Dalam perkembangan industri konstruksi yang pesat, manajemen konstruksi dituntut atas perencanaan pekerjaan yang terintegrasi, cepat, dan efektif. Konsep kerja terintegrasi dan kolaborasi tersebut dimungkinkan dalam suatu sistem informasi yang disebut Building Information Modelling (BIM). Penerapan Autodesk Revit, sebagai salah satu software BIM, perlu didorong dalam proyek-proyek yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah kebutuhan volume material beton dan baja pekerjaan struktural dari hasil pemodelan menggunakan Revit, serta besar perbedaannya dengan kebutuhan material beton dan baj pada hasil perencanaan pada BOQ pada proyek pembangunan Gedung Serbaguna GKI Pengharapan Jayapura. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung ulang perencanaan kebutuhan volume material baja dan beton pada pekerjaan struktural Gedung Serbaguna GKI Pengharapan Jayapura dengan menggunakan Autodesk Revit. Pemodelan dilakukan dengan berpedoman pada Detail Engineering Design (DED) dan SNI 2847:2019 ssebagai acuan pemodelan detail pekerjaan struktural. Hasil volume material diperoleh melalui Quantity Take off (QTO) secara langsung pada Autodesk Revit serta penyusunan Bar Bending Schedule (BBS). Setelah pemodelan 3D pada Revit dan penyusunan BBS, diperoleh hasil kebutuhan volume material beton sebesar sebesar 809.883 m3 dan kebutuhan material baja tulangan 98.346,848 kg. Sedangkan, kebutuhan volume kebutuhan material beton pada BOQ sebesar 808.474 m3 dan kebutuhan volume baja tulangan sebesar 130.444,145 kg. Dengan demikian, diketahui bahwa kebutuhan volume atas material beton menunjukkan perbedaan selisih sebesar 1,409 m3 atau 0,17% dan kebutuhan baja tulangan perbedaan kebutuhan volume sebesar 32.097.297 kg atau 24,61%. Perbedaan hasil kebutuhan material beton dan baja tulangan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain efektivitas software Revit yang mampu memodelkan tulangan dan beton secara lebih akurat, sesuai dengan kebutuhan lapangan, dan mampu menghasilkan angka kebutuhan volume secara automatis.