Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR KENJERAN DALAM MENGOLAH MARINE DEBRIS MENGGUNAKAN BLACK SOLDIER FLY Ulvi Pri Astuti; Vivin Setiani; Tanti Utami Dewi; Novi Eka Mayangsari; Ahmad Erlan Afiuddin; Alma Vita Sophia; Am Maisarah; Mirna Apriani; Denny Dermawan; Luqman Cahyono; Gusma Hamdana Putra; Bambang Antoko
Jurnal Cakrawala Maritim Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Cakrawala Maritim
Publisher : P3M Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jcm.v7i1.7

Abstract

Timbulan marine debris semakin tahun semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan peningkatan pencemaran lingkungan laut. Salah satu upaya dalam mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan tentang pengelolaan marine debris kepada masyarakat di sekitar pesisir pantai. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pemberdayaan terhadap masyarakat daerah Kenjeran untuk mengolah marine debris menjadi kompos dengan menggunakan BSF. Kegiatan pengabdian masyarakat ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan sampah laut menjadi kompos menggunakan Black Soldier Fly (BSF). Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2023 di lokasi HOME Kenjeran dihadiri oleh 50 masyarakat kenjeran. Kegiatan diawali dengan pemberian materi mengenai pemilahan sampah dan pengolahan sampah laut menjadi kompos dengan metode BSF. Selanjutnya dilakukan praktek pembuatan kompos dari sampah laut seperti limbah ikan dicampur sisa makanan. Acara ditutup dengan serah terima alat pemilahan sampah
Pemanfaatan Sampah Organik dan Limbah Kotoran Hewan Sebagai Energi Baru Terbarukan Ramah Lingkungan Lutfi Wicaksono; Denny Dermawan; Gigih Alam Pambudi; Moch Luqman Ashari; Adhi Setiawan; Novi Eka Mayangsari; Ahmad Erlan Afiuddin; Mochammad Choirul Rizal; Tanti Utami Dewi; Ulvi Pri Astuti; Alma Vita Sophia; Bella Naziel Iqmalia; Fani Firmansyah; Rafi Narariya Ramadhan; Imam Hambali Azhori; Bagas Adhiwangsa
Jurnal Cakrawala Maritim Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Cakrawala Maritim
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) - PPNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33863/cakrawalamaritim.v1i2.900

Abstract

Masalah akibat kepadatan penduduk adalah meningkatnya sampah yang mencakup keseluruhan wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Sampah di wilayah pedesaan didominasi oleh sampah organik pasar dan limbah peternakan. Tidak berjalannya sistem pengolahan dan pendistribusian sampah yang baik, menyebabkan penumpukan sampah seperti pada wilayah Dusun Gedangklutuk, Desa Kedungboto, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah organik dan limbah peternakan sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) ramah lingkungan dengan metode biodigester. Biodigester mampu mengubah sampah organik pasar menjadi biogas yang memiliki kandungan CH4 sekitar 50-75%, CO2 sekitar 25-50%, dan sisanya adalah gas lain yang persentasenya sangat kecil. Gas berasal dari penguraian bahan organik oleh bakteri anaerob dengan suhu optimum sekitar 30-35°C dan pH sekitar 6-8. Biodigester menghasilkan 847,8 liter gas yang tertampung.
Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung sebagai Bioadsorben dalam Proses Adsorpsi Besi(II) dan Metilen Biru Mayangsari, Novi Eka; Ramadani, Tarikh Azis; Nindyapuspa, Ayu; As-sajdah, Gumelar Muluk
Jurnal Chemurgy Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Chemurgy-Juni 2024
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/cmg.v8i1.11152

