Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Risiko Logam Berat Pada Udang Putih Yang Dikonsumsi Petani Tambak Di Biringkassi Kabupaten Pangkep Putri Fitria; Abd. Gafur; Hidayat; Alfina Baharuddin; Nasruddin Syam
Window of Public Health Journal Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v4i4.448

Abstract

Sebagian besar pencemaran berasal dari proses industri dan pertambangan, terjadinya pencemaran logam berat pada sebuah perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh buangan limbah industri dan pertambangan. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan analisis risiko keseharan lingkungan (ARKL) dimana faktor-faktor risiko diukur pada waktu yang sama untuk memberikan prediksi besarnya risiko kesehatan akibat logam berat Pb, Cd, dan Cr yang terkandung dalam udang putih (Litopenaeus vannamei). Populasi dalam penelitian ini adalah petani tambak yang mengonsumsi udang putih sebanyak 20 orang. Pengukuran kandungan logam berat Pb, Cd dan Cr pada udang putih dilakukan pada 3 titik sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam berat Pb dan Cd tidak terdeteksi kandungannya pada udang putih di tambak Biringkassi sedangkan kandungan Cr terdeteksi pada titik I yaitu 3,68 mg/kg. pada titik II yaitu 3,06 mg/kg, dan pada titik III yaitu 3,40 mg/kg, yang telah melebihi syarat berdasarkan GB 2762 (Global Agricultural Information Network) yaitu sebesar 2,0 mg/kg. Karakteristik risiko pada udang putih di tambak Biringkassi juga dihitung dalam penelitian ini yang dimana, untuk pajanan realtime pada petani tambak adalah 3,97 dan untuk RQ lifetime adalah 235,94. Estimasi karakteristik risiko yang diterima oleh petani tambak tidak aman dari efek non karsinogenik untuk pajanan realtime dan lifetime. Para petani tambak Diharapkan untuk waspada dan mulai mengurangi jumlah asupan udang putih di sekitar tambak Biringkassi yang sudah mulai mengandung Cr agar tidak mengalami risiko Kesehatan terhadap paparan logam berat kromium. Selain itu, Diharapkan pemantauan secara berkala oleh pemerintah terkait pencemaran logam berat khususnya kromium disekitar tambak Biringkassi Kabupaten Pangkep.
Analisis Pola Konsumsi Mikronutrien Pada Anak Autism Spectrum Disorder (ASD) Di Kota Makassar Tahun 2022 Yahya, Rachmadina; Wardiah Hamzah; Abd. Gafur; Nasruddin Syam; Septiyanti
Window of Public Health Journal Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v4i1.488

Abstract

Autism Spectrum Disorders (ASD) adalah suatu gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh melemahnya kemampuan bersosialisasi dan bertingkah laku. Jumlah kasus anak ASD usia 5-13 tahun pada tahun 2014 di Kota Makassar sebanyak 185 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola dan perbandingan konsumsi mikronutrien (Ca,Cu,dan Zn) terhadap tingkat keparahan pada anak ASD di Kota Makassar Tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian diperoleh terdapat 19 anak ASD berjenis kelamin laki-laki dan 11 anak ASD berjenis kelamin perempuan. Hasil  uji statistik hubungan antara pola konsumsi Ca, Cu dan Zn terhadap tingkat keparahan anak ASD masing-masing variabel yaitu pola konsumsi Ca terhadap tingkat keparahan ( p = 0,37 > 0,05), pola konsumsi Zn terhadap tingkat keparahan (p= 0,21> 0,05) dan pola konsumsi Cu terhadap tingkat keparahan (p= 0,41> 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan antara kedua variabel. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa tingkat keparahan dengan persentase terbesar pada kategori autism tingkat rendah adalah 76,6%, kategori autism tingkat sedang 13,3% , kategori autism tingkat berat 10,0% dan tidak ada hubungan antara asupan kalsium (Ca), seng (Zn), dan tembaga (Cu) dengan tingkat keparahan anak ASD. Disarankan bagi orang tua perlu penyuluhan terkait konsumsi kecukupan (Ca, Cu dan  Zn) dan pemilihan bahan makanan yang baik untuk anak serta bagi penelitian selanjutnya dapat meneliti terkait permasalahan anak ASD terkait pola konsumsi yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Perilaku Pencairan Pengobatan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Kampung Muari Kecamatan Oranbari Kabupaten Manokwari Selatan Sidik, Nur Khofifah; Andi Asrina; Nasruddin Syam
Window of Public Health Journal Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v3i4.542

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit tropis yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam dan menganalisis secara mendalam mengenai perilaku pencarian pengobatan penyakit malaria. Jenis penelitian ini adalah quasi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang diantaranya 6 informan biasa yang dipilih dengan menggunakan tehnik purposive sampling, 1 informan pendukung yaitu keluarga pasien, penyakit malaria dan informan kunci dari penanggung jawab penyakit malaria di Puskesmas Oransbari. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat Kampung Muari dalam Perilaku pencarian pengobatan penyakit malaria yaitu pertama adalah tidak melakukan apa-apa (no action) hal ini karena  masyarakat menganggap gejala yang di rasakan tidak begitu  parah, selanjutnya pengobatan sendiri (self treatment) adalah mencari obat ke apotek, pengobatan tradisional adalah dengan meracik tumbahan sebagai obat, tumbuhan yang digunakan yaitu daun pepaya dan cocor bebek, pengobatan ke warung-warung sudah tidak di gunakan kerana ada surat larangan dari BPOM, pengobatan modern adalah pengobatan yang dilakukan ke puskesmas dan rumah sakit, pengobatan ke dokter pratik (privte medicine) yang dilakukan ke dokter partik masyarakat menilai bahwa pelayanan yang baik dan tepat. Masyarakat kampung muari perlu diberikan penyuluhan mengenai penyakit malaria, sehingga stigma masyarakat tentang gejala malaria yang sembuh dengan sendirinya dapat berubah. Disarankan kepada petugas kesehatan pemberantasan penyakit malaria untuk perlu meningkatkan pelayanan, fasilitas kesehatan dan pengawasan yang ketat bagi penderita.
Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Penyelenggaraan Makanan Di Rumah Makan Padang Makassar Lestari, Yunita; Syam, Nasruddin; Hidayat; Alfina Baharuddin
Window of Public Health Journal Vol. 4 No. 6 (2023)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v4i6.550

Abstract

Menurut Dinas Kesehatan Makassar (2018) menduduki peringkat ketiga kasus keracunan makanan dengan persentase 8,3%. Dari total 3.688 restoran, rumah makan, dan tempat makan lain yang disurvei, hanya 2.482 lokasi atau 67,3% saja yang dikategorikan sehat. Warung Makan Padang merupakan salah satu rumah makan dengan harga yang murah, dapat ditemukan dimana saja dan memiliki menu yang bervariasi khususnya di Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan HACCP dan menentukan titik kendali kritis pada makanan yang dimasak langsung dan makanan yang dipanaskan kembali di Rumah Makan Padang Kota Makassar. Yang meliputi penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pengolahan bahan baku, penyimpanan makanan jadi, dan penyajian makanan pada makanan yang dipanaskan kembali dan makanan yang langsung dimakan. Penelitian ini berjenis deskriptif dengan observasi langsung. Lokasi penelitian ini di Rumah Makan Padang, Makassar dengan 5 Rumah Makan Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik kendali kritis terletak pada penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pencucian bahan baku, pemasakan, penyimpanan makanan jadi dan pemanasan kembali dengan peralatan yang tidak saniter, penjamah makanan kurang higiene, dan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Penerapan HACCP di rumah makan padang belum efektif dikarenakan masih belum diterapkannya prinsip-prinsip HACCP dan minimnya pengetahuan tentang HACCP.
Pencegahan Stunting Dengan Camilan Kaya Kalsium Sebagai Makanan Tambahan Anak Balita di Desa Borisallo, Kec. Parangloe, Kab. Gowa Wardiah Hamzah; Nasruddin Syam
ASPIRASI : Publikasi Hasil Pengabdian dan Kegiatan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): Maret : ASPIRASI : Publikasi Hasil Pengabdian dan Kegiatan Masyarakat
Publisher : Asosiasi Periset Bahasa Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/aspirasi.v2i2.355

Abstract

Increased food production requires fertilizers and pesticides. Fertilizers are used to increase soil fertility and pesticides are used to eradicate pests in food crops and plantations. Problems of farmers in Pucak Village, Kec. Tompobulu as a partner does not know the level of exposure to pesticides, does not know the impact of pesticides on health problems and does not have Personal Protective Equipment (PPE) when spraying. The solutions are: (1) Counseling on prevention and the impact of the use of fertilizers and pesticides on the incidence of dermatitis, (2) Provision of PPE in the form of masks and gloves in fertilizing and spraying pesticides. The results of community service are (1) Counseling on prevention and the impact of using fertilizers and pesticides on the incidence of dermatitis, which is carried out by conducting home visits. Farmers experienced an average increase in knowledge of safe and healthy fertilizing and pesticide spraying management, (2) Provision of PPE, especially hats, masks and gloves to farmers. Abstract: Increasing food production requires fertilizer and pesticides. Fertilizer is used to increase soil fertility. Fertilizer has a negative impact in the form of disease and poisoning on farmers in Borisallo Village, Kec. Parangloe, Kab. Gowa as a partner does not yet know how to prevent exposure to organic fertilizers on health, there is no provision of micronutrient supplementation (Calcium, Magnesium, Zinc, Boron and Vitamin D) as an increase in body immunity and detoxification of fertilizer exposure poisoning and there is no availability of Personal Protective Equipment in managing fertilizers in the form of masks and gloves for farmers. The solutions are: (1) Counseling on preventing fertilizer exposure to farmers, (2) Providing micronutrient supplementation (Calcium, Magnesium, Zinc, Boron and Vitamin D) to increase body immunity and detoxify fertilizer poisons, (3) Providing Personal Protective Equipment (PPE) in the form of masks and gloves when carrying out inorganic fertilization on farmers. The results of community service are (1) Counseling on prevention and the impact of using organic fertilizer on health, which is carried out by conducting home visits. Farmers experienced an average increase in knowledge of safe and healthy management of fertilization and pesticide spraying, (2) providing micronutrients and explaining sources of other food ingredients containing micronutrients in their environment, (3) Providing PPE, especially hats, masks and gloves to farmers
Pemberdayaan Petani Melalui Penyuluhan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Desa Pucak, Kec. Tompobulu, Kab. Maros Hamzah, Wardiah; Batara, Andi Surahman; Syam, Nasruddin
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 01 (2023): January
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v3i01.190

Abstract

Farmers who are physically and mentally healthy will increase work productivity, thereby increasing the welfare of their families. An unergonomic working position for farmers while working can cause fatigue, injury and work accidents. Problems of farmers in Pucak Village, Kec. Tompobulu as a partner namely; do not know the impact of fatigue and work accidents, do not know and measure ergonomic work positions, and do not do gymnastics and ergonomic work positions before work. The solutions offered are: (1) Counseling on work fatigue and accidents, (2) Measurement of ergonomic work positions and (3) Exercise training and ergonomic work positions. The results of the activity are (1) increased knowledge about the effects of fatigue and work accidents, (2) the working position of farmers is generally at risk of experiencing musculoskeletal disorders. Farmers also know ergonomic work positions, as well as (3) ergonomic exercises before work and ergonomic positions when working according to farmers' conditions. It is recommended that cross-sectoral involvement in creating a Safety Farming Village, training in providing first aid for musculoskeletal disorders.
Pemanfaatan Sumber Air Bersih Yang Sehat Bagi Masyarakat Di Desa Pucak Kec. Tompobulu, Kab. Maros Abd. Gafur; Hamzah, Wardiah; Syam, Nasruddin
Window of Community Dedication Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.v3i1.787

Abstract

Dug wells are one of the sources of clean water used by the people of Pucak Village, Kec. Tompobulu, Kab. Maros Clean water is used for various daily activities. The quality of dug well water that does not meet the requirements will be a source of disease transmission. Problems faced by the community are the absence of clean water source sanitation inspections, interventions to clean water sources that are physically and bacteriologically ineligible and the lack of environmental health education related to clean water sources. The solutions offered are; (1) Inspection of environmental sanitation and quality inspection of clean water sources, (2) Interventions of clean water sources that do not meet health requirements by providing chlorine (Ca (ClO) 2) in well water, (3) Counseling environmental sanitation in relation to public health . Dug well sanitation inspection results show that there is a low risk of 6 (60%), moderate by 2 (20%), high by 1 (10%), very high by 1 (10%) of 10 wells. Physical quality, namely as many as 2 (20%) experienced turbidity, 1 (10%) that smelled and tastes. While the bacteriological quality showed that 6 (60%) of the samples taken did not meet the requirements. Provision of chlorine (Ca (ClO) 2) in community dug wells has improved water quality to become turbid, smelly and tasteless. Public health education provides knowledge and information on water and drinking water treatment. It is recommended that there be guidance and assistance to the community in managing clean water from puskesmas or universities
Pengembangan Teknik Komunikasi Kader dalam Memberikan Penyuluhan Balita Stunting Hamzah, Wardiah; Syam, Nasruddin; Sartika
Window of Community Dedication Journal Vol. 2 No. 2 (Desember, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.v2i2.1763

Abstract

Kader sebagai ujung tombak kegiatan di Posyandu harus mampu memberikan penyuluhankepada masyarakat mengenai stunting dengan menggunakan teknik komunikasi yang bisaditerima masyarakat yang datang di Posyandu. Namun tidak semua kader dapat melakukanteknik komunikasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat bertujuanuntuk mengembang teknik komunikasi kader Posyandu dalam memberikan penyuluhan balitastunting dengan metode pelatihan di Desa Borisallo yang dihadiri 20 orang kader posyandu yangdievaluasi menggunakan pre-post test . Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatankemampuan kader Posyandu dalam teknik komunikasi dan peningkatan kemampuan kaderPosyandu dalam memberikan penyuluhan balita stunting. Disarankan agar pihak Puskesmasmemberikan pendampingan pada saat kader memberikan penyuluhan mengenai stunting.
Pencegahan Risiko Kesehatan Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Petani di Desa Borisallo, Kec. Parangloe, Kab. Gowa Ulfah Sulaiman; Irna Diyana Kartika; Nasruddin Syam; Wardiah Hamzah
Indonesia Bergerak : Jurnal Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Indonesia Bergerak: Jurnal Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/inber.v2i1.157

Abstract

Increased food production requires fertilizers and pesticides. Fertilizers are used to increase soil fertility and pesticides are used to eradicate pests in food crops and plantations. Problems of farmers in Pucak Village, Kec. Tompobulu as a partner does not know the level of exposure to pesticides, does not know the impact of pesticides on health problems and does not have Personal Protective Equipment (PPE) when spraying. The solutions are: (1) Counseling on prevention and the impact of the use of fertilizers and pesticides on the incidence of dermatitis, (2) Provision of PPE in the form of masks and gloves in fertilizing and spraying pesticides. The results of community service are (1) Counseling on prevention and the impact of using fertilizers and pesticides on the incidence of dermatitis, which is carried out by conducting home visits. Farmers experienced an average increase in knowledge of safe and healthy fertilizing and pesticide spraying management, (2) Provision of PPE, especially hats, masks and gloves to farmers. Abstract: Increasing food production requires fertilizer and pesticides. Fertilizer is used to increase soil fertility. Fertilizer has a negative impact in the form of disease and poisoning on farmers in Borisallo Village, Kec. Parangloe, Kab. Gowa as a partner does not yet know how to prevent exposure to organic fertilizers on health, there is no provision of micronutrient supplementation (Calcium, Magnesium, Zinc, Boron and Vitamin D) as an increase in body immunity and detoxification of fertilizer exposure poisoning and there is no availability of Personal Protective Equipment in managing fertilizers in the form of masks and gloves for farmers. The solutions are: (1) Counseling on preventing fertilizer exposure to farmers, (2) Providing micronutrient supplementation (Calcium, Magnesium, Zinc, Boron and Vitamin D) to increase body immunity and detoxify fertilizer poisons, (3) Providing Personal Protective Equipment (PPE) in the form of masks and gloves when carrying out inorganic fertilization on farmers. The results of community service are (1) Counseling on prevention and the impact of using organic fertilizer on health, which is carried out by conducting home visits. Farmers experienced an average increase in knowledge of safe and healthy management of fertilization and pesticide spraying, (2) providing micronutrients and explaining sources of other food ingredients containing micronutrients in their environment, (3) Providing PPE, especially hats, masks and gloves to farmers
Edukasi Pencegahan dan Detoksifikasi Pajanan Pestisida pada Petani Melalui Suplementasi Mikronutrien di Desa Borisallo, Kec. Parangloe, Kab. Gowa Nasruddin Syam; Arni Isnaini Arfah; Wardiah Hamzah; Irna Diyana Kartika
Jurnal Pengabdian Bidang Kesehatan Vol. 2 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian Bidang Kesehatan
Publisher : PPNI UNIMMAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57214/jpbidkes.v2i4.140

Abstract

Increasing food production requires pesticides to eradicate pests and leafhoppers that interfere with the growth of food crops and plantations. Pesticides have a negative impact in the form of disease and poisoning on farmers. Farmers are a work that is mostly carried out by the community in Borisallo Village, Parangloe District, Gowa Regency and is a partner in this service. The problems faced by partners are the lack of preventive counseling caused by pesticide exposure to farmers, the lack of micronutrient supplementation to increase body immunity and detoxification of pesticide exposure poisoning, and the unavailability of PPE in managing pesticides in the form of masks and gloves for farmers. The solutions are: (1) Counseling on the prevention of pesticide exposure to farmers, (2) Providing micronutrient supplementation to increase body immunity and detoxify pesticide toxins, (3) Providing PPE in the form of masks and gloves in spraying pesticides on farmers. The activity was carried out for 4 months with funding from the UMI Waqf Foundation. The results of the implementation of PKM (1) Counseling on the prevention of fertilizer exposure to 15 existing farmers, (2) Then continued with the provision of micronutrients and explanation of other food sources that contain micronutrients around the environment (3) Ended with the provision of PPE in the form of masks and gloves that can be used when managing and spraying pesticides. It is recommended to have thorough and periodic health checks on farmers, technical guidance related to healthy and safe fertilization methods continuously and switch to the use of organic or plant-based pesticides