Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Penggunaan Media Sosial untuk Kampanye Baca: Mendukung Literasi Anak Indonesia Aripin, Nurasma; Sitompul, Siti Jahria; Jonsa, Alimas
Lok Seva: Journal of Contemporary Community Service Vol 3, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/lok seva.v4i2.11288

Abstract

The low literacy ability of Indonesian children is the responsibility of all parties. In simple terms, Literacy can be interpreted as skills in writing and reading. Low reading ability is influenced by access to difficult books and very limited ownership of reading books. The condition of low reading literacy of Indonesian children was then summarized in an Anthology book entitled "Jejak Juang Laskar Literasi" by alumni education volunteers of the Indonesian Literacy School Program and Gemari Baca Dompet Dhuafa. ALUSIA collaborated with academics from Teuku Umar University and literacy activists to review the book.  The method is carried out in the form of a talk show with a narrative model directly through Instagram social media. The recorded audience until December 2024 is 316 spectators. The theme raised was "Literacy at the fingertips, reading campaign for all".  The audience's response during the narration activity was good, which was measured by the enthusiasm of the audience asking questions and commenting in the comment column during the event, and also the number of spectators that continued to increase every day. This narrative activity is a form of community service as an effort to invite readers from all walks of life so that the literacy of Indonesian children increases.
PELATIHAN TATA KELOLA KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) DALAM KAIDAH GOVERNANCE Handayani, Sri; Wibowo, Doni Teguh; Jonsa, Alimas
Jurnal Edukasi Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : FIP UNIRA MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36636/eduabdimas.v4i1.6415

Abstract

Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Usaha BUM Desa adalah kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara mandiri oleh BUM Desa. Pada BUM Desa yang diakui oleh kebijakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa dan Peraturan Menteri Desa dan PDTT Nomor 3 tahun 2021 tentang Pendaftaran, Pendataan dan Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang dan/atau Jasa BUM Desa/ BUM Desa Bersama adalah BUM Desa yang telah memiliki badan hukum dengan wajib melaksanakan laporan tahunan. Pelatihan tata kelola keuangan BUM Desa dalam memenuhi tuntutan pertanggungjawaban penggunaan keuangan menjadi bagian penting dalam membentuk kesadaran kolektif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pengurus BUM Desa agar memiliki pengetahuan substantif sesuai dengan kaidah Governance yang dapat menjadi arah subtantif dalam penyusunan laporan keuangan BUM Des yang berada di kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Hasil dari kegiatan ini adalah pengurus BUM Des di kecamatan Ampelgading memiliki kesadaran bahwa BUM Des yang mereka kelola telah memiliki potensi besar untuk berkembang karena telah berbadan hukum dengan syarat dapat memenuhi laporan tahunan yang proporsional sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Implementasi Kebijakan “Tabu Beusaree Hase Meulimpah” dalam Pencegahan Gagal Panen di Kabupaten Nagan Raya Pratama, Agus; Macella, Agatha Debby Reiza; Mardhiah, Nellis; Jonsa, Alimas
Bahasa Indonesia Vol 5 No 2 (2024): JAPS Agustus 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46730/japs.v5i2.153

Abstract

This research aims to find out how the policy on planting patterns and rice field harvesting schedules is implemented simultaneously with the philosophy of "Tabu Beusaree Hasee Meulimpah" in preventing crop failure in Nagan Raya Regency. Based on initial observations, there are still villages that have not implemented a simultaneous rice planting pattern and several villages have experienced crop failure. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The theory used is Edward III's implementation theory. Based on the research results, policy implementation has been implemented in accordance with the provisions but is not yet optimal. The main obstacle is resources. From the policy implementation sector, the Department of Agriculture still lacks extension officers, limited budget, supporting facilities such as irrigation are not yet able to supply water simultaneously for the needs of farmers at once in each sub-district. In general, this policy cannot be implemented simultaneously in Nagan Raya Regency because it is constrained by water distribution factors. Even though there are obstacles in implementation, rice productivity results in Nagan Raya Regency are experiencing a surplus.
METODE SMART : PENDAMPINGAN DESA ADAT PETANI BERBASIS PANCASILA GAMPONG BLANG GEUNANG KABUPATEN ACEH BARAT Mardhiah, Nellis; Marefanda, Nodi; Jonsa, Alimas; Macella, Agatha Debby Reiza; Syahputri, Venni Nella
Bakti Banua : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): BAKTI BANUA: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35130/01k11072