Abstract

Pertumbuhan industri akan menghasilkan efek samping, salah masalahnya adalah pencemaran limbah cair yang mengandung logam berat dan zat warna. Pencemaran tersebut dapat berdampak buruk bagi lingkungan sehingga perlu untuk diolah. Proses pengolahan limbah cair yang dapat dilakukan adalah dengan proses adsorpsi. Adsorpsi menggunakan karbon aktif berbahan dasar tongkol jagung yang sebelumnya dilakukan proses karbonasi pada 350⁰C selama 3 jam. Tongkol jagung yang telah menjadi karbon, dihaluskan hingga ukuran 20, 40, dan 60 mesh. Proses aktivasi dengan larutan ZnCl2 0,3 M. Proses adsorpsi ini berlangsung secara kontinu dengan debit 100 ml/menit. Karbon aktif yang dihasilkan telah memenuhi spesifikasi karbon aktif berdasarkan SNI. Proses adsorpsi secara kontinu ini berhasil menurunkan besi(II) hingga 99,55% dengan ukuran karbon aktif sebesar 40 mesh. Hal serupa juga berhasil dilakukan untuk menurunkan metilen biru hingga 97,565% dengan ukuran karbon aktif sebesar 60 mesh. Nilai penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan ukuran partikel yang akan berdampak pada peningkatan besar kapasitas adsorpsi.
Analisis Kelayakan Dalam Pemanfaatan Limbah Abu Insinerator Rumah Sakit Sebagai Substitusi Agregat Halus Paving Block Luqman Cahyono; Agung Prasetyo Utomo; M. Rizal Fahmi; Novi Eka Mayangsari; Ghea Abbyah Nur
Jurnal Ilmiah Teknik Unida Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Mitra Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/jitu.v5i1.751

Abstract

Abstrak Abu insinerator rumah sakit merupakan kategori limbah B3 dari sisa pembakaran. Timbulan abu insinerator yang dihasilkan salah satu rumah sakit yang ada disurabaya berdasarkan wawancara dalam sehari bisa mencapai kurang lebih 0,0161 m3/hari. Selama ini limbah abu insinerator rumah sakit dibuang oleh pihak ketiga ke secure landfill tanpa ada proses pengolahan. Potensi timbulan dari limbah ini sangat besar mengingat jumlah rumah sakit dan pasien yang sakit semakin banyak tiap tahunnya. Penggunaan abu insinerator rumah sakit dilakukan bertujuan untuk mereduksi limbah B3 menjadi material baru solid dan stabil (tidak mudah terurai) yaitu sebagai campuran pada paving blok. Metode penelitian ini dengan eksperimen langsung. Mix design yang digunakan 1 Semen : 4 Pasir dengan persentase limbah abu sebesar 0%, 7%, 9% dan 12% serta faktor air semen 0,40. Pengujian XRF abu insinerator rumah sakit memiliki kandungan unsur Ca, Fe, Si yang sama dengan kandungan pasir, sedangkan ditemukan unsur logam berat  Cr, Cu dan Zn merupakan limbah B3 perlu diuji lanjut Toksisitasnya, Hasil pengujian rata-rata kuat tekan berdasarkan SNI 03-0691-1996 untuk persentase 0% = 42,14 Mpa mutu kelas A, 7% = 37,40 Mpa mutu kelas B , 9% = 38,38 Mpa mutu kelas B dan 12% = 24,83 Mpa mutu kelas B. Berdasarkan hasil uji TCLP row material awal sebelum produk dilakukan solidifikasi dan stabilisasi menjadi paving berbahan limbah abu insinerator dinyatakan kandunga Cr, Cu dan Zn nilainya telah memenuhi baku mutu TCLP A, TCLP B dan TCLP C.
PEMANFAATAN LIMBAH DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Cu Mayangsari, Novi Eka; Mirna Apriani; Veptiyan, Egata Dwi
Journal of Research and Technology Vol. 5 No. 2 (2019): JRT Volume 5 No 2 Des 2019
Publisher : 2477 - 6165

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55732/jrt.v5i2.322

Abstract

Pineapple leaf waste (Ananas cosmosus) contains a constituent component in the form of cellulose and lignin. Cellulose, hemicellulose, and lignin bind to each other to form lignocellulose. The high cellulose content can be used as an adsorbent through the process of delignification or removal of lignin. This study aims to determine the characteristics and ability of pineapple leaf cellulose to remover heavy Cu metals. Applied pineapple leaves to be used are equalized to 60 mesh then delignified for 70 and 90 minutes by mixing pineapple powder using 9% NaOH with a ratio of 1:30 (w/v). Pineapple leaves are characterized by chesson, SEM, and XRD analysis. The results of Chesson analysis showed that pineapple leaf cellulose had a cellulose content of 25.33% and the delignification time of 70 minutes resulted in the highest cellulose content of 59.12%. The XRD diffractogram showed pineapple leaf cellulose including type I cellulose. The highest degree of crystallinity was obtained by pineapple leaf cellulose with a delignification time of 90 minutes which was equal to 65.98%. The adsorption process was observed with variations in contact time 30, 60, 90, and 120 minutes. The highest Cu metal adsorption was pineapple leaves with a delignification process of 70 minutes with a contact time of 90 minutes.
Penggunaan Jar Test untuk Penentuan Dosis dan Komposisi Optimum Komposit Koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) – Kitosan dalam Menurunkan TSS dan COD Afiuddin, Ahmad Erlan; Astuti, Ulvi Pri; Dewi, Tanti Utami; Apriani, Mirna; Mayangsari, Novi Eka; Jannah, Nabillah Rodhifatul
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 5 No. 2 (2023): JPPL, September 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v5i2.2068

Abstract

Laundry waste is a pollutant that has pollutant parameters such as TSS and COD. One alternative processing is flocculation-coagulation using synthetic coagulants. The advantage of synthetic coagulants is that they are able to remove high concentrations of pollutants, but the disadvantages are that they produce quite a lot of chemical sludge and the pH of the water becomes acidic because the higher the concentration, the more coagulant is used. Previous research explains that chitosan at low doses has good penyisihan efficiency so that when combined with PAC it is hoped that it can increase penyisihan efficiency with less sludge. The purpose of this study was to determine the optimum dosage and composition for PAC and chitosan coagulant composites using the Jar Test. The Jar Test method for determining the optimum dose uses fast stirring at 140 rpm for 2 minutes and then slow stirring at 60 rpm for 15 minutes and settling for 30 minutes. Determination of the optimum dose by adding a coagulant composite of 300 ppm, 500 ppm, and 700 ppm and by varying the composition at each dose, namely 1:1, 1:3, and 3:1 between PAC-chitosan. The best conditions from the study obtained an optimum dose of 700 ppm and an optimum composition of 3:1 between PAC and chitosan resulting in COD and TSS penyisihan efficiencies of 70.04% and 90.82%.
Reduksi Zat Pewarna Kongo Merah via Koagulasi-Flokulasi dengan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ramadani, Tarikh Azis; Fajrin, Roihana; Mayangsari, Novi Eka; Astuti, Ulvi Pri
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 6 No. 2 (2024): JPPL, September 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v6i2.2410

Abstract

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu biota yang ada di perairan Indonesia. Kepiting bakau dimanfaatkan sebagai sumber makanan, sehingga menyisakan limbah cangkang. Limbah cangkang mengandung kitin, yang dapat disintesis menjadi kitosan. Manfaat dari kitosan adalah peranannya sebagai koagulan untuk mereduksi zat warna kongo merah. Pada penelitian ini, kami mengevaluasi potensi dari kitosan berbasis cangkang kepiting bakau dan kinerjanya dalam proses koagulasi dan flokulasi menggunakan metode jar test. Kitosan yang berasal dari cangkang kepiting bakau memiliki nilai derajat deasetilasi (DD) sebesar 74%. Dosis koagulan (25-150 mg/L) dan konsentrasi kongo merah (100-250 mg/L) menjadi parameter operasi dalam proses koagulasi dan flokulasi. Hasil dari penelitian ini yaitu peningkatan dosis koagulan meningkatkan kinerja pengolahan hingga kejenuhan aglomerasi tercapai, di mana kinerja mulai menurun atau stabil. Sedangkan peningkatan konsentrasi awal kongo merah, juga mempengaruhi efektivitas koagulasi yang semakin tinggi. Penyisihan zat warna kongo merah dengan pengaruh dosis koagulan dan konsentrasi awal kongo merah menghasilkan persen penyisihan hingga 99,9% pada konsentrasi koagulan 150 mg/L dan konsentrasi kongo merah sebesar 250 mg/L.
Karakteristik KARAKTERISTIK DAN TIMBULAN LIMBAH B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN) DI PELABUHAN X Mayangsari, Novi Eka; Ngudyana, Ilham; Sophia, Alma Vita; Ramadani, Tarikh Azis
Jurnal Teknologi Maritim Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Teknologi Maritim
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) - PPNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33863/jtm.v4i1.2890

Abstract

Pelabuhan X menyediakan fasilitas proses bongkar muat kapal. Saat melakukkan aktivitas bongkar muat, dibutuhkan alat bantu operasional seperti mobil pick up, forklift, ekskavator, dan alat berat lainnya. Alat bantu operasional tersebut memerlukan perawatan rutin dan selama proses perawatan terdapat limbah B3 yang dihasilkan. TPS Limbah B3 adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3. Pada perencanaan TPS Limbah B3 ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dan jumlah timbulan. Limbah B3 oli bekas dengan timbulan 42 kg/hari. Kain majun bekas dengan timbulan 36 kg/hari. Filter oli bekas dengan timbulan 22 kg/hari. Lampu TL bekas berupa berbahaya terhadap lingkungan dengan timbulan 2 kg/hari. Accu bekas dengan timbulan 1,78 kg/hari.
Karakteristik Inhibisi Korosi Baja Karbon Di Dalam Larutan HCl Menggunakan Ektrak Daun Tembakau Adhi Setiawan; Agung Nugroho; Novi Eka Mayangsari; Widiyastuti Widiyastuti
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan (December, 2018)
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23955/rkl.v13i2.11182

Abstract

Pengembangan inhibitor korosi saat ini telah mengarah pada jenis inhibitor baru yang lebih ramah terhadap lingkungan. Penggunaan ektrak daun tembakau telah diinvestigasi sebagai inhibitor korosi yang ramah lingkungan serta efektif dalam menghambat korosi pada baja karbon di dalam larutan HCl 0,5 M. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh konsentrasi inhibitor serta temperature larutan terhadap laju korosi pada baja karbon. Proses inhibisi korosi baja karbon telah dinvestigasi dalam penelitian ini. Kinerja dari inhibitor ektrak daun tembakau dianalisis dengan metode polarisasi linear dan weight loss. Konsentrasi inhibitor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0 mg/l, 100 mg/l, 300 mg/l, 500 mg/l, dan 700 mg/l. Suhu immersi baja karbon yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 30oC, 50oC, dan 70 oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi menurun seiring meningkatnya konsentrasi inhibitor dan menurunnya suhu larutan. Laju korosi baja karbon minimum terjadi pada konsentrasi inhibitor sebesar 700 ppm dan suhu 30 oC yakni sebesar 2,04 mmy dengan efisiensi inhibisi 85,4%. Besarnya energi bebas Gibs dari adsorpsi inhibitor dipermukaan baja karbon sebesar -18,2 kj/mol. Analisis SEM pada permukaan logam menunjukkan bahwa tingkat degradasi logam tertinggi terjadi pada baja karbon di dalam larutan tanpa inhibitor. Analisis EDS dan FTIR menunjukkan produk korosi baja karbon berbentuk berupa oksida dan hidroksida logam.
Pemanfaatan Ekstrak Daun Tembakau sebagai Inhibitor Korosi pada Logam Baja Karbon dan Aluminium Setiawan, Adhi; Mayangsari, Novi Eka; Dermawan, Denny
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.797 KB) | DOI: 10.25273/cheesa.v1i2.3432

Abstract

Ekstrak daun tembakau dapat dimanfaatkan sebagai inhibitor korosi pada logam baja karbon dan aluminum di dalam larutan HCl. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh konsentrasi ekstrak daun tembakau terhadap laju korosi serta efisiensi inhibisi korosi logam baja karbon dan aluminium di dalam media larutan HCl 0,1 M. Laju korosi logam baja karbon dan aluminium dianalisis menggunakan metode polarisasi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun tembakau dapat menurunkan laju korosi pada logam baja karbon dan aluminium. Laju korosi minimum baja karbon dan aluminium terjadi pada konsentrasi inhibitor sebesar 700 mg/L yaitu masing-masing sebesar 0,940 mm/y dan 0,807 mm/y. Peningkatan konsentrasi inhibitor menyebabkan peningkatan efisiensi inhibisi korosi baja karbon dan aluminium. Hasil SEM menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi inhibitor menyebabkan proteksi korosi semakin tinggi sehingga tingkat degradasi permukaan logam akibat korosi semakin rendah.