dan persalinan survei sebanyak 14559 responden. Teknik analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square dan dilakukan pembobotan yang memperhatikan cluster dan strata.Hasil Penelitian : Prevalensi kejadian maternal near miss sebanyak 341 (2,3%). Variabel independen yang dinyatakan berhubungan secara statistik dengan kejadian maternal near miss yaitu wanita yang berpendidikan rendah (OR=1.45 dan 95%CI =1,02-2,05), jarak kelahiran (OR=1,81 dan 95% CI=1,19-2,75), tempat persalinan (OR=0,55 dan 95%CI= 0,33-0,90), dan wanita yang memiliki riwayat persalinan Caesar (OR=1,67 dan 95%CI= 1,06- 2,61). Sedangkan outcome perinatal yang berhubungan dengan kejadian maternal near miss adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) (OR=2,50 dan 95%CI= 1,49-4,18), bayi lahir mati (Stillbirth) (OR=12,18 dan 95%CI 3,60-41,20), kematian bayi dini (early neonatal death) (OR=2,62 dan 95%CI=1,17- 5,83).Kesimpulan : Beberapa variabel yang berhubungan dengan kejadian maternal near miss dapat dimodifikasi dengan meningkatkan kunjungan antennal care untuk mendeteksi ibu yang berisiko. Sehingga dapat memperkecil akibat kejadian maternal near miss.Kata Kunci : Maternal Near Miss, Komplikasi Persalinan, Komplikasi Kehamilan
DETERMINAN KEJADIAN ABORTUS DI INDONESIA Yani, Bunga Sriwijaya Anda; Mutahar, Rini
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 10, No 1 (2024): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2024
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kejadian abortus di Indonesia, termasuk pengaruh umur, paritas, status ekonomi, dan riwayat kesehatan terhadap kejadian abortus. Metode: Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2014. Sampel penelitian terdiri dari 6.395 perempuan berusia 15-49 tahun yang pernah melahirkan atau mengalami keguguran. Analisis data dilakukan dengan univariat, bivariat menggunakan uji chi-square, dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil: Abortus dilaporkan oleh 6,0% responden. Wanita berumur di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun memiliki risiko 2,8 kali lebih besar mengalami abortus dibandingkan dengan mereka yang berada dalam rentang usia 20-35 tahun (PR adjusted=2,814; 95% CI=2,179-3,633). Paritas, status pekerjaan, riwayat abortus, dan riwayat penyakit kronis juga memiliki hubungan signifikan dengan kejadian abortus. Faktor ekonomi menunjukkan bahwa perempuan dari kelompok sangat miskin memiliki risiko lebih rendah mengalami abortus. Simpulan: Faktor umur, paritas, status ekonomi, status pekerjaan, riwayat abortus, dan riwayat penyakit kronis mempengaruhi kejadian abortus di Indonesia. Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dan edukasi masyarakat tentang risiko abortus tidak aman sangat penting untuk mengurangi angka kejadian abortus.Kata kunci: Abortus, faktor risiko, kesehatan reproduksi, Indonesia, akses Kesehatan
Determinan faktor sosial dan lingkungan terhadap balita stunting di Sumatera Selatan: SKI 2023 Agustina, Dwi Putri; Mutahar, Rini
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 1 (2025): Volume 19 Nomor 1
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i1.792

Abstract

Background: Stunting is a health problem that has long-term impacts on children's quality of life. Social and environmental factors are suspected to play an important role in the occurrence of stunting. Purpose: To analyze social and environmental factors on stunting in toddlers in South Sumatra. Method: This research uses a cross-sectional study design with secondary data analysis from the 2023 Indonesian Health Survey. The sample consists of 10,120 children aged 0-59 months. The variables examined include gender, maternal education, place of residence, drinking water quality, and sanitation. Data analysis was conducted using univariate, bivariate, and multivariate logistic regression. Results: Factors significantly related to stunting incidence are child gender (p=0.000), mother's education (p=0.000), sanitation (p=0.000), and place of residence (p=0.000). Meanwhile, drinking water quality did not show a significant relationship with stunting incidence (p=0.070). Conclusion: Efforts to prevent stunting need to focus on increasing maternal education, improving sanitation, and increasing access to health services in rural areas.   Keywords: Environment; Social; Stunting.   Pendahuluan: Stunting merupakan masalah kesehatan yang berdampak jangka panjang terhadap kualitas hidup anak, Faktor sosial dan lingkungan diduga memiliki peran penting dalam kejadian stunting. Tujuan: Untuk menganalisis faktor sosial dan lingkungan terhadap balita stunting di Sumatera Selatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis data sekunder dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Sampel terdiri dari 10,120 balita usia 0-59 bulan. Variabel yang dikaji meliputi jenis kelamin, pendidikan ibu, tempat tinggal, kualitas air minum, dan sanitasi. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: Faktor yang berhubungan signifikan dengan kejadian stunting adalah jenis kelamin anak (p=0.000), pendidikan ibu (p=0.000), sanitasi (p=0.000), dan tempat tinggal (p=0.000). Sementara itu, kualitas air minum tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian stunting (p=0,.070). Simpulan: Upaya pencegahan stunting perlu difokuskan pada peningkatan pendidikan ibu, perbaikan sanitasi, dan peningkatan akses layanan kesehatan di daerah perdesaan.   Kata Kunci: Lingkungan; Sosial; Stunting.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI DAN SIKAP DENGAN KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA Ainun Najla; Erike Septa Prautami; Rini Mutahar; Faradina Aghadiati
Prosiding Seminar Nasional Indonesia Vol. 3 No. 2 (2025): JUNI
Publisher : CV. Adiba Aisha Amira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Breakfast is essential for supporting energy for thinking, working, and performing physical activities optimally, especially for university students. This study aims to analyze the relationship between the level of nutritional knowledge and attitudes with breakfast habits among students at the Faculty of Public Health Sriwijaya University. This research applied a cross-sectional study design with 161 respondents. Data were collected using a questionnaires and analyzed using the chi-square test. The result of this study showed that 59% of students had a good level of nutritional knowledge, 32.9% moderate, and 8.1% low. Furthermore, 90.7% of students had a positive attitude, while 9.3% negative. Regarding breakfast habits, 49.1% of students had good habits and 50.9% had poor habits. Statistical analysis indicated a significant relationship between nutritional knowledge (p=0.027; PR = 3.558; 95% CI = 0.981–12.898) and attitude (p=0.018; PR = 1.669; 95% CI = 1.231–2.262) with breakfast habits among students at the Faculty of Public Health Sriwijaya University. A higher level of nutritional knowledge and more positsive attitudes toward breakfast are associated with better breakfast habits among students. It is recommended that students pay more attention to their breakfast habits and continue to increase their knowledge about healthy breakfasts.
Risk Assesment of Air Pollution Exposure (NO2, SO2, Total Suspended Particulate, and Particulate Matter 10 micron) and Smoking Habits on the Lung Function of Bus Drivers in Palembang City Sunarsih, Elvi; Suheryanto, Suheryanto; Mutahar, Rini; Garmini, Rahmi
Kesmas Vol. 13, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nitrogen dioxide (NO2), carbon monoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), Particulate Matter (PM10) and TSP are the most common and harmful air pollutants to humans. In short period, air pollution exposure at 5 ppm for 10 minutes to humans causes dyspnea, and when the level is increase to 800 ppm could cause 100% mortality in animals. This study was an analytical research, with cross sectional design and risk analysis. One hundred subjects were analyzed in this study. The results showed that non-cancer Hazard Index (HI) for realtime exposure with mean value was NO2: 1.85; SO2: 2.92; TSP: 7.09; and PM10: 11.7 (HI value ≥1). The results of the analysis test for FVC lung capacity to non-cancer risk estimation of NO2, SO2, TSP and PM10 indicated that there was no significant relationship (p > 0,05). Variable of smoking habit is the most dominant variable (OR = 12,542) which affect respiratory disorders. The exposure of NO2, SO2, TSP and PM10 in Palembang City bus drivers is considered risky to non-cancer health subjects, so control is needed. This control could be performed by lowering the level of inhalation intake (I) of the RfC and the first simulation model for exposure could start from the second year to the sixth year.
Co-Authors Adilah, Yunis Agustina, Dwi Putri Ainun Najla Anita Rahmiwati Aprilia Arieska Fajri K Aristianti, Vini Arvi Dwiani Asmaripa Ainy Bibah Novrita Cucu Suherna Cucu Suherna Desi Halimah Lubis, Desi Halimah Desi Ratnasari Desi Ratnasari Dian Safriantini Dian Safriantini, Dian Diky Ardi Yudha Diky Ardi Yudha, Diky Ardi Ditha Meirany Putri Dwiani, Arvi Eka Mujiati Eka Mujiati, Eka Eka Retvina D Eka Retvina D, Eka Retvina Elvi Sunarsih Fajri, Aprilia Arieska Fanny Indriyani Fanny Indriyani, Fanny Faradina Aghadiati Fatmalina Febry Felly Happy Hardini Felly Happy Hardini, Felly Happy Fenny Etrawati Feranita Utama Feranita Utama Garmini, Rahmi Gita Arista Gita Arista, Gita Harahap, Indah Wahyuni Haryani Haryani Haryani Indah Purnama Sari Indah Purnamasari Indah Wahyuni Harahap Iwan Stia Budi Iwan Stia Budi Iwan Stia Budi Iwan Stia Budi Maria Fatrin Maria Fatrin, Maria Marsanelah Jusniany Marsanelah Jusniany, Marsanelah Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Najmah, Najmah Novrita, Bibah Nur Alam Fajar Prautami, Erike Septa Putri, Dhita Meirany Rahmi Garmini Rico Januar Sitorus Rico Januar Sitorus Rizki Nurmaliani Rizki Nurmaliani, Rizki Sindu Setia Sindu Setia, Sindu Siti Mukholipah Siti Mukholipah, Siti Sri Lestari Sri Lestari Suci Destriatania Suci Destriatania Suheyanto Suheryanto Surakhmi Oktavia Surakhmi Oktavia, Surakhmi Tri Utami Dewi Tri Utami Dewi, Tri Utami Usi Lanita Vaseta Eka Pardana, Vaseta Eka Vini Aristianti Yani, Bunga Sriwijaya Anda Yeni Yeni Yeni Yeni Yeni Yeni Yunis Adilah