Abstract

Kabupaten Aceh Barat merupakan sebagai wilayah kawasan pertanian padi yang menjadi salah satu mata pencaharian hidup masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari. Wilayah ini kehidupan masyarakat masih dibawah garis kemiskinan. Ironisnya, pelaksanaan nilai integritas sosial budaya petani sudah memudar nilai sosial budaya, sehingga menagkibatkan gotong royong dalam tata kelola persawahan padi menjadi sirna. Oleh sebab itu,  pendampingan dan pembentukan karakterisktik masyarakat yang berjiwa pancasila terutama sila ke 4. Selain itu belum adanya lembaga adat sesuai dengan ketentuan Qanun Nomor 10 Tahun 2008 tentang lembaga adat Aceh. Tujuan dari Program pendampingan ini akan menrealisasi 3 program utama terwujud desa adat yang berintegritas, yaitu; edukasi nilai pancasila dalam semangat kekeluargaan dan monitoring tata kelola persawahan berbasis lembaga adat serta pelayanan konsultasi hasil panen yang beresiko. Metode kegiatan pengabdian ini melalui FGD, pembentukan, pelaksanaan, monitoring, pendampingan dan evaluasi sesuai dengan peraturan Keucik Gampong Blang Geunang yang terbentuk. Kegiatan pengabdian ini melibatkan pihak Dinas Pertanian, pemerintah wilayah kecamatan dan perangkat desa sebagai sasaran pendamping untuk penguatan keterlibatan dalam program desa adat berkarakter pancasila. Hasil dari pelaksanaan kegiatan disimpulkan bahawa gampong blang geunang akan dibentuk wadah komunikasi dengan penyuluh “Rakan Semagroe Pade”. Selain dari pada itu, hasil rekomendasi kegiatan FGD bahwa di Aceh Barat sangat perlu diperkuat lembaga adat keujreun blang melalui Qanun di wilayah aceh barat agar dapat menwujudkan sistem kebijakan ketahanan pangan dalam aspek pembangunan masyarakat tani yang berkelanjutan.
Implementasi Kebijakan “Tabu Beusaree Hase Meulimpah” dalam Pencegahan Gagal Panen di Kabupaten Nagan Raya Pratama, Agus; Macella, Agatha Debby Reiza; Mardhiah, Nellis; Jonsa, Alimas
Jurnal Administrasi Politik dan Sosial Vol 5 No 2 (2024): JAPS Agustus 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46730/japs.v5i2.153

Abstract

This research aims to find out how the policy on planting patterns and rice field harvesting schedules is implemented simultaneously with the philosophy of "Tabu Beusaree Hasee Meulimpah" in preventing crop failure in Nagan Raya Regency. Based on initial observations, there are still villages that have not implemented a simultaneous rice planting pattern and several villages have experienced crop failure. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The theory used is Edward III's implementation theory. Based on the research results, policy implementation has been implemented in accordance with the provisions but is not yet optimal. The main obstacle is resources. From the policy implementation sector, the Department of Agriculture still lacks extension officers, limited budget, supporting facilities such as irrigation are not yet able to supply water simultaneously for the needs of farmers at once in each sub-district. In general, this policy cannot be implemented simultaneously in Nagan Raya Regency because it is constrained by water distribution factors. Even though there are obstacles in implementation, rice productivity results in Nagan Raya Regency are experiencing a surplus